Anda di halaman 1dari 15

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembangunan dan Penataan Kebun

Pengertian lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang

mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topograrafi/relief,

hidrologi, bahkan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan

berpengaruh terhadap penggunaan lahan (Darsiman, 2008).

Tabel 1. Defenisi kelas kesesuain lahan


Kalas S1 Sangat sesuai (Highly Suitable).
Dengan ciri lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk
sesuatu penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas
yang tidak berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap
produksinya serta tidak akan menaikan masukan dari apa yang telah
biasa diberikan.
Kelas S2 Cukup Sesuai (Moderately Suitable).
Dengan ciri lahan yang mempunyai pembatas – pembatas yang agak
berat untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas akan
mengurangi produktivitas dan keuntungan dan meningkatkan
masukan yang diperlukan.
Kelas S3 Sesuai Marginal (Marginally Suitable).
Dengan ciri lahan yang mempunyai pembatas – pembatas yang
sangat berat untuk suatu pengguanaan yang lestari. Pembatas akan
menguragi produktivitas atau keuntungan dan perlu menaikkan
masukan yang diperlukan.
Kelas N1 Tidak sesuai pada saat ini (Currently not Suitable)
Dengan ciri Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat, tetapi
masih kemungkinan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki
dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional.
Kelas N2 Tidak Sesuai Permanen (Permanently Not Suitable).
Dengan ciri lahan mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga
tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.
Sumber : (Darsiman, 2008)

1
Menurut Raya (2010) Hal – Hal yang perlu diperhatikan dalam membuka

lahan yaitu kondisi lahan sekitar, kemiringan lahan, penduduk dan proses

pembukaan lahan. Kondisi tanah untuk perkebunan kelapa sawit sebaiknya

berupa tanah yang subur sehingga mampu meningkatkan produktivits tanaman.

Kemiringan lahan akan berpengaruh terhadap proses pengangkutan sarana

produksi seperti pupuk dan hasil panen. Untuk memudahkan pengangkutan, pilih

lahan dengan kemiringan maksimal 22º. Adat istiadat masyarakat juga perlu

diketahui secara jelas. Sementara pembukaan lahan yang direkomendasikan

dilakukan dengan teknik tanpa bakar (Zero Burning).

Pada pembukaan lahan kebun kelapa sawit dilakukan batas – batas blok

bersamaan dengan pekerjaan ini telah dirancang bagian jalan yang akan dibangun

seiring dengan pekerjaan imas dan tumbang. Hal ini sangat dibutuhkan untuk

kelancaran melakukan semua pekerjaan di lapangan dan pendistribusian bahan –

bahan di lapangan. Pertanaman kelapa sawit sampai tanaman belum

menghasilkan 2 jalan yang dibuat masih dengan cara manual yaitu mengorek

seluruh pinggir jalan agar air pada saat hujan tidak tergenang (Solidaridad, 2009).

1. Penataan kebun

Menurut Tim Pengembangan Materi LPP (2007), tujuan penataan kebun

adalah mengatur tata ruang/penggunaan untuk di blok tanaman, areal pembibitan,

jaringan jalan, saluran air, kantor, pabrik dan lain – lain sesuai kebutuhan.

Standart kebun dan afdeling disajikan pada tabel, sebagai berikut :

2
Tabel 2. Luas Tata Kebun
Uraian Kebun kecil Kebun besar
Besar Luas (ha) ± 5.000 ha 10.000 ha
Besar Luas I Afdeling 750 – 1000 ha 750 – 1000 ha
Luas I blok 16 – 25 ha 16 – 25 ha
Jumlahh Afdeling 7-May 10 – 14
Pembukaan Areal I 3.000 ha I. 3.000 ha
II 2.000 ha II. 3.000 ha
III. 2.000 ha
IV. 2000 ha
Kapasitas Pabrik 30 ton TBS/jam 60 ton TBS/jam (2 tahap)
Sumber : Tim Pengembangan Materi LPP

Penggunaan areal (%) secara umum untuk kebun besar. Dapat dilihat pada

tabel persentase penggunaan areal sebagai berikut :

Tabel 3. Persentase Penggunaan Areal Perkebunan Kelapa Sawit


Areal Tanam 91,96 %
Pembibitan 0,20 %
Jaringan Jalan 3,20 %
Parit 2,70 %
Parit & Kolam Limbah 0,25 %
Kantor, Rumah dan Lain – lain 1,69 %
Jumlah 100,00 %
Sumber : Tim Pengembangan Materi LPP

3
2. Desain kebun

Menurut Purba dkk, (2006). Bentuk dan ukuran blok pada areal datar

adalah bentuk dan ukuran tidak biasanya bujur sangkar atau empat persegi

panjang dengan ukuran 500m x 500m. Batas blok pada areal datar atau

berombak harus berupa jalan yang harus bisa dilalui kenderaan roda empat.

Bentuk blok pada areal bergelombang berbukit biasanya tidak harus dengan luas

yang serangam.

Batas blok pada areal bergelombang berbukit biasanya tidak harus lurus

tapi bisa berupa badan jalan yang dapat dilalui kenderaan roda empat atau jalan

setapak. Sehingga juga jaringan jalan yang memadai yang dapt dilalui kenderaan.

Lokasi Bibit yang mencukupi dan mudah dijangkau oleh berbagai macam

kenderaan. Kondisi lahan yang meliputi darat, rawa, bukit dan sungai yang dapat

dikelola sedemikian rupa agar dapat dilalui.

B. Fasilitas Jalan

Pembangunan jalan di perkebunan kelapa sawit pada waktu yang

bersamaan dengan pembukaan lahan dan selesai sebelum pertanaman dilakukan.

Peningkatan kualitas jalan disesuaikan dengan kebutuhan pengangkutan bibit,

keperluan bahan, dan tenaga kerja. Jaringan jalan harus terjangkau ke seluruh

areal dalam menunjang dan menjamin kelancaran pengangkutan. Jalan biasanya

terdiri dari badan jalan, bahu jalan, parit kanan kiri jalan dan kali lima.

Jaringan jalan dengan kondisi yang dapat dilalui setiap saat dan

menjangkau seluruh areal merupakan hal penting pada perkebunan kelapa sawit.

4
Jalan akan dipakai untuk pengangkutan bahan – bahan seperti pupuk, tenga kerja,

bibit, pengangkutan hasil, pengawasan dan lain – lain. Beberapa jalan penting

harus didahulukan pembuatanya sesuai dengan kebutuhan. Pembangunan

sekaligus tentu tidak di anjurkan karena kegunaanya sebagian belum begitu

mendesak, sehingga pembangunan harus dibuat secara bertahap.

Pembangunan jalan dan kondisinya sangat dipengaruhi oleh topografi,

sifat fisik tanah dan cuaca. Jaringan jalan pada areal datar berombak umumnya

lurus dan cukup mudah dibagun dan dapat berfungsi sebagi batas blok. Pada areal

bergelombang berbukit, jalan akan lebih panjang perhektarnya dan harus dibentuk

sesuai dengan keadaan topografi, pada kondisi seperti ini biasanya jalan tidak

lurus (Lubis, 2008).

C. Jenis Jalan

1. Jalan utama (Main Road)

Jalan utama (Main Road) adalah jalan yang menghubungkan afdeling ke

pabrik, emplasmenn dan keluar kebun. pada jalan penting ini lebar badan dan

bahu jalan harus 6 - 8 m dan diperlukan dan diperlukan 20 m per hektar,

diperkeras dengan batu dengan tebal 20 - 25 cm karena akan dilalui oleh

kenderaan berat 5 - 6 ton atau lebih. Badan jalan ini dibangun dengan alat berat

(Bulldozer, road grader) dan permukaan jalan dilakukan dengan compactor.

Permukaan jalan tengah lebih tinggi dengan kemiringan 2,5 % (Lubis, 2008).

Jalan utama dibuat umumnya dengan lebar seluruhnya adalah 16 m.

Panjang jalan utama 40 – 50 m/ha. Kontuksinya dengan menggunakan pasir batu

5
atau batu belah 5/7 dengan tebal 7 cm. Pembuatannya dengan menggunakan

bulldozer, dengan pengerasan 50 m/JKT sedangkan tanpa pengerasan 100 m/JKT.

Rotasi perawatan jalan utama adalah 1 x 3 bulan. Perawatan dengan cara manual

adalah 100 m/HK.(Tim Materi Pengembangan LPP).

Fungsi jalan Utama adalah transportasi alat/bahan dari ke gudang induk,

juga sebagai transportasi ke afdeling, afdeling ke pabrik , dan sebagainya.

Kontruksi jalan dikeraskan dengan sirtu batu belah 5/7 dengan tebal 7 cm.

Bentuk permukaan jalan cembung, dengan kemiringan 2,5 – 4 %. Panjang jalan

utama 40 – 50 m/ha.

2. Jalan Produksi (Production Road)

Jalan produksi disebut juga sub road atau secondary road, merupakan

cabang dari jalan utama yang menghubungkan areal produksi dan berfungsi

sebagai jalan pengumpul hasil, umumnya arah utara selatan.

Jalan produksi merupakan jalan tanah yang diperkeras dengan batu dengan

lebar 6-8 cm. Norma panjang sekitar 12-20m/ha. Pembuatan secara mekanis

dengan norma 45m/JKT. Parit jalan berukuran lebar atas = 0,5 m, lebar bawah

0,4 m, kedalaman 0,5 m, kebututah tenaga kerja 15m/HK.

Perawatan jalan produksi dengan rotasi 1 x 4 bulan pemakaian tenaga

manual 110 m/HK.(Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006).

3. Jalan Koleksi (Collecting Road)

Jalan koleksi (Collecting Road) adalah jalan yang menghubungkan areal

panen produksi dengan jalan utama, yang dibuat ditengah blok tegak terhadap

barisan tanaman. Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) diletakkan ditepi jalan ini.

6
Jalan ini lebih kecil dari jalan utama dengan lebar 5-6 m pada beberapa tempat

tertentu perlu diperkeras. Untuk 1 Hektar diperlukan jalan sepanjang 50 m. Jalan

ini menjadi sangat penting setelah panen karena akan dilalui tiap minggu sekali

oleh truk pengangkut panen (Lubis, 2008).

Jalan koleksi merupakan akses awal pengangkutan produksi. Pembuatan

jalan koleksi secara manual adalah 5 m/Hk dan pembuatan parit 10 m/HK.

Perawatan jalan koleksi dengan rotasi 1 x 4 bulan dengan tenaga manual 120

m//HK.

4. Jalan Kontrol

Jalan kontrol adalah jalan untuk pemeriksaan yang diperlukan oleh asisten,

asisten kepala, Manager dan lain-lain. Biasanya merupakan batas blok atau batas

pinggiran kebun. jalan ini lebarnya 4-5 m dan tiap hektar membutuhhkan 20 m.

sebelum jalan dibuat haruslah dibuat perencanaan pada peta kuntur (Lubis, 2008).

Parit jalan sering tidak ada tetapi dibuat dengan melandaiakan bahu jalan kearah

pinggir jalan sehingga daerah milik jalan makin sempit. (Purba, dkk, 2006).

D. Pemeliharaan Jalan dan Strategi perbaikan jalan

Menurut Lubis (2008), pemeliharaan jalan meliputi pengerasan,

penimbunan, pengupasan pada pendakian, perbaikan parit jalan, pembersihan

rumput yang tumbuh, dan mempertahankan bentuk seperti semula. Selama masa

TBM ini pemeliharaan jalan terutama pengerasan perlu dilakukan karena

frekuensi pemakainnya akan meningkat, baik untuk pengangkutan para pekerja,

pupuk, pengawasan dan lain-lain.

7
Jembatan atau titi kecil dan gorong-gorong yang belum ada harus di

bangun dan jalan sementara yang dipakai untuk penanaman ditutup. Jalan batas

blok juga harus dibuat. Parit primer, skunder, dan tertier harus dirawat dan dicuci

serta dikembalikan pada bentuk semulanya minimal 6 bulan sekali. Parit-parit

yang berliku-liku diluruskan, demikian juga yang kurang dalam perlu diperdalam

dengan ekscavator.

Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan pada musim kemarau atau sebelum

musim hujan tiba. Hal ini perlu dilakukan agar aliran air lancar, tidak

menggenang dan kayu-kayu tidak menyumbat gorong-gorong. Pada tahap awal

parit-parit kecil biasanya masih banyak tertutup dan tersumbat alirannya oleh

batang-batang kayu dan semak serta cepat mengalami pendangkalan. Pendalaman

parit yang cepat sering dijumpai akibat kondisi lapangan masih gundul sehingga

tingkat erosi masih tinggi. Perawatan parit ini dilakukan sebulan sekali secara

teratur.

Pada tanaman menghasilkan pemeliharaan jalan utama merupakan jalan

yang penting dan perlu mendapat perhatian karena kebutuhannya semakin

meningkat. Jalan ini digunakan oleh truk berkapasitas 5-6 ton minimal sekali

seminggu untuk pengangkutan panen, demikian pula untuk pengangkutan pupuk,

pekerja dan lainnya. Jalan produksi dengan arah Timur Barat mempunyai peranan

penting terutama pada musim hujan agar cepat kering dan musim ini adalah masa

panen puncak.

8
Sementara itu, pada daerah berbukit pemeliharaan jalan akan menjadi

lebih penting dan mahal bukan saja panjangnya tetapi juga kemiringanya dan

kekerasannya. Demikian pula halnya pada areal yang terlalu tergenang atau tanah

gambut. Badan jalan harus lebih tinggi, benteng jalan dan rorak perlu

diperbanyak dengan baik pada areal perbukitan yang akan berfungsi mengisap air

dari jalan agar cepat kering, disamping sebagai penyimpanan air yang akan

dilepas melalui perembasan ( Lubis, 2008).

Menurut Sianipar (2010), manual, dengan tenaga manusia meliputi

pekerjaan menutup lubang-lubang, pemeliharaan parit kiri kanan jalan yang

bertujuan untuk menjaga agar jalan tetap dalam kondisi baik.

Pemeliharaan jalan secara manual meliputi membuang rumput-rumputan

dari jalan, menarik batu-batu yang berserakan dipinggir jalan, dikembalikan ke

tengah jalan, terutama untuk menutup lubang-lubang dibadan jalan, meratakan

jalan sehingga tidak ada tempat-tempat yang kemungkinan terjadinya genangan

air, pemberian/penyiraman kerikil dilaksanakan bertahap yaitu 80% pada semester

I dan 20 % pada semester II.

Pemeliharaan jalan secara manual menggunakan alat Cangkul dan Babat,

Fungsi Cangkul untuk meratakan jalan dengan menarik batu yang tercecer di

pinggir jalan dan Fungsi Babat untuk menebang kayu-kayu yang menghalangi

jalan Pemakaian tenaga juga perlu agar lebih efektif tenaga manual untuk

membuat membelah buangan air, membuang tanah ex sorongan.

Pada cara manual pemeliharaan rutin dengan cara membabat rumput-

rumputnya. Untuk pemakaian tenaga, 100 m/HK. Untuk rotasi 1 x 3 bulan.

9
Sedangkan untuk masa tanaman menghasilkan cara manual dengan

membabat kaki lima. Cara manual 0,2 - 0,4 Hk/ha, dengan rotasi 1 x /bulan.

Pemeliharaan jalan/jembatan, Teras, Benteng dan Rorak. Sebagai berikut:

(Vademikum PT. Nusantara III, tahun 2003)

a. Pemeliharaan jalan/jembatan.

Selama masa TBM pekerjaan peningkatan jalan, terutama pengerasan

perlu dilakukan oleh karena frekuensi pemakaian jalan meningkat terus.

Peningkatan jalan meliputi pekerja:

1. Pemeliharaan jalan rutin.

2. Pengerasan jalan.

3. Pemeliharaan parit kiri kanan jalan.

Pada prinsipnya keadaan jalan yang telah ada harus dirawat sehingga

keadaannya mencapai bentuk dan lapisan permukaan seperti yang telah dibuat.

Hal – hal penting dilakukan perawatan jalan :

1. Pemeliharaan jalan rutin.

2. Penimbunan jalan dan pembentukan kembali badan jalan.

3. Pengerasan jalan.

4. Pemeliharaan parit kiri – kanan jalan.

a. Petunjuk – petunjuk Teknis perawatan jalan.

Pada prinsipnya keadaan jalan yang telah ada harus dirawat sehingga

keadaannya mencapai bentuk dan lapisan permukaan seperti yang telah dibuat

10
pada masa tanaman ulang, tanaman baru. Hal – hal penting di dalam perwatan

jalan:

1. Pemeliharaan dan perbaikan jalan di kebun agar dimulai awal permulaan

musim kemarau.

2. Keadaan lapisan permukaan dan kemiringan (antara 1 : 50 sampai 1 : 30)

harus dipelihara untuk menjamin pengeringan air permukaan dari jalan.

3. Pengaliran air adalah syarat utama (mendalamkan parit jalan).

4. Aliran ke samping dan parit harus tetap terpelihara.

5. Penimbunan lapisan permukaan selamanya harus dilaksanakan dengan

mempergunakan jenis tanah yang cocok, bila mungkin dicampur dengan pasir

atau kerikil.

6. Tanah humus ataupun tanah lembek yang mengandung bahan – bahan organik

(daun – daun dan ranting – ranting kecil busuk) sama sekali tidak boleh

dipergunakan untuk melapis permukaan ataupun menimbun lobang – lobang.

Jalan utama dipelihara dengan baik, terutama parit kiri – kanan jalan.

Rumput – rumput yang ada dipermukaan jalan harus digaruk dan dikumpulkan

pada dua jalur di atas bekas tapak ban motor. Bentuk badan jalan agar dibuat

cembung (berbentuk panggung kerbau). Jalan – jalan yang berlobang agar

ditimbun dan diratakan dimusim kemarau, pada musim hujan hanya dibenarkan

menimbun lubang dengan batu padas atau pitrun.

11
Pemeliharaan jalan utama dapat dilakukan dengan manual ataupun

mekanis ( Road Greder, Compactor).

1. Cara manual : Pemeliharaan jalan manual, rotasi 1 x 1 bulan prestasi 125

m/hk.

b. Pemeliharaan jalan produksi (Transport road) dan koleksi (collecting road)

1. Pemeliharaan jalan manual cukup dibuat mepet.

2. Pemeliharaanya bersama dengan dilakukannya pekerjaan weeding pada areal

dimana jalan tersebut berada.

3. Jalan diusahakan senantiasa cembung dan antara tiap 5 – 10 meter pada setiap

benteng jalan dibuat saluran air yang dapat mengalirkan air ke dalam parit.

4. Pengerasan dengan batu padas dan batu pitrun.

c. Pemeliharaan jembatan.

Pemeliharaan jembatan dilakukan dengan menyingkirkan seluruh

rumput – rumput yang menjalar dan tumbuh di sekitar jembatan. Pemeliharaan

rutin dilakukan pada pangkal jembatan terutama mencengah tergenangnya air

yang dapat menyebabkan kerusakan badan jalan dan tidak dapat dilalui oleh

kenderaan / truk (Vademikum PT. Nusantara III, tahun 2003).

d. Pemeliharaan teras, benteng dan rorak.

1. Pemeliharaan teras.

Pada taraf permulaan diperlukan pemeriksaan yang teratur untuk

memperbaiki teras yang rusak. Pada masa – masa selanjutnya perbaikan teras

yang terdiri memperbaiki kembali permukaannya dengan sudut miring 10º dan

memadatkan pinggirannya. Teras kontur dipelihara pada bentuk semula dan

12
ukuran semula pemeliharaan 1 tahun sebanyak 25% per tahun, prestasi 30 m/hk

(rotasi 1 x 4 tahun).

2. Pemeliharaan benteng dan rorak.

Benteng dan rorak dibersihkan 1 x 1 tahun menjelang hujan besar.

Timbunan – timbunan pasir/tanah dan lain – lain dikeluarkan dan dalam rorak dan

ditimbunkan ke benteng. Pemeliharaan 1 tahun seperti bentuk semula sebanyak

25% per tahun, prestasi 20 – 30 m/hk.

3. Pemeliharaan saluran air

Pekerjaan pencucian dan pemeliharaan parit piringan adalah pekerjaan

rutin. Pencucuian dan pemeliharaan parit tersebut bertujuan mendalamkan parit

sampai kedalam semula serta membersihkan parit dari penghalang lainnya. Pada

areal yang sering terendam dimana terdapat endapan tanah pada parit – parit

tersebut yang berakibat menghalangi pengaliran air, maka pencucian parit dapat

dilaksankan 2 x 1 tahun, sedangkan pada areal lainnya 1 x 1 tahun.

Urutan pencucuain dan pemeliharaan parit dimulai dari Outlet/parit batas,

Collector, Field drain, parit jalan.

1) Pemeliharaan parit primer (Outlet) dan parit batas (piringgan).

Pencucian parit outlet/peringgan dilakukan dengan pembabatan tandas

rumput – rumput di tebing parit serta menaikkan sampah ke atas parit dari hilir ke

hulu. Rotasi 1 x 1 tahun 100% dari inventaris parit, presatasi 10 m/hk.

Medalamkan parit outlet, terutama parit piringan/batas dapat dilakukan 1 x 1

tahun.

13
2) Pemeliharaan parit sekunder (Collector).

Jalan parit dikerjakan sesuai dengan pada Field drain. Kacangan yang

menjalar pada tebing parit dibabat tandas bersama rerumput lainnya dan sampah –

sampah dinaikkan ke atas parit. Rotasi 1 x 1 tahun, 100% dari inventaris parit.

Prestasi pencucian parit 20 m/hk.

3) Pemeliharaan parit buntu (Rorak).

Pemeliharaan rorak dilakukan dengan membersihkan timbunan – timbunan

pasir/tanah dan lain – lain dikeluarkan dari dalam rorak dan ditimbunkan ke

benteng. Rotasi dibersihkan 1 x 1 tahun menjelang hujan besar.

14
4) Pemeliharaan parit jalan.

Pemeliharaan parit jalan sama seperti yang dilakukan pada pemeliharaan

parit Field drain. Parit merupakan kunci agar jalan awet karena jika air mengalir

lewat badan Jalan maka Jalan akan cepat rusak. Dalam pembuatan Parit Drainase

berfungsi : Untuk pembuangan air dari dalam kebun ke luar kebun. Ada beberapa

jenis parit. ( Buku saku seri 23, Pusat penelitian kelapa sawit, 2006).

1. Parit Primer : Digunakan sebagai saluran pembuangan air dari lapangan ke

luar kebun, ke sungai atau anak sungai.

2. Parit Sekunder/kolektor : Digunakan sebagai penyalur air dari lapangan. Parit

sejajar dengan pembuatannya di tengah gawangan mati. Pembuatannya

disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, yaitu 1 : 4 atau 1 : 8

(1 Parit untuk baris tanaman)

Tabel 4. Ukuran Parit Drainase

Lebar Standar Standar


Lebar Dasar Kedalaman Pembuatan Pembuatan
Jenis Parit Atas (m) (m) (m) Parit Parit
Manual Mekanis
(m/HK) ( m/ JKT)

Primer /oetlet 1,2 -1,5 1,0 -1,2 0.6 – 1,0 2 60-70


0,5 -
Sekunder/Collector 0,6 – 1,0 0,6 0,3 – 0,4 2 80-100
Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

15

Anda mungkin juga menyukai