Anda di halaman 1dari 4

Salah- satu pendekatan dalam penelitian kuantitatif yakni penelitian korelasional merupakan salah-satu

pendekatan yang dapat dipilih. Pendekatan penelitian korelasional dipilih jika suatu penelitian
bermaksud untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu variable penelitian berhubungan
dengan variasi-variasi pada suatu atau lebih variable lain itu tidak bersifat sebab-akibat (Aslichati, 2010)

Menurut Sukmadinata (2010) penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu
variable-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variable lain dinyatakan dengan besarnya
koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Adanya korelasi antara dua variabel atau
lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel
lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang
tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain. Korelasi yang
tinggi antara tinggi badan dengan berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan atau
mengakibatkan badan yang berat, tetapi antara keduanya ada hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi
yang sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatif) ,badannya tinggi tetapi timbangannya rendah
(ringan).

TUJUAN

Tujuan utama melakukan penelitian korelasional yaitu menolong menjelaskan pentingnya tingkah laku
manusia atau untuk meramalkan suatu hasil. Dengan demikian, penelitian korelasional kadang-kadang
berbentuk penelitian deskriptif karena menggambarkan hubungan antara ubahan-ubahan yang diteliti.
Karena itu, penelitian korelasional merupakan upaya untuk menerangkan dan meramalkan sesuatu
(explanatory studies dan prediction studies).

Contoh Pertanyaan Desain Penelitian Korelasional

Contoh : Bagaimana hubungan tingkat kemiskinan dengan pendidikan?

Dalam contoh itu peneliti tidak akan mengungkapkan secara perinci faktor-faktor apakah yang
menyebabkan kemiskinan atau bagaimana perkembangan tingkat pendapatan di masa lampau serta
perspektifnya untuk masa datang, tetapi ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kemiskinan dan
pendidikan. Andai kata “ada”, pertanyaan berikutnya ialah berapa besar hubungannya dan bagaimana
arah hubungan tersebut.

Besarnya hubungan akan bergerak dalam rentang + 1,00— 0.00 — – 1,00. Angka-angka ini merupakan
koefisien korelasi antara ubahan-ubahan yang diteliti.
Kompleksitas hubungan yang akan diteliti, ditentukan oleh seberapa jauh peneliti mampu ,dan mau
memperhatikan berbagai fenomena yang bermanfaat, up to date, hangat, dan menarik. Hubungan
antara dua ubahan yang digambarkan oleh koefisien korelasinya. (r…), hanya semata-mata untuk
menentukan hubungan antara dua ubahan yang diteliti, bukan untuk melihat pengaruhnya. Hubungan
antara beberapa ubahan akan beralih menjadi pengaruh apabila ubahan-ubahan itu secara kompleks,
seperti multiple regression atau partial correlation sehingga dapat menentukan “coefficient determinan”
atau sumbangan efektif masing-masing ubahan dengan mengontrol ubahan yang lain (Yusuf, 2014).

Ciri-ciri Penelitian Korelasional

Beberapa ciri penelitian korelasional yang dapat membedakan tipe penelitian ini dari tipe penelitian
yang lain sebagai berikut:

1) Penelitian korelasional tepat digunakan apabila ubahan-ubahan yang diteliti kompleks dan/atau tidak
dapat diteliti dengan metode eksperimen dan tidak dapat pula dimanipulasi.

Dengan menggunakan berbagai instrumen, seorang peneliti dapat melakukan penelitian dengan materi
yang luas dan kompleks. Disamping itu, dapat pula diberikan kepada responden dalam lokasi yang
berbeda –beda provinsinya, selagi dalam kategori sampel yang sama. Contoh: hubungan antara
kreativitas dan pola tindakan orangtua dalam keluarga.

2) Penelitian korelasional memungkinkan pengukuran beberapa ubahan sekaligus, saling hubungannya


dan dalam latar realistic (realistic setting).

Mengingat instrumen utama penelitian korelasional ialah angket, maka berbagai jenis instrument dapat
disiapkan untuk meneliti beberapa ubahan sekaligus. Di samping itu, instrument yang sama dapat pula
disebarkan pada lokasi yang luas dalam waktu yang terbatas.

3) Apa yang diperoleh adalah kadar (degree) hubungan, bukan ada atau tidak adanya pengaruh diantara
ubahan yang diteliti, kecuali apabila menggunakan teknik analisis yang lebih kompleks sehingga dapat
dicari pengaruhnya (Yusuf, 2014).

Langkah-langkah Pokok Penelitian Korelasional.


Menurut Yusuf (2014), seperti juga tipe penelitian yang lain, penelitian korelasional mengikuti beberapa
langkah sebagai berikut:

1. Pilih dan rumuskan masalah yang akan diteliti.

2. Lakukan studi literature untuk memperkuat landasan teori dan untuk mengungkapkan temuan
penelitian yang sudah ada.

3. Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, identifikasi ubahan yang relevan untuk diteliti.

4. Tentukan sampel, susun dan pillih instrument yang cocok serta tentukan pula teknik analisis data.

5. Kumpulkan data.

6. Analisis data dan interpretasi.

7. Susun laporan penelitian.

Keterbatasan Penelitian Korelasional

Walaupun tipe penelitian ini banyak dilakukan oleh para peneliti, namun bukan berarti tipe penelitian ini
tidak mempunyai kelemahan. Isaac dan Michael dalam Yusuf (2014) mengemukakan beberapa
keterbatasan tipe penelitian korelasional, yaitu:

1) Hasil penelitian ini hanya mengidentifikasi “apa sejalan dengan apa”, tetapi tidak mengidentifikasi
saling pengaruh yang bersifat kausal.

2) Penelitian tipe ini kurang tertib ketat apabila dibandingkan dengan tipe penelitian eksperimen untuk
menentukan pengaruh, karena tidak dapat dilakukan control atau manipulasi terhadap peristiwa yang
akan diteliti.

3) Penelitian korelasional cenderung akan mengidentifkasikan pola hubungan langsung dan/atau unsur-
unsur yang dipakai kurang andal belum canggih.

4) Pola hubungan itu sering dibuat-buat dan kadang-kadang meragukan dan kabur.

5) Sering merancang penggunaannya sebagai shotgun research, yaitu melakukan penelitian sekali
tembak dengan memasukkan berbagai data tanpa pilihan yang mendalam dan tanpa menggunakan
interpretasi yang berguna berdasarkan keadaan data yang telah dikumpulkan.
Daftar Pustaka:

Aslichati L, Prasetyo B, Irawan P. 2010. Metode Penelitian Sosial. Universitas Terbuka: Jakarta.

Sukmadinata, N.S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Yusuf, M. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Prenadamedia Group:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai