A. Land Clearing
1. Imas
imas yaitu kayu kecil dengan diameter kurang dari 15 cm harus ditebang
2. Tumbang
standar keja tumbang yaitu semua kayu harus ditumbang (tidak boleh ada
pohon kayu yang masih tegak), batas tebangan maksimum 125 cm dari
3. Perun
pada areal bukit dan dibuat dengan memotong kontur dengan lebar 5 – 7m.
B. Pembibitan
hingga menjadi bibit yang siap tanam di lapangan.Terdapat dua jenis system
pembibitan, yaitu single stage nursery dan double stage nursery. Pembibitan
satu tahap (single stage) memiliki ciri-ciri yaitu tidak memerlukan polybag
yang memerlukan tanah atas (top soil) yang baik dalam waktu singkat, sortasi
bibit harus dilakukan secara bertahap dan secara keseluruhan sistem ini lebih
mahal. Serta dalam pengawasan dan perawatan akan menjadi lebih rumit
karena ditanam dalam babybag, bibit tahap awal berkumpul dalam luas lahan
terdapat seleksi awal (sekitar 10%) telah dilakukan, dan lama pembibitan
dalam polybag besar lebih singkat, kebutuhan tanah lebih sedikit, biaya
dalam penagawasannya lebih mudah dan teliti. Ada dua tahap yaitu PN (pre-
pemeliharan bibit selama 3 bulan pertama atau memiliki 3-4 helai daun untuk
agar baby-bag yang akan digunakan dapat berdiri tegak dan kokoh. Ukuran
bedengan yang dapat digunakan yaitu 10-15 m x 1,2 m, jarak antar bedengan
penyusunan yang rapat. Penyeleksian bibit abnormal pada pre nursery yang
11
bibit yang daunnya sempit atau seperti jarum, bibit yang berdaun keriput/
keriting, bibit yang berdaun menciut, bibit yang kurus dan kerdil dan bibit
Pembibitan utama (main nursery) harus memiliki lokasi atau tempat yang
relatif rata, dekat dengan sumber air, tidak tergenang air dan mudah diawasi
serta dekat dengan pre nursery, lokasi main nursery harus memiliki drainase
gangguan ternak dan sebagainya. Ukuran polybag pada main nursery adalah
pada umur 4 bulan -24 bulan. Penyeleksian bibit abnormal pada main nursery
adalah anak daun sempit dan menggulung, tumbuh tegak dan kaku,
pertumbuhan tajuk rata. Bibit loyo, bibit jouvenile (daun tetap mengumpul
dilakukan setiap pagi dan sore hari selama 30 menit atau setara dengan 6 mm
curah hujan untuk setiap penyiraman. Bila malam hari pukul 19:00-05:00 wib
terdapat curah hujan lebih besar dari 10 mm, maka tidak perlu dilakukan
penyiraman pada keesokan pagi hari, dan penyiraman pada sore hari
bergantung pada kelembapan tanah di polybag dan bila pagi hari turun hujan
lebih besar dari 10 mm, maka tidak perlu dilakukan penyiraman pagi dan sore
secara teratur sesuai dengan jadwal yang telah ada, standar pemupukan dalam
pembibitan adalah pupuk harus tersebar merata, tidak boleh menggumpal dan
tidak boleh mengenai pohon atau daun, pemupukan pada pembibitan bisa
Yang ketiga adalah weeding yaitu membuang semua gulma baik yang ada
pada polybag maupun diluar polybag, weeding gulma dalam polybag harus
(diluar polybag) dilakukan secara manual/ khemis dengan rotasi 60 hari. Dan
pemberantasan hama dan penyakit dilakukan rutin satu bulan sekali secara
khemis. Jenis hama yang sering menyerang bibitan adalah belalang, tungau,
mencabut bibit yang sakit atau mengisolasinya ke tempat yang lain agar tidak
khemis yaitu dengan fungisida apabila bibit terinfeksi jamur, namun apabila
seringan jamur telah maksimal maka bibit harus dibuang atau dimusnahkan.
dalam rangka mendapatkan produksi CPO yang tinggi dan dapat dipanen
pada umur 30 bulan di lapangan. Kualitas bibit dipengaruhi oleh sumber bibit
atau potensi genetik, kultur teknis dalam penanaman dan pemeliharaan bibit,
seleksi bibit, umur bibit pada waktu ditanam di lapangan. Pemilihan sumber
(Akiyat, 2005)
masa TM.
TBM I yang berarti tanaman yang dipelihara pada tahun I atau tahun
tahun II setelah tahun penanaman (12 bulan) dan yang terakhir adalah
periode TBM III yaitu tanaman yang dipelihara pada tahun III setelah
tahun penanaman. Pada periode tahun III umur ± 30 bulan sudah mulai
a. Rawat Piringan
tanaman.pada TBM II dan III memiliki jari – jari 2 – 2,5 m dari pangkal
b. Pemberantasan Lalang
(bukan air yang berlumpur dan keruh) dan dilakukan pada pagi atau
siang hari saat cuaca cerah. Pada perkebunan kelapa sawit memiliki
standar rawat yaitu bebas lalang. Karena apabila di dalam blok atau
yang dibudidayakan.
c. Rawatan Gawangan
15
kayu yang ada di pasar pikul, piringan dan sekitar parit/ sungai. Pada
d. Sensus Pohon
pohon akan diketahui apakah jumlah pohon tiap blok sudah sesuai atau
1. Jumlah pohon tiap blok harus sesuai dengan standar jarak tanam
disediakan.
ditentukan.
e. Konsolidasi
tanaman atau yang telah ditanam di lapangan tidak boleh condong atau
tanam, alat yang digunakan dalam konsolidasi adalah cangkul dan alat
a. Rawat Piringan
jari minimal 15cm dari ujung daun terluar. Rawat piringan dilakukan
Jika keadaan tenaga kerja sulit diperoleh maka rawat piringan dilakukan
b. Rawat Gawangan
gulma-gulma ini tidak begitu sensitif dengan herbisida. Oleh karena itu,
harus didongkel sampai akar terangkat ke atas, akar gulma yang telah
c. Prunning ( Penunasan)
standar jumlah pelepah tiap pohon kelapa sawit. Jika tanaman terlambat di
pekerjaan panen sehingga buah akan banyak yang tidak terpanen. Pada
jumlah pelepah daun masih tersisa 48-54 pelepah. Dan jika terlalu cepat
18
sehingga berat tandan buah turun. Bekas potongan tunas harus mepet atau
digawangan mati
d. Rawat TPH
untuk mengumpulkan hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok
sehingga hasil panen terkumpul, hasil per pemanen bisa diketahui dan
D. PANEN
Pengalihan dari TBM ke TM biasanya pada umur 3 tahun dan 60% dari
jumlah tandan sudah dapat dipanen serta berat rata-rata tandan sudah diatas 3
kg. Buah kelapa sawit matang panen apabila brondolannya telah lepas dan
jatuh secara alami dari tandannya. Dalam pelaksanaan panen buah kelapa
tersebut adalah:
19
dalam daging buah maksimal dan kandungan asam lemak bebas rendah.
lepas/kg berat tandan dan kebun plasma 1 brondolan lepas/kg beart tandan.
2. Persiapan Panen
TBM dimtasikan menjadi TM. Persiapan panen yang baik akan menjamin
potong buah yaitu persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga potong buah,
3. Sensus Produksi
hama atau penyakit, mutu panen, aborsi setelah anthesis, potensi bahan
pemanen masuk dan tidak keliru pada saat akan melakukan kegiatan panen.
Nomor ancak juga berguna untuk para krani buah agar tidak salah nomor
5. Rotasi Panen
Panen dilaksanakan setiap hari pada areal (ancak) yang berbeda, agar pabrik
dapat berjalan tiap hari atau minimal lima hari kerja seminggu. Luas areal
pengangkutan, dan kapasitas oleh pabrik.Tiap areal panen dapat dibagi menjadi
3 atau 4 hari panen, namun rotasi atau pusingan panen harus tetap 7 hari.Hari
panen perlu diatur agar tersedia hari istirahat untuk pabrik.Dalam keadaan
normal, panen dilakukan 5 kali seminggu, yakni hari senin sampai jumat, atau
disebut sistem 5/7.Rotasi panen dapat diubah menjadi 9-12 hari pada panen
rendah dan panen puncak 5-7 hari.(MCAR Revisi 2007). Selain itu rotasi panen
6. Pelaksanaan Panen
yang berfungsi sebagai pemotong, seperti chisel (dodos, tojok atau egrek)
b. Pemanen memeriksa areal atau plot atau ancak yang akan dipanen,
kriteria panen 2 buah brondolan yang jatuh di tanah untuk setiap satu kg
tandan.
minyak.
mengangkut ke pabrik. Diupayakan agar buah kelapa sawit tidak ada yang