Anda di halaman 1dari 25

PROTISTA

1. Sejarah Protista
1. Tahun 1830an, Protista pertama kali diusulkan untuk dipisah dari makhluk
hidup lain, oleh pakar biologi Jerman, Georg A. Goldfuss yang
memperkenalkan istilah Protozoa yang meliputi Ciliata dan Coral.
2. Tahun 1845, penganut Goldfuss mengembangkannya agar meliputi semua
hewan bersel satu seperti Foraminifera dan Ameba.
3. Awal 1860an, istilah Protoctista sebagai kategori klasifikasi pertama kali
diusulkan oleh John Hogg, yang menganggap protista harus juga meliputi apa
yang dia sebut dengan hewan dan tumbuhan primitif bersel satu. Dia
mendefinisikan Protoctista sebagai kingdom keempat setelah tumbuhan,
hewan, dan mineral.[5]
4. Kemudian kingdom mineral dibuang oleh Ernst Haeckel, tersisa tumbuhan,
hewan, dan protista.[6]
5. Tahun 1938, Herbert Copeland menghidupkan lagi klasifikasi Hogg.
Menurutnya, "Protoctista" secara harfiah berarti "makhluk hidup pertama".
Dia menyanggah istilah Haeckel protista karena meliputi mikroba tak berinti
sel seperti Bakteri, sementara istilah protoctista tidak meliputinya.
Sebaliknya, protoctista meliputi eukaryota berinti sel seperti diatom, alga
hijau dan fungi.[7]
6. Perombakan besar oleh Copeland ini kemudian menjadi dasar dari klasifikasi
Whittaker yang hanya membagi Protoctista menjadi Protista dan Fungi.[8]
Kingdom Protista ini kemudian berfungsi sebagai pembeda antara prokaryota
yang dimasukkan kingdom Monera, dan mikroorganisme eukaryotik yang
dimasukkan Protista definisi Whittaker.[9]
7. Sistem lima kingdom bertahan hingga ditemukannya filogenetik molekular di
akhir abad ke-20, karena ternyata protista dan monera tidak ada hubungannya
(bukan kelompok monofiletik).
8. Tahun 2004, Cavalier-Smith menetapkan Sistem enam kingdom berdasarkan
molekuler, ultrastruktur, dan palaeontological
2. Pengertian dan Ciri-Ciri Protista

Nama protista secara harfiah berarti “yang paling pertama” untuk menunjukan bahwa
protista merupakan organisme eukariotik pertama yang berkembang. (Kimball, 1983 :
356). Tidak seperti sel prokariotik, sel sel eukariotik memiliki organel yang lebih
kompleks sekaligus memiliki DNA yang terlindungi membran inti. Kebanyakan
protista bersifat uniseluler dan beberapa adayang hidup berkoloni dan multiseluler.
Cara memperoleh nutrisi, beberapa ada yang fotoautotrof dengan kloroplas dan ada
yang heteautotrof dengan menyerap molekul organik dengan menelan partikel
makanan yang lebih besar dan lainnya adalah miksotrof yaitu dengan fotosintesis dan
nutrisi heterotrofik. Reproduksi dan siklus hidup protista sangat bervariasi, beberapa
bereproduksi aseksual dan beberapa lainya dengan seksual dengan cara meiosis dan
fertilisasi. (Campbell, 2008:140)

1. Protista mirip tumbuhan


Dapat disebut sebagai fitoplankton (uniseluler) atau alga/ganggang (multiseluler).
Ukuran ganggang berkisar antara 25µm ( Navicula ) sampai 50m ( Macrocytis ).

Ganggang memiliki beberapa bagian khusus pada struktur selnya, yaitu terdapat:
a. Dinding sel yang terbuat dari selulosa yang sangat tipis.
b. Membran sel dilengkapi lapisan pelikel yang lentur dibawahnya.
c. Kloroplas, organel yang mengandung pigmen fotosintesik untuk fotosintesis.
d. Granula penyimpanan, tersebar di dalam kloroplas yang digunakan untuk
menyimpan karbohidrat/pati.
e. Pirenoid, tempat penyimpanan karbohidrat utama yang terletak di dalam kloroplas.
f. Bintik mata (reseptor cahaya), mengatur cahaya masuk ke detektor cahaya. Detektor
cahaya akan menerima cahaya yang diatur bintik mata, kemudian sel bergerak
mengikuti arah cahaya.
g. Vakuola kontraktil, sebagai alat untuk osmoregulasi.
h. Vakuola makanan, sebagai alat pencerna makanan yang masuk melalui sitostoma.
i. Flagella, dimiliki spesies yang motil atau dapat bergerak bebas. Selain itu, ganggang
tergolong tumbuhan yang memiliki tubuh bertalus.
Reproduksi ganggang dilakukan secara aseksual dan seksual.
1) Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner, fragmentasi dan pembentukan
zoospora.
2) Secara seksual dilakukan dengan pembentukan zigot secara:
a. Secara isogami, gamet jantan dan betina ukurannya sama besar.
b. Secara anisogami, gamet jantan dan betina ukurannya berbeda.
c. Secara oogami, gamet berupa sel sperma dan sel telur.

Klasifikasi ganggang menurut pigmen foto sintetik dan cadangan makanannya:

Pigmen tambahan Bentuk


Filum Warna Klorofil Cadangan
Makanan
Euglenophyta Hijau a dan b Karoten, xantofil Paramilum
Cholorophyta Hijau a dan b Karoten Amilum
Rhodophyta Merah a dan d Fikoeritrin,fikosiani Tepung flourid
n
Pyrrophyta Coklat a dan c Karoten,xantofil Amilum/pati
kemerahan
Phaesophyta Coklat a dan c Fukosantin, xantofil Laminarin
Chrysophyta Coklat a dan c Fukosantin,karoten, Leukosin dan
keemasan xantofil laminarin
Bacilirriophyta Coklat a dan c Karoten, xantofil Leukosin
keemasan
1. Euglenophyta

Merupakan ganggang dengan bentuk peralihan dari hewan dan tumbuhan. Euglenophyta
hidup secara autotrof ketika mendapat cahaya cukup dan secara heterotrof ketika cahaya
kurang.

Ciri Euglenophyta:

 Memiliki pigmen utama klorofil a dan b (hijau).


 Cadangan makanan disimpan dalam bentuk paramilum.
 Uniseluler.
 Dinding sel berupa selulosa yang dilengkapi pelikel.
 Bergerak bebas dengan satu atau dua flagella di ujung anterior.
 Memiliki bintik mata yang tersusun atas pigmen fikobilin (merah-biru).
 Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.

Contoh: Euglena viridis (parameter pencemaran)

2. Chloropyhta
Merupakan ganggang yang menjadi nenek moyang tumbuhan utama. Euglenophyta hidup
sebagai epifit atau fitoplankton di dalam air.

Ciri Chlorophyta:

 Memiliki pigmen utama klorofil a dan b (hijau).


 Cadangan makanan disimpan dalam bentuk amilum dan minyak.
 Uniseluler atau multiseluler koloni.
 Dinding sel berupa selulosa.
 Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan
zoospora. 6. Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami dan oogami.

Bentuk-bentuk Chlorophyta:

a. Uniseluler sesil (bulat mangkuk)

Contoh: Chlorella, Chlorococcum.

b. Uniseluler motil (bulat telur)

Contoh: Chlamydomonas.

c. Multiseluler koloni sesil (koloni jala)

Contoh: Hydrodictyon.

d. Multiseluler koloni motil (koloni bulat)

Contoh: Volvox.

e. Filamen

Contoh: Spirogyra (spiral) , Oedogonium, Ulothrix (jala)

f. Talus
Contoh: Ulva atau selada laut.

3) Rhodophyta (ganggang merah)

Ciri Rhodophyta:

1. Memiliki pigmen utama fikoeritrin (merah).

2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung fluorid.

3. Multiseluler bertalus (makroskopis).

4. Dinding sel berupa selulosa dengan lapisan lendir di luar dan miofibril di dalam.

5. Reproduksi aseksual dengan karpospora yang terbentuk dari tetraspora.

6. Reproduksi seksual dengan pembentukan zigot dari gamet jantan yang dihasilkan
spermatangium dan gamet betina yang dihasilkan karpogonium.

Contoh: Eucheuma (rumput laut), Palmaria, Gelidium, Gracilaria, Gigartina .

4) Pyrrophyta/Dinoflagellata (ganggang api)


Ciri Pyrrophyta:

1. Memiliki pigmen utama karoten (jingga) dan xantofil (kuning) yang peka terhadap cahaya.
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk amilum/pati.

3. Uniseluler.

4. Dinding sel berupa selulosa.

5. Tubuhnya mengandung fosfor yang bersifat fluorose ns yang dapat memendarkan cahaya
hijau-biru di malam hari.

6. Bergerak bebas dengan dua flagella di ujung anterior dan membentuk pusaran air ketika
bergerak.

7. Peledakan populasi di perairan hangat menyebabkan fenomena r e d ti d e dan


menghasilkan racun.

a. Neurotoksin, contohnya dihasilkan oleh Gym nodium breve.

b. Ciguatoksin, contohnya dihasilkan Gambierdiscus toxicus.

8. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.

5) Phaeophyta (ganggang coklat)


Phaeophyta hidup menempel pada substrat dan bagian lainnya mengapung di atas air. Ciri
Phaeophyta:

1. Memiliki pigmen utama xantofil (kuning) dan fukosantin (coklat).

2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk laminarin.

3. Multiseluler bertalus (makroskopis).

4. Dinding sel berupa selulosa dengan lapisan gumi dan asam alginat di luar.

5. Dilengkapi gelembung udara untuk penyimpanan nitrogen dan mengapung.

6. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan pembentukan zoospora.

7. Reproduksi seksual dengan cara isogami dan oogami.

Contoh: S a r g a s s u m v u l g a r e (gulma laut),

Turbinaria decurrens, Macrocyst is, Fucus serratus, Laminaria .

6) Chrysophyta (alga keemasan/pirang)


Chrysophyta hidup sebagai fitoplankton di perairan tawar.

Ciri Chrysophyta:

1. Memiliki pigmen utama fukosantin (coklat), karoten (jingga) dan xantofil (kuning).

2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk leukosin dan laminarin.

3. Uniseluler atau multiseluler koloni atau filamen.

4. Dinding sel berupa hemiselulosa dengan pektin atau silika.

5. Bergerak bebas dengan dua flagella di ujung anterior.

6. Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner dan fragmentasi.

7. Reproduksi seksual dengan pem-bentukan auksospora.

Contoh: Mischococcus, Synura, Dinobryon.

7) Bacilliriophyta/Diatom

Diatom adalah ganggang yang memiliki struktur yang tersusun atas bagian tutup (epiteka)
dan bagian wadah (hipoteka).
Diatom adalah ganggang yang memiliki struktur yang tersusun atas bagian tutup (epiteka)
dan bagian wadah (hipoteka).

Struktur Diatom:

Diatom merupakan bioluminosens di perairan laut yang dapat memendarkan cahaya di


malam hari. Ciri Diatom:

1. Memiliki pigmen utama karoten (jingga) dan xantofil (kuning).

2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk leukosin.

3. Uniseluler atau multiseluler koloni.

4. Dinding sel berupa selulosa dan di antara hipoteka dan epiteka terdapat rafe (celah) yang
mengandung silika (kersik).

5. Mensekresikan tanah Diatom.

6. Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan hipoteka dan epiteka.

7. Reproduksi seksual dengan pembentukan auksospora.

Bentuk-bentuk Diatom:

a. Pennalean, tubuh simetris bilateral.

Contoh : R h a p o n e i s s p, T ri n a ri a r e g i n a, Navicula sp, Pinnularia sp.

b. Centralean, tubuh simetris radial.

Contoh: T ri c e r a ti u m p e n t a c ri n u s, Arachnoi discus ehrenbergi.

3. Protista mirip hewan

Dapat disebut sebagai zooplankton (uniseluler) atau protozoa (multiseluler).


Ciri umum Protozoa:

1) Uniseluler.

2) Memiliki alat gerak yang dapat berupa:

a. Pseudopodia, merupakan juluran sitoplasma yang terjadi akibat gerakan ektoplasma dan
endoplasma yang merupakan mikrofilamen.

b. Flagel, merupakan bulu cambuk yang merupakan juluran mikrotubulus. Flagel berukuran
besar dan jumlahnya sedikit.

c. Silia, merupakan bulu getar yang merupakan juluran mikrotubulus. Silia berukuran kecil
dan jumlahnya banyak dan tersebar.

3) Reproduksi dilakukan secara:

a. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner.

b. Secara seksual dilakukan dengan konjugasi.

Klasifikasi Protozoa berdasarkan alat geraknya:

Filum Alat gerak

 Rhizopoda (Sarcodina)
 pseudopodia Flagellata (Mastigophora)
 flagel Ciliata (Ciliaphora/Infusoria)
 silia Sporozoa (Apicomplexa) tanpa alat gerak
Klasifikasi Protozoa:

1. Rhizopoda
Rhizopoda atau Sarcodina adalah protozoa yang bergerak menggunakan pseudopodia
(kaki semu) yang disebut gerak amoeboid. Struktur sel Rhizopoda:

Ciri Rhizopoda:

1. Uniseluler.

2. Heterotrof.

3. Bergerak dengan pseudopodia secara amoeboid.

4. Mencari makan dengan memangsa alga lain dengan menangkapnya menggunakan


pseudopodia. Makanan yang ditangkap lalu ditelan melalui sitostoma secara endositosis, lalu
menuju vakuola makanan untuk dicerna.

5. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.

Klasifikasi Rhizopoda berdasarkan habitat:

a. Ektoamoeba/Gymnoamoeba
b. Entamoeba
c. Cercozoa
d. Foraminifera dan Radiolaria
2) Flagellata

Flagellata atau Mastigophora adalah protozoa yang bergerak menggunakan flagel (bulu
cambuk) yang berfungsi sebagai alat renang.

Ciri Flagellata:

1. Uniseluler.

2. Autotrof atau heterotrof.

3. Umumnya parasit.

4. Bergerak dengan flagel dengan berenang.

5. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.

Klasifikasi Flagellata berdasarkan klorofil:

a. Fitoflagellata, yaitu flagellata berklorofil atau tumbuhan (biasanya diklasifikasikan sebagai


alga). Contoh: Euglena, Volvox, Noctiluca.

b. Zooflagellata, yaitu flagellata tidak berklorofil atau hewan. Contoh: T r y p a n o s o m a g


a m b i e n s e, T. r h o d e s i e n s e, T. e v a n s i, T ri c h o m o n a s vaginalis,
Trichonympha, Leish mania, Giardia lambia.

3) Ciliata

Cilliata atau Ciliaphora atau Infusoria merupakan protozoa yang bergerak menggunakan
silia/bulu getar yang berfungsi sebagai alat renang. Struktur sel Ciliata:
Ciri Ciliata:

1. Uniseluler.

2. Heterotrof.

3. Bergerak dengan silia.

4. Mencari makan dengan menangkapnya menggunakan silia dan memasukkan makanan ke


dalam sitostoma. Makanan yang ditangkap lalu ditelan melalui sitostoma secara endositosis,
lalu menuju vakuola makanan untuk dicerna.

5. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner secara membujur.

6. Reproduksi secara seksual dengan konjugasi.

Klasifikasi Ciliata berdasarkan motilitas:

a. Ciliata motil, yaitu dapat bergerak bebas.

Contoh: Paramecium, Didinium (pemangsa Paramecium), Balantidium coli.

b. Ciliata sesil, yaitu hanya hidup menetap, biasanya hidup permukaan dasar laut.

Contoh: Vorticella, Stentor

4) Sporozoa
Sporozoa atau Apicomplexa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan memiliki
siklus hidup kompleks.

Ciri Sporozoa:

1. Uniseluler.

2. Heterotrof.

3. Umumnya parasit.

4. Bergerak dengan mengubah kedudukan tubuhnya atau mengikuti pergerakan yang terjadi
di lingkungannya.

5. Melekat dengan sel inang menggunakan kompleks apikal yang terdiri dari kait dan
penghisap.

6. Reproduksi secara aseksual dengan skizogoni (membelah diri pada tubuh inang tetap) dan
sporogoni (menghasilkan spora pada tubuh inang perantara).

7. Reproduksi seksual dengan peleburan mikrogamet (betina) dan makrogamet (jantan).

PROTISTA MIRIP JAMUR

Protista mirip jamur merupakan anggota lama dari kingdom fungi. Pada ekosistem, protista
ini berpran sebagai decomposer (pengurai). Protista mirip jamur memiliki beberapa kesamaan
dengan jamur, antara lain :

1. Struktur tubuh seperti jamur sejati yang membentuk sporangia atau membentuk
filamen yang menyerupai hifa (benang).
2. Tidak berklorofil.
3. Habitat di tempat yang lembab.
4. Perkembangbiakan secara aseksualnya juga dengan spora.
5. Bersifat heterotroph. Beberapa bersifat saprofit yaitu memperoleh makanan dari sisa
organisme lain, sedangkan yang lainnya bersifat parasite karena memperoleh
makanan dari tubuh organisme yang ditumpanginya (Jati,2007).

Selain beberapa kemiripan antara protista mirip jamur dan fungi diatas, terdapat beberapa
perbedaan yang membuat protista mirip jamur dipindahkan dari kingdom fungi, antara lain :

1. Pada jamur, zigotnya tidak dapat bergerak karena tidak mempunyai flagella.
Sedangkan pada protista mirip jamur lebih tepatnya jamur lender, zigot dapat
bergerak karena memiliki flagella.
2. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin, sedangkan pada protista mirip jamur terdiri
dari selulosa.
3. Pada protista mirip jamur, struktur membrannya mirip dengan ganggang
4. Pada fase aseksual protisa yang lebih mirip amoeba daripada jamur sehingga tidak
dimasukkan ke dalam kingdom Fungi.
5. Siklus hidupnya (Fathirin,2012).

Protista mirip jamur dibedakan menjadi 2 yaitu myxomicota dan oomycote.

1. Mysomicota (slime mold)


Myxomycota disebut juga jamur lendir karena memiliki protoplasma tanpa dinding sel,
memiliki beberapa ciri yaitu sebagai berikut :
a. Heterotrof
b. Aseluler,
c. Berpigmen kuning, jingga atau warna terang lain
d. Alat gerak berupa pseudopodia atau flagellum.
e. Bersel satu atau bersel banyak
f. Memiliki banyak inti sel.
g. Struktur vegetatifnya menyerupai amoeba yaitu plasmodium, tapi cara
berkembangbiakannya menyerupai fungi (Sulistiyorini,).
Myxomycota hidup sebagai agregat dengan sitoplasma berinti sel banyak yang disebut
plasmodium. Plasmodium mendapat makanan dengan menelan organisme lain secara
fagositosis yaitu memakan sel lain. Myxomycota hidup pada dua fase, yaitu fase
ameboid (bebas) dan fase dewasa (reproduksi). Pada fase dewasa, jamur lendir
bereproduksi secara aseksual atau seksual.
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membelah diri, fragmentasi, atau
pembentukan spora berflagel (myxoflagel) yang akan menjadi myxamoeba.
b. Reproduksi seksual dilakukan dengan cara peleburan dua myxamoeba menjadi
amebozigot. Contoh: Dictystelium discoideum, Physarium sp.

Ciri jamur lendir yang menyerupai fungi terdapat pada waktu stadium badan buah
(miselium), sedangkan pada waktu stadium vegetatifnya mirip protozoa (ameboid).
Namun keduanya memiliki struktur yang sama yaitu senositik dan tetap menunjukan
aliran sitoplasmanya (Fathirin,2012).

Jamur lendir dapat dibagi menjadi dua jenis yakni:

Gambar 3.1 Hifa Bersekat dan Hifa Tak Bersekat

a. Myxomycota (Jamur Lendir Tidak Bersekat / Jamur Lendir Plasmodial) merupakan


jamur ender yang tidak memiliki sekat sehingga kumpulan sel-selnya tidak dapat
dipisahkan serta memiliki banyak inti sel. Pada satu tahap siklus hidupnya, jamur ini
membentuk plasmodium. Plasmodium dapat tumbuh hingga diameter beberapa
sentimeter namun plasmodium bukan multiselular. Plasmodium adalah massa
sitoplasma yang tidak terbagi-bagi oleh membrane plasma yang mengandung
banyak diploid. Oleh karena itu protista ini dinamakan jamur ender tidak bersekat.
Misalnya: Physarum.
Gambar 3.2 Siklus Hidup Jamur Lendir Plasmodial
b. Acrasiomycota (Jamur Lendir Bersekat / Jamur Lendir Selular)
Jamur lendir selular merupakan jamur lendir yang memiliki sekat sehingga
kumpulan sel-selnya dapat dipisahkan. Pada jamur ini dalam mencari makan terdiri
dari sel sel soliter yang berkerja secara individual. Namun ketika makanannya habis
maka sel sel tersebut akan berkumpul membentuk agregat dan berfungsi sebagai satu
unit. Pada jamur ini terdapat massa yang sepintas mirip dengan jamur lendir
plasmodial, namun sel sel tersebut tetap terpisah oleh mempran plasma
individualnya. Selain itu jamur ini merupakan organisme haploid (diploid pada fase
zigot). Misalnya Dictyostelium discoideum (Campbell,2008).
Gambar 3.3 Siklus Hidup Jamur Selular
2. Oomycota ( water molds )
Oomycota atau jamur air adalah protista yang memiliki hifa yang tidak bersekat tetapi
memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. adalah jamur protista yang memiliki ciri
antara lain :
a. Heterotrof.
b. Umumnya uniseluler.
c. Tersusun atas hifa senositik, yaitu hifa yang mempunyai banyak inti terdapat di
dalam benang-benang hifa yang tidak bersekat.
d. Dinding sel tersusun atas selulosa, namun tidak memiliki kloroplas
(Sulistiyorini,2009).
Jamur air bereproduksi secara aseksual atau seksual.
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan menghasilkan zoospora yang memiliki dua
flagel untuk berenang di air.
b. Reproduksi seksual dilakukan dengan menghasilkan zigot dari pertemuan gamet
jantan yang dihasilkan anteridium dan gamet betina yang dihasilkan oogonium.
Contoh: Saprolegnia (parasit ikan) , Plasmoporaviticola (jamur anggur),
Phytophtorainfestans (jamur kentang dan tomat).
Gambar 3. 4 Siklus Hidup Jamur Air

Plankton

Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang mengapung, mengambang, atau
melayang didalam air dan memiliki kemampuan berenang yang terbatas sehingga mudah
terbawa arus air.

A. Klasifikasi plankton
Klasifikasi plankton dalam buku karya Anugerah Nontji (2008) antara lain:
1. Berdasarkan fungsi
a. Fitoplankton

Gambar 4.1 Fitoplankton


Fitoplankton atau plankton nabati merupakan tumbuhan yang hidup mengambang
atau melayang di laut. Fitoplankton pada umumnya berukuran 2-200 μm dan
bersel tunggal namun ada juga yang berbentuk rantai. Fitoplankton memiliki
klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri (autotrofik) dengan
berfotosintesis. Oleh karena itu, makhluk hidup di air bergantung pada
fitoplankton.
b. Zooplankton

Gambar 4.2 Zooplankton


Zooplankton adalah hewan yang hidup mengapung dan melayang didalam laut.
Zooplankton pada umumnya berukuran 0,2-2 mm. Zooplankton bersifat heterofik
atau tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri, sehingga hidupnya
bergantung pada fitoplankton. Beberapa zooplankton tidak dapat benerang bebas
sehingga hidupnya terbawa oleh arus. Ada yang dapat aktif berenang bebas yaitu
nekton dan ada juga yang hidup didasar laut yaitu bentos.
c. Bakterioplankton
Bakterioplankton adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Bakteri ini
memiliki ukuran yang sangat kecil. Pada umumnya bakteri ini memiliki klorofil.
Peran bacterioplankton sebagai decomposer atau pengurai biota yang sudah mati.
d. Virioplankton
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini hidup
menempel pada biota lain, umumnya bacterioplankton dan fitoplankton. Virus ini
hanya hidup ketika menempel pada biota lain. Virus ini dapat memecahkan dan
mematikan sel sel inangnya.
2. Berdasarkan ukuran
a. Megaplankton
Plankton yang berukuran 20-200 cm. Plankton yang masuk dalam golongan ini
kebanyakan adalah ubur-ubur. Contohnya ubur-ubur schyphomedusa.
b. Makroplankton
Plankton yang berukuran 2-20 cm, contohnya larva ikan.
c. Mesoplankton
Plankton yang berukuran 0,2-20 mm. sebagian besar zooplankton masuk ke dalam
golongan ini seperti amfipod, copepod. Selain itu, beberapa fitoplankton juga
masuk kedalam golongan ini, contohnya nocticula.
d. Mikroplankton
Plankton yang berukuran 20-200 μm. Sebagian besar fitoplankton masuk kedalam
golongan ini seperti diato, dinoflagelat.
e. Nanoplankton
Plankton yang berukuran 2 - 20 μm.
f. Pikoplankton
Plankton yang berukuran 0,2-2 μm. Umumnya jenis plankton yang masuk ke
dalam golongan ini adalah bakteri.
g. Femtoplankton
Plankton yang berukuran lebih kecil dari 0,2 μm. Virus laut termasuk dalam
golongan ini, biasa disebut virioplankton.

3. Berdasarkan daur hidupnya


a. Holoplankton
Plankton yang termasuk kedalam golongan ini adalah plankton yang menjalani
seluruh fase pada daur hidup plankton yaitu mulai dari telur, larva, hingga dewasa.
Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini seperti amfipod, salpa.
Beberapa fitoplankton juga masuk kedalam golongan ini seperti holoplankton.
b. Meroplankton
Meroplankton juga disebut sebagai plankton sementara. Hal tersebut dikarenakan
plankton pada golongan ini hanya menjalani setengah daur hidup sebagai plankton
yaitu mulai sebagai telur dan berhenti sebagai larva. Ketika beranjak dewasa
plankton jenis ini berubah menjadi nekton atau bentos. Nekton yaitu hewan yang
aktif berenang bebas. Contohnya ikan, umumnya ikan hidup sebagai plankton
ketika dalam fase telur-larva dan ketika dewasa beubah menjadi nekton.
Sedangkan bentos adalah makhluk yang hidup menetap atau melekat didasar laut.
Contohnya kerrang yang hidup sebagai plankton ketika masih dalam fase telur
hingga larva dan ketika dewasa berubah menjadi bentos. Pada hidup
meroplankton selalu berkaitan dengan crustasea, mollusca, dan ikan.
c. Tikoplankton
Tikoplankton bukan lah plankton sejati. Umumnya tikoplankton hidup sebagai
bentos. Namun karena pergerakan air, menyebabkan tikoplankton terlepas dan
hidup terbawa arus sementara sebagai plankton.
4. Berdasarkan persebaran horizontal
a. Plankton neritic
Plankton yang hidup di perairan yang memiliki kandungan garam (salinitas) yang
rendah.
b. Plankton oseanik
Plankton yang hidup diperairan yang meniliki kandungan garam tinggi.

Namun pada dasarnya penggolongan tersebut tidak bersifat kaku, karena beberapa
plankton dapat melakukan adaptasi dari neritic ke oseanik atau sebaliknya.

5. Berdasarkan persebaran vertical


a. Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di perairan dangkal hingga kedalaman
100m atau kira- kira dikedalaman yang masih memungkinkan sinar matahari
masuk ke dalam perairan. Fitoplankton sangat banyak dijumpai di golongan ini.
Contoh kelompok plankton pada golongan ini adalah hiponeuston hidup
dikedalaman 0-10 cm, neuston hidup berbatasan langsung dengan udara, dan
pleuston yang hidup mengambang sampai sebagian tubuhnya terkena udara.
b. Mesoplankton
Plankton yang hidup di kedalaman 100-400m. Di kedalaman ini intensitas cahaya
yang masuk hanya sedikit sehingga didominasi oleh zooplankton.
c. Hipoplankton
Plankton yang hidup di kedalaman lebih dari 400 m. contoh kelompok pada
kedalaman ini adalah batiplankton pada kedalaman lebih dari 600 m, dan
abisoplankton pada kedalaman 3000-4000m.
B. Peranan Plankton
Peranan plankton menurut Fathira, dkk. (2013) :
1. Peran positif
a. Fitoplankton berperan dalam pengurangan kadar karbondioksida di udara. Pada
proses fotosintesis, fitoplankton akan menyerap karbondioksida diudara dan
menghasilkan oksigen sehingga mengurangi kadar karbondioksida di udara.
b. Mengurangi kadar racun diperairan. Beberapa plankton dapat mengikat racun
dan mengendapkannya didasar perairan.
c. Menstabilkan suhu perairan. Fitoplankton yang hidup mengambang di perairan
dangkal menyerap sinar matahari dan sekaligus menutupi biota lain dari sinar
matahari. Sehingga suhu diperairan menjadi stabil.

2. Peranan Negatif
a. Bangkai zooplankton dapat menjadi racun diperairan. Bangkai zooplankton
yang diuraikan secara anaerob dapat menghasilkan gas beracun.
b. Membuat pernasan ikan tersendat. Plankton yang menempel pada insang ikan
akan menyendat pernafasan.
c. Beberapa bakterioplankton dapat menghasilkan metabolit yang bersifat racun
bagi organisme darat seperti cyanobakteria
d. Fitoplankton dapat mengakibatkan peristiwa blooming yaitu ledakan
perkembangan yang begitu cepat. Hal tersebut akan menurunkan produktivitas
perairan dan mematikan pada ikan.
Fathira, G. dkk. 2013. Peranan Peranan Plankton. Bandung : Universitas Padjajaran

Nontji, Anugerah. 2008. Plankton Laut. Jakarta : LIPI Press

Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Kelas
X. Jakarta : PT. Balai Pustaka

Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi. Jakarta : Ganeca Exact

Fathirin, A.N.J., 2012. Paper Biologi Perbedaan Protista Mirip Jamur dengan Jamur
(Fungi). Jember (ID) : Universitas Jember

https://blog.ruangguru.com/biologi-kelas-10-mengenal-jenis-jenis-protista-mirip-jamur

Kimball, John W., 1983. Biologi, Jilid 1, terj. Siti Soetarmi dan Nawangsari Sugiri, Bandung;
Erlangga,

Campbell, N. A., J. B. Reece, dan L. G. Mitchell. 2000. Biologi Edisi ke 5 Jilid 2. (diterjemahkan dari :
Biology Fifth Edition, penerjemah : W. Manalu).

Anda mungkin juga menyukai