https://www.academia.edu/s/1b31e7b731
DAS ibaratnya seperti mangkok
Sungai Rongkong
Kab. Luwu Utara
Batas DAS mengontrol aliran permukaan,
bukan aliran air tanah: Kebocoran DAS
Pengertian DAS
• DAS adalah landscape dengan batas alam
• Membatasi aliran permukaan (surface runoff) dan
tidak membatasi aliran air tanah (groundwater
flow)
• Aliran air tanah dikontrol oleh struktur geologi
(Cekungan Air Tanah/CAT)
• Seluruh wilayah daratan di muka bumi (yang
bertopografi) habis terbagi oleh batas DAS
• DAS merupakan ekosistem
• Satu DAS terdiri dari banyak (puluhan) Sub-DAS
Pentingnya Batas DAS:
Menganalisa keterkaitan (interrelationship)
dan ketergantungan (interdependecies)
antara komponen ekosistem (penutupan
lahan, faktor pembentuk DAS dan
karakteristik pengaliran air), antara dampak
on-site dan off-site antara wilayah hulu dan
hilir.
Energi Tingginya intensitas
hujan
Pentingnya
Pengelolaan Resistensi Rendahnya kapasitas
DAS infiltrasi
Proteksi Rendahnya kualitas
tata-kelola sumberdaya
alam
Forest Watershed Functions (Fungsi Hutan sebagai
perlindungan Daerah Aliran Sungai/DAS)
Fungsi Hutan sbg Perlindungan DAS:
• Mengatur tata-air, kuantitas air yang
relatif stabil di musim hujan dan
kemarau.
• Mengendalikan erosi dan sedimentasi.
• Memelihara kualitas air.
Karakter Hidrologi:
• Hasil air (water yield)
• Aliran banjir (stormflow)
• Aliran dasar (baseflow)
• Erosi permukaan (surface erosion)
• Erosi bentuk (morpho-erosion)
• Hasil sedimen (sediment yield)
Aliran dasar: Bagian dari debit aliran yang
berasal dari aliran air tanah.
Mitos 1:
Penutupan hutan
sepenuhnya
mengontrol karakter
Hidrologi DAS
Fungsi hutan dalam perlindungan DAS ditentukan oleh kombinasi berbagai
faktor pembentuk DAS-nya, bukan semata pentutupan hutannya.
topografi iklim
penutupan geo-
lahan morfologi
tanah geologi
FAKTA
• Karakteristik tata air DAS ditentukan oleh biofisik
pembentuknya, seperti geologi, geomorfologi, tanah,
topografi, kondisi pengaliran.
• Kondisi biofisik DAS bervariasi yang menyebabkan
setiap DAS memiliki respon yang unik terhadap curah
hujan.
• Perubahan penutupan lahan merupakan indikator
penting perubahan hidrologi DAS memperhatikan
kondisi fisiografi DAS lainnya relatif tidak cepat
berubah secara drastis, kecuali kondisi pengaliran
sungai oleh penambangan pasir dan batu sungai.
Tiga penyebab utama banjir bandang Masamba,
Luwu Utara yaitu : Curah hujan tinggi pada
daerah dengan topografi curam , kondisi tanah,
dan perubahan hutan menjadi kelapa sawit.
Pantauan dari Satelit menunjukkan adanya
penggundulan hutan di beberapa titik yang
beralih fungsi menjadi lahan perkebunan
khsusnya Sawit (PikiranRakyat.com, 2020,
Santoso and Aranditio, 2020).
Penyebab banjir bandang di Jember, Jawa
Timur (Jatim) adalah tingginya curah hujan.
Yang terjadi perubahan fungsi hutan dari
hutan lindung dijadikan kebun kopi. "Hutan
lindung dan cagar alam di atas masih cukup
bagus. Tapi memang ada perubahan fungsi
hutan. Di atas terdapat perkebunan kopi,"
kata Ka'ban (Menteri Kehutanan)
(detikNews, 2006).
Kesalahan pembandingan karakter hidrologi DAS hanya dari penutupan lahannya, tanpa memperhatikan
secara teliti komponen pembentuk DAS dan potensi kebocoran DAS.
DAS Berpasangan
Mitos 2:
Penebangan hutan
penyebab utama
kerusakan hidrologi
DAS
Tiga sisi peran hutan dalam
Pengaturan Tata Air DAS
A. Tegakan Pohon
- ET (evapotranspirasi) Tinggi (Hutan: sekitar 1500 mm vs Tanaman
Semusim 1200 mm)
- Stratifikasi tajuk (mengendalikan laju erosi)
B. Tanah Hutan
- Serasah Tinggi = Bahan Organik Tinggi
- Kaya jaringan perakaran dalam = Kaya Biopori
- Laju INFILTRASI & PERKOLASI Tinggi
C. Landscape
- Tanpa pengolahan tanah= erosi rendah
- Tidak ada jalan/saluran irigasi = penahanan air (water retention)
tinggi
- Penyerapan air tinggi
B dan C >> A = Hutan berperan sebagai Pengatur Tata Air
30 - 45 30 - 45
20
Q DAS (1915-1942)
18
Q DAS (1951-1972)
16
Debit Sungai (m3/detik)
14
12 Q DAS (1915-1942)
10
Q DAS (1951-1972)
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Mitos 7:
Hutan mencegah
banjir
Fakta: Hutan dan Banjir
• Hutan hanya mampu mengendalikan banjir yang
ditimbulkan oleh hujan intensitas RENDAH & SEDANG
(< 100 mm/24 jam).
• Mengingat semakin besar intensitas hujan, semakin
melampaui kapasitas hutan menahan laju aliran
permukaan (water retention capacity), sehingga pada
titik tertenu besarnya aliran permukaan sama antara
wilayah berhutan dan tidak berhutan.
• Karena itu DAS dengan hutan yang baikpun di masa lalu
tidak luput dari banjir.
• Kerusakan hutan dan tata guna lahan yang dipicu oleh
perubahan iklim membuat DAS semakin sensitif
terhadap banjir dan bencana tanah longsor.
Penyebab utama banjir
bandang (Prabowo, D. 2019).
• Karakter hujan: Tingginya intensitas hujan, distribusi dan
lamanya.
• Hidrologi DAS: Kualitas penutupan lahan, kelerengan lahan,
kedalaman tanah, terjadinya bendungan alami (oleh
longsoran tanah, pohon tumbang, kayu lapuk) di hulu DAS.
• Hidrolika sungai: Kerapatan aliran, pola jaringan sungai,
gradien dan jarak sungai antara hulu dan hilir (menentukan
waktu konsentrasi air).
Hilangnya fungsi dataran banjir (flood-plain)
GS Garis Sempadan (GS)
DEBIT > 50 TAHUNAN BANJIR
DATARAN BANJIR
DATARAN BANJIR (“FLOOD PLAIN”)
SUNGAI
M.A.B
M.A.N MODEREN
SISWOKO
Perumahan Padat Sekitar Sungai
Banjir bandang di tekuk lereng (break of slope)
Cicurug, 21 September 2020.
Mitos 8:
Reboisasi di wilayah hulu
DAS dalam jangka pendek (<
5 tahun) berdampak pada
pengendalian sedimentasi di
wilayah hilir
Hubungan Hulu Hilir Tidak
Linier
• Kasus di China: Mengurangi 30 % banjir dan
sedimen dari DAS seluas 100.000 Km2 diperlukan
waktu 20 tahun
• Disebabkan oleh tingginya temporary storage
sediment.
• Besarnya laju sedimen di outlet DAS tidak
berkorelasi dengan perbaikan di DAS hulu.
• Diperlukan waktu minimal 10 tahun untuk
mengevaluasi dampak restorasi hutan thd
perbaikan tata air DAS.
Kesimpulan:
1. Peran hutan terhadap perlindungan DAS tidak bisa digeneralisasi, melainkan sangat
spesifik lokasi, memperhatiakan setiap DAS adalah unik.
2. Peningkatan fungsi Hutan terhadap perlindungan DAS tidak cukup dengan pengelolaan
tegakan hutannya, melainkan perbaikan landscapenya untuk memelihara kapasitas
infiltrasi tanah.
3. Semakin seringnya kejadian ekstrim oleh perubahan iklim berdampak pada tingginya
frekuensi banjir dan longsor. Upaya perlindungan hutan yang masih ada karena itu adalah
sama pentingnya dengan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL).
4. Perlunya perlindungan hutan pegunungan dari perluasan perkebunan dan kota.
5. RHL di Hulu DAS tidak secara cepat mengendalikan laju sedimentasi di wilayah hilir. Perlu
waktu minimal 10 tahun untuk mengevaluasi dampak RHL pada penurunan sedimentasi di
wilayah Hilir.
Mempertajam Pengelolaan DAS dg Prinsip Pendekatan Lanskap
1. Pengelolaan yg adaptif 7. Hak dan kewajiban
2. Isu bersama sbg ‘entry (jelas)
point’ 8. Participatory monitoring
3. Multi skala 9. Resilien/Tangguh
Sayer et al, 2013 4. Multi fungsi (mengatasi ancaman dan
5. Multiple stakeholders kerentanan)
6. Trust dan transparansi 10.Kapasitas pelaku dan
pemangku yang kuat
Hasil review penerapaan Landscape Approach di tropics (sampai dengan 2020)
E-mail:
edipurwanto@tropenbos-indonesia.org
Website: www.tropenbos-indonesia.org
Facebook: @tropenbos.indonesia.org
Twitter: @tropenbosID