“ DIET KETO”
Disusun Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
HALAMAN PENGESAHAN
“ DIET KETO”
Oleh :
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim pembimbing stase Baitul Insan Kamil
Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Dipresentasikan dihadapan
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu yang terlihat sehat akan tetapi memiliki berat badan yang tidak
ideal pun dapat menimbulkan suatu masalah kesehatan yaitu obesitas. Kegemukan
atau obesitas adalah suatu kondisi kesehatan seseorang yang mengalami kelebihan
lemak tubuh. Individu yang mengalami kegemukan atau obesitas lebih rentan
mengalami masalah kesehatan seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, beberapa
jenis kanker dan penyakit kandung empedu. Kegemukan juga dapat menyebabkan
masalah seperti sleep apnea dan osteoarthritis (radang sendi), semakin individu
gemuk maka semakin mengalami masalah kesehatan. Berdasarkan pemikiran
tersebut, diet merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien untuk memiliki
atau mencapai berat badan normal. Individu yang mampu mengatur pola
kebiasaan makan secara sehat (diet), akan mampu menjaga stabilitas berat
badannya dengan baik sehingga ia dapat terhindar dari kegemukan ataupun
kelebihan berat badan. (Dariyo, 2014).
Islam bukan hanya membahasa tentang cara hidup dan kepercayaan, tetapi
Islam merupakan agama yang sempurna dengan disiplin dan etika dalam
kehidupan. Islam memberikan pedoman etika dalam hidup melalui Al-Quran dan
Sunnah. Berbagai upaya dilakukan untuk menghormati Sunnah Nabi Muhammad
seperti tulisan tentang kehidupan Nabi, dari Nabi secara pribadi, dan Sunnah Nabi
dalam berbagai dimensi [1]. Jelas terlihat bahwa upaya apresiasi Sunnah sangat
besar. Di antara yang ditekankan oleh Islam adalah etika saat makan dan minum.
3
Makanan adalah media untuk menjaga kesehatan dan keberlangsungan ibadah
kepada Allah, tidak hanya untuk memuaskan keinginan. Karena itu kita tidak
dilarang mengambil rezeki apa pun yang halal menurutnya. Pada prinsipnya,
semuanya diizinkan, kecuali ada bukti untuk melarangnya (Mariam & Nabilah,
2018). Siapa pun yang dilarang tanpa alasan syar'i, itu termasuk dalam firman
Allah (QS. Al-maidah 87):
Dalam Islam pun kita diminta untuk menjaga kesehatan, tertutama yang
berasal dari makanan. Hal tersebut sering dibahas dalam pembahasan makanan
sehat dan halal. Seperti firman Allah SWT dalam (QS. Al-Baqarah 168) :
ت
ِ ط َو ۟ ُطيِباا َو ََل تَتَّبِع
ُ وا ُخ ِ وا ِم َّما فِى أٱْل َ أر
َ ض َحلَ اًل ۟ ُاس ُكل ُ ََّٰٓيَأَيُّ َها ٱلن
ط ِن ۚ ِإنَّهُۥ لَ ُك أم َعد ٌُّو ُّم ِبين
َ ش أي
َّ ٱل
Artinya :
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di
bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah syaitan. Sungguh, syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.”
Allah SWT memerintahkan kita untuk makan makanan halal dan bergizi,
karena makanan bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar. Makanan juga
memiliki fungsi masing-masing khususnya untuk menutrisi bagian tubuh kita.
Dan dalam hal makanan jangan sesekali kita berlebihan dalam hal makan, seperti
dalam firman Allah dalam (QS. Al-A’raf: 31) , yang berbunyi:
4
س ِرفُ ٓوا
ْ ُ َو ُكلُوا َواش َْربُوا َو ََل ت
Artinya :
Makanan yang berlebihan sangat tidak baik bagi tubuh, karena dapat
menyebab kan obesitas yaitu kegemukan. Selain membuat lemak menumpuk
dapat menyebabkan penyakit lainnya yang lebih serius. Dalam Islam juga
diajarkan diet menurut Sunnah Rasulullah, yaitu puasa Sunnah.
Diet Sunnah adalah salah satu dari banyak ajaran Nabi Muhammad SAW
yang sangat baik bagi kesehatan kita dan kehidupan kita secara keseluruhan.
Diet Sunnah terdiri dari makanan yang direkomendasikan Nabi Muhammad
SAW, seperti madu, kurma, habbatussauda (biji hitam), susu, melon, dan banyak
lagi. (Shuhaimi, 2013).
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang manusia memenuhi satu
wadah yang lebih berbahaya dibandingkan perutnya sendiri. Sebenarnya seorang
manusia itu cukup dengan beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang
punggungnya. Namun jika tidak ada pilihan lain, maka hendaknya sepertiga perut
itu untuk makanan, sepertiga yang lain untuk minuman dan sepertiga terakhir
untuk nafas.” (HR. Ibnu Majah no. 3349 dan dinilai shahih oleh Al Albani dalam
shahih sunan Ibnu Majah no. 2720).
Dalam perkembangan zaman, banyak sekali diperkenalkan berbagai
macam metode diet. Baik diet menurut islam maupun diet di luar dari hukum
Islam. Maka dari itu penting bagi kita sebagai umat muslim untuk mengenali
dan mempelajari diet lebih lanjut. Hendaknya kita memilih diet sesuai dengan
hukum Islam dan Sunnah Rasulullah SAW, agar senantiasa kita memilih
makanan sehat dan halal. Dalam jaman modern ini juga dikenal diet Keto, diet
keto adalah diet yang dilakukan dengan cara menerapkan pola makan rendah
karbohidrat dan tinggi lemak. Apabila konsumsi lemak normal adalah sekitar 20-
30%, diet ketogenik menganjurkan asupan lemak mencapai 60-70%. Tujuan
konsumsi lemak dalam jumlah yang tinggi pada diet keto adalah agar tubuh
mencapai kondisi ketosis. Dalam kondisi tersebut, tubuh akan membakar lemak
5
sebagai sumber energi utama. Lemak juga akan diubah menjadi keton pada hati,
sehingga memberi suplai energi untuk otak.
Dalam pengertian tersebut menjelaskan bahwa diet keto adalah diet rendah
karbohidrat dan tinggi lemak, sedangkan makanan-makanan Sunnah dari Rasulullah
banyak mengandung karbohidrat seperti buah kurma, hal tersebut cukup menimbulkan
pro dan kontra. Kemenkes juga tidak menyarankan penerapan diet keto karena diet
keto memiliki sifat yang individual sehingga tidak sama pada setiap orang dan tak
dapat direkomendasikan.
Dari firman Allah swt dan hadist di atas maka perlu diperjelas bagaimana
pandangan islam terhadap diet keto sebagai mana yang telah banyak diketahui
kaum muslimin di zaman sekarang ini.
B. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari Diet keto
2. Mengetahui manfaat dari Diet keto dari segi kesehatan
3. Mengetahui hukum melakukan Diet keto dalam sudut pandang Islam
6
BAB II
ILUSTRASI KASUS
7
BAB III
8
Memiliki gangguan jantung atau paru-paru yang dapat membahayakan
keselamatan jika terjadikehamilan atau melahirkan
Tidak dapat hamil dengan teknik bayi tabung
Tidak dapat mengadopsi anak karena status pernikahan , usia, atau
orientasi seksual (Sonny Dewi Judiasih, 2017)
9
6. Biaya
Calon orangtua harus memikirkan dn menanggung biaya mulai dari
pemeriksaan awal, proses kehamilan, jasa kehamilan, hingga perawatan
setelah melahirkan (Hoda ahmari tehran, 2014).
E. METODE
Terdapat dua macam metode ibu pengganti yang dapat dilakukan. Pertama
pengganti tradisional, adalah metode dengan inseminasi buatan dengan
menyuntikkan sperma ayah ke sel telur rahim wanita yang menjadi ibu
pengganti. Kedua, penganti gestasional. Merupakan metode In Vitro
Fertilitation (IVF). Dengan menggunakan sel telur dan sperma kedua
pasangan suami istri untuk kemudian diletakkan di dalam rahim calon ibu
pengganti. Dengan kata lain, tidak ada hubungan genetik (Hoda ahmari
tehran, 2014).
10
1. Donor Sperma
11
2. Seseorang memiliki kondisi masalah ejakulasi, seperti : sklerosis
multiple, diabetes.
3. Seseorang yang menjalani chemotherapy atau radiasi yang akan
mengurangi atau merusak produksi dan kualitas sperma.
4. Seseorang akan bekerja didaerah terpapar racun reproduktif.
5. Seseorang akan menjalani vasektomi (Warner, 2008).
12
riw.genetik yang tidak jelas. Selain itu dapat munculkan masalah sosial
dikemudian hari, termasuk medikolegal.
Adanya bank sperma memungkinkan seorang laki-laki dapat
menyumbangkan spermanya kepada beberpa perempuan berbeda tanpa
status pernikahan. Jika anak dari hasil inseminasi tersebut tumbuh dewasa
dan menikah dengn seseorang yang ternyata berasal dari satu sperma yang
sama, maka berisikotinggi memiliki keturunan yang cacat. (Mobtadin,
2016) .
13
BAB IV
Donor sperma merupakan salah satu hal yang bertentangan dalam agama
islam. Oleh karena itu, demi kehati-hatian para Ulama’ mengharamkannya
dikarenakan berhubungan dengan perbuatan zina. Diantara yang mengharamkan
adalah Lembaga fiqih Islam, OKI, Majelis Ulama (MUI), Muktamar Tarjih
Muhammadiyah ke 21 di Klaten pada 6-11 April 1980, Muktamar NU ke 28 pada
November 1989, Mahmd Shaltut, Yusuf Alqordhowi, Alribasyi, dan Zakariya
Ahmad Albari dengan pertimbangan dikhawatirkan adanya pencampuran nasab
dan hal-hal yang tidak diinginkan (SK MUI No: Kep-925/MUI/XI/1990)
(Mobtadin, 2016).
14
“ Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali
budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu)
sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang
demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan
untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri)
diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan
sempurna),sebagai suatu kewajiban, dan tiadalah mengapa bagi kamu
terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya,sesudah
menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha
bijaksana.” (QS An-nisa : 24)
B. Sedangkan dari sisi lain, ada mudharat yang terkandung didalamnya antara
lain :
15
- Percampuran nasab, padahal islam sangat menjaga kesucian atau
kehormatan kelamin dan kemurnian nasab, karena nasab itu ada
kaitannya dengan kemahraman dan kewarisan
- Bertentangan dengan sunnatullah
- Inseminasi buatan dengan donor pada hakikatnya sama dengan
prostitusi, karena terjadinya percampuran sperma dan ovum tidak
dalam ikatan perkawina yang sah
- Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik
dalam rumah tangga
- Anak hasil inseminasi buatan lebih banyak unsur negatifnya daripada
anak adopsi
- Anak hasil inseminasi buatan lahir tanpa melalui proses kasih sayang
yang alami, terutama inseminasi buatan melalui ibu titipan yang
menyerahkan bayi nya kepada pasangan suami istri yang punya
benihnya sesuai dengan kontak, tidak terjadi hubungan keibuan secara
alami (Utomo, 2003).
Surrogate mother adalah istilah ibu pengganti, yaitu seorang wanita yang
membesarkan zigot atau embrio hingga bayi itu lahir, yang mana zigot atau
embrio tersebut berasal dari sperma dan ovum yang dititipkan oleh pasangan
suami istri lain (Hidayat 2016).
َت أَفَبِّ ۡٱل َٰبَ ِّط ِّل ي ُۡؤ ِّمنُون ٱَّللُ َجعَ َل لَ ُكم ِّم ۡن أَنفُ ِّس ُك ۡم أ َ ۡز َٰ َو ٗجا َو َجعَ َل لَ ُكم ِّم ۡن أ َ ۡز َٰ َو ِّج ُكم بَنِّينَ َو َحفَدَ ٗة َو َرزَ قَ ُكم ِّمنَ ٱل ه
ِّ ِۚ طيِّ َٰ َب َو ه
٧٢ َٱَّللِّ ه ُۡم َي ۡكفُ ُرون ت ه ِّ َو ِّبنِّعۡ َم
16
Artinya : Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman
kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah? (QS An-Nahl : 72)
17
b. H. Ali Akbar, menyatakan bahwa boleh menitipkan bayi tabung pada
wanita surrogate mother, karena tidak bisa mengandung karena rahimnya
mengalami gangguan. Menyusukan anak kepada wanita lain di
perbolehkan dalam islam dan boleh diupahkan. Nabi dahulu juga disusui
oleh Halimatun Sa’diyahhal, hal itu disamakan dengan diperbolehkan
memberikan upah kepada wanita yang meminjamkan rahimnya.
c. H. Salim Dimyati memberikan pendapat bahwa Bayi tabung yang
menggunakan sel telur dan sperma dari suami yang sah, lalu embrionya di
titipkan kepada ibu pengganti, maka setelah anak itu lahir statusnya adalah
anak angkat, tidak ada hak mewarisi dan di warisi (Selian 2017).
18
c. Syaikh Mahmud Syaltut (1963) berpendapat , jika inseminasi itu dari
sperma laki-laki lain yang tidak terikat akad, maka hal tersebut merupakan
suatu perbuatan yang sangat buruk dan suatu kejahatan yang lebih munkar
dari memungut anak.
d. Menurut Mu’tamar Tarjih Muhammadiyah tahun 1980 Tidak dibenarkan
menurut hukum Islam, sebab menanam benih pada rahim wanita lain
haram hukumnya sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya :
“Tidak halal bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat
menyirami airnya ke ladang orang lain.” Demikian pula di haramkan
karena (1) Pembuahan seperti itu termasuk kejahatan yang menurunkan
martabat manusia, dan (2) Merusak tata hukum yang telah di bina dalam
kehidupan masyarakat.
e. Pendapat Munas Alim Ulama’ (NU) Di Sukorejo Situbondo Tahun 1983,
Tidak sah dan haram hukumnya menyewakan rahim bagi suami istri yang
cukup subur dan sehat yang menginginkan seorang anaka namun kondisi
rahim istri tidak bisa untuk mengandung seorang bayi. Selain hadis di atas
para ulama’ peserta munas berdasarkan hadis Nabi yang terdapat pada
Tafsir Ibnu Katsir Juz 3/326:
Rasulullah bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik di
bandingkan seseorang yang menaruh spermanya di rahim wanita yang
tidak halal baginya”.
f. Hasil sidang Lembaga Fiqh Islam OKI III di Yordania tahun 1986
Memutuskan bahwa sewa rahim itu adalah haram hukumnya dan di larang
mutlak bagi dirinya karena akan mengakibatkan percampuran nasab dan
hilangnya keibuan dan halangan-halangan syar’i lainnya. Dan begitu pula
tidak di perbolehkan menitipkannya ke rahim istri yang ke dua, ketiga dan
seterusnya bagi yang poligami.
g. Prof. Dr. Said Agil Husin Al-Munawar, MA, berpendapat bahwa
walaupun sewa rahim memiliki manfaat namun keburukan atau masfadah
yang di akibatkan jauh lebih besar dari pada manfaatnya, yaitu akan
menimbulkan kacaunya status anak. Selain itu menimbulkan
19
persengketaan yang akan timbul antara kedua ibu. Sehingga menurut Prof.
Dr. Said Agil, hukum penyewaan rahim tidak di benarkan (Haram).
Dari penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa anak yang
dilahirkan oleh surrogate mother berdasarkan hukum islam dan penentuan
nasab, anak tersebut adalah hasil dari persetubuhan yang terselubung (bisa
dikatakan zina), sehingga anak tersebut dinasabkan pada ibunya. Para ahli
fiqih membuat pertemuan yang diselenggarakan di Kuwait untuk
membahas tentang surrogate mother, dengan hasil itjihad tersebut
menyatakan bahwa pembuahan berdasarkan konsep sewa rahim tersebut
dapat diterima asalkan para pihak melakukannya dalam ikatan perkawinan
tanpa campur tangan pihak lain. Hal tersebut sesuai dengan Surat
Keputusan MUI No : Kep. 952/MUI/1990 tentang inseminasi buatan yang
pada intinya bahwa inseminasi buatan yang diambil dari pasangan suami –
istri untuk istri – istri yang lain hukumnya haram. Para Ulama’ bersepakat
tentang pengharaman sewa rahim dalam keadaan berikut:
- Menggunakan rahim wanita lain selain isteri;
- Percampuran benih antara suami dan wanita lain;
- Percampuran benih isteri dengan lelaki lain;dan
- Memasukkan benih yang disenyawakan selepas kematian suami isteri.
20
BAB V
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Dirckx, J.H., 2004. Kamus Ringkas Kedokteran Stedman untuk Profesi Kesehatan. 4th ed.
Jakarta: EGC.
DPR, 2009. Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijk Wtboek). cet. IV ed. Jakarta: PT.
Dian Rakyat.
Hidayat, Z., 2016. Tinjauan Hukum Islam terhadap Kewarisan Anal yang dilahirkan
melalui Sewa Rahim. Jakarta.
Mobtadin, 2016. Mencari Formulasi baru antara Agama dan Sains: refleksi Etis atas
kasus Bank Sperma. Shahih, p.128 vol.1 no. 2.
Rahmawati, N.A. & Susilawati, H., 2017. Fenomena Surrogate Mother (Ibu Pengganti)
dalam Perspektif islam ditinjau dari hadits. Nuansa, 14.
Ratman, D., 2012. Surrogate Mother dalam Perspektif Etika dan Hukum : Bolehkah Sewa
Rahim di Indonesia. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Saxena, P., Mishra, A. & Malik, S., 2012. Surrogacy: Ethical and Legal Issues. Indian
Journal of Community Medicine.
Selian, M.A.H., 2017. Surrogate Mother : Tinjauan Hukum Perdata dan Islam. Jurnal
Yuridis, 4, pp.131-47.
Sonny Dewi Judiasih, S.S.D., 2017. Jurnal Bina Mulia Hukum. Aspek Hukum Surroget
Mother Dalam Prespektif Hukum Indonesia, pp.volume 1, nomor 2.
Utomo, S.B., 2008. Fiqih Aktual, Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer. Jakarta: Gema
Insani.
Yanggo, C., 2002. Problematika Hukum Islam Kontemporer I. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Zallum, A.Q., 2007. Beberapa Problem Kontemporer Dalam Pandangan Islam. Bandung:
Pustaka Ilmu.
22