Anda di halaman 1dari 3

LAY OUT PERSEMAIAN

I.
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam perencanaan pembuatan lay out persemaian ukurannya harus memadai. Dalam menentukan
lokasi persemaian sangat dipengaruhi oleh aspek teknis, aspek fisik dan ketenaga kerjaan.Aspek teknis
meliputi letak lokasi persemaian, jalan angkutan/aksesibilitas, luas persemaian, sedangkan untuk aspek fisik
meliputi : air, kondisi tanah/media tumbuh, kelerengan (Edris, 2001).
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan didalam merencanakan pembuatan persemaian antara
lain : penentuan lokasi persemaian yang mencakup aspek ketersediaan air, topografi, prasarana transportasi,
ketersediaan tenaga kerja dan lain-lain. Memilih lokasi persemaian dan membuat lay out persemaian agar
efesiensi pengelolaan persemaian tinggi maka pembuatan lay out persemaian yang baik sangat diperlukan.
Persemaian adalah suatu areal pemeliharaan benih yang lokasinya tetap dan dibangun dengan penataan yang
rapi dan terautur yang tujuannya berkaitan langsung dengan penghutanan kembali areal kosong dan hutan
yang rusak. Persemaian merupakan bagian penting dalam pembangunan hutan, sehingga didalam kegiatan
pembangunan Hutan Tanaman Industri pembuatan persemaian merupakan kegiatan pertama yang perlu
mendapat perhatian serius mengingat keberhasilan tanaman akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan
pengelolaan persemaian.
b. Tujuan
Praktikum ini bertujuan Untuk mempelajari perencanan pembuatan persemaian.
II.

TINJAUAN PUSTAKA
Persemaian adalah suatu tempat menyemai bahan pertanaman atau biji atau bahan vegetatif untuk
mendapatkan bibit, dimana tanaman muda itu dipelihara sampai dapat dipindahkan ke tempatnya yang tetap di
kebun pertanaman (Soediyanto dkk, 1990).

Menurut Anonim (1993), maksud dan tujuan dilakukannya persemaian adalah :


o Untuk memperoleh benih atau bibit yang bermutu tinggi dalam, jumlah yang memadai dan tata waktu yang
tepat.
o Untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil hutan berupa pohon/kayu yang sesuai dengan kondisi
tempat tumbuh, dengan menggunakan bibit yang berkualitas tinggi dari jenis-jenis yang diinginkan.
o Untuk meningkatkan daya hidup/survival tanaman dapat dilakukan dengan cara :
Mengontrol vegetasi lain yang berkompetisi dengan tanaman inti
Menghilangkan gangguan fisik terhadap pertumbuhan pohon
Pengolahan tanah untuk memperbaiki struktur tanah
Memperbaiki drainase pada daerabasah
Agar tujuan dan maksud yang diinginkan dari persemaian dapat tercapai dengan baik, maka kita perlu
melakukan kegiatan persiapan dalam pembuatan persemaian. Menurut Anonim (1993), kegiatan yang
dilakukan dalam persiapan pembuatan persemaian adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan tipe persemaian
Tipe persemaian ada tiga macam yaitu : tipe persemaian sederahana, persemaian semi permanen, dan tipe
permanen.
2. Pemilihan lokasi persemaian
Dalam pemilihan lokasi persemaian/pengadaan bibit hendaknya diperhatikan :

a. Diusahakan pada lokasi yang mudah dijangkau yaitu dekat lokasi penanaman, dekat dengan sumber air, dekat
dengan jalan angkutan, dan mudah dalam pengawasan.
b. Kondisi lapangan relatif datar dengan kemiringan kurang dari 5 %.
c. Mudah mendapat air sepanjang tahun
d. Tanah harus subur dengan tekstur ringan, bebas dari batu kerikil
3. Penentuan luas areal, pemancangan batas persemaian
Kegiatan yang dilakukan antara lain : penentuan luas areal persemaian yang harus disesuaikan dengan
rencana penanaman tiap tahun, pemancangan patok persemaian batas lapangan, pengukuran lapangan dan
pembuatan peta.
4. Persiapan fisik
Kegiatannya antara lain adalah : pembersihan lapangan dari rumput, gulma, dan semak belukar yang
mengganggu, pengumpulan tanah lapisan atas atau gambut, pemagaran, pembuatan papan nama dan
pemasangan jaringan pengairan.
5. Sarana dan Prasarana
Meliputi : kantor, tempat tinggal karyawan, gudang bengkel kerja, penyiraman, pengolah media bibit,
pemupukan, dan pengangkutan bibit.
6. Pelaksanaan Kegiatan
Meliputi : pengadaan bibit dilakukan oleh suatu organisasi pengelola dan dibuat seluwes mungkin dan dapat
menagani semua kegiatan pengadaan bibit yang ada, dan jumlah tenaga kerja disesui dengan volume
kegiatan yang ada dan dipimpin oleh tenaga pengadaan bibit yang sudah berpengalaman dan bersertifikat dan
atau teknis kehutanan.
III. METODOLOGI
a)
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal
:
Tempat
: leb kehutanan UNIB
b) Bahan dan Alat
1. Kertas gambar (kertas milimeter)
2. Alat tulis
3. Clinometer (alat pengukur kelerengan)
4. Meteran
c)
Cara kerja
1. Mempelajari peta situasi lahan kampus unib.
2. Memilih lokasi yang akan menjadi objek persemaian.
3. Menentukan dimana posisi bedeng tabur, bedeng sapih, jalan infeksi, barak kerja, tipe pengairan dan fasilitas
lain. Dalam kegiatan pengelolaan persemaian.
4. Menghitung produksi yang dapat dikeluarkan oleh persemaian yang dirancang.
5. Mencari data tetang ketersediaan tenaga kerja disekitar lokasi persemaian (desa-desa terdekat).
IV. PEMBAHASAN
Persiapan lahan bertujuan untuk menjamin daya hidup atau survival yang tinggi serta pertumbuhan
awal yang cepat untuk mendapatkan hasil akhir yang berkualitas dan menguntungkan di akhir daur
penebangan.
Pada praktikum ini terlebih dahulu dilakukan Penataan Areal Kerja yang tujuannya untuk mengatur
areal kerja tahunan ke dalam petak-petak kerja guna memudahkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Areal yang direncanakan memiliki drainase yang cukup baik tidak terlalu basah ataupun terlalu kering,
selain itu ada sumber mata air yang dapat disalurkan bila terjadi kekeringan pada musim kemarau.
Pemilihan lokasi persemaian ini telah mempertimbangkan tempatnya yang dekat dengan lokasi
pemukiman penduduk sehingga dalam pengerjaannya dimulai sampai pembuatan kantor, gudang, pondok
kerja dalam hal ini melibatkan penduduk secara langsung.
Selain itu pemilihan jenis yang tepat, pengolahan lahan, pembuatan sekat bakar, pembuatan jalur
pemeriksaan harus dirancang guna memudahkan kita dalam penanaman lahan nantinya. Khusus untuk
pengelolahan lahan kita harus memperhatikan topografi atau kelerengannya. Tujuannya adalah apakah kita
dapat menerapkan penggunaan mesin seperti traktor atau alat lainnya.Untuk meningkatkan survival dari
tanaman maka perlu dilakukan pengolahan tanah, agar tanaman memiliki tekstur dan struktur yang mantap
dan juga dengan cara pencangkulan tanah akan menjadi gembur serta penghilangan akar-akar yang dapat
memadatkan tanah.
Dalam survey awal juga telah ditetapkan batas-batas daerah yang akan dijadikan areal penanaman
dengan pemasngan patok pada tiap-tiap petak penanaman ini bertujuan agar dalam pelaksanaan system
silvikultur nantinya memilki manajemen dan pola pengawasan petak areal kerja yang bagus.
V.

KESIMPULAN

Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami tarik kesimpulan :


1. Lay out suatu persemaian harus dibuat secara baik agar efisiensi persemaian dapat maksimal.
2. Dengan manajemen yang baik kita dapat mengetahui jumlah bibit yang dapat kita hasilkan dari suatu
perencanaan persemaian.
3. Pemilihan areal untuk lokasi persemaian dirasakan sangat perlu untuk meningkatkan survival tanaman dan
manajemen silvikultur yang baik
4. Perencanaan dan pre planting survey dapat memberikan petunjuk langkah persiapan lahan penanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Penuntun Praktikum Teknik Pengolahan Persemaian. Fakultas Pertanian. Jurusan Kehutanan.
Universitas Bengkulu. Bengkulu
Anonim. 1997. Persemaian Pinus merkusii. Universitas Bengkulu. Bengkulu (Tidak dipublikasikan)
Edris, I. 1998. Teknik Persemaian. Yayasan Pembinana Fakultas Kehutanan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Mugnisyah, W. Q. 1996. Teknologi Benih (LUTH 4431/2 sks/ modil 1-6. Universitas Terbuka Jakarta
Porwowidodo. 1991. Gatra Tanah Dalam Pembangunan Hutan Tanaman di Indonesia. Rajawali Press. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai