Anda di halaman 1dari 20

Ligan dari reseptor kolinergik adalah neurotransmitter

asetilkolin (ACh)
Asetilkolin: molekul ester-kolin yang pertama
diidentifikasi sebagai neurotansmitter.
Beraksi pada sistem saraf otonom di perifer dan di
pusat.
Merupakan transmitter utama pada saraf motorik di
neuromuscular junction pada vertebrata.
Dibuat di dalam susunan saraf pusat, dilepaskan dari
ujung saraf motorik dalam jumlah yang konstan,
disebut vesikel
Perkiraan jumlah Ach dalam vesikel sinaptik berkisar
antara 1000-50.000 molekul setiap vesikel. Dan satu
ujung saraf motorik terdapat 300.000 atau lebih
vesikel.
Metabolisme asetilkolin dengan bantuan enzim
asetilkoliesterase diubah menjadi kolin dan asetat.

Mampu mengikat muskarin, suatu senyawa yg


berasal dari jamur Amanita muscaria
Terdistribusi luas di seluruh tubuh dan mendukung
berbagai fungsi vital di otak, sistim saraf otonom
terutama saraf parasimpatis.
Aktivasi reseptor pd perifer : berkurangnya frekuensi
denyut jantung, relaksasi pembuluh darah, konstriksi
sal pernafasan, peningkatan sekresi dari kelenjar
keringat dan lakrimasi, konstriksi pada otot spinkter
bola mata dan otot siliar mata.
Di otak : dijumpai pada cerebral kortex,
hippocampus, thalamus dan brainstem.
Berpartisipasi dalam banyak fungsi penting, belajar,
ingatan dan kontrol postur tubuh.

Reseptor tergandeng protein G


Terdiri dari 5 subtype : M1, M2, M3, M4, M5
Respons yang timbul dari aktivasi reseptor
muskarinik oleh ACh dapat berbeda, tergantung
pada subtipe reseptor dan lokasinya.
reseptor

jaringan

Efek stimulasi

M1

Neuron-neuron
Ganglia simpatis

aktivasi
pelepasan NA naik

M2

Myocard
Jaringan nodus

kontraksi naik
bradycardia

M3

Kelenjar eksokrin
Ileum
pembuluh

Penyaluran atrioventrikuler berkurang


sekresi
Relaksasi langsung : kontraksi, via endotel :
relaksasi

2. Reseptor nikotinik (N)


Terdapat di pelat pelat ujung mioneural
dari otot kerangka dan di ganglia otonom.
Stimulasi reseptor nikotinik oleh kolinergika
(neostigmin dan piridostigmin)
menimbulkan efek seperti adrenergik, jadi
sangat berlawanan. Mis: vasokonstriksi
dengan kenaikan TD, kegiatan jantung
meningkat.
Efek nikotinik dari ACh juga terjadi pada
perokok karena sejumlah nikotin yang
diserap ke dalam darah melalui mukosa
mulut.

Berdasarkan cara kerjanya, kolinergik dibedakan :


1. Bekerja langsung
Bekerja langsung pada organ efektor dengan
kerja utama mirip efek muskarinik dari ACh,
contoh : karbachol, pilokarpin, muskarin,
arekolin.
2. Bekerja tak langsung (antikolinesterase)
Bekerja merintangi penguraian ACh secara
reversibel, contoh: fisostigmin, neostigmin &
piridostigmin
Merintangi/mengikat kolinesterase secara
irreversibel, contoh : organofosfat &
parathion (insektisida), malathion (obat
kutu rambut).

Obat kolinergik terutama digunakan pada:


Glaukoma, penyakit mata dengan ciri tekanan
intra okuler meningkat dengan akibat kerusakan
mata dan dapat menyebabkan kebutaan.
Myastenia gravis, penyakit terganggunya
panerusan implus dipelat ujung motorik dengan
gejala berupa kelemahan otot-otot tubuh sehingga
kelempuhan, contohnya neostigmin dan
piridostigmin.
Atonia, yaitu kelemahan otot polos pada saluran
cerna atau kandung kemih setelah operasi besar
yang menyebabkan stress bagi tubuh, efek
obstipasi, sukar buang air kecil atau lumpuhnya
gerakan peristaltic dengan tertutupnya usus (ielus
paralitikus ), contohnya prostigmin (neostigmin ).

N JARINGAN EFEK
O TUBUH
1 Kardiovaskul Menurunkan denyut jangtung,
er
menurunkan tekanan drah akibat
vasodilatasi dan menghambat
konduksi nodus AV
2 Gastrointesti Meningkatkan tonus dan motilitas
nal
otot polos dari lambung dan usus
halus. Peristaltic ditingkatkan dari
otot-otot spikter relaksasi.
3 Genitourinari Kontraksi otot-otot kandung kemih,
us
meningkatkan tonus ureter, dan
relaksasi otot-otot spinkter kadung
kemih, merangsang berkemih

N JARINGA EFEK
O N TUBUH
4 Mata
Menambah kontriksi pu[pil, atau miosis
(pupil mengecil), dan menambah
akomodasi
(menipis atau menebalnya lensa mata
untuk penglihatan jauh ataupun dekat
5 Kelenjar
Menambah salivasi, berkeringat dan
air mata
6 Bronki
Menambah kontraksi otot polos
(parubronchial dan menambah sekresi
paru
bronchial.
7 Otot lurik Meningkatkan transmisis
neuromuscular dan mempertahankan
kekuatan dan tonus otot.

NO

NAMA-NAMA
OBAT

DOSIS

BEKERJA LANGSUNG
Betanekol D:PO:10(urecholine 50mg,b.i.d.)
q.i.d.

PEMAKAIAN

dapat merangsang
motalitas lambung

Karbakol
0,75-3%, 1 tetes Untuk menurunkan
(carcholin )
tekanan
intaraokuler,miosis
Pilokarpin 0,5-4%, 1 tetes Untuk menurunkan
(pilocar )
tekanan
intaraokuler, miosis

BEKERJA TIDAK LANGSUNG,Antikolinesterase


Reversible
1 Fisostigmin 0,25-0,5%,I
Untuk menurunkan
(eserin )
tetes,q,d.-q.i.d. tekanan intaraokuler,
miosis, masa kerja
singkat
2 Neostigmin D:PO: 15 mg,
Untuk menambah
(prostigmin t.i.d., dosis
kekuatan otot pada
)
maks:50mg,t.i. miastenia gravis, masa
d
kerja singkat
3 Piridostigmi D:PO:60-120
Untuk menambah
n
mg,t.i.d atau
kekuatan otot, masa kerja
(mestinon) q.i.d.
sedang
4 Ambenoniu D:PO:2,5-5
UNtuk menambah masa
m
mg,t.i.d.atau
kerja otot, masa kerja
(mytelase) q.i.d
panjang
5 Edrofonium D:IM:10mg;1V: Untuk mendiagnosis

NO

NAMA-NAMA OBAT

DOSIS

PEMAKAIAN

BEKERKA TIDAK LANGSUNG,Antikolinesterase


Irreversible
1 Demekariu 0,125Untuk menurunkan
m
0,25%,
tekanan intaraokuler,
(humorsol) 1 tetes ,q
pada glaucoma,
12-48 jam
miotikum masa kerja
panjang
2 Ekotiofat 0,03Untuk menurunkan
(fosfolin) 0,06%,1
tekanan intaraokuler,
tetes,q,d.ata pada glaucoma,
u b.i.d
miotikum masa kerja
panjang
3 Isoflurofat Ointment
Untuk mengobati

Efek samping kolinegik mirip dengan efek


samping stimulasi sistem parasimpatik yang
berlebihan, antara lain: mual, mutah, diare,
peningkatan sekresi ludah, dahak, keringat,
dan air mata, bradikardia, bronkhokontriksi,
depresi pernafasan.
Antidot untuk keracunan kolinergika adalah
dengan pemberian antikolinergika atropin
dengan dosis tinggi (melawan efek muskarinik).
Kehamilan dan laktasi boleh mengunakan
obat-obat kolinergik (per oral) karena bersifat
tidak melewati plasenta tetapi tidak diberikan
secara parenteral karena memicu kontraksi
rahim.

Adalah zat yg menghambat reseptor M


(di SSP & organ perifer) sehingga
melawan efek ACh.
Hanya antikolinergik molekul amonium
kwaterner saja yang menghambat
reseptor N di pelat ujung myoneural &
di ganglia otonom, contoh: pankuronium
(relaksansia otot) & ganglion blockers.
Kebanyakan obat antikolinergik tidak
bekerja spesifik untuk subtipe reseptorM.

1. Alkaloid belladonna : atropin,


hyoscyamin, skopolamin,
homatropin.
2. Zat amonium kwaterner : propantelin,
ipatropium, tiotropium.
3. Zat amin tersier : pirenzepin,
oksibutinin.

memperlebar pupil (mydriasis) &


mengurangi akomodasi.
Mengurangi pengeluaran kelenjar (ludah,
dahak, keringat)
Mengurangi tonus dan motilitas saluran
lambung- usus dan produksi HCl lambung
Bronkhodilatasi
Meningkatkan frekuensi jantung
relaksasi otot polos dari organ urogenital
shg mempercepat pengosongan kandung
kemih & meningkatkan kapasitasnya.
Merangsang & menekan SSP pd dosis tinggi
(kecuali zat amonium kwaterner).

Penggunaan antikolinergik
1. Sebagai spasmolitik (pereda kejang otot)
dari saluran lambung usus, empedu, dan
organ urogenital, contoh: hyoscyamin,
propantelin.
2. Tukak lambung-usus & gastritis guna
mengurangi sekresi HCl , contoh:
pirenzepin
3. Sebagai midriatikum, untuk memperbesar
pupil & mengurangi akomodasi, contoh:
atropin, homatropin.
4. Sebagai premedikasi pra-bedah, untuk
mengurangi sekresi ludah & bronkhi & sbg
sedativ berdasarkan efek menekan SSP,
contoh: atropin, skopolamin yang
digunakan bersama anestesika umum
sebelum pembedahan (premedikasi)

Penggunaan antikolinergik
5. Sebagai anti mabuk jalan
mencegah mual muntah, contoh:
skopolamin.
6. Untuk mengurangi kontraksi
spontan & hasrat BAK pada
inkontinensi urin, karena instabilitas
otot polos kandung kemih, contoh:
oksibutinin.
7. Sebagai antidot pd keracunan
kolinergik (& antikolinesterase),
contoh: atropin.

N
O
1

JARINGAN
TUBUH
Kardiovaskuler

RESPON

Meningkatkan denyut jantung pada dosis


tinggi:Dosis rendah dapat mengurangi motilitas
dan peristaltik
Gastrointestinal Merelaksasi tonus otot polos saluran
gastrointestinal, mengurangi motilitas dan
paristaltik gastrointestinal. Mengurangi sekresi
lambung dan usus halus.
Saluran kemih
Merelaksasi otot detrusor kandung kemih dan
meningkatkan konstriksi spinkter internal.
Dapat timbul retensi urin.
Mata
Dilatasi pupil mata (midriasis ) dan paralisis
otot siliaris (sikloplegia), mengakibatkanh
berkurangnya akomodasi
Kerenjar
Mengurangi salvias, berkeringat, dan sekresi
bronkial
Paru paru
Dilatasi bronkus dan mengurangi sekresi
bronkial
System saraf
Mengurangi tremor dan rigiditas otot.
pusat
Mengantuk, disorientasi, dan halusinasi dapat

Pada dosis tinggi timbul efek sentral seperti


gelisah, bingung, eksitasi, halusinasi.
Zat-zat amonium kwaterner dalam dosis
tinggi menghasilkan efek nikotinik
khususnya blokade ganglion misalnya
hipotensi dan impotensi.
Kehamilan dan laktasi hanya atropin yang
dapat digunakan, yang lain belum cukup
data mengenai keamanannya.

Anda mungkin juga menyukai