Oleh
Kelompok 4
Dea Putri Eriyas
Fitriani
Kemli Tri Rahayu
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan membahas tentang penyakit parasit yang berasal dari
serangga.
1.2 TUJUAN
Untuk Mengetahui spesies-spesies parasit yang disebabkan oleh serangga serta
klarifikasi, epidemiologi, distribusi geografik, siklus hidup,gejala klinis, cara penularan serta
pencegahan dan pengendalian dari masing-masing spesies dari serangga tersebut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, disamping
penyakit saluran pencernaan seperti dysentery, cholera, typhoid fever dan paratyphoid yang
ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.
Kelas arthropoda yang penting dalam dunia kedokteran yang dapat menularkan
penyakit pada manusia adalah kelas insecta, arachinoda dan crustasae, penularan peyakit
dapat terjadi secara transmisi biologic dimana terjadi proses perkembang - biakan agen
penyakit atau parasit dalam tubuh vektor seperti parasit malaria dalam tubuh nyamuk
anopheles dan disebut transmisi non biologik bila penularannya terjadi secara mekanis atau
langsung seperti penyakit dysentery, typhoid dan cholera oleh lalat.
Pemutusan rantai penularan atau mode of transmission dari arthropod - borne
diseases dapat dilakukan dengan mempelajari mode of transmission dari penyakit yang
ada seperti penyakit kaki gajah atau filariasis dengan cara case finding yaitu mencari
penderita penyakit filariasis dan mengobatinya sampai sembuh, karena transmisi biologik
terjadi berupa cyclo - developmental atau parasit filarial berkembang – biak dalam tubuh
manusia bukan dalam tubuh vektor nyamuk culex, sebaliknya pada penyakit malaria
pemutusan rantai penularan dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan agar populasi
nyamuk anopheles menjadi berkurang karena transmisi biologik terjadi berupa
cyclo – propogative atau parasit malaria berkembang biak dalam tubuh vektor nyamuk
anopheles.
Disamping cara tersebut diatas dapat juga kontrol kemis berupa penyemprotan
dengan insektisida, kontrol biologis dengan menggunakan predator berupa pemeliharaan
ikan pada kolam – kolam dan kontrol genetik atau sterilisasi pada nyamuk.
6
B. V e k t o r
Organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu hewan ke
hewan lain atau manusia disebut dengan vektor,. arthropoda merupakan vektor
penting dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik. Nyamuk
merupakan vektor penting untuk penularan virus yang menyebabkan encephalitis
pada manusia. Nyamuk menghisap darah dari reservoir yang terinfeksi agen penyakit
ini kemudian ditularkan pada reservoir yang lain atau pada manusia.
Ricketsia merupakan parasit intrasellular obligate yang mampu hidup di luar jaringan
hewan dan dapat ditularkan di antara hewan oleh. Rat fleas, Body lice dan Wood tick
adalah vektor arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang disebabkan
ricketsia.
C. Reservoir
Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka sendiri tidak
terkena penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods borne disease adalah
hewan-hewan dimana kuman patogen dapat hidup bersama. Binatang pengerat dan
kuda merupakan reservoir untuk virus encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan
arthropods borne disease yang hidup di dalam reservoir alamiah.seperti tikus, anjing,
serigala serta manusia yang mrnjadi reservoir untuk penyakit ini. Pada banyak
kasus,kuman patogen mengalami multifikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa
menyebabkan kerusakan pada intermidiate host.
D. Geografis
Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung dengan
daerah geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan hidupnya agen
penyakit tergantung pada iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) dan fauna lokal
Pada daerah tertentu, seperti Rocky Mountains spotted fever merupakan penyakit
bakteri yang memiliki penyebaran secara geografis. Penyakit ini ditularkan melalui
gigitan tangau yang terinfeksi.oleh ricketsia dibawa oleh tungau kayu di daerah
tersebut dan dibawa oleh tungau anjing ke bagian timur Amerika Serikat. Penyakit
ini lebih sering terjadi di timur Amerika Serikat dan sangat jarang di utara atau di
barat. Variasi musim juga mempengaruhi penyebaran penyakit melalui arthropoda.
seperti halnya virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes selama musim
penghujan karena merupakan saat terbaik bagi myamuk berkembang biak sehingga
wabah penyakit terjadi antara akhir tahun sampai awal tahun depan (bulan
7
September sampai bulan.Maret).
E. Perilaku Manusia
Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia.membuang sampah secara
sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab
penularan penyakit arthropods borne diseases.
Arthropoda adalah filum dari kerajaan binatang yang terdiri dari organ yang
mempunyai lubang eksoskeleton bersendi dan keras, tungkai bersatu, dan termasuk di
dalamnya kelas Insecta, kelas Arachinida serta kelas Crustacea, yang kebanyakan speciesnya
penting secara medis, sebagai parasit, atau vektor organisme yang dapat menularkan
penyakit pada manusia.
2.3.1 Perbedaan Karakter
Perbedaan karakter/ciri-ciri dari pada masing-masing kelas pada arthropoda dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Sumber : Park & Park The Textbook of Preventive & Social Medicine
8
Tabel 2. Kelas dan Species dari Arthropoda yang Penting
Sumber : Park & Park The Textbook of Preventive & Social Medicine
9
a. Rat fleas (pinjal tikus).
Beberapa pinjal tikus yang penting untuk bidang media adalah sebagai berikut :
1. Rat fleas : (Oriental)
a. Xenopsylla chepis
b. Xenopsylla astila
c. Xenopsylla braziliensis
2. Rat fleas
Temperate zone
a. Nospsylla fasciatus
3. Human fleas
a. Pulex irritans
4. Dog and cat fleas
a. Ctenocephalus felis
5. Reduviid Bugs (kissing Bugs, Penggigit Muka)
B. Kelas Arachenida
1. Tick (Sengkenit)
a. Hard Ticks (sengkenit keras, famili Ixodidae)
b. Soft Ticks (sengkenit keras, famili Argasidae).
2. Mites (Chiggers, famili Trombidiidae)
a. Leptotrombidium dan Trombiculid mites (tungau musim panen, tungau merah)
b. Itch mites (tungau kudis, scabies, famili Sascoptidae)
C. Kelas Crustacae
Cyclop
Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat
melalui beberapa cara yaitu : :
1. Dari orang ke orang
2. Melalui udara
3. Melalui makanan dan air
4. Melalui hewan
10
5. Melalui vektor arthropoda
Park & Park, membagi klasifikasi arthropods borne diseases yang sering menyebabkan
terjadinya penyakit pada manusia sebagai berikut :
11
1. Mosquito Malaria, filaria, dengue yellow fever,
encephalitis, haemorhagic fever
2. Housefly Typhoid and paratyphod fever, diarrhoea,
dysentery, cholera, gastro-enteritis,
amoebiasis, heminthic infestations, yaws,
poliomyelitis, conjunctivitis, trachoma,
anthrax, etc.
3. Sandfly Kalazar, oriental sore, oraya fever, sandfly
fever
4. Tsetse fly Sleeping sickness
5. Louse Epidemic typhus, relapsing fever, trench
fever
6. Rat flea Bubonic plague, chiggerosis, endemic
thypus, hymenolepis diminuta
7. Blackfly Onchocerciasis
8. Reduviid bug Chagus disease
9. Hard tick Tick typhus, tick paralysis, viral
encephalitis, tularemia, haemorrhagic fever,
human babesiosis
10. Soft tick Relapsing fever
11. Trombiculid mite Scrub typhus
12. Itch-mite Scabies
13. Cyclops Guinea-worm disease, fish tapeworm (D.
latus).
Sumber : Park & Park The Textbook of Preventive & Social Medicine
Masuknya agen penyakit kedalam tubuh manusia sampai terjadi atau timbulnya
gejala penyakit disebut masa inkubasi atau incubation period, khusus pada arthropods borne
diseases ada dua periode masa inkubasi yaitu pada tubuh vektor dan pada manusia.
1. Inokulasi (Inoculation)
Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda kedalam tubuh
manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membrane mucosa sebut
sebagai inokulasi.
2. Infestasi (Infestation)
Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang biak
disebut sebagai infestasi, sebagai contoh scabies.
12
3. Extrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation Period
Waktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam tubuh vektor
Disebut sebagai masa inkubasi ektrinsik, sebagai contoh parasit malaria dalam tubuh
nyamuk anopheles berkisar antara 10 – 14 hari tergantung dengan temperatur
lingkungan dan masa inkubasi intrinsik dalam tubuh manusia berkisar antara
12 – 30 hari tergantung dengan jenis plasmodium malaria.
4. Definitive Host dan Intermediate Host
Disebut sebagai host definitif atau intermediate tergantung dari apakah dalam tubuh
vektor atau manusia terjadi perkembangan siklus seksual atau siklus aseksual pada
tubuh vektor atau manusia, apabila terjadi siklus sexual maka disebut sebagai host
definitif, sebagai contoh parasit malaria mengalami siklus seksual dalam tubuh
nyamuk, maka nyamuk anopheles adalah host definitif dan manusia adalah host
intermediate.
5. Propagative, Cyclo – Propagative dan Cyclo – Developmental
Pada transmisi biologik dikenal ada 3 tipe perubahan agen penyakit dalam tubuh
vektor yaitu propagative, cyclo – propagative dan cyclo - developmental, bila agen
penyakit atau parasit tidak mengalami perubahan siklus dan hanya multifikasi
dalam tubuh vektor disebut propagative seperti plague bacilli pada kutu tikus,
dengue (DBD) bila agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multifikasi
dalam tubuh vektor disebut cyclo – propagative seperti parasit malaria dalam tubuh
nyamuk anopheles dan terakhir bila agen penyakit mengalami perubahan siklus
tetapi tidak mengalami proses multifikasi dalam tubuh vektor seperti parasit filarial
dalam tubuh nyamuk culex.
1. Kontak Langsung
Arthropoda secara langsung memindahkan penyakit atau infestasi dari satu orang ke
orang lain melalui kontak langsung. Contoh scabies, pediculus.
2. Transmisi Secara Mekanik
Agen penyakit ditularkan secara mekanik oleh arthropoda. seperti penularan
penyakit diare, typhoid, keracunan makanan dan trachoma oleh lalat,
Secara karakteristik arthropoda sebagai vektor mekanik membawa agen penyakit dari
manusia berupa tinja, darah, ulcus superficial, atau eksudat. kontaminasi bisa hanya
pada permukaan tubuh arthropoda tapi juga bisa dicerna dan kemudia dimuntahkan
13
atau dikeluarkan melalui ekskreta.
Agen penyakit yang paling banyak ditularkan melalui arthropoda adalah enteric
bacteria yang ditularkan oleh lalat rumah. diantaranya adalah Salmonella typhosa,
species lain dari salmonella, E. coli, dan Shigella dysentry yang paling sering ditemui
dan paling penting. Lalat rumah dapat merupakan vektor dari agen penyakit
tuberculosis, anthrax, tularemia, dan brucellosis.
3. Transmisi Secara Biologi
Bila agen penyakit multiflikasi atau mengalami beberapa penularan perkembangan
dengan atau tanpa multiflikasi di dalam tubuh arthropoda, ini desebut transmisi
biologis, dikenal ada tiga cara yaitu : :
a. Propagative
Bila agen penyakit tidak mengalami perubahan siklus, tetapi multiflikasi di dalam
tubuh vektor. Contoh, plague bacilli pada rat fleas.
b. Cyclo-propagative
Agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multiflikasi di dalam tubuh
arthropoda. Contoh, parasit malaria pada nyamuk anopheles.
c. Cyclo-developmental
Bila agen penyakit mengalami perubahan siklus, tetapi tidak mengalami multiflikasi
di dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit filaria pada nyamuk culex, dan cacing
pita pada cyclops
14
2.4.3 Penyakit penting yang dutularkan melalui nyamuk (Indonesia)
15
b. Mode of transmission Malaria
16
Beberapa tahun terakhir ini, beberapa virus ditularkan oleh arthropoda secara
biologis yang disebut Arbo virus. Lebih dari 100 jenis telah dibedakan. Organisme ini
adalah ultramikroskopik dan merupakan parasit obligat pada sel-sel host. Sebagian besar
menggunakan nyamuk sebagai vektor alamiah. Yang paling penting adalah yang
menyebabkan Yellow fever, Dengue hemorrhagic fever, Enchephalitis, Colorado tick fever
dan Sandfly fever, Arthropoda borne virus berkembang di daerah tropis dan meluas ke
daerah subtropis.
1. Mosquito (Nyamuk)
Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada manusia dan hewan
yang disebabkan oleh parasit dan virus, nyamuk dari genus Psorophora dan Janthinosoma
yang terbang dan menggigit pada siang hari, membawa telur dari lalat Dermatobia hominis
dan menyebabkan myiasis pada kulit manusia atau ke mamalia lain. Species yang
merupakan vektor penting penyebab penyakit pada manusia antara lain penyakit :
A. Malaria
Malaria adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa
obligat intraseluler dari genus plasmodium, Penyakit ini secara alami ditularkan oleh
gigitan nyamuk Anopheles betina (Arsin, 2012). Plasmodium malaria hidup dan
berkembang dalam sel darah merah (eritrosit), menyerang semua orang baik laki-laki
ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang
dewasa. Parasit ini ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina (Kemenkes R.I, 2014).
Vektor siklik satu-satunya dari malaria pada manusia dan malaria kera
adalah
nyamuk Anopheles, sedangkan nyamuk Anopheles dan Culex kedua- duanya dapat
menyebabkan malaria pada burung.
Secara praktis tiap species Anopheles dapat diinfeksi secara eksperimen,
tetapi banyak species bukan vektor alami. Sekitar 110 species pernah dihubungkan
dengan penularan malaria, diantaranya 50 species penting terdapat dimana-mana
atau setempat yang dapat menularkan penyakit malaria..
Sifat suatu species yang dapat menularkan penyakit ditentukan oleh :
1. Adanya di dalam atau di dekat tempat hidup manusia
17
2. Lebih menyukai darah manusia dari pada darah hewan, walaupun bila hewan
hanya sedikit..
3. Lingkungan yang menguntungkan perkembangan dan memberikan jangka
hidup cukup lama pada Plasmodium untuk menyelesaikan siklus hidupnya.
4. Kerentanan fisiologi nyamuk terhadap parasite Untuk menentukan apakah
suatu species adalah suatu vektor yang sesuai, maka dapat dicatat
persentase nyamuk yang kena infeksi setelah menghisap darah penderita
malaria, prnentuan suatu species nyamuk sebagai vektor dapat dipastikan
dengan melihat daftar index infeksi alami, biasanya sekitar 1-5%,pada
nyamuk betina yang dikumpulkan dari rumah-rumah di daerah yang diserang
malaria.
18
Gambar silkus hidup Plasmodium Malaria
B. Filariasis
Nyamuk Culex adalah vektor dari penyakit filariasis Wuchereria bancrofti
dan Brugia malayi. Banyak species Anopheles, Aedes, Culex dan Mansoniai,
tetapi kebanyakan dari species ini tidak penting sebagai vektor alami. Di daerah tropis dan
subtropis, Culex quinquefasciatus (fatigans), nyamuk penggigit di lingkungan
rumah dan kota, yang berkembang biak dalam air setengah kotor sekitar tempat
tinggal manusia, adalah vektor umum dari filariasis .bancrofti yang mempunyai
periodisitas nokturnal. Aedes polynesiensis adalah vektor umum filariasis bancrofti
yang non periodisitas di beberapa kepulauan Pasifik Selatan. Nyamuk ini hidup
diluar kota di semak-semak (tidak pernah dalam rumah) dan berkembang biak
didalam tempurung kelapa dan lubang pohon, mengisap darah dari binatang
peliharaan mamalia dan unggas, tetapi lebih menyukai darah manusia.
C. Demam Kuning
Demam kuning (Yellow Fever) penyakit virus yang mempunyai angka
kematian tinggi, telah menyebar dari tempat asalnya dari Afrika Barat ke daerah
tropis dan subtropis lainnya di dunia, Nyamuk yang menggigit pada penderita dalam
waktu tiga hari pertama masa sakitnya akan menjadi infektif selama hidupnya setelah
virusnya menjalani masa multifikasi selama 12 hari.
Vektor penyakit ini adalah species nyamuk dari genus Aedes dan Haemagogus,
Aedes aegypti adalah vektor utama demam kuning epidemik, hidup disekitar daerah
perumahan, berkembang biak dalam berbagai macam tempat penampungan air
sekitar rumah, larva tumbuh subur sebagai pemakan zat organik yang terdapat
didasar penampungan air bersih (bottom feeders) atau air kotor yang mengandung
zat organik.
D. Dengue Hemorrhagic Fever
Adalah penykit endemik yang disebabkan oleh virus di daerah tropis dan
subtropis yang kadang-kadang menjadi epidemik. Virus membutuhkan masa
multifikasi selama 8-10 hari sebelum nyamuk menjadi infektif, khususnya ditularkan
oleh species Aedes, terutama Aedes aegypti.
Penyakit ini merupakan penyakit endemis di Indonesia dan terjadi sepanjang tahun
terutama pada saat musim penghujan,
E. Encephalitis Virus
Berbagai Encephalitis ditularkan oleh species Culex dan Aedes dan kadang-
19
kadang oleh Anopheles dan Mansonia, penyakit “Japanese B encephalitis” ditularkan
oleh species Culex pipiens, var pallens, C. tritaeniorhynchus dan Aedes aegypti.
yang mempunyai reservoir alami pada hewan peliharaan mamalia dan kadang-
kadang dapat berjangkit sebagai penyakit epidemik dengan angka kematian yang
tinggi
Di Amerika Serikat bagian tengah dan barat, penyakit “St. Louis encephalitis”
ditularkan terutama oleh Culex tarsalis dan C. pipiens yang reservoarnya terutama
pada burung peliharaan.
20
4. Tsetse Flies (Lalat Tsetse)
Lalat tsetse adalah vektor penting penyakit trypanosomiasis pada manusia dan hewan
peliharaan. Paling sedikit ada tujuh species sebagai vektor infeksi trypanosoma pada hewan
peliharaan, species Trypanosoma rhodesiense yang mrnjadi, penyebab trypanosomiasis,
adalah Glossina morsitans, G. swynnertoni, dan G. Pallidipes. Vektor utama .pada Penyakit
Tidur (Sleeping Sickness) di Gambia adalah species G. palpalis fuscipes dan pada daerah -
daerah tertentu adalah species G. tachhinoides.
Lalat tsetse merupakan serangga yang kuat dan berbulu jarang yang biasanya
memiliki panjang berkisar antara 6 hingga 16 mm (0,2 hingga 0,6 inci). Untuk karakteristik
tubuhnya, serangga ini diketahui memiliki penampilan yang cukup mencolok. Lalat tsetse
berukuran besar dari Afrika yang hidup dari darah vertebrata serta dapat menggigit manusia.
Tsetse mencakup semua spesies dalam genus Glossina, yang biasanya digolongkan dalam
famili tersendiri, Glossinidae. Ciri-ciri lalat Tsetse adalah gaya terbang diam di tempat yang
sama dalam waktu yang lama. Bagian ekor lalat Tsetse memiliki belang berwarna gradasi
dari kuning ke hijau dan hitam.
21
Gambar Lalat Tsetse
Siklus Hidup
Siklus hidup lalat tsetse bisa dibilang unik, karena pada saat sudah waktunya
bertelur, induk lalat tse tse akan tetap menyimpan telur tersebut di dalam tubuhnya hingga
telur tersebut menetas menjadi larva. Larva yang baru menetas tersebut akan tetap berada di
dalam tubuh induknya dan hidup dengan cara mengkonsumsi senyawa yang menyerupai
cairan susu yang dihasilkan oleh kelenjar di tubuh induknya.
Setelah larva tumbuh menjadi lebih besar, larva lalat tsetse akan lahir dan keluar dari
tubuh induknya. Namun sayangnya, masa hidup larva di dunia luar relatif singkat, hanya
dalam waktu beberapa jam setelah itu mereka akan segera mencari tempat untuk berlindung
karena pada fase berikutnya merekan akan mengubah dirinya menjadi pupa atau
kepompong. Setelah beberapa menjalani fase kepompong, akhirnya keluarlah lalat dewasa
dari kepompong tersebut.
Gejala Penyakit
Ada dua tahapan gejala penyakit tidur yang muncul akibat gigitan lalat Tsetse. Pada
tahap awal, gejala dapat berupa luka, ruam, atau gatal di lokasi gigitan, lemas
berkepanjangan, demam, nyeri otot, sakit kepala, serta penurunan berat badan. Ketika parasit
sudah menginfeksi sistem saraf pusat, barulah muncul gejala tahap kedua yang lebih khas
daripada gejala di tahap awal, yaitu:
Cara Penularan
Lalat Tsetse merupakan vektor penyakit trypanosomiasis yang menyerang manusia dan
binatang ternak. Penyakit ini lebih dikenal sebagai penyakit tidur.
Penyerangan yang dilakukan oleh lalat ini adalah dengan meninggalkan hemoflagellata
(Protozoa yang hidup di darah dan menggunakan flagela atau bulu cambuk sebagai alat
geraknya) pada korban. Hemoflagellata tersebut akan menyerang bagian otak korban yang
dibawa oleh aliran darah, sehingga korban akan mengalami penyakit tidur. Salah satu gejala
22
umum dari penyakit ini adalah rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, tetapi tidak dapat
tidur di malam hari (insomnia). Penyakit ini dapat berakhir dengan kematian
5. Blackflies (Lalat Hitam)
Adalah vektor penyakit Oncheocerciasis Di Afrika adalah species Simulium
damnosum dan S. neavei dan di Amerika adalah S. metallicum, S. ochraceum dan S.
callidum. Species lain mungkin adalah vektor yang tidak penting dan menularkan
onchocerciasis pada ternak dan penyakit protozoa pada burung.
6. Head Lice, Body Lice dan Crab Lice (Tuma Kepala, Tuma Badan dan Tuma
Kemaluan)
Tuma badan adalah vektor epidemic typhus, epidemic relapsing fever di Eropa dan
Amerika Latin,.Tuma mendapat infeksi dari Reckettsia prowazeki, bila menghisap darah
penderita. Rickettsia berkembang biak dalam epitel lambung tengah tuma dan dikeluarkan
bersama tinja. Tuma tetap infektif selama hidupnya;. Manusia biasanya mendapat infeksi
karena kontaminasi pada luka gigitan, kulit yang lecet atau mukosa dengan tinja atau badan
tuma yang terkoyak Bila oleh spirochaeta Borrelia recurrentis, penyebab epidemic relapsing
fever di Eropa, spirochaeta akan berkembang biak di seluruh tubuh tuma, yang tetap infektif
selama hidupnya,. Demam parit, suatu penyakit yang disebabkan oleh Rickettsia juga
ditularkan oleh tuma tetapi tidak fatal, pernah berjangkit sebagai penyakit epidemik selama
Perang Dunia pertama dan kemudian menjadi endemik di Eropa dan Mexico.
7. Fleas (Pinjal)
Pinjal merupakan serangga ektoparasit yang hidup diluar tubuh inangnya.
Secara morfologi tubuh pinjal dewasa berbentuk pipih bilateral sehingga dapat dilihat dari
samping. Bentuk tubuh yang unik ini sesuai dengan inangnya, hewan- hewan berbulu
lembut menjadi inang yang nyaman. Pinjal mempunyai ukuran kecil, larvanya berbentuk
cacing (vermiform) sedangkan pupanya berbentuk kepompong dan membungkus diri
dengan seresah. Perilaku pinjal secara umum merupakan parasit temporal, yaitu berada
dalam tubuh hospes saat membutuhkan makanan. Jangka hidup pinjal bervariasi, pada
spesies pinjal tergantung pada mereka mendapat makanan atau tidak. Terdapat
beberapa genus pinjal yaitu Tunga, Ctenocephalides dan Xenopsylla (Kesuma, 2007).
Muriane (Endemic) typhus penyebabnya adalah Rickettsia mooseri; penyebarannya
karena feses pinjal yang masuk ke dalam luka. Vektornya Xenopsylla cheopis, Nosopsylla
fasciatus, Ctenocephalides felis, dan Ctenocephalides canis. Helminthiasis sebagai tuan
23
rumah perantara dari Dipylidium caninum oleh Ctenocephalides felis dan Ctenocephalides
canis (Natadisastra dan Agoes, 2009).
Pinjal penting dalam dunia kedokteran terutama yang berhubungan dengan penularan
penyakit sampar dan endemic typhus.
Pinjal dapat juga bertindak sebagai hospes perantara parasit antara lain :
A. Penyakit Sampar
Ditularkan oleh pinjal tikus sprcies Xenopsylla cheopis merupakan vektor
yang paling penting, Pinjal ini mudah menularkan penyakit dan tetap infektif
untuk waktu yang lama dan tersebar luas. Species lain penting hanya di suatu
daerah tertentu di berbagai bagian dunia. Pulex irrintans pernah dilaporkan
menularkan dari orang yang meninggal karena penyakit sampar dan merupakan
vektor sampar yang penting di daerah Andes Chili,. Penyakit sampar huran
(“sylvatic plague”) di Asia, Afrika dan Amerika Utara disebarkan oleh pinjal dari
hewan pengerat liar.
B. Endemic Typhus (Murine Typhus)
Penyebabnya Rickettsia prowuzeki var typhi, ditularkan dari tikus ke tikus lain dan
dari tikus ke manusia oleh pinjal.species Xenopsylla cheopis dan Nosopsyllus
fasciatus, Satu kali menghisap darah dapat menyebabkan pinjal infektif selama
hidupnya. Rickettsia prowuzeki var typhi dikeluarkan bersama tinja. Infeksi dapat
terjadi karena luka gigitan atau kulit lecet yang terkontaminasi dengan tinja infektif
atau badan pinjal yang terkoyak.
C. Berbagai Macam Penyakit
Pinjal dapat bertindak sebagai vektor mekanik berbagai penyakit yang disebabkan
bakteri atau virus, khususnya karena terkontaminasi dengan tinja. Ctenocephalides
canis, Ctenocephalides felis dan P. irritans adalah hospes perantara cacing pita pada
anjing, Dipylidium caninum dan bersama dengan Nosopsyllus fasciatus, X. cheopis
dan Leptopsylla segnis sebagai hospes perantara cacing pita pada tikus,.kedua cacing
pita ini adalah parasit insidental pada manusia.
Ctenocephalides canis
Pinjal ini sangat mengganggu anjing karena dapat menyebabkan Dipylidium
caninum. Meskipun mereka memakan darah anjing, kadang-kadang juga dapat menggigit
manusia. Mereka dapat bertahan hidup tanpa makanan selama beberapa bulan, tetapi
spesies betina harus memakan darah sebelum menghasilkan telur.
24
Klasifikasi dan morfologi
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Siphonaptera
Famili : Pulicidae
Genus : Ctenocephalides
Spesies: Ctenocephalides canis
25
tempat tidur manusia. Baik pinjal betina maupun jantan keduanya menghisap darah
beberapa kali pada siang atau malam hari. (Hadi, 2010).
Gejala klinis
Pinjal menginfeksi manusia melalui gigitannya dan juga melalui tinja yang mengandung
Yersinia pestis yang masuk melalui luka gigitannya (anterior inokulatif dan posterior
kontaminatif). Bakteri yang masuk mula-mula menyebabkan terjadinya peradangan dan
pembesaran kelenjar limfe dan terbentuknya benjolan atau bubo (Natadisastra dan Agoes,
2009). Gangguan utama yang ditimbulkan oleh pinjal adalah gigitannya yang mengiritasi
kulit dan cukup mengganggu. Ctenocephalides canis berperan sebagai inang antara cacing
pita Dipylidium caninum dan Hymenolepis diminuta. Ctenocephalides canis juga
merupakan inang anntara cacing filaria Dipetalonemia reconditum (Hadi, 2010).
Cara Penularan
Gigitan pinjal yang sering terjadi pada orang dilakukan oleh pinjal muda yang baru menetas
di tempat persembunyiannya, yakni karpet, celah-celah dinding, perabot rumah tangga
(furniture) dsb. Pinjal muda yang lapar umumnya lebih agresif mencari induk semangnya
sebagai sumber makanan daripada pinjal dewasa. Hal ini merupakan upaya parasit untuk
melanjutkan kehidupannya (Soedarsono, 2008).
9. Ticks (Sengkenit)
Sengkenit telah dikenal sebagai vektor penyakit sejak tahun 1893, ketika Smith dan
Kilbourne menemukan species Boophilus annulatus sebagai vektor penular “demam
Texas” pada lembu. Pada beberapa species tidak saja dapat menularkan penyakit melalui
stadium metamorfosis dari pada sengkenit, tetapi juga melalui telur, kepada generasi
berikutnya. Bila penyakit ini menular di antara binatang peliharaan akan menyebabkan
kerugian keuangan yang besar.
26
Sengkenit dapat menjadi vektor berbagai macam penyakit pada manusia seperti tercantum di
bawah ini.
A. Penyakit Rickettsia
1. American spotted fever (Rickettsia Rickettsii)
Amblyomma (americanum, cajennense, striatum, ovale, brasiliensis);
Dermacentor (andersoni, occidentalis, variabilis); Ixodes dentatus; Ornithodoros
(hermsi, niccollei, parkeri, rudis, turicata); Rhipicephalus sanguineus.
2. Boutonneuse fever (R. conorii) Amblyomma hebraeum Rhipicephalus
sanguineus
3. African tick fever (R. conorri)
Amblyomma hebraeum; Haempohysalis leachi; Hyaloma aegyptium;
Rhipicephalus (sanguineus, appendiculatus)
4. F Russian typhus
Dermacentor nuttalli
5. Q fever” (R. burnetti)
Dermacentor (andersoni, occidentalis); Amblyomma americanum;
Haemophysalis humerosa; Ixodes (dentatus, holocyclus); Ornithodoros
(moubata, hermsi) - secara eksperimen; Rhipicephalus sanguineus.
B. Penyakit virus
1. Colorado tick fever
Dermacentor andersoni
2. Demam berdarah (Hemorrhagic fevers)
Hyalomma marginatum; H. anatolicum; Dermacentor pictus
3. Louping ill
Ixodes ricinus; Rhipicephalus appendiculatus
4. Kyasanur Forest Disease
Haemophysalis spinigera
5. Virus Powasson
Dermacentor andersoni; Ixodes marxi; I. Cooki
27
6. Russian spring and summer encephalitis
Dermacentor silvarum; Haemophysalis concinna; Ixodes (persulcatus, ricinus)
28
Genus : dermacentor
Spesies : D.andersoni
29
inang yang diserangnya. Rhipicephalus sanguineus merupakan caplak berumah tiga (three
host tick), dimana tiap stadium parasitik (larva, nympha dan dewasa) dapat hidup pada
inang yang berbeda (domba, sapi, anjing), akan tetapi tiap stadiumdari parasit ini dapat pula
dari inang yang sama (Astyawati 2002; Hendricks, Perrins 2007; Levine 1978).
Klasifikasi dan Morfologi
Menurut (Krantz 1970), caplak anjing (R. sanguineus) diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Parassitiformes
Sub Ordo : Metastigmata
Famili : Ixodidae
Genus : Rhipicephalus
Spesies : Rhipicephalus sanguineus
30
stadium telur. Caplak dewasa yang telah kenyang menghisap darah akan terlepas dari
tubuh anjing kemudian mencari tempat berlindung di celah-celah sambil menunggu sampai
telurnya siap dikeluarkan dan akan bertelur di tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
daya tetas telur, yaitu berat badan caplak, jumlah darah yang dihisap, dan suhu serta
0
kelembaban telur (suhu optimum 24-30 C, dan kelembaban 80-90%) (Lord, 2001).
Larva yang baru menetas akan segera mencari induk semangnya untuk menghisap
darah inangnya sampai kenyang, kemuadian larva jatuh ke tanah atau tetap tinggal di tubuh
inangnya. Pada musim panas, larva molting menjadi nimfa selama dua minggu dan pada
musim dingin selama tujuh minggu (Lord, 2001). Larva sebelum menghisap darah akan
berbentuk pipih dan akan mengalami perubahan bentuk menjadi bulat setelah mneghisap
darah. Setelah kenyang, larva akan jatuh ke tanah dan menjadi nimfa untuk mencari tempat
perlindungan. Nimfa akan menghisap darah sampai kenyang kemudian jatuh ke tanah dan
molting menjadi caplak dewasa dalam waktu 11-73 hari (Levine, 1990).
Siklus hidup caplak dapat berlangsung selama dua bulan sampai dua tahun
tergantung pada kondisi lingkungannya. Kondisi lingkungan yang mendukung, siklus
hidupnya semakin pendek yang artinya perkembangbiakan semakin cepat terjadi. Suhu
0
29 C siklus hidup caplak berlangsung 63 hari dan dengan lingkungan yang kurang
mendukung dalam satu tahun hanya dapat mencapai empat generasi. R. Sanguineus
dapat bertahan dalam kondisi yang kurang menguntungkan selama 253-255 hari tanpa
makan (Soulsby, 1982). Caplak ini juga tahan terhadap lingkungan yang terendam air,
kekeringan dan ketidaktersediaan makanan dalam waktu berbulan-bulan (Levine, 1994).
Gejala Klinis
Gejala klinis yang nampak pada ternak adalah kegatalan, kerusakan pada kulit, penurunan
pada kondisi umum dan produksi, berat badan yang menurun (Seddon, 1976). Hal ini
akan merugikan ekonomi dan juga kesehatan.
Cara Penularan
Caplak dapat menularkan penyakit melalui dua cara yaitu secara transtadial dan
transovarial. Secara transtadial artinya setiap stadium caplak baik larva, nimfa maupun
dewasa mampu menjadi penular patogen, sedangkan secara transovarial artinya caplak
dewasa yang terifeksi patogen akan dapat menularkannya pada generasi berikutnya melalui
sel-sel telur (Hadi, 2010)
31
Adalah vektor pada penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang disebabkan oleh
Rickettsia tsutsugamushi, tungau mengigit manusia menyebabkan luka bernanah disertai
demam yang remiten, lymphadenitis, splenomegaly dan suatu eritema yang merah sekali.
Vektor utamanya adalah Trombicula akamushi dan T. deliensis, tungau menularkan penyakit
pada stadium larva sedangkan larvanya adalah parasit pada tikus ladang di Jepang dan
beberapa tikus rumah dan tikus ladang di Taiwan dan di Indonesia. Manusia merupakan
hospes secara kebetulan, larvanya melekatkan diri pada pekerja di ladang. Penyakit ini dapat
ditularkan dari generasi ke generasi, sehingga larva generasi kedua mampu menginfeksi
manusia.
11. Cyclops
Cyclops adalah hospes perantara dari Dracunculus mendinensis, cacing cestoda
Diplyllobothrium latum dan cacing nematoda Gnathostoma spinigerum.
32
2.6.2 Kontrol pada masing -masing Arthropoda
a. Residual Sprays :
b. Space Sprays
Pyrethrum Extract
Residual Insektisida
c. Genetic Control
Steril Male Technique
Cytoplasmic Incompatibility
Chromosom Translocations
Sex Distortion
C. Terhadap Gigitan Nyamuk
a. Mosquito Net
33
b. Screening
c. Repellent (chemis) :
Diethyltoluamide
Indalone
Dimethyl Carbote
34
3. Kontrol Sandflies
A. Insektisida :
DDT 1-2 g/my
Lindane 0,25 g/my
Sanitasi Lingkungan
35
Diethyl Toluamide
Benzyl Benzoate
Kontrol Rodent
8. Kontrol Ticks dan Mites
A. Insektisida
DDT
Chlordane
Dieldrin
Lindane
Malathion
B. Kontrol Lingkungan
C. Proteksi Terhadap Pekerja
9. Kontrol Cyclops
A. Fisik:
Penyaringan
Pemasakan (suhu 60oC)
B. Kimia :
Chlorine 5 ppm
Lime
Abate 1 mg/liter
C. Biologi :
Memelihara ikan
36
BAB III
KESIMPULAN
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Seddon, H.R . 1976 . Diseases of domestic animals in Australia parts 3. Arthropod
Infestations (Ticks and mites). Service publications (Veterinary Hygiene) No. 7: 170
Soedarto. 2008. Nematoda, dalam : Helmintologi Kedokteran. Gaya Baru. Jakarta
Soulsby, E.J.L. (1982) Helminths, Arthropods and Protozoa of Domisticated Animals. 7th
Edition, Balliere, Tindall and Cassel, London, 809
Sutanto, I, Ismid, IS, Sjarifuddin PK, Sungkar, S. 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran.
Edisi ke-4Penerbit Buku Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
https://penerbit.brin.go.id/press/catalog/download/463/429/8662-1?inline=1
https://node2.123dok.com/dt03pdf/123dok/002/253/2253581.pdf.pdf?X-Amz-Content-
Sha256=UNSIGNED-PAYLOAD&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=aa5vJ7sqx6H8Hq4u%2F20230228%2F%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-
Date=20230228T114509Z&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-Expires=600&X-Amz-
Signature=9f7f098dd7bd9a43c032b489c07b3e5ec45ac9878eeba55aee72835cabb446cb
39