Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI


ACARA I

“Teknik Pembuatan Pengajiran Tanaman Perkebunan Kopi”

Nama : Harinda Mewah Dwi Seftiani

NPM : E1J018048

Shift : Selasa, C2 (08.00-12.00)

Dosen Pembimbing : Ir. Eko Supriyono, MP.

Co-asst : Rizia Apriliska (E1J0170

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengajiran adalah salah satu cara untuk menentukan tempat–tempat yang kelak
akan ditanami. Sistem jarak tanam yang digunakan adalah segitiga sama sisi dengan jarak
tanam sesuai dengan kesuburan tanah. Apabila keadaan tanah subur maka jarak tanam yang
digunakan akan semakin lebar dan begutu juga sebaliknya.

Tujuan dari pengajiran adalah untuk mengatur jarak tanam di lapangan, kemudian
untuk mempermudah pembuatan lubang tanam, dan untuk membantu agar benih yang
ditanam membentuk garis lurus sehingga mempermudah dalam pengelolaan dan
pemeliharaan tanaman.

Pada lahan datar pengajiran dilakukan secara larikan dengan arah barisan
mengikuti arah mata angin. Ajir induk/kepala ditempatkan pada arah utara – selatan
sedangkan ajir anakan (pengisi) pada arah timur – barat.

Ajir induk ditempatkan di tengah apabila lahannya luas dan diletakkan di pinggir
apabila luasnya kurang dari 1 ha. Pada lahan miring (kemiringan lahan di atas 30%)
pemancangan ajir dilakukan sesuai kontur dengan mengikuti prinsip titik-titik pada
ketinggian yang sama.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pratikum kali ini yaitu untuk memahami dan terampil
melakukan pengajiran agar memperoleh pertanaman yang lurus/teratur letaknya dari
berbagai sudut baik pada lahan datar maupun agak miring.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Proses budidaya kopi yang baik, akan mempengaruhi produktifitas kopi. Selain itu
dengan melakukan proses budidaya yang baik, dapat menghasilkan kopi yang berkualitas yang
mampu meningkatkan nilai jual produk. Dalam melakukan budidaya tanaman kopi yang baik,
harus diawali dengan proses pengajiran sebelum dilakukan pembuatan lubang tanam
(Sianturi,F,2016).
Pengajiran dilakukan segera setelah lahan dibersihkan, dilanjutkan dengan pengajiran
untuk menentukan titik penggalian lobang tanaman sesuai dengan jarak tanam yang
direncanakan. Dalam uraian ini digunakan jarak tanam 9 m dalam sistem segitiga sama sisi,
sehingga jarak tanam antar barisan menjadi 7,8 m (Kushartati, 2014).
Pengajiran sebaiknya dilakukan setelah selesai proses pekerjaanperun dan rumpuk pada
seluruh areal. Jarak tanam yang digunakan tergantung dari kerapatan tanaman, sedangkan
kerapatan tanam sendiri adalah jumlah tanaman yang ditanam dalam jumlah luasan tertentu.
Faktor ini sangat dipengaruhi juga oleh penggunaan bahan tanam, lingkungan dan sistem tanam
(A, Dewi, 2010).

Kerapatan tanaman merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tingkat produksi
tanaman perkebunan. Jarak tanam harus disesuaikan dengan keadaan topografi areal yang akan
kita tanami. Susunan penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran genjang atau segitiga
sama sisi. Pengajiran perlu dilakukan dalam penanaman tanaman perkebunan, dalam pengajiran
ajir induk tidak boleh dicabut sebelum pembuatan lubang dan pengajiran kedua selesai. Jarak ajir
induk merupakan kelipatan jarak tanamnya dan disesuaikan dengan ukuran yang telah dibuat.
Ajir induk sangat penting untuk meluruskan kembali setelah lubang selesai dibuat (Wasonowati,
2011).
Pengajiran sangat penting dilakukan dalam pembukaan lahan, tujuan atau fungsi
pengajiran ini yakni untuk mendapatkan tanaman yang rapi, barisan yang rapi lurus. Baik pada
lahan datar atau pun miring. Inilah cara yang dilakukan agar memudahkan penanaman dalam
area yang miring dan tidak rata. Dengan adanya ajir,maka tanaman akan dibuat lurus dengan 1
titik Ajir Induk. Mempermudah kita dalam merawat tanaman, mengatur cahaya yang masuk
apakah sudah cukup atau akan saling terlindungi karena daun atau tajuk tanaman sudah bertemu
(Robet, 2013).
Ajir induk sangatlah penting sebagai titik atau patokan ke segala arah ajir. Ajir induk
untuk meluruskan kembali setelah lubang selesai dibuat. Ajir induk pada umumnya diletakkan
pada posisi yang selalu terlihat biarpun kita memandang dari arah yang berlawanan atau
berbeda , sebut saja kita memandang pada daerah yang rendah. Ajir induk dibuat tinggi.
Fungsinya adalah untuk memudahkan kita dalam pengukuran dan penglihatan dari jarak jauh
(Effendi, 2017).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum kali ini, yaitu : Meteran,
GPS/Kompas, tali pancang, tali rafia, tongkat ajir induk, dan tongkat ajir kecil/biasa.
3.2 Cara Kerja
Cara pengajiran untuk tanaman perkebunan kopi dengan menggunkanan system jarak
tanam pagar dengan jarak 7m x 2,5 m.
Pembuatan ajir induk (dengan menggunakan BTM/ theodolit)
Ditentukan arah barat-timur dan utara –selatan dan keduanya tegak lurus berpotongan.
Ditentukan titik A untuk awal mulai pekerjaan, selanjutnya diukur AC=CD=35M pada
arah BT, dan AG = GH=21M menurut arah US.
Dibuat garis a dan b tegak lurus pada BT di C dan D demikian pula p dan q tegak lurus
pada US Di G dan H.
Garis a memotong p dan q di F dan I, sedangkan b di E dan J.
Secara sama-sama dibuat petak –petak seperti ACFG, CDEF, GHIF, dan IFEJ bagi
seluruh areal yang ditangani.
Pada titik A, C, D, E, F, G, H, I, dan J diberi ajir yang disebut dengan ajir induk.
Pembuatan petak sesuai dengan jarak tanam, contoh ACFG
Menurut arah GF diukur jarak 7m dengan titik F1, F2, F3, F4, demikian juga AC dengan
titik A1,A2,A3,A4.
Diukur jarak 3 m menurut arah CF dengan titik C1, C2, C3, C4 dst. Demikian juga AG
dengan titik G1,G2,G3,G4dst.
Dihubungkan titik-titik A1 dan F1, A2 dan F2, A3 dan F3, A4 dan F4 dengan
menggunakan tali rapi.
Dihubungkan dengan tali titik-titik G1 dan C1, talinya ini akan memotong tali A1F1,
A2F2,A3F3, A4F4 dan pada titik potongan ini ditancapkan sebuah ajir.
Tali bekas penghubung antara titik G1 dan C1 dipindahkan untuk menghubungkan titik
G2 dan C2, yang juga kan memotong A1 F1, A2 F2, A3 F3 dan A4 F4 dengan cara sama
pada setiap titik potong tersebut ditancapkan sebuah ajir.
Diulangi semua cara-cara tersebut sampai sama petak terisi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
,
4.2 Pembahasan
Praktikum pembuatan dan pemasangan pengajiran tanaman perkebunan kopi ini
dilakukan secara mandiri sesuai dengan lokasi keberadaan tempat tinggal masing-masing.
Adapun lokasi yang saya gunakan yaitu, lahan yang sangat datar dan tidak ada kemiringan.
Karena akan menanam kopi, maka hal utama yang dilakukan sebelum membuat lubang
tanam adalah pengajiran, supaya agar memudahkan saat membuat lubang tanam nantinya.

Pengajiran adalah suatu langkah lanjutan dalam pembukaan lahan pada suatu
areal yang akan diusahakan/ditanami dengan tanaman perkebunaan. Dengan adanya
pengajiran maka akan diperoleh barisan tanaman lurus pada lahan-lahan datar atau agak
miring dan atau barisan kontur pada lahan yang bergelombang atau berbukit.

Pengajiran yang saya lakukan, sedikit kesulitan karena tidak ada nya kompas
sehingga sedikit menyulitkan ketika menentukan arah mata angin, meskipun sudah
menggunakan GPS. Namun selain itu, pelaksanaan pratikum yang saya lakukan tetap
berjalan dengan baik, karena saya melakukannya sesuai prosedur atau tata cara yang ada
pada penuntun pratikum.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari pratikum yang telah di lakukan, di dapatkan hasil bahwa pengajiran berfungsi
sebagai pelurus barisan tanaman, dan juga untuk mempermudah saat pembuatan lubang
tanam dan penanaman. Selain itu pengajiran juga bisa membuat benih yang ditanam
membentuk garis lurus sehingga mempermudah dalam pengelolaan dan pemeliharaan
tanaman, baik pada lahan yang miring ataupun datar.
DAFTAR PUSTAKA

Alimah, Dewi. 2010. Budidaya Dan Potensi Malapari (Pongamia Pinnata L.) Pierre Sebagai
Tanaman Penghasil Bahan Bakar Nabati. Jurnal Forei Banjar. 4(2) : 7-15.

Effendi. 2017. Prospek Pengembangan Tanaman Aren (Arenga Pinnata Merr) Mendukung
Kebutuhan Bioetanol Di Indonesia. Jurnal Agrotek. 5(1) : 19-26.

Kushartati. 2014. Analisis Kelayakan Finansial Hutan Tanaman Jelutung Di Kalimantan Tengah
Dyera Polyphylla. Jurnal Agroforestry. 2(1) : 24- 29.

Robet, 2013. Peningkatan Pendapatan Melalui Penanaman Tanaman Sela Kedele Dan Cabe
Rawit Diantara Tanaman Panili Yang Belum Menghasilkan. Jurnal
Agronomi. 2(5) : 7-18.

Sianturi, Febrina. 2016. Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kopi Arabika (Coffea Arabica L.)
Di Kebun Blawan, Bondowoso, Jawa Timur. Jurnal Buletin Agrohorti.
4(3) : 66- 75.
Wasonowati. 2011. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum)
Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Jurnal Agroekoteknologi. 4(1) : 21-
27.

Anda mungkin juga menyukai