DISUSUN OLEH :
NAMA : MAULUDIN
NIM : 4201623004
KELAS : BTP VA
TEKNOLOGI PERTANIAN
2019
LATAR BELAKANG
fiksasi N2, serta mampu melarutkan fosfat anorganik; (ii) sebagai bioprotektan,
cara yaitu produksi antibiotik, siderofore, enzim kitinase, kompetisi sumber nutrisi
2005).
PGPR adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidupnya secara
berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat baik.
Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya
Sejumlah bakteri penyedia hara yang hidup pada rhizosfer akar (rhizobakteri) disebut sebagai
rhizobakteri pemacu tumbuh tanaman (plant growth promoting rhizobacteria = PGPR). Kelompok ini
mempunyai peranan ganda di samping (1) menambat N2 , juga; (2) menghasilkan hormon tumbuh
(seperti IAA, giberelin, sitokinin, etilen, dan lain-lain); (3) menekan penyakit tanaman asal tanah dengan
glukanase, kitinase, sianida memproduksi siderofor; dan (4) melarutkan P dan hara lainnya.
Plant growth-promoting rhizobacteria (PGPR) pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Scroth (1982) untuk
menggambarkan bakteri tanah yang mendiami daerah perakaran tanaman yang diinokulasikan ke dalam
benih dan ternyata meningkatkan pertumbuhan tanaman. Jika di daerah perakaran suatu tanaman
kekurangan mikroorganisme menguntungkan maka akan menyebabkan tanaman menjadi terserang
berbagai macam penyakit akar seperti layu dan busuk akar. Selain itu tanaman juga akan mengalami
hambatan dalam pertumbuhannya (kurang subur).
TUJUAN
METODOLOGI
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan MOL, yaitu Ember beserta tutupnya, panic,
kompor, dan pengaduk.
Dan adapun bahan dalam percobaan ini, adalah Gula Jawa/Gula Merah sudah dicairkan (1 botol kecil
aqua), air 10 liter yang sudah dimasak, sabun colek, dedak dan akar rumput gajah.
Adapun prosedur kerja dalam pembuatan MOL Buah-buahan yatu, sebagai berikut:
c. Memasukkan dedak ke dalam ember yang sudah berisi air dan aduk hingga merata.
d. Memasukkan akar yang sudah di cuci bersih kedalam ember yang berisi air panas.
HASIL
Hal ini sesuai dengan pendapat Amalia (2007), yang menunjukkan adanya mekanisme
PGPR dalam meningkatkan kesuburan tanaman dapat terjadi melalui 3 cara, yaitu:
1. Menekan perkembangan hama/penyakit (bioprotectant): mempunyai pengaruh langsung pada
tanaman dalam menghadapi hama dan penyakit;
2. Memproduksi fitohormon (biostimulant): IAA (Indole Acetic Acid); Sitokinin; Giberellin; dan
penghambat produksi etilen: dapat menambah luas permukaan akar-akar halus;
3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biofertilizer) .Bila penyerapan unsur hara dan
air yang lebih baik dan nutrisi tercukupi, maka menyebabkan kebugaran tanaman juga semakin
baik, sehingga akan semakin meningkatkan ketahanan tanaman terhadap tekanan-tekanan, baik
tekanan biologis (OPT) maupun non biologis (Iklim).
Mikroba yang digunakan juga ini secara biologis tersedia dialam, tetapi hanya saj terdapat
beberapa hambatan untuk penggunaan mikroba ini sendiri, seperti halnya mikroba ini di anggap
berbahayakan bagi manusia disekitarnya, hal ini sesuai dengan pendapat Desmawati (2008), yang
menyatakan bahwa berkaitan dengan regulasi / kebijakan suatu negara. Di beberapa negara kontrol
terhadap produksi agens antagonis ini sangat ketat. Walaupun produk tersebut tidak berefek negatif
pada manusia (Kloepper, 1978).
KESIMPULAN
impulan
Adapun dari hasil dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) sebagai bakteri bermanfaat yang mengkolonisasi
akar.
2. Beberapa strain PGPR dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara langsung, yaitu dengan
meniadakan kehadiran mikroorganisme patogenik atau yang merugikan.
KELEBIHAN
KEKURANGAN