Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

BAB III
PROGRAM REKLAMASI

3.1 LOKASI LAHAN YANG AKAN DIREKLAMASI


Reklamasi merupakan usaha untuk memperbaiki (memulihkan
kembali) lahan yang rusak akibat usaha penambangan, agar kondisinya
aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali
dan dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan kemampuannya atau
peruntukannya. Pelaksanaan reklamasi akan dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan kemajuan tambang.
Lahan yang akan direklamasi akibat kegiatan penambangan dalam
kurun waktu tujuh tahun diperkirakan meliputi :
- Kuari, penambangan batu andesit dengan luas 8,70 ha dari tahun
pertama sampai tahun ketujuh. Diharapkan pada akhir tahun
pertama sudah bisa dilakukan reklamasi di sekitar area bukaan. .
- Lahan hasil tambang yang luasnya 1,38 ha dibangun untuk tempat
penyimpanan hasil tambang dari lahan bukaan tambang dari
tahun pertama sampai ke-6. Kemungkinan terjadi penumpukan
hasil tambang yaitu ketika memasuki musim hujan karena faktor
cuaca yang mengakibatkan proses pengangkutan berkurang. Letak
lahan ini tidak jauh dari kuari karena proses penumpukan
dilakukan dengan excavator atau dengan istilah estafet.
- Jalan Tambang, dalam kegiatan penambangan tersebut
mengunakan jalan tambang sebagai jalan untuk pengangkutan
bahan galian maupun tanah penutup ke tempat penimbunan dan
pengangkutan hasil tambang dengan luas ± 0,50 Ha.
- Kantor dan Mess, bangunan penunjang yang sangat vital ini
dibangun diatas area seluas 0,30 ha. Bangunan ini dibangun pada
tahun pertama penambangan dan digunakan untuk tahun-tahun
selanjutnya.
Tabel 3.1
Luas Lahan Yang Akan Direklamasi

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-1


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

Kuari tambang yang dihasilkan selama dari tahun pertama hingga


tahun ketujuh nantinya seluas 8,70 Ha dengan rincian 14.500 m² pada tahun
pertama sampai tahun keenam, sehingga luas kuari tambang ± 87.000 m².
Volume kuari tambang setelah ditambang total selama 6 tahun
sebesar 144.000 m3. Dengan rincian pada tahun pertama belum ada
penimbunan karena menggunakan metode back filling dan penimbunan akan
dilakukan mulai tahun kedua sampai tahun keenam.

3.2 TEKNIK DAN PERALATAN REKLAMASI


Teknik yang digunakan untuk pembongkaran dan perataan (penataan
lahan) adalah excavator dan dump truck. Excavator berfungsi untuk
membongkar menggali memindahkan dan memuat material kedalam truck.
Excavator juga akan digunakan untuk membuat saluran pengendali erosi.

Waste dump yang direncanakan sebagai tempat sementara tanah


penutup yang nantinya akan digunakan untuk penutupan lahan (back filling).
Mengingat bahan galian ini beserta tanah penutupnya (over burden)
dimungkinkan menyebabkan air asam tambang yang kecenderungan
mengandung material limbah B3, maka akan dibuat kolam pengendapan
sebelum aliran air disalurkan ke badan sungai. Penggalian waste dimulai pada
bagian terjauh dari arah jalan masuk transportasi penimbunan. Hal ini
dimaksudkan bahwa area tersebut dapat segera dipersiapkan untuk
digunakan sebagai area pembibitan tanaman (cover crops) dan direvegetasi.
3.3 PENATAGUNAAN LAHAN
Penataan lahan yang dimaksud disini adalah upaya-upaya yang akan
dilakukan yang meliputi pekerjaan untuk mengisi kembali lubang bekas
bukaan tambang, melakukan penataan permukaan tanah, meningkatkan
kestabilan lereng dan penaburan tanah pucuk.

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-2


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

Rangkaian pekerjaan mengisi kembali lubang bukaan dan penataan


permukaan tanah ditujukan untuk memperoleh bentuk wilayah dengan
kemiringan yang stabil yang pada akhirnya pada lahan tersebut telah siap
untuk mendukung kehidupan terutama kehidupan tumbuhan. Upaya yang
dilakukan agar lahan bekas tambang memenuhi syarat sebagai media
pertumbuhan tanaman adalah dengan melakukan penebaran tanah pucuk
(top soil spreading), melakukan ameliorasi tanah menggunakan bahan
organik dan pemupukan.
3.3.1 Sumber Material Pengisi
Area bekas tambang yang harus diisi adalah pit atau lubang bekas
bukaan tambang dan kolam pengendapan. Lubang bekas tambang diisi
dengan waste. Dengan demikian tidak ada waste menumpuk yang dapat
berdampak menyebabkan terbentuknya air asam tambang. Lubang bekas
kolam pengendapan akan diisi dengan material sekitarnya sehingga
kenampakannya menjadi rata, sehingga siap untuk direvegetasi.

3.4 REVEGETASI
Revegetasi dimulai dengan secepatnya menanam tanaman penutup
tanah dari jenis cover creops. Penanaman dilakukan secara larikan yang
diharapkan dalam waktu yang tidak lama ± 4 bulan sudah dapat menutup
permukaan tanah. Setelah tanaman penutup tanah tertanam dengan baik
(berhasil menutup tanah). Pelaksanaan reklamasi di areal bekas tambang
pada prinsipnya mengikuti urutan penataan lahan, pembuatan bangunan
konservasi untuk mengendalikan erosi dan sedimentasi, serta revegetasi.
3.4.1 Pengendalian erosi dan sedimentasi
Agar tanah pucuk yang telah ditebar tidak hanyut terangkut oleh air
(erosi) maka bersamaan dengan kegiatan penataan lahan harus pula
dilakukan pengendalian erosi dan sedimentasi. Upaya-upaya yang dilakukan
yaitu mengkombinasikan cara vegetatif dan sipil teknis.
Beberapa kegiatan pengendalian erosi dan sedimentasi yang akan
dilakukan meliputi: pembuatan teras, saluran drainase, pembuatan guludan
dan penanaman tanaman penutup tanah (cover crops).Pembuatan guludan

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-3


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

dilakukan dengan tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut arah


garis kontur atau memotong lereng.Tinggi tumpukan tanah sekitar 25 – 30
cm dengan lebar dasar sekitar 30 – 40 cm dan jarak antara guludan sekitar
10m.
Guludan berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air,
sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, dan
memungkinkan penyerapan air oleh tanah.Dengan demikian erosi berkurang.

Gambar 3.1.
Sketsa Penampang Guludan
Manfaat guludan adalah mengurangi kecepatan aliran permukaan
sehingga daya kikis terhadap tanah dan erosi diperkecil, memperbesar
peresapan air ke dalam tanah dan menampung dan mengendalikan kecepatan dan
arah aliran permukaan menuju ke tempat yang lebih rendah secaraaman.
Penenanaman tanaman penguat teras pada guludan, dapat berupa jenis kayu-
kayuan yang ditanam dengan jarak 50 cm bila menggunakan stek / stump,
atau ditabur jika menggunakan benih/biji, dan jarak tanam 30 – 50 cm jika
menggunakan jenis rumput. Pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap teras
guludan yang dibuat adalah: (a) mengeruk tanah akibat erosi yang menimbun
selokan teras untuk digunakan memperbaiki guludan, (b) memperbaiki
guludan dan memelihara tanaman penguat teras.

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-4


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

3.4.2 Revegetasi
Revegetasi merupakan kegiatan penanaman area bekas tambang
dengan tanaman sengon. Oleh sebab itu, hal yangperlu mendapatkan
perhatian lebih pada revegetasi adalah pengadaan bibit dan penanaman.

3.5 PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN


Pemeliharaan dan perawatan dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu
pada saat proses penutupan tambang yang dilakukan oleh CV. Tirta Baru
Laksana dan setelah dilakukannya serah terima kepada pihak Pemerintah
Daerah setempat dan masyarakat setempat atau perusahaan perkebunan.
Setelah itu maka Pemrakarsa CV. Tirta Baru Laksana sebagai
penanggungjawab pemeliharaan.
Upaya-upaya pemeliharaan yang dapat dilakukan antara lain: (1)
Penyuluhan masyarakat setempat mengenai bahaya kebakaran hutan dan
tata cara praktis pencegahan, pemantauan, dan penanggulangan kebakaran
hutan; (2) Pengamatan dan pengawasan sumber-sumber potensial kebakaran
hutan (lokasi pembakaran ladang dan pemukiman); (3) Pembentukan
organisasi pengendalian kebakaran yang melibatkan tokoh-tokoh masyarakat
setempat serta penyiapan sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran
agar supaya siap digunakan jika diperlukan. Adapun pemeliharaan dan
perawatan meliputi pemeliharaan tanaman penguat dan tanaman
perkebunan.

3.5.1 Pemeliharaan tanaman penguat


Pemeliharaan dan perawatan pada lahan reklamasi pada prinsipnya
adalah menjaga lahan yang telah disiapkan (reklamasi) tetap terjaga
kesuburannya dengan menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air.
Dalam pelaksanaannya konservasi tanah dan air yang dipilih adalah
kombinasi cara vegetatif dan mekanis. Cara vegetatif dilakukan dengan
menanam tanaman yang mempunyai karakteristik mudah tumbuh,
mempunyai perakaran yang rapat dan mempunyai masa yang tidak berat.
Mengacu pada karakteristik tanaman penguat maka dipilih tanaman penutup

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-5


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

tanah jenis tanaman perintis, sedang cara mekanis yang akan dilakukan
adalah membuat bangunan pengendali erosi.
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini bagian yang terpenting adalah memilih waktu
tanam dan penyiapan bibit. Waktu tanam yang tepat adalah saat awal
musim penghujan, sehingga pada saat rumput telah ditanam dilapangan
tidak mengalami kekeringan. Adapun penyiapan bibit dapat dimulai 2
bulan sampai 3 bulan sebelum pelaksanaan penanaman dilakukan. Bibit
yang dipilih adalah rumput yang dapat tumbuh dengan baik yang ada
disekitar lokasi kegiatan.
2. Tahap penanaman
Penanaman dilaksanakan dilapangan dengan cara menanam dengan
sistem larikan. Untuk itu penanaman dapat dilakukan dengan biji atau
tunas akar. Penanaman ini dilakukan supaya cepat tumbuh.
3. Tahap perawatan
Setelah tanaman ditanam dilapangan diperlukan perawatan tanaman agar
rumput dapat tumbuh rapat, karena dengan rapatnya rumput tersebut,
maka akar yang berkembang dapat berfungsi sebagai pencegah erosi.
Perawatan yang perlu dilakukan adalah pemupukan dan penyulaman.
Pemupukan dilakukan untuk memastikan tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Adapun pupuk yang diperlukan adalah pupuk
NPK. Penyulaman dilakukan untuk mengganti rumput yang tidak tumbuh
pada bagian-bagian tertentu. Penyulaman dapat dilaksanakan setiap 3
bulan selama 6 tahun. Lokasi penyulaman adalah tempat dimana rumput
tidak dapat tumbuh atau mengalami kematian.

3.5.2 Pemeliharaan Tanaman Pelindung


Pada penambangan tahun ke-1, waste dump sudah mulai ditanami
tanaman sengon untuk menghindari terjadinya rembesan air yang
mengakibatkan kelongsoran dan meminimalisirkan polusi. Penanaman

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-6


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

berlanjut mengikuti hasil penimbunan tanah penutup pada waste dump tiap
tahunnya. Berikut perkiraan perhitungan untuk reklamasi :
a. Penanaman Tanaman Kayu
Penanaman pohon kayu dengan jenis pohon Sengon ditanam dengan
jarak tanam 2 x 2 meter sebanyak 2.175 batang/Hektar dengan harga
Rp. 2.000,-/batang.
b. Pemantauan Air
Kegiatan penunjang dari reklamasi itu sendiri tidak terlepas dari air
yang berada pada sekitar area waste dump. Untuk itu, perlu adanya
pemantauan terhadap air dimana pada area ini diuji pada 2 titik
dengan pemantauan 2 bulan sekali.

Pemantauan sistem penanaman dapat dikelompokkan dalam 3 model,


yaitu (1) pola lorong (alley cropping), (2) Pola pohon pembatas (trees along
border), (3) Pola campur (random mixers). Alley cropping adalah sistem
pertanaman di mana tanaman perkebunan atau semusim ditanam pada
lorong di antara barisan tanaman pagar/pohon yang ditata menurut garis
kontur. Jenis tanaman yang cocok untuk tanaman pagar adalah tergantung
dari tujuan penanaman dan keadaan tapaknya (kesuburan tanah, ketinggian
tempat dan ketersediaan cahaya matahari). Jarak antar baris tanaman pohon
berkisar antara 1 meter sampai 2 meter (tergantung dari keadaan topografi).
Semakin curam lereng jarak antar barisan tanaman pagar dibuat semakin
dekat.
Pemanfaatan lahan secara optimal dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan hasil yang berkelanjutan, secara ekonomi menguntungkan serta
secara ekologi mampu memberikan perlindungan terhadap lahan. Trees
along border adalah barisan tanaman perdu atau pohon yang ditanam pada
batas kebun. Bila kebun berada pada lahan yang berlereng curam, maka
pagar hidup akan membentuk jejaring yang bermanfaat bagi konservasi
tanah. Pangkasannya dapat digunakan sebagai sumber bahan organik atau
sebagai hijauan pakan ternak.

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-7


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

Gambar 3.2.
Pola Pohon Pembatas (Trees Along Border)
Random mixers adalah suatu pola tanam dimana pohon sebagai
stratum paling atas ditanam pada jarak tanam yang tidak teratur pada suatu
area dan tanaman semusim/perkebunan ditanam pada startum di bawahnya.

Gambar 3.3.
Pola Campur (Random Mixers)
Pengembangan teknik penanaman juga penting diupayakan untuk
mengendalikan kerawanan terhadap erosi dan longsor. Vegetasi dapat
berfungsi sebagai tanaman konservasi longsor, antara lain dengan upaya:
1. Menggunakan tanaman sebagai upaya konservasi, seperti tanaman
penguat tanggul teras. Tanaman yang dapat digunakan untuk penguat
tanggul adalah rerumputan, seperti rumput gajah, tanaman lamtoro atau
tanaman buah-buahan.
2. Melaksanakan teknik konservasi, yaitu dengan menerapkan pola
bercocok tanam dengan jenis tanaman yang sesuai, mengatur pola tanam
yang sesuai dengan musim, dan menggunakan cara bercocok tanam yang

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-8


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

dapat memperlambat limpasan permukaan. Jenis tanaman dibedakan


sesuai dengan fungsinya, yaitu tanaman penguat tanggul teras, tanaman
penguat teras dan tanaman semusim pada lahan olah.
Konstruksi konservasi vegetatif dengan model teras bangku (lahan datar) dan
pada lahan miring dapat disajikan pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.

Guludan

Saluran
Lahan Olahan

Saluran Lahan Olahan

TAMPAK SAMPING
Lahan Olahan

Lahan
Lahan Olahan TAMPAK ATAS
Olahan

Gambar 3.4.
Konstruksi Konservasi Vegetatif Sistem Teras Bangku

Guludan Lahan Olahan


Saluran

Lahan Olahan
Saluran

Lahan Olahan

Lahan Olahan Lahan Olahan Lahan Olahan

Gambar 3.5.
Konstruksi Konservasi Vegetatif Pada Lahan Miring

Vegetasi juga bisa memegang peran dalam mengurangi terjadinya


erosi tebing melalui proses sebagai berikut :
a. Pengikatan partikel-partikel tanah oleh vegetasi

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-9


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

b. Menurunkan tingkat kelembaban tanah melalui proses


evapotranspirasi, sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya tanah
longsor. Usaha untuk meningkatkan proses evapotranspirasi ini
diantaranya dapat dilakukan dengan cara memperbanyak jumlah vegetasi,
melakukan penghijauan terutama di sepanjang aliran sungai.
c. Meningkatkan laju infiltrasi sehingga dapat menurunkan volume air
limpasan yang merupakan faktor penyebab terjadinya erosi.
d. Melalui sistem perakaran vegetasi, muatan sedimen dalam sungai dapat
diendapkan di tebing-tebing sungai sehingga dapat memantapkan tebing
sungai. Dengan kata lain, peran vegetasi dalam mencegah atau mengurangi
terjadinya erosi tebing sungai adalah bersifat melindungi (mengurangi
gerusan air sungai) dan memantapkan (mengurangi potensi longsor)
tebing sungai.
Pelaksanaan penanaman mengikuti urutan tahap persiapan, tahap
penanaman dan tahap perawatan.
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini meliputi beberapa pekerjaan yaitu penyiapan lahan,
penanaman leguminosa penutup tanah dan penyiapan bibit tanaman.
Sebelum tanaman utama ditanam radius 200 meter sekitar bukaan bekas
tambang ditanam terlebih dahulu dengan tanaman penutup tanah. Setelah
6 bulan tanaman penutup tanah ini tumbuh dilapangan barulah tanaman
utama ditanam dilapangan. Penyiapan bibit tanaman dilakukan dengan
membuat persemaian.
2. Tahap penanaman
Penanaman direncanakan akan dilaksanakan setelah tanaman penutup
tanah tumbuh dengan baik dilapangan. Penanaman dilaksanakan
dilapangan dengan kerapatan 2.175 pohon/hektar atau dengan jarak
tanam 2 m x 2 m. Bibit yang akan ditanam dapat berasal dari pembenihan
atau membeli. Pelaksanaan penanaman dijadwalkan sesuai dengan kondisi
di daerah setempat. Sebaiknya penanaman dilaksanakan pada awal musim
penghujan.
3. Tahap perawatan

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-10


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

Kegiatan perawatan meliputi pekerjaan pemupukan dan penyulaman.


Pekerjaan ini berlangsung hingga tahun ke-6 setelah penanaman.
Pekerjaan dianggap berhasil jika tanaman mampu tumbuh baik 90%.

3.5.3 Pemeliharaan Tanaman Perkebunan


Teknis pemeliharaan lahan bekas tambang yang telah direklamasi dan
revegetasi lanjutan, yaitu berkaitan dengan pemeliharaan mengenai tanaman
yang ditanam, kestabilan lereng dari jenjang lahan yang direklamasi, sistem
drainase dari lahan dan pengaman area yang telah selesai direklamasi. Pada
kondisi akhir tambang, lahan yang telah direklamasi akan dikembalikan lagi
sebagai kawasan budidaya perkebunan, yaitu tanaman :
1. Penanaman tanaman penutup tanah.
Tanaman penutup tanah harus segera ditanam setelah lahan bekas
tambang permukaan ditimbun kembali.Jenis tanaman penutup tanah yang
ditanam adalah tanaman penutup tanah dari keluarga tanaman perintis.
Dipilihnya tanaman penutup tanah dari tanaman perintis ini mempunyai
keuntungan antara lain dapat mempertahankan kesuburan tanah melalui
pengurangan laju erosi, menghambat aliran permukaan, hasil pangkasan
dapat digunakan sebagai mulsa untuk mengurangi evapotranspirasi dan
menambah kandungan C-organik tanah, menghambat naiknya garam-
garam kepermukaan tanah, memperkecil kehilangan hara akibat
pencucian serta memperbaiki sifat fisik / kimia tanah. Keluarga tanaman
perintis yang dipilih untuk ditanam adalah Calopogonium Caeruleum,
Pueraria javanica, Mucuna conchinensis, Calopoginium Mucunoides,
Centrocema Pubescens.
Penanaman tanaman penutup tanah dilakukan dengan cara menanam
campuran benih dalam larikan. Sebelum ditanam campuran benih
direndam dalam larutan Rhyzobium (10 gramRhyzobium dalam 4 liter air
untuk 10 kilogram benih). Agar tanaman penutup tanah memiliki
pertumbuhan yang baik, tanaman tersebut perlu dipupuk. Pupuk
diberikan dengan cara membenamkan campuran pupuk tersebut dalam
larikan. Pada umur tiga minggu, tanaman penutup tanah dipupuk dengan

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-11


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
LAPORAN RENCANA REKLAMASI BATU ANDESIT

pupuk majemuk 15-15-6-4 sebanyak 60 kilogram per hektar.Pada saat


tanaman tersebut telah menutup area sekitar 50%, tanaman kayu dipupuk
lagi dengan fosfat alam sebanyak 200 kilogram per hektar.Tiga bulan
setelah penaburan benih, tanaman penutup tanah diharapkan sudah
menutupi seluruh area secara merata.
2. Bangunan pengendali erosi.
Bangunan pengendali erosi dibuat sebagai pelengkap cara vegetatif untuk
meningkatkan efektifitas konservasi tanah dan air. Bangunan pengendali
erosi yang akan dibuat adalah teras. Berdasarkan fungsinya, teras
dibedakan menjadi teras intersepsi (interception terrace) dan teras diversi
(diversion terrace).Pada teras intersepsi, aliran permukaan ditahan oleh
saluran yang memotong lereng, sedangkan pada teras diversi berfungsi
untuk mengubah arah aliran sehingga tersebar keseluruh lahan dan tidak
terkonsentrasi kesatu tempat. Menurut bentuknya, teras dapat dibedakan
ke dalam beberapa bentuk antara lain: teras guludan, teras datar, teras
bangku, teras kebun dan teras individu. Berkaitan dengan pemeliharaan
dan perawatan lahan bekas tambang permukaan sebagai pelengkap cara
vegetatif akan dibuat beberapa bentuk teras. Pembuatan teras ini terutama
mempertimbangkan kemiringan lahan yang terdapat dilapangan.Teras
yang dibuat adalah teras kebun atau teras individu.
Teras kebun dibuat pada lahan dengan lereng antara 30% sampai 50%.
Pembuatan teras ini hanya dilakukan pada jalur tanaman. Ukuran lebar
jalur teras dan jarak antar jalur teras disesuaikan dengan jenis komoditas.
Lahan yang terletak antara dua teras yang berdampingan tetap tertutup
oleh tanaman penutup tanah.
Teras individu dibuat pada lahan dengan kemiringan 30% sampai
50% direncanakan pada area tanaman perkebunan yang mempunyai
penutupan tanah cukup baik. Teras dibuat berdiri sendiri untuk tiap tanaman
(pohon) sebagai tempat pembuatan lubang tanam.

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN/ CV. Tirta Baru Laksana—Desa Hargorojo III-12


Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai