Anda di halaman 1dari 5

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

”Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) sebagai Sebuah Upaya

Pengurangan Pupuk Anorganik”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MAULUDIN

NIM : 4201623004

KELAS : BTP VA

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2019
LATAR BELAKANG

Strain bakteri yang menguntungkan dalam meningkatkan pertumbuhan

tanaman dikelompokkan sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)

(Kloepper, 1991). Secara umum, mekanisme PGPR dalam meningkatkan

pertumbuhan tanaman adalah (i) sebagai biostimulan, PGPR mampu

menghasilkan atau melepaskan hormon tanaman seperti indole-3-acetic acid

(IAA), asam giberelin, sitokinin, dan etilen atau prekursornya (1-

aminosiklopropena-1-karboksilat deaminase) di dalam tanaman, berperan dalam

fiksasi N2, serta mampu melarutkan fosfat anorganik; (ii) sebagai bioprotektan,

PGPR memberikan efek antagonis terhadap patogen tanaman melalui beberapa

cara yaitu produksi antibiotik, siderofore, enzim kitinase, kompetisi sumber nutrisi

dan niche, menginduksi ketahanan tanaman secara sistemik (Fernando et al.,

2005).

Beberapa bakteri dari

kelompok PGPR adalah genus Rhizobium, Azotobacter,

Azospirillum dan bakteri pelarut fosfat seperti genus Bacillus,

Pseudomonas, Arthrobacter, Bacterium, dan Mycobacterium

(Biswas et al., 2000). Bakteri Rhizobium, Azotobacter,

Azospirillum dan bakteri pelarut fosfat mempunyai fungsi

penting seperti dekomposisi bahan organik seperti protein,

karbohidrat, jasad renik, mineralisasi senyawa organik, fiksasi

hara, pelarut hara, nitrifikasi dan denitrifikasi.

PGPR adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidupnya secara
berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat baik.
Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya

Sejumlah bakteri penyedia hara yang hidup pada rhizosfer akar (rhizobakteri) disebut sebagai
rhizobakteri pemacu tumbuh tanaman (plant growth promoting rhizobacteria = PGPR). Kelompok ini
mempunyai peranan ganda di samping (1) menambat N2 , juga; (2) menghasilkan hormon tumbuh
(seperti IAA, giberelin, sitokinin, etilen, dan lain-lain); (3) menekan penyakit tanaman asal tanah dengan
glukanase, kitinase, sianida memproduksi siderofor; dan (4) melarutkan P dan hara lainnya.

Plant growth-promoting rhizobacteria (PGPR) pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Scroth (1982) untuk
menggambarkan bakteri tanah yang mendiami daerah perakaran tanaman yang diinokulasikan ke dalam
benih dan ternyata meningkatkan pertumbuhan tanaman. Jika di daerah perakaran suatu tanaman
kekurangan mikroorganisme menguntungkan maka akan menyebabkan tanaman menjadi terserang
berbagai macam penyakit akar seperti layu dan busuk akar. Selain itu tanaman juga akan mengalami
hambatan dalam pertumbuhannya (kurang subur).

TUJUAN

Untuk menegetahui bahwa PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)adalah teknik-teknik


pembuatan PGPR, mengetahui manfaat serta keunggulan PGPR.

METODOLOGI

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan MOL, yaitu Ember beserta tutupnya, panic,
kompor, dan pengaduk.

Dan adapun bahan dalam percobaan ini, adalah Gula Jawa/Gula Merah sudah dicairkan (1 botol kecil
aqua), air 10 liter yang sudah dimasak, sabun colek, dedak dan akar rumput gajah.

3.3 Langkah kerja

Adapun prosedur kerja dalam pembuatan MOL Buah-buahan yatu, sebagai berikut:

a. Menyiapkan ember ukuran 20 liter.

b. Memasukkan air yang yang sudah dididihkan kedalam ember.

c. Memasukkan dedak ke dalam ember yang sudah berisi air dan aduk hingga merata.

d. Memasukkan akar yang sudah di cuci bersih kedalam ember yang berisi air panas.

e. Mengaduk naik turun akar agar cepat melunak.

f. Menuangkan Molases kedalam ember

g. Mengaduk hingga air dan molases merata.

h. Fermentasi selama 2 minggu.

i. PGPR siap di saring dan digunakan.

HASIL

Hal ini sesuai dengan pendapat Amalia (2007), yang menunjukkan adanya mekanisme
PGPR dalam meningkatkan kesuburan tanaman dapat terjadi melalui 3 cara, yaitu:
1. Menekan perkembangan hama/penyakit (bioprotectant): mempunyai pengaruh langsung pada
tanaman dalam menghadapi hama dan penyakit;
2. Memproduksi fitohormon (biostimulant): IAA (Indole Acetic Acid); Sitokinin; Giberellin; dan
penghambat produksi etilen: dapat menambah luas permukaan akar-akar halus;
3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biofertilizer) .Bila penyerapan unsur hara dan
air yang lebih baik dan nutrisi tercukupi, maka menyebabkan kebugaran tanaman juga semakin
baik, sehingga akan semakin meningkatkan ketahanan tanaman terhadap tekanan-tekanan, baik
tekanan biologis (OPT) maupun non biologis (Iklim).
Mikroba yang digunakan juga ini secara biologis tersedia dialam, tetapi hanya saj terdapat
beberapa hambatan untuk penggunaan mikroba ini sendiri, seperti halnya mikroba ini di anggap
berbahayakan bagi manusia disekitarnya, hal ini sesuai dengan pendapat Desmawati (2008), yang
menyatakan bahwa berkaitan dengan regulasi / kebijakan suatu negara. Di beberapa negara kontrol
terhadap produksi agens antagonis ini sangat ketat. Walaupun produk tersebut tidak berefek negatif
pada manusia (Kloepper, 1978).

KESIMPULAN

impulan
Adapun dari hasil dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) sebagai bakteri bermanfaat yang mengkolonisasi
akar.
2. Beberapa strain PGPR dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara langsung, yaitu dengan
meniadakan kehadiran mikroorganisme patogenik atau yang merugikan.

KELEBIHAN

KEKURANGAN

Anda mungkin juga menyukai