Anda di halaman 1dari 60

EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT MALARIA

Oleh : Yuliaji Siswanto


PSKM – Fakultas Kesehatan
Universitas Ngudi Waluyo
Buku Saku Kesehatan Tahun 2015, Dinkes Provinsi Jateng
Buku Saku Kesehatan Tahun 2020, Dinkes Provinsi Jateng
Buku Saku Kesehatan Tahun 2020, Dinkes Provinsi Jateng
Buku Saku Kesehatan Tahun 2020, Dinkes Provinsi Jateng
Background
The name comes from the
Italian mal (bad) and aria (air) –
it was originally thought the
disease was spread by the
damp air from swamps.

The link between the disease and


the Anopheles Mosquito was first
made by Ronald Ross, a Scottish
army doctor, working in India.
Pengertian
 Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang
penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles
betina (Dirjen P2Pl, 2011).
 Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi protozoa dari genus Plasmodium yang
dapat dengan mudah dikenali dari gejala meriang
(panas, dingin dan menggigil) serta demam
berkepanjangan. Penyakit ini menyerang
manusia dan juga sering ditemukan pada hewan
berupa burung, kera, dan primata lainnya
(Achmadi, 2008).
 Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh parasit (Plasmodium) yang ditularkan oleh
gigitan nyamuk yang terinfeksi (vector borne
desease). Malaria pada manusia dapat
disebabkan oleh P. malariae, P. vivax, dan P.
ovale. Pada tubuh manusia, parasit membelah diri
dan bertambah banyak di dalam hati dan
kemudian menginfeksi sel darah merah (Depkes
RI, 2008).
 Penyakit malaria juga dapat dikatakan sebagai
penyakit yang muncul kembali (reemerging
disease).
Faktor2 Epidemiologi

Host Agent :
• H. intermediate
(Man)
Plasmodium
• H. definitif (Parasit)
(Anopheles) • schizogony
• sporogony
Environment
Fisik, Kimia, Biologi,
Sosbud (sosio cultural)
Epidemiologi Malaria

1. Host
a. Host Intermediate (Manusia)
– Derajat kekebalan
– Faktor genetik
– Faktor gizi
– Ras atau suku bangsa
– Kekurangan enzim
– Kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh
mampu menghancurkan Plasmodium yang
masuk atau mampu menghalangi
perkembangannya
Epidemiologi Malaria
b. Host Definitif (Nyamuk)
– Kepadatan vektor dekat
pemukiman manusia.
– Tempat perindukan
– Perilaku nyamuk
 Eksofilik/ endofilik
 Eksofagik/ endofagik
 Antropofilik/ zoofilik
– Frekuensi menghisap
darah
– Lamanya sporogoni
– Umur nyamuk
– Jarak terbang
When the Anopheles Mosquito “bites”, it
actually sinks a long, thin mouth part, the
proboscis, into the skin.

The mosquito then pumps saliva under the skin, to


stop the blood clotting – so that it can drink
uninterrupted! In the saliva is the main culprit, the
Plasmodium, a single-cell blood parasite.
Vektor malaria
 Anopheles betina yang
mengandung sporozoit
 Hanya beberapa spesies
Anopheles yang berperan
sebagai vektor
 Anopheles menghisap darah
untuk perkembangan telur
 Di Indonesia, 24 spesies
(vektor)
Gambar Siklus Nyamuk
Anhopeles
• Nyamuk betina meletakkan
telurnya sebanyak 50-200
butir sekali bertelur.
• Telur-telur itu diletakkan di
dalam air dan mengapung di
tepi air.
• Telur tersebut tidak dapat
bertahan di tempat yang
(http://www.ento.okstate.edu/mosquito/biology.html )
Gambar. Telur Nyamuk Anopheles kering dan dalam 2-3 hari
akan menetas menjadi larva.

• Larva nyamuk memiliki


kepala dan mulut yang
digunakan untuk mencari
makan, sebuah torak dan
(http://thosehovercrafts.wordpress.com/2011/04/12/larval-living/) sebuah perut.
Gambar . Larva nyamuk Anopheles • Belum memiliki kaki.
• Dalam perbedaan nyamuk lainnya, larva Anopheles tidak
mempunyai saluran pernafasan dan untuk posisi badan
mereka sendiri sejajar dipermukaan air.
• Larva bernafas dengan lubang angin pada perut dan oleh
karena itu harus berada di permukaan.
• Kebanyakan Larva memerlukan makan pada alga, bakteri,
dan mikroorganisme lainnya di permukaan.
• Mereka hanya menyelam di bawah permukaan ketika
terganggu. Larva berenang tiap tersentak pada seluruh
badan atau bergerak terus dengan mulut.
• Larva berkembang melalui 4 tahap atau stadium, setelah
larva mengalami metamorfosis menjadi kepompong.
Disetiap akhir stadium larva berganti kulit, larva
mengeluarkan exokeleton atau kulit ke pertumbuhan lebih
lanjut.
• Kepompong terdapat dalam air
dan tidak memerlukan makanan
tetapi memerlukan udara.
• Pada kepompong belum ada
perbedaan antara jantan dan
betina. Kepompong menetas
dalam 1-2 hari menjadi nyamuk,
dan pada umumnya nyamuk
jantan lebih dulu menetas
daripada nyamuk betina.
• Lamanya dari telur berubah
Gambar . Kepompong Nyamuk menjadi nyamuk dewasa
Anopheles bervariasi tergantung spesiesnya
dan dipengaruhi oleh panasnya
suhu. Nyamuk bisa berkembang
dari telur ke nyamuk dewasa
paling sedikit membutuhkan waktu
10-14 hari.
(http://www.cdc.gov/malaria/about/biology/mosquitoes/female_diagram.html)
Gambar 2.6. Nyamuk Anopheles dewasa
(World Health Organisation. (1982) Manual on Environmental
Management for Mosquito Control
Gambar 2.8. Perbedaan Nyamuk Anopheles, Aedes, dan Culex
mulai dari telur, larva dan nyamuk Dewasa
Epidemiologi Malaria

2. Agent
– Protozoa darah yang termasuk
ke dalam genus Plasmodium
– Type : (http://bepast.org/dataman.pl?c=lib&dir=docs/photos/malaria/)
Gambar. Plasmodium
 Tropika (P. Falciparum)

 Tertiana (P. Vivax)

 Kwartana (P. Malariae)


– Kesinambungan produksi gametosit dari hospes
 Ovale (P. Ovale)
manusia.
– Sifat-sifat spesifik spesies maupun strain
– Pola resistensi terhadap obat anti malaria
Tabel Karakteristik Spesies Plasmodium

Harijanto, 1999
Siklus Hidup Plasmodium
1. Siklus dalam tubuh manusia
(siklus aseksual)
a. Siklus di luar sel darah merah
b. Fase dalam sel darah merah
 Fase sisogoni
 Fase gametogoni (http://atlas.or.kr/atlas/alphabet_view.php?
my_codeName=Plasmodium%20vivax)

2. Siklus seksual dalam tubuh Gambar. Bentuk Gametosit Bulan


Sabit Pada P. Vivax

nyamuk (Jantan (kiri) dan Betina


(Kanan))Biasanya
a. Fase 1: Fase Sporozoit Terdapat Pada Malaria Berat

b. Fase II: Fase Eksoeritrositer


c. Fase III: Terjadinya Hipnosoit
d. Fase IV: Fase Eritrositer
e. Fase V: Fase Gametogoni
f. Fase Siklus Sporogoni
(Sumber : www.dpd.cdc.gov/dpdx )
Gambar. Siklus di luar sel darah merah
Epidemiologi Malaria

3. Environment
– Fisik
– Kimiawi
– Biologik
– Sosial Budaya
a. Lingkungan Fisik
Suhu Udara, makin tinggi suhu makin pendek siklus
hidup didalam tubuh nyamuk, makin rendah suhu makin
panjang siklusnya
Kelembaban Udara, kelembaban rendah memperpendek
umur nyamuk, kelembaban tinggi umur nyamuk lebih
panjang
Hujan
Angin, kecepatan angin
Sinar Matahari, An.maculatus suka tempat terbuka
Model of relationship between rainfall, salinity in lagoon, and larval density of An sundaicus
250 40
rainfall Potensi penularan 35
200 salinity malaria 30
larva x 2
25

