Water
H20
Pyrite
Bacteria
Sulfuric
Acid
1. Membuat rencana kendali erosi dan sedimentasi sebelum dilakukan kegiatan yang dapat
mengganggu tanah.
2. Sedapat mungkin mempertahankan tumbuhan alami.
3. Meminimalkan luas dan lamanya tanah terbuka.
4. Berupaya untuk menahan sedimen di lokasi/sumbernya.
5. Mengalirkan air limpasan menjauh dari daerah yang terganggu.
6. Menstabilkan daerah terganggu sesegera mungkin.
7. Berupaya memperlambat kecepatan air limpasan yang keluar dari lokasi kegiatan.
8. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap sarana kendali erosi secara berkala.
Pengelolaan Erosi
Cover crop
Tumbuhan atau tanaman yang khusus di tanam untuk melindungi
permukaan tanah dari ancaman kerusakan erosi sekaligus untuk
memperbaiki sifat kimia dan fisika tanah.
Saluran bervegetasi
Saluran air buatan atau alami yang ditanami dengan tanaman/
tumbuhan yang sesuai untuk menyalurkan aliran permukaan agar
aman dari aktivitas erosi.
Pengelolaan Erosi
Metode Vegetatif
Mulsa
untuk melindungi permukaan tanah atau areal terbuka yang
sulit atau tidak praktis untuk ditanami dan membantu
pertumbuhan tanaman dengan cara menjaga kelembaban tanah,
pengendalian gulma dan upaya perlindungan terhadap
perubahan panas atau dingin yang ekstrim.
Hydroseeding
cairan yang terdiri dari campuran bahan pemantap struktur tanah
(bahan kimia), dan biji-bijian yang disemprotkan ke permukaan
tanah dengan tujuan untuk melindungi permukaan tanah dari erosi,
biasanya dilakukan pada tebing-tebing
Pengelolaan Erosi
Kelebihan Metoda Vegetatif
Dampak:
• terjadi pendangkalan sungai di bagian hilir, danau dan kolam
• menurunnya produktivitas lahan
• rusaknya habitat air
• keruhnya air, merugikan bagi daerah-daerah pariwisata.
• menurunnya kualitas air yang ada
• meningkatnya biaya untuk penjernihan
• sedimen sebagai pembawa bahan pencemar
• sebagai pembawa bakteri dan virus
Pengelolaan Tanah Pucuk
Untuk menjamin ketersedian
tanah pucuk pada kegiatan
rehabilitasi lahan/reklamasi sejak
tambang mulai beroperasi sampai
pascatambang (mine closure),
sangat diperlukan suatu sistem
pengelolaan tanah pucuk (top soil
management) yang baik dan tepat
sasaran
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam
Pengelolaan Tanah Pucuk
Mengidentifikasi profil tanah dan sistem perlapisan tanah
77
Penanganan Tanah Pucuk
Pada Lampiran II Kepmen 1827.K/30/MEM/2018 dijelaskan :
78
Penanganan Tanah Pucuk
Pada Lampiran V Kepmen 1827.K/30/MEM/2018 dijelaskan :
88
Pemantauan dan Perawatan Reklamasi
89
Pemantauan dan Perawatan Reklamasi
90
Reklamasi Bentuk Lain
Program Reklamasi tahap
Operasi Produksi dapat
dilaksanakan dalam bentuk
revegetasi dan/atau
peruntukan lainnya yang
terdiri atas:
a. area permukiman;
b. pariwisata;
c. sumber air; atau
d. area pembudidayaan.
Pengelolaan lubang bekas tambang
• Luasan/jumlah void mengacu pada dokumen Lingkungan Hidup dan dokumen Rencana
1 Pascatambang
• Pemanfaatan void harus sesuai kesepakatan para pemangku kepentingan (stakeholder) yang
dituangkan dalam surat permintaan dari masyarakat/ warga atau Berita Acara Konsultasi Rencana
2 Pascatambang
• Penyerahan lahan bekas tambang baik berupa area revegetasi/ lubang tambang/ bentuk lainnya
4 harus melalui mekanisme pelaksanaan pascatambang yang disetujui oleh pemberi izin.
Pengelolaan lubang bekas tambang
Wajib membuat rencana pengelolaan dalam rangka pemanfaatan
lubang bekas tambang meliputi:
a. Stabilisasi lereng
b. Pengamanan lubang bekas tambang (void)
c. Pemulihan atau pemantauan kualitas air serta pengelolaan air
dalam lubang bekas tambang (void) sesuai dengan
peruntukkannya
d. Pemeliharaan lubang bekas tambang (void)
Pemanfaatan lubang bekas tambang
2018,
September
September
2018 2019, February
Budidaya perkebunan
PT Gunungbayan Pratamacoal
Budidaya perkebunan
PT Gunungbayan Pratamacoal
Budidaya peternakan