Anda di halaman 1dari 4

jenis-jenis zat pewarna alami tekstil

Beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai bahan tekstil adalah:

KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai produk-
produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan
sebagainya.

BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa orellana yang
terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan
salad dressing.

KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan) karbohidrat, gula
pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering
digunakan untuk minuman berkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula
kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada
minuman es kelapa ataupun es cendol

KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk makanan. Saat ini
bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada
dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk
sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau
yang cantik, juga memiliki harum yang khas.

ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga dan buah-
buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster
cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar.
Bunga telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah.
Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada beberapa produk
makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu).

KURKUMIN, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur sekaligus pemberi warna kuning pada
masakan yang kita buat.

Pembuatan bahan warna alami sebenarnya sangatlah mudah. Bahan-bahan yang dapat digunakan
sebagai pewarna alami ditumbuk, dapat pula menggunakan blender atau penumbuk biasa dengan
sedikit ditambah air, lalu diperas dan saring dengan alat penyaring. Agar warnanya cerah dapat
ditambahkan sedikit air kapur atau air jeruk nipis. Setelah diperoleh air perasan pewarna, lalu disimpan
di dalam lemari es atau freezer jika menginginkan disimpan lebih lama.

Jika pewarna yang digunakan berasal dari gula kelapa yang digunakan pula sebagai pewarna pemanis,
maka pilih gula kelapa yang kualitasnya bagus sehingga tidak perlu menyaring, lalu larutkan dengan air
dingin atau air panas bila ingin cepat. Sedangkan untuk membuat pewarna hijau sekaligus pengharum
dapat digunakan kombinasi daun suji dan pandan. Keduanya sekaligus ditumbuk bersama sedikit air,
peras, lalu saring. Contoh Zat Aditif Alami bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan
dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan,
cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan.

Zat pewarna alami adalah zat warna yang berasal dari bahan-bahan alam seperti dari hasil ekstrak
tumbuhan atau hewan.\

Bahan pewarna alam yang bisa digunakan untuk tekstil dapat diambil pada tumbuhan bagian Daun,
Buah, Kuli kayu, kayu atau bunga. Sampai saat ini tumbuhan penghasil warna alam sudah ditemukan
sekitar 150 jenis tumbuhan yang diteliti oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta.

Berikut beberapa tanaman yang bisa dijadikan pewarna alami pada pewarnaan batik:

Morinda citrifolia (Jawa: pace, mengkudu) menghasilkan warna merah dari kulit akar.

Mengkudu

Ceriops condolleana (Jawa: tingi), Pelthopherum pterocarpum (Jawa: jambal) dan Cudrania javanensis
(Jawa: tegeran) menghasilkan warna soga yang dihasilkan oleh tiga jenis tanaman yang digabungkan
atau diekstrak bersama-sama antara dicampur menjadi satu dari kayu atau kulit kayunya.

tanaman indigo
Indigo (Indigofera tinctoria) tanaman perdu yang menghasilkan warna biru. Bagian tanaman yang
diambil adalah daun/ranting.

sabut kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) bagian yang dijadikan bahan pewarna adalah kulit luar buah yang berserabut
(sabut kelapa). Warna yang dihasilkan adalah krem kecoklatan.

daun teh

Teh (Camelia sinensis) bagian yang diolah menjadi pewarna adalah daun yang telah tua, dan warna yang
dihasilkan adalah cokelat.

tanaman secang

Secang (Caesaslpinia Sapapan Lin) jenis tanaman keras yang diambil bagian kayu, untuk menghasilkan
warna merah. Warna merah adalah hasil oksidasi, setelah sebelumnya dalam pencelupan berwarna
kuning.

kunyit

Kunyit (Curcuma domestica val) Bagian tanaman yang diambil adalah rimpang, umbi akar, yang
menghasilkan warna kuning.

bawang merah

Bawang Merah (Allium ascalonicium L) Bagian bawang merah yang digunakan sebagai bahan pewarna
adalah kulit dan menghasilkan warna jingga kecoklatan.

Zat Warna Napthol

Zat warna naptol terdiri dari komponen naptol sebagai komponen dasar dan komponen tambahan
warna yaitu garam diazonium atau disebut garam naptol. Zat warna ini merupakan zat warna yang tidak
larut dalam air. Untuk melarutkannya diperlukan zat tambahan yaitu soda caustic. Pencelupan naphtol
dikerjakan dalam 2 tingkat. Pertama pencelupan dengan larutan napthholnya sendiri (penaptholan).

Pada pencelupan pertama ini belum diperoleh warna yang dikehendaki, kemudian dicelupkan pada
tahap kedua dengan larutan garam diazodium akan diperoleh warna yang dikehendaki. Warna yang
dihasilkan tergantung pada banyaknya napthol yang diserap oleh serat kain. Dalam pewarnaan batik, zat
warna ini digunakan untuk mendapatkan warna-warna tua dan hanya dipakai pada proses pencelupan.

Anda mungkin juga menyukai