larva + salinity
150
rainfall

20
100 15
10
50
5
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
week
b. Lingkungan Kimiawi
Salinitas (kadar
garam), An.sundaicus
tumbuh optimal pada 12 – 18 ‰ & tidak
dapat berkembang biak pada kadar
garam > 40 ‰
c. Lingkungan Biologik
– Adanya tumbuhan bakau,
lumut, ganggang & beberapa
tumbuhan air mempengaruhi
kehidupan larva nyamuk
– Ikan pemakan larva,
mempengaruhi populasi
nyamuk (Biological Control)
– Ternak besar, dapat
mengurangi gigitan nyamuk
pada manusia (Cattle Barrier)
d. Lingkungan Sosial Budaya
– Kebiasaan di luar rumah
pada malam hari,
memperbesar jumlah gigitan
nyamuk
– Penggunaan kelambu,
kawat kasa, repellent,
mempengaruhi angka
kesakitan malaria
– Pandangan/persepsi
masyarakat terhadap
penyakit malaria
(5) Lingkungan sosial budaya
– Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut
malam
– Tingkat kesadaran masyarakat
– Kegiatan-kegiatan manusia yang
mengakibatkan perubahan lingkungan yang
menguntungkan penularan malaria.
– Peperangan.
– Pariwisata/mobilisasi manusia.
Ideal breeding grounds for mosquitoes – still, shallow water.
Mosquito larvae at the edge of a pool.
Mosquitoes will breed in small puddles, even in animal
hoof prints, empty cans and bomb craters.
A high risk area – people, vegetation cover
and standing water during the wet season.
Collecting water,
an essential fact of
life for millions of
people, poses real
risks of being
bitten. However,
you cannot catch
the disease by
drinking water
containing larvae.
INFECTION

 You can catch Malaria from blood transfusions,


 …or infected needles,
 …or intra placentally i.e from a mother to the baby
in her womb.
 But by far the most common way is by being bitten
by the female Anopheles Mosquito.

Transmisi
1. Infeksi natural (susceptibilitas, kebiasaan vektor)
2. Infeksi non-natural (kongenital, mekanis, oral,
biologik)
Gejala Penyakit Malaria :
 Demam menggigil yg berkala biasanya disertai sakit
kepala
 Penderita pucat (kurang darah & membesar limpanya)
 Penderita malaria berat ditambah gejala2 berikut :
gangguan kesadaran, kejang2, diare sampai kehilangan
kesadaran (koma)
 Sebelum sakit penderita merasa lemah badan, sakit
kepala, tidak nafsu makan, mual muntah yg disertai
perasaan dingin, demam kemudian berkeringat.

Diagnosa malaria dg trias :


demam, pembesaran limfa, & anemia
Patogenesis
Menurut pendapat ahli lain, patogenesis
malaria adalah multifaktorial dan
berhubungan dengan hal-hal sbb :

Medicator Sekuestrasi
Penghancuran
endotoksin- eritrosit yang
eritrosit
makrofag terluka
Patologi
 Proses terjadinya patologi malaria serebral
yang merupakan salah satu dari malaria
berat adalah terjadinya perdarahan dan
nekrosis di sekitar venula dan kapiler. Kapiler
dipenuhi leukosit dan monosit, sehingga
terjadi sumbatan pembuluh darah oleh roset
eritrosit yang terinfeksi.
Manifestasi klinis
Keluhan-
keluhan
prodromal

Gejala2 umum
: periode
Masa dingin, panas,
inkubasi berkeringat

Manifestasi
klinis
Diagnosis
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan


laboratorium

Pemeriksaan Tes diagnostic


sediaan darah cepat dan tes
secara serologi
mikroskopik
Anamnesis
 Keluhan utama, yaitu demam, menggigil,
berkeringat dan dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal
 Keadaan umum yang lemah
 Kejang-kejang
 Panas sangat tinggi
 Mata dan tubuh kuning
 Perdarahan hidung, gusi, atau saluran cerna
 Muntah terus menerus dan tidak dapat makan
dan minum
Pemeriksaan fisik
 Demam ( 37,5 º C)
 Konjungtiva atau telapak tangan
pucat
 Pembesaran limpa
 Pembesaran hati
Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan dengan mikroskopik
– Bertujuan untuk menemukan parasit di dalam darah
tepi
b) Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat
(Rapid Diagnostic Test)
– Deteksi antigen parasit malaria, dengan
menggunakan metoda immunokromatografi dalam
bentuk dipsti
c) Tes Serologi
– Mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap
malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat
minimal
Pengobatan Malaria
A. Pengobatan malaria falciparum
 Lini pertama : Artesunat+Amodiakuin+Primakuin
– Dosis artesunat = 4 mg/kg BB (dosis tunggal)
– Amodiakuin = 10 mg/kg Bb (dosis tunggal)
– Primakuin = 0,75 mg/kg BB (dosis tunggal)
 Lini kedua :
