Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PERSEMAIAN

ACARA 1
PENENTUAN LOKASI PERSEMAIAN

Disusun Oleh :

Nama : Yuliana Rizka Handayani


NIM : 20/464063/SV/18382
Kelompok :3
Co. Ass : Ridha Khaerunissa Amanda

DIPLOMA IV PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA 1
PENENTUAN LOKASI PERSEMAIAN

I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Salah satu hal yang paling mendasar dalam kegiatan persemaian adalah
penentuan lokasi persemaian. Lokasi persemaian ditentukan dari
berbagai hal yaitu:
- Lokasinya mudah dijangkau
- Dekat dengan lokasi penanaman
- Dekat dengan jalan angkutan
- Ketersediaan air yang cukup, dapat dijamin sepanjang tahun
- Fasilitas listrik dan komunikasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
produksi bibit maupun administrasi.
- Kondisi lapangan relatif datar
- Ketersediaan media yang mencukupi dan relatif subur
- Memperoleh sinar matahari yang cukup
- Tersedianya tenaga kerja

Secara umum ke-8 hal tersebut tergolong dalam 3 aspek yaitu aspek
teknis (no 1-5), aspek fisik (6-8) dan aspek ketenaga kerjaan.

b. Tujuan
Mahasiswa mampu memilih lokasi persemaian dari pertimbangan
teknis, fisik dan tenaga kerja

c. Manfaat
Setelah mengikuti acara ini mahasiswa dapat melakukan studi calon
lokasi persemaian.
II. METODE
a. Lokasi : Lingkungan di rumah masing-masing
b. Waktu : 26 Agustus 2021
c. Cara Kerja :
1. Tentukan lokasi rumah Saudara di Google Map
2. Buatlah peta 1 Desa/Kelurahan yang memuat lokasi rumah Saudara
(boleh juga 1 Kecamatan).
3. Tentukan lokasi yang paling tepat untuk diproyeksikan sebagai
persemaian
4. Pertimbangkan factor-faktor penentuan lokasi persemaian baik dari
aspek teknis, fisik maupun tenaga kerja
5. Buatlah peta yang memuat lokasi persemaian yang sudah
ditentukan dengan diberi keterangan sebagai berikut
a. Jalan angkutan/jalan utama
b. Sumber air
c. Lokasi calon tenaga kerja
6. Deskripsikan lokasi persemaian yang telah ditentukan terkait
dengan operasional kegiatan persemaian (pembelian media/tanah,
polybag, distribusi bibit dll).

d. Alat dan Bahan :


1. Aplikasi Google Map
2. QGIS
3. Data sekunder mengenai kondisi climatic dan edaphic
III. DATA & HASIL PENELITIAN
Keterangan Gambar Screenshoots
1) Calon
lokasi
persemaian
dengan
tanda
bintang

2) Jarak calon
lokasi
persemaian
yang
dipilih
dengan
sungai

3) Jarak calon
lokasi
persemaian
dengan
pemukiman
warga
4) Jarak calon
lokasi
persemaian
dengan
jalan utama

5) Jarak calon
lokasi
persemaian
dengan
kecil

IV. PEMBAHASAN
Pada praktikum acara 1 yang membahas mengenai penentuan lokasi
persemaian dijelaskan bahwa untuk menetapkan suatu tempat dijadikan
sebuah lokasi persemaian maka harus memenuhi beberapa aspek yang
berkaitan dan mendukung lokasi persemaian tersebut. Sebelumnya perlu
diketahui dahulu pengertian dari persemaian itu sendiri. Persemaian
(nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau
bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan.
Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan
penanaman hutan karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di
dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan. (Irawan, dkk. 2020)
Menurut Achmad et al (2014) dalam (Utama, dkk. 2018) persemaian adalah
kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan bibit. Persemaian
dibuat dengan tujuan utama menyediakan bibit atau membuat stok bibit yang
jumlahnya mencukupi kebutuhan setiap saat diperlukan untuk penanaman
serta untuk menyediakan bibit yang berkualitas baik.
Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak
penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan
penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-
benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di
lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih
langsung di lapangan. (Pelupessy, L. 2007)
Perencanaan merupakan taraf permulaan dari setiap proses
penyelenggaraan kegiatan. dimanai kita menggambarkan di muka hal-hal
yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya dalam rangka mencapai
tujuan yang ditentukan. Dalam pekerjaan persemaian, perencanaan dasar
meliputi unsur-unsur kegiatan yang mencakup pemilihan jenis persemaian,
lokasi persemaian, kebutuhan bahan, kebutuhan peralatan dan tenaga kerja
yang diperlukan, serta tata waktu penyelenggaraan persemaian. Umumnya
penyediaan semai/tahun sebanyak 20.000 batang merupakan kebutuhan
minimum untuk memulai persemaian berukuran kecil. (Pelupessy, L. 2007)
Persemaian mempunyai ukuran yang bermacam-macam, mulai dari
yang berukuran sangat besar dengan produksi jutaan bibit hingga persemaian
skala rumah tangga yang hanya memproduksi beberapa ribu bibit. Skala
persemaian ini akan mempengaruhi kuantitas produksi, metode produksi,
sarana, teknologi, inovasi, kualitas, manajemen, dan sistem penjualannya.
Penentuan skala persemaian tergantung oleh banyak pertimbangan terutama
pola manajemen, dana, dan orientasi pasarnya. Usaha pembibitan volume
besar membutuhkan seorang manajer fulltime, dan pengeluaran modal yang
besar, sedangkan usaha pembibitan volume kecil bisa menjadi pekerjaan
paruh waktu dan membutuhkan investasi modal yang kecil. (Pramono, dkk.
2016)
Lokasi di mana akan mendirikan persemaian merupakan perkara
penting yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai usaha. Lokasi
persemaian hendaknya dipilih yang mudah dicapai baik pada musim kemarau
maupun musim hujan, agar pembeli mudah untuk berkunjung, dan biaya
pengangkutan bibit dapat ditekan. Persemaian dianggap telah memiliki
aksesibilitas yang baik jika lokasinya berada dekat dengan jalan umum, dan
mobil sekelas truk dapat masuk ke halaman persemaian untuk mengangkut
bibit. Jika tidak bisa, minimal tidak diperlukan biaya tambahan yang
signifikan untuk mengangkut bibit dari persemaian ke lokasi truk, atau
minimal mobil sekelas colt bisa masuk ke area persemaian. (Pramono, dkk.
2016)
Sehubungan dengan penjelasan diatas, maka untuk menentukan lokasi
persemaian yang baik harus mempertimbangkan aspek tekns, fisik, serta
aspek ketenaga kerjaan. Aspek teknis suatu persemaihan ditujukan agar
aksesibulitas mudah, luas, dekat, dengan sumber air, mundah memperoleh
media, serta mampu memnuhi rencana kebutuhan bibit. Hal-hal yang
berhubungan dengan aspek teknis ini adalah penentuan lokasi persemaian
harus mudah dijangkau, dekat dengan lokasi penanaman, dekat dengan jalan
angkutan, ketersediaan air yang cukup serta dapat dijamin sepanjang tahun,
dan yang terakhir adalah fasilitas listrik dan komunikasi yang dibutuhkan
dalam kegiatan produksi bibit maupun administrasi.
Kemudian aspek fisik merupakan aspek yang berhubungan dengan
lokasi persemaian. Dimana dalam aspek fisik ini sebaiknya memperhatikan
adanya topografi, kondisi taah, sinar matahari serta iklim. Untuk
topografinya sendiri, dalam menentukan lokasi persemaian sebaiknya
digunakan lokasi yang memiliki kondisi lapangan relative datar dengan
kemiringan yang tidak lebih dari 5% serta jauh dari bencana alam.
Selanjutnya untuk kondisi tanah sendiri diusahakan tidak lembek baik secara
sifat fisik, selain itu sifat kimia tanah usahakan dalam kondisi baik, serta
adanya media atau tanah yang subur. Kemudian adalah sinar matahari yang
cukup, dimana tidak terlalu terik sehingga proses penyemaian dalam kondisi
yang optimal. Dan yangterakhir adalah iklim yang sesuai, dimana harus
memiliki bulan basah dan bulan kering yang relative stabil sehingga tidak
terjadinya stress lingkungan pada semai tersebut.
Aspek yang terakhir adalah tenaga kerja, dimana untuk dapat
mengatakan sebuah lokasi persemaian tersebut baik harus dekat dengan
rumah warga, hal ini dikarenakan saat nanti proses penyemaian sudah
berlangsung dapat dengan cepat di kontrol oleh tenaga kerja sehingga
mengurangi adanya kerusakan ataupun kematian pada semai serta semai-
semai dapat terawat dengan baik.
Pemilihan lokasi yang nantinya dijadikan lokais persemaian berada di
Desa Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Dapat dilihat
pada gambar 1 bahwa lokasi calon tempat persemaian ditandai dengan ikon
bintang. Dimana lokasi tersebut merupakan lahan kosong yang cukup luas
dimana lahan tersebut dekat dengan persawahan namun bukan termasuk
lahan yang dijadikan lahan produksi hasil pertanian. Lokasi ini dipilih karena
merupakan lokasi yang sangat strategis berdasarkan aspek-aspek diatas.
Aspek yang pertama dilihat untuk menentukan lokasi persemaian ini
adalah aspek teknis. Dimana aspek fisik yang dilihat disini adalah lokasi yang
mudah dijangkau karena dekat dengan jalan raya seperti pada gambar 4
dengan jarak 442,21 meter dari jalan utama tepatnya Jalan Ring Road Utara.
Selain itu, pada depan lahan calon lokasi persemaian terdapat jalan yang
cukup mumpuni untuk lewat mobil ataupun truk. Jarak lahan dengan jalan
kecil tersebut 34,97 meter. Hal tersebut menjadikan calon lokasi persemaian
menjadi mudah di akses oleh angkutan. Kemudian pada gambar 2 jarak dari
calon lokasi persemaian dengan sungai berkisar antara 63,18 meter, dimana
untuk mengakses air dari sungai itu tidak terlalu jauh namun diperlukan
bantuan dari alat pompa air untuk mengambil air dari sungai dan disalurkan
ke lokasi persemaian.
Aspek selanjutnya adalah aspek fisik dimana lokasi persemaian
memiliki lahan yang relative datar dengan kemiringan kurang dari 6 meter
serta jauh dari bencana alam. Media berupa tanah dapat diperkirakan cukup
untuk memenuhi lokasi persemaian ini dikarenakan lahan disektarnya
merupakan lahan produksi dimana biasa ditanami tanaman padi, jagung, dan
lain-lain, sehingga memiliki kesuburan tanah yang baik.
Aspek yang terakhir adalah tenaga kerja, dimana dapat terlihat pada
gambar 3 memiliki jarak 38 meter pada pemukiman warga. Dimana dengan
adanya jarak yang dekat dengan tersebut memudahkan untuk mencari pekerja
disekitar lokasi tersebut. Selain itu, untuk mengontrol lokasi tersebut dapat
dengan mudah dilakukan oleh pekerja.

KESIMPULAN
Lokasi persemaian dilihat dari pertimbangan teknis, fisik, serta tenaga kerja
di Desa Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta dirasa cocok
karena telah memenuhi ketiga aspek diatas. Hal ini didasarkan secara aspek teknis
lokasi dekat dengan jalan utama serta jalan kecil yang mampu dilalui mobil hingga
truk. Kemudian lokasi ini dekat dengan sumber mata air yakni sungai yang lumayan
besar dan airnya terus mengalir dan tidak mengalami kekeringan. Dan yang terakhir
lokasi persemian dekat dengan rumah warga sehingga memudahkan pekerja
mengakses lokasi persemaian setiap harinya.

DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Ujang S., Arbainsyah, Ramlan, A., Putranto, H., Afifudin, S. 2020. Manual
Perbuatan Persemaian dan Pembibitan Tanaman Hutan. Operasi
Wallacea Terpadu, Bogor.
Pramono, Agus A., Sudrajat, Dede J., Nurhasybi, dan Danu. 2016. Prinsip-prinsip
Cerdas Usaha Pembibitan Tanaman Hutan. Penebar Swadaya, Jakarta
Timur.
Achmad., Hadi.S., Harram.S., Sa’id.G.E., Satiawiharja.B., dan Kardin.K.M. 2014.
Mekanisme serangan pathogen lodoh pada semai pinus (Pinus
merkusii). Jurnal Silvikultur Tropika. 3(1) : 57-64.
Utama, Rafical C., Dewi, Bainah S., Harum, Oktarine Melly A., dan Mayasari, U.
Persemaian dan Pemanenan Kayu Di Perum Perhutani Divisi Regional
1 Jawa Tengah. Universitas Lampung, Lampung.
Pelupessy, L. 2007. Teknik Persemaian. Panitia Implementasi Program NFP-FAO
Regional Maluku & Maluku Utara, Ambon.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai