MAKALAH
Disusun Oleh:
Off GHI-K / 2015
Kelompok 2
Atikah Amalia 150342603782
Dyta Adilya 150342602105
Esha Ardiansyah 150342606823
Linda Puspitasari 150342603190
Nindis Pristya 150342600086
Zefry Okta Pradana 150342600433
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil
energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan energi
lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan
pokok, terutama pada negara sedang berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat
dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai
90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini
disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya
dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein. Karbohidrat banyak
ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian
yang tersebar luas di alam (Hutagalung, 2004). Secara umum, karbohidrat adalah komponen
bahan pangan yang tersusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O).
Susunan atom-atom tersebut dan ikatannya membedakan karbohidrat satu dengan yang lainnya,
sehingga ada karbohidrat yang masuk kelompok struktur sederhana seperti monosakarida dan
disakarida dan dengan struktur kompleks atau polisakarida seperti pati, glikogen, selulosa dan
hemiselulosa (Kusbandari, 2015).
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, dan manusia
dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Lipid adalah senyawa organik
yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar
seperti hidrokarbon atau dietil eter. Lipid berperan penting dalam komponen struktur membran
sel. Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan
pelindung, dan insulator organ-organ tubuh. Beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia,
pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon . Senyawa yang termasuk lipid tidak memiliki rumus
struktur yang serupaatau mirip, selain itu sifat kimia dan fisikanya pun berbeda-beda. Karena itu,
senyawa yang memiliki sifat fisika seperti lemak dimasukkan ke dalam kelompok lipid. Lipid
dibagi menjadi 8 golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu asam lemak, lemak,
lilin, fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, dan lipid kompleks.
Lemak atau lipid, sangat berguna dalam dalam tubuh salah satunya adalah untuk melarutkan
vitamin. Kenaikan kadar lipid atau kolesterol dalam darah akan menyebabkan timbulnya penyakit
jantung. Kadar kolesterol dikatakan aman, bila jumlah kolesterol dalam darah kurang dari 300
mg/hari (Sulistijani, 2000). Pengaturan pola makan merupakan pilar utama dalam menangani
pasien dengan kadar lemak darah tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi profil lipid seperti
berbagai penyakit (DM, hipertensi, obesitas), gaya hidup (pola makan salah, kebiasaan merokok,
dan kebiasaan minum alkohol) (Baraas, 2003).
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian karbohidrat ?
2. Apa saja macam karbohidrat ?
3. Apa saja fungsi karbohidrat ?
4. Sumber makanan apa saja yang menjadi sumber karbohidrat ?
5. Penyakit apa saja yang timbul akibat kelebihan karbohidrat ?
6. Apakah pengertian lemak ?
7. Apa saja macam lemak ?
8. Apa saja fungsi lemak ?
9. Sumber makanan apa saja yang menjadi sumber lemak ?
10. Penyakit apa saja yang timbul akibat kelebihan lemak ?
1.4 Tujuan
1. Mengetahui pengertian karbohidrat.
2. Mengetahui macam karbohidrat.
3. Mengetahui fungsi karbohidrat.
4. Mengetahui sumber makanan yang menjadi sumber karbohidrat.
5. Mengetahui penyakit yang timbul akibat kelebihan karbohidrat.
6. Mengetahui pengertian lemak.
7. Mengetahui macam lemak.
8. Mengetahui fungsi lemak.
9. Mengetahui sumber makanan yang menjadi sumber lemak.
10. Mengetahui penyakit yang timbul akibat kelebihan lemak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KARBOHIDRAT
2.1.1 Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen yang
terdapat di alam. Karbohidrat berasal dari kata hidrat karbon yang berarti senyawa antara karbon dan
air sehingga dehidrasi sukrosa (C12H22O11) oleh asam sulfat menjadi karbon. Sebagian besar
karbohidrat memiliki rumus empiris CH2O, misalnya glukosa (C6H12O6), senyawa ini diduga hidrat
dari karbon yang artinya senyawa antara karbon dan air sehingga disebut karbohidrat. Berdasarkan
hidrolisisnya, karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama
bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dari CO2 dari udara dan air dari tanah.
Karbohirat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen
yang lepas di udara.
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan
mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sedehana ini kemudian
mengalami polimerasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan,
yaitu pati dan nonpati. Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang
dihubungkan dengan ikatan glikosidik (ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada molekul
glukosa dengan gugus hidroksil atom C nomor 4 pada molekul glukosa lain dengan melepas 1 mol
air). Polisakarida non pati membentuk struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur
polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik.
b. Disakarida
Disakarida yang banyak dijumpai dalam makanan yatu sukrosa, laktosa, dan maltosa.
- Sukrosa
Sukrosa merupakan gula yang banyak terdapat dalamdiet. Gula tebu atapupun gula bit
merupakan sukrosa murni. Sukrosa terdiri atas dua molekul monosakarida, oleh kegiatan
enzim pencernaan sukrosa dipecah menjadi glukosa dan fruktosa. Sukrosa yang dimakan
bila terlalu lama berada dalammulut makadapat mengakibatkan bakteri menjadi aktif dan
merusak gigi (Astuti, 1986). Rumus kimia sukrosa sebagai berikut.
- Laktosa
Laktosa dan maltose adalah dua jenis disakarida yang hanya sedikit terdapat dalam
diet, disebut juga gula susu. Dalam susu sapi terdapat laktosa sebanyak 5,5 dan dalam air
susu ibu terdapat 6,8%. Di dalam usus halus, laktosa dipecah oleh enzim lactase menjadi
glukosa dan galaktosa (Astuti, 1986).
- Maltosa
c. Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks yang disusun oleh beberapa ribu unit
karbohidat sederhana yang saling berikatan membentuk molekul dengan rantai lurus aupun
rantai yang bercabang. Ada empat jenis polisakarida yang penting dalam gizi yaitu pati,
dekstrin, glikogen, dan sellulose (Astuti, 1986).
a. Beras
Beras merupakan bahan pangan pokok terutama bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Dalam Suhartiningsih (2004) dijelaskan bahwa beras memiliki keunggulan dibanding bahan pangan
lain. Kandungan energinya mencapai 360 kalori per 100 gram. Itulah sebabnya, di Indonesia
sumbangan beras terhadap energy masih sangat tinggi.
b. Jagung
Jagung juga merupakan bahan pangan sumber karbohidrat. Jagung mengandung sekitar 70%
pati dari bobot biji jagung yang merupakan komponen penting tepung jagung. Komponen karbohidrat
lain adalah gula sederhana, yaitu glukosa, sukrosa dan fruktosa, sekitar 1,3% dari bobot biji (Auliyah,
2012). Jagung mengandung serat yang tinggi meliputi polisakarida yang tidak dapat dicerna seperti
selulosa, hemiselulosa, oligosakarida, pectin, gum, dan waxes (Syamsir, 2008). Kandungan zat gizi
antara jagung manis dan jagung biasa memiliki perbedaan. Perbedaannya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel. Kandungan zat gizi/100 gram (Auliyah, 2012).
c. Gandum
Bahan pangan sumber karbohidrat yang lain adalah gandum. Gandum mengandung
karbohidrat sebesar 71,0 g (Direktorat Gizi, 1992). Biji gandum memiliki kandungan gizi yang cukup
tinggi, diantaranya karbohidrat 60-80%, protein 10-20%, lemak 2-2,5%, mineral 4-4,5% dan
sejumlah vitamin lainnya. Gandum atau terigu merupakan bahan baku produk makanan olahan seperti
roti, pasta, mie, pizza, biscuit dan lainnya.
d. Umbi-umbian
Umbi-umbian sebagai bahan pangan sumber karbohidrat telah lama dikenal dan dikonsumsi
oleh masyarakat. Umbi-umbian yang merupakan sumber karbohidrat antara lain ganyong, gembili,
garut, singkong, dan ubi jalar. Ganyong merupakan tanaman herba berumbi dengan
kandungankarbohidrat yang lebih tinggi (88,2%) dibandingkan umbi-umbian lainnya (Noriko et al.,
2014).
Gembili merupakan salah satu jenis umbi yang populasinya terbatas. Komponen terbesar dari
gembili adalah kandungan karbohidrat 27-30%, yang tersusun atas amilosa 14.2% dan amilopektin
85.8%. Gembili juga mengandung glukosa dan fruktosa, sehingga menimbulkan rasa manis dengan
kadar gula 7-11% (Hatmi et al., 2014). Garut adalah sumber pati yang baik sebagai bahan pangan
fungsional. Garut memiliki kandungan pati sebebsar 19,4-21,7%, serat 0,6-1,3%, lemak 0,1%, protein
1,0-2,2%, kandungan air sebanyak 69-72% dengan hasil utama berupa pati (Hatmi et al., 2014).
