Hal- hal yang bisa mempengaruhi hasil air (water yield) dan kualitas air adalah: ¨ Kegiatan tata guna lahan yang mengubah bentang lahan dalam suatu DAS. ¨ Pembalakan hutan (forest logging). ¨ Perubahan dari 1 jenis vegetasi hutan menjadi vegetasi lainnya. ¨ Perladangan berpindah ¨ Perubahan tata guna lahan hutan menjadi pertanian or padang rumput. Hal-hal di atas juga akan mempengaruhi distribusi dan pola curah hujan serta perubahan iklim lokal, regional dan global. Masalah SDA , melibatkan pengelolaan vegetasi dan keteknikan Keteknikan mis waduk: dpt menampung aliran air hujan di daerah hulu mengurangi banjir di daerah hilir. Dan dimusim kemarau dpt dimanfaatkan utk air irigasi. Vegetasi: pengelolaannya di hulu dpt mengurangi aliran sedimen dan sebaliknya jg bs mengurangi hasil air krn tjd evapotraspirasi tanaman. Vegetasi dpt mempeng waktu dan penyebaran aliran air, dpt menyimpan air selama musim hujan, dpt mencegah banjir . Anggapan bhw hilangnya arel hutan dpt mengakibatkan kekeringan, ini tdk sesuai dg hasil penelitian hidrologi hutan. Vegetasi akan mentranspirasikan air hujan 35%. Jumlah aliran air meningkat apabila: 1. Hutan ditebang dlm jml yg besar 2. Vegetasi diubah dr berakar dalam menjadi berakar dangkal. 3. Penutup tanah diganti dr yg intersepsi tinggi rendah Tanah, iklim dan %tase luasan DAS mempengaruhi perub air larian. 1. Semakin besar perub tata guna lahan mk semakn besar pula perub air larian. 2. Air larian akan lbh besar pd tanah dalam dg CH tinggi. 3. Pd daerah beriklim panas perub air larian tsb rendah. KASUS DI DAERAH TROPIS Di daerah beriklim sedang, penebangan hutan kecil pengaruhnya terhadap curah hujan. Di daerah tropika basah penebangan hutan berpengaruh thd kelembaban udara curah hujan lokal turun or 50% CH di wilayah tsb adl hasil evapotranspirasi hutan dst Hasil penelitian Bernard: “Keberadaan hutan hujan tropis adlh konsekuensi adanya CH yg tinggi di daerah tsb, dg 2 fenomena: 1. Wilayah yg didominasi hutan berkayu angka CHnya > dg wilayah padang rumput (semak belukar). 2. Faktor CH yg menentukan jenis vegetasi yg tumbuh, bkn sebaliknya Pengaruh hutan thd pemanasan global melalui 2 cara: 1. Penebangan hutan atau perubahan hutan menjadi vegetasi non hutan akan mengurangi serapan CO2. 2. Pembakaran tegakan hutan atau pembakaran limbah hasil pembalakan hutan, akan meningkatkan transpor CO2 dr biosfir ke atm. CO2 adalah salah satu gas rumah kaca yg bs menahan pantulan sinar matahari dr permukaan bumi. Pengaruh hutan thd perubahan pola dan penyebaran curah hujan: 1. Pengurangan/penebangan hutan akan menurunkan ET (evapotranspirasi), dr 40 – 65 mm/th setiap pengurangan 10% luas hutan. 2, Konversi hutan menjadi tanaman pertanian atau semak belukar akan menurunkan ET sebesar 25 mm/th setiap penguranagn 10 % hutan. 3. Perubahan luas hutan menjadi ladang pertanian sebesar 30% akan menurunkan curah hujan tahunan 6 %, aliran air (run off meningkat 1%)
4. Hubungan antara luas penebangan hutan dan persentase penurunan
hujan tahunan adalah bersifat linier positif. Artinya: Smkn besar luas areal penebangan hutan, smkn besar penurunan CH thnan, dan akan lbh besar penurunannya jika areal yg ditebang tidak dilakukan penanaman kembali. 5. Penurunan CH tahunan mencapai 10 – 25 % dapat merusak ekosistem. 6. Perubahan vegetasi hutan mjd non hutan akan meningkatkan albedo , shg akan menurunkan ET bersih. Ini akan menimbulkan kelebihan energi yg sehrsnya dipakai utk evaporasi, shg energi yg berlebih tsb digunakan utk memanaskan udara shg uap air menurun CH turun. 7. Asap di atm akibat kebakaran hutan akan meningkatkan suhu shg akan menghilangkan uap air yg di atm yg sehrsnya akan mjd sumber hujan pd kondisi normal (tdk ada asap). 8. Hutan dikonversi menjadi padang rumput penurunan ET hingga 50 % dan presipitasi turun 20 %. 9. Distribusi CH di Asia Tenggara tjd karena: 1. Sbg respon dari tingginya suhu permukaan lautan India (> 28° C) evaporasi air laut meningkat. 2. Bersamaan dg itu udara di sekitar permukaan laut menyatu dg udara yg berasal dr tempat yg lebih tinggi. Dua faktor ini akan menimbulkan terbentuknya awan basah. Dipihak lain adanya perbedaan suhu antara permukaan laut dan permukaan daratan akan menyebabkan terbtknya sirkulasi monsum, dan inilah yg menyebabkan hujan, bukan dr hasil ET vegetasi hutan di wilayah Asia Tenggara. PEMBALAKAN HUTAN (Forest felling)DAN ALIRAN AIR Pembalakan hutan di hutan hujan tropis adalah dg sistem tebang pilih (selective cutting system): - dipilih pohon komersial dg diameter batang 50 cm, - shg kondisi hutan mjd tdk beraturan (spt mozaik), - ada bagian hutan yg rusak terkena alat-alat berat - ada bagian yg mengalami gangguan terkena pohon yg roboh - tjd pembukaan tajuk shg cahaya matahari bs mencapai permukaan tanah, shg permukaan tanah dan udara di atasnya mjd lebih hangat. Kelembaban tanah meningkat dengan adanya bukaan tajuk, karena: 1. Pertumbuhan anakan2 pohon pd tempat yg terbuka tsb. akan membentuk luasan tajuk yg lebih kecil dr luas tajuk seb pembalakan shg intersepsinya jg kecil. 2. Jumlah radiasi bersih pada permukaan tajuk vegetasi muda tsb lebih kecil dari tajuk vegetasi tua. 3. Pd vegetasi muda, sistem perakarannya blm intensive dan dalam, shg transpirasi juga lebih kecil dibanding vegetasi tua 4. Pd daerah yg tajuknya terbuka tsb maka evapotrasnpirasinya berkurang dan jumlah air hujan yg akan mencapai permukaan tanah lebih besar. 5. Kelembaban tanah pd daerah yg terbuka jg bisa lebih rendah (kelembabannya renda), ini bs terjadi karena: Turunnya laju infiltrasi, yg disebabkan trjdnya pemadatan tanah oleh alat-alat berat. Meskipun ada evapotranspirasi akan tetapi nilainya tetap lebih kecil daripada besarnya kehilangan air yg tidak bs masuk ke dalam tanah krn rusaknya permukaan tanah oleh alat berat. Apabila kerusakan tanah hutan sbg akibat pembalakan < 10 % dari luas total, make tambahan presipitasi bersih sbg akibat berkurngnya evapotranspirasi akan meningkatkan hasil air. Apabila kerusakaannya > 20 % mk bertambahnya kelembaban krn berkurangnya evapotranspirasi akan tetp meningkatkan hasil air aliran airnya adalah aliran cepat . Konsumsi air oleh vegetasi di tempat terbuka akibat pembalakan < konsumsi air oleh vegetasi di hutan yg tidak ditebang. Pembalakan dengan cara tebang pilih tidak memberikan pengaruh nyata terhadap besarnya hasil air total bulanan dan besarnya laju aliran lambat selama musim kemarau. Pembalakan dengan cara tebang habis, menunjukkan pengaruh nyata thdp besarnya hasil air total bulanan dan besarnya aliran lambat selama musim kemarau. Perubahan tataguna lahan hutan hujan tropis mnjadi padang rumput (di Australia) menunjukkan peningkatan aliran air sebesar 10 % atau 297 mm. CH di daerah ini > 2500 mm, aliran air mingguan meningkat dari 14 mjd 60 %. ¨ Perubahan (konversi) hutan hujan tropis menjadi perkebunan teh di Kenya (Afrika Timur), kecil pengaruhnya terhadap aliran air tahunan, air larian maupun tingkat sedimentasi.. ¨ Penebangan hutan di daerah tropis terhadap aliran air adalah lebih singkat bila dibandingkan dengan daerah beriklim sedang, karen pertumbuhan vegetasi di daerah tropis > cepat drpada di daerah sedang. ¨ Konversi dari hutan menjadi ladang pertanian, make akan meningkatkan aliran air jangk panjang. Semakin besar %tase DAS yg dikonversi maka semakin besar kenaikan aliran air. Kesimpulan:
1. Pembalakan hutan dengan cara tebang pilih tidak
memberikan dampak yang significant thdp aliran air total bulanan dan thdp laju aliran lambat selama musim hujan. 2. Pembalakan hutan dengan cara tebang habis memberikan dampak yg significant thdp aliran air total bulanan dan laju aliran lambat . 3. Perubahan vegetasi hutan mjd non vegetasi hutan yg bersifat permanen memberikan dampak significant thdp besarnya aliran air totl dan memberikan dampak yang cukup significant thdp laju aliran lambat. • Di Indonesia kasusnya berbeda, dimana penebangan hutan tropis di Indonesia memberikan peningkatan yg lebih besar terhadap debit aliran air. Ini disebabkan air hujan yg jatuh di hutan tropis Indonesia sebagian besar dr penguapan air laut bukan dr evapotranspirasi vegetasi hutan tropis di Indonesia, shg penebangan hutan akan meningkatkan debit aliran karena besarnya masukan CH tidak berubah. · Adanya kabut (fog) yg kemudian mengalami kondensasi dan menjadi hujan di daerah yg berkabut, juga dapat memberikan masukan air ke dalam tanaha yg cukup penting. · Adanya hutan berkabut di bagian atas suatu daerah tangkapan air dr suatu DAS, sangat penting untuk keberlanjutan pemasok air di DAS tsbt. Sehingga penebangan vegetasi di daerah tersebut tidak boleh dilakukan.