Singkong memiliki kandungan karbohidrat 34,7 gram dan kalori 146,0 kkal. Singkong juga
mengandung pati sebesar 80% yang terdiri dari amilosa, amilopektin, dan sisanya komponen minor
seperti, air, abu, protein dan lemak (Subagio, 2007). Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak
20,71 gram dan dapat menghasilkan 115 kkal/100 g bobot segar.
e. Sagu
Sagu meriupakan sumber pangan penghasil pati terbaik di daerah Maluku dan dapat menjadi
bahan pangan pokok pengganti beras. Pati sagu memiliki kadar karbohidrat yang lebih tinggi dari
beras yaitu 80.35-85.90% yang dapat diolah menjadi bahan makanan seperti papeda dan juga bahan
baku industri (Papilaya, 2009).
Bahan makanan di atas dapat diolah menjadi tepung. Bebrapa kalori dan kandungan seperti
karbohidrat dari berbagai jenis tepung pun berbeda-beda. Berikut tabel jumlah kalori dari masing-
masing jenis tepung.
Tabel. Jumlah kalori dan kandungan kimia beberapa jenis tepung dalam setiap 100 gram bahan
(Auliyah, 2012).
2. Obesitas
WHO 1985 mendefinisikan obesitas sebagai kondisi BMI >30 untuk laki-laki dan
>28,6 untuk perempuan. Definisi tersebut kemudian dikembangkan dengan BMI > 25 untuk
berat badan lebih overweight dan BMI > 30 sebagai obeseObesitas merupakan keadaan
patologik dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk
fungsi tubuh.
Obesitas atau kegemukan adalala kelebihan gizi yang ditandai dengan adanya
penimbunan lemak secara berlebihan dalam tubuh sehingga menaikkan berat badan.
Kelebihan berat antara lain disebabkan ketidakseimbangan konsumsi kalori dengan
kebutuhan energi, dimana konsumai terlalu berlebihan dibanding kebutuhan energi.
Kelebihan energi itu disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada keadaan normal, jaringan
lemak itu ditimbun di beberapa tempat, diantaranya dalam jaringan subkutan dan dalam
jaringan tirai khusus (ementum).
Selain itu dengan meningkatnya usia kecepatan metabolism juga mulai menurun mulai
usia 30 tahun, bila aktifitas fisik juga berkurang maka timbunan lemak menjadi kegemukan.
Penyebab lain obesitas menurut (Achadi, 2007) adalah multifaktorial, genetik dan lingkungan
yang berinteraksi terus menerus.
Kekurangan Karbohidrat
Nutrisi yang tak seimbang di mana ada salah satu jenis nutrisi yang kurang, maka akan
ada efeknya bagi tubuh dan kesehatan. Berikut di bawah ini adalah sejumlah efek buruk
karena kekurangan karbohidrat yang menjadikan kita waspada untuk menormalkan
asupannya kembali.
1. Hipoglikemia
Asupan karbohidrat yang berkurang bisa menyebabkan gangguan kesehatan, seperti
hipoglikemia, atau yang bisa disebut juga dengan kondisi kadar gula darah yang rendah di
dalam tubuh. Rendahnya kadar gula darah sehingga bisa mengakibatkan hipoglikemia adalah
keadaan di bawah 70 mg/dL. Kadar gula yang rendah akan mengakibatkan lemas, pusing,
pucat, gemetaran dll. Kekuatan fisik akan menurun. Gula darah itu diperlukan di tubuh karena
dia sebagai bahan bakar sel, jika terlalu rendah akan membuat lemas. Hipoglikemia bisa
terjadi jika penderita kurang makan atau tidak makan pada waktunya atau melakukan olah
raga yang terlalu berat tanpa makan. Jika kadar gula darah terlalu rendah, organ pertama yang
terkena pengaruhnya adalah otak.
Hipoglikemi dapat meryebabkan kehilangan kesadaran (koma), karena sistem susunan
saraf pusat dan otak hanya dapat bekerja dengan mengambil glukosa sebagai sumber tenaga.
Pada keadaan demikian harus segera diberikan suntikan glukosa. untuk menormalkan fungsi
otak. (Djaeni, 2009).
2. Marasmus
Marasmus sering sekali terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Terdapat beberapa tanda
khusus pada marasmus ialah kurangnya (bahkan tidak ada) jaringan lemak di bawah kulit
(Forrester, T. E., A. V. Badaloo, et al. 2012). Sebab sumber penyakit marasmus atau busung
lapar adalah rendahnya kualitas asupan gizi dan makanan yang disebabkan oleh faktor
ekonomi. Bagaimana pun penanganan medis dilakukan sampai pasien pulih, jika sedikit saja
asupan gizi tak memadai, penyakit akan kembali kambuh.
Penyakit marasmus sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian apabila tidak
ditangani secara serius. Penyakit kekurangan karbohidrat marasmus ini akan mengakibatkan
tumbuh kembang anak menjadi terhambat, perkembangan kecerdasannya menjadi lambat,
dan tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada perkembangan psikologisnya.
2.2 LEMAK
2.2.1 Pengertian Lemak
2.2.2 Macam Lemak
Lemak sangat dibutuhkan dalam tubuh tetapi tidak baik jika berlebihan. Maka dari itu kebutuhan
lemak yang dinyatakan oleh Food and Nutrition Board dalam Astuti 1986 bahwa diduga lemak paling
sedikit 15-25 gr per hari harus ada dalam diet, terutama untuk memperoleh asam lemak essensial dan
melarutkan vitamin A, D, E, dan K.
Jenis lemak dan minyak ada beberapa yang akan dijabarkan berikut ini:
1. Minyak goreng : berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai
kalori bahan pangan.
2. Mentega : merupakan emulsi air dalam minyak. Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis
atau yang asam. Mentega dari lemak sendiri mempunyai cita rasa yang kuat.
3. Margarin : merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, rasa, dan nilai gizi yang hampir sama.
4. Shortening atau mentega putih : shortening adalah lemak padat yang memounyai sifat plastis dan
kestabilan tertentu, umumnya berwarna putih sehingga sering disebut mentega putih. Mentega ini
banyak digunakan dalam bahan pangan terutama pada pembuatan cake dan ue yang dipanggang.
Fungsinya adalah untuk memperbaikii cita rasa, struktur, terkstur, keempukan, dan memperbesar
volume roti/kue.
5. Lemak gajih : lemak yang diperoleh dari jaringan lemak ternak sapi, babi, atau kambing. Pada
umumnya lemak banyak terdapat pada rongga perut dan lemak tersebut biasanya akan
menghasilkan lemak gajih yang bermutu tinggi. (Winarno, 2002)
3. Ikan Salmon
Ikan salmon sangat baik karena mengandung asam Omega-3 yang bisa menurunkan LDL dan
trigiserilda serta meningkatkan HDL. Salmon mengandung EPA dan DHA yang baik untuk
kesehatan jantung. The American Heart Association merekomendasi paling tidak dua porsi
perminggu untuk mendapatkan manfaat maksimal. Selain salmon, ikan tuna, trout, sarden,
makerel, dan hering juga baik.
4. Alpukat
Alpukat adalah sumber lemak tidak jenuh yang bisa meningkatkan level HDL. Sayangnya,
alpukat tinggi kalori, sehingga harus dikombinasikan dengan sayur-sayuran yang bisa menekan
kalori. Satu buah alpukat berukuran sedang mengandung 300 kalori dan 30 gram lemak tidak
jenuh sedangkan kebutuhan tubuh manusia normal adalah 1.800 kalori dan 30 gram lemak tidak
jenuh per harinya.
5. Bawang Putih
Sejak ribuan tahun lalu, bawang putih sudah dipercaya mengandung banyak zat yang baik
untuk kesehatan manusia. Bangsa Mesir Kuno memakai bawang putih untuk meningkatkan
stamina. Di masa modern, bawang putih dipakai untuk menurunkan kolesterol, mencegah
pembekuan darah, menurunkan tekanan darah, dan melindungi tubuh dari infeksi. Hasil
penemuan paling mutakhir, bawang putih bisa mencegah partikel kolesterol menempel di dinding
pembuluh darah.
6. Bayam
Bayam mengandung banyak lutein. Lutein adalah zat penting yang bisa menjaga kesehatan
dan ketajaman fungsi mata. Lutein juga ternyata bisa menjaga kesehatan jantung karena bisa
mencegah lemak menempel di pembuluh darah. Dianjurkan, memakan bayam setiap hari sekitar
setengah mangkuk untuk hasil maksimal.
7. Margarin
Beberapa jenis margarin bisa menurunkan kadar kolesterol. Misalnya margarin dari minyak
biji bunga kanola
8. Mede, Almon, dan Kenari
Lemak tak jenuh tunggal, di dalam kacang mede, almon, dan kenari adalah bahan makanan
rendah lemak yang baik untuk kesehatan jantung. Kacang-kacangan itu juga mengandung vitamin
E, magnesium, dan phytochemical yang terkait erat dengan kesehatan jantung. Sayangnya, seperti
alpukat, kacang-kacang ini sangat tinggi protein. Jadi, jangan rakus makan kacang agar
manfaatnya benar-benar maksimal.
9. Teh
Teh mengandung antioksidan yang bisa membuat pembuluh darah rileks sehingga terhindar
dari pembekuan darah. Antioksidan di dalam teh, yaitu flavonoid bisa mencegah oksidasi yang
menyebabkan LDL menumpuk di pembuluh darah.
10. Cokelat
Cokelat ternyata sehat. Tentu saja, cokelat yang dicampur terlalu banyak susu mengandung
terlalu banyak lemak. Jadi, pilihlah cokelat hitam atau pahit. Cokelat sehat karena mengandung
banyak antioksidan dan flavanoid. Cokelat putih, tidak mengandung zat itu sehingga kurang sehat
dikonsumsi. Kandungan flavanoid cokelat bervariasi tergantung di mana cokelat itu tumbuh dan
proses pengolahannya.
Walaupun kolesterol dapat disintesa didalam tubuh, namun kandungan kolesterol dalam darah
lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah lemak yang berada dalam makanan. Hiperkolesterol dapat
terjadi bila lemak dalam dietnya (makanan) banyak mengandung asam lemak jenuh. Kadar
kolesterol yang lebih dari 225mg/100 ml dapat menyebabkan seseorang mudah terkena penyakit
jantung koroner (Astuti, 1986).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Rujukan
Achadi, E. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers
Astuti, M.dan Gardjito,M.1986. Pangan dan Gizi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Auliyah, A. 2012. Formulasi Kombinasi Tepung Sagu dan Jagung pada Pembuatan Mie. Jurnal
Chemica, Vol. 13, No. 2, Hal. 33-38.
Baraas, F. 2003. Mencegah Serangan Jantung dan Kolesterol. Jakarta: Kardia Iqramatama.
Betteng, Richardo. (2014). Analisis Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 Pada
Wanita Usia Produktif Dipuskesmas Wawonasa. Jurnal e-Biomedik (eBM): (Vol 2 ; No. 2)
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta:
Bhartara Karya Aksara.
Djaeni, S. A . 2009. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat.
Forrester, T. E., A. V. Badaloo, et al. (2012). "Prenatal factors contribute to the emergence of
kwashiorkor or marasmus in severe undernutrition: evidence for the predictive adaptation
model." PLoS One 7(4): 30.
Handajani, S. 1996. Pangan Gizi dan Masyarakat. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Hatmi, R. U. & Djaafar, T. F. 2014. Keberagaman Umbi-umbian sebagai Pangan Fungsional.
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014.
Hoffman, Sarah Kay. 2013. (online). http://www.sarahkayhoffman.com/2013/02/27/what-are-
disaccharides/. Diakses pada 29 Agustus 2017.
Hommes, Stijn. 2015. (online) https://www.quora.com/What-is-the-difference-in-structure-between-
glucose-and-fructose. Diakses pada 30 Agustus 2017.
Hutagalung, H. 2005. Karbohidrat. Universitas Sumatra Utara digital library.
Kusbandari, A. 2015. Qualitative Analysis of Content Saccharide In The Powder and Starch Of Canna
Tubers (Canna edulis Ker.) Pharmaiana. 5(1): 35-42
Noriko, N & Pambudi, A. 2014. Diversifikasi Pangan Sumber Karbohidrat Canna edulis Kerr.
(Ganyong). Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, Vol. 2, No. 4, Hal. 248-252.
Papilaya, E. 2009. Sagu untuk Pendidikan Anak Negeri. Bogor: IPB Press.
Raghavan, K. Vijay et.al. 2016. (online) http://www.ccamp.res.in/glycomics. Diakse pada 30
Agustus 2017.
Sulistijani DA. 2005. Sehat dengan Menu Berserat. Jakarta: Trubus Agriwidya
Subagio, 2007. Produk Bakery dengan Tepung Singkong. Foodreview Indonesia, Vol. 3, No. 8.
Suhartiningsih, W. 2004. Mewaspadai Jebakan Swasembada Beras. Jakarta: Koran Tempo.
Syamsir. 2008. Pembuatan Susu Jagung. Bogor: Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB.
Tuminah, S.2009. Efek Asam Lemak Jenuh dan Asam Lemak Tak Jenuh Trans Terhadap
Kesehatan. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Volume XIX Tahun 2009, Suplemen
II.
Verkerk, Robert. 2002. (online) http://anhinternational.org/2013/10/23/efsa-paves-way-for-eu-high-
fructose-corn-syrup-invasion/. Diakses pada 29 Agustus 2017.
WHO Expert Consultation.Appropriate Body Mass-Index for Asian Population and Its Implications
for Policy and Intervention Strategies. Lancet 2004;363:157-163.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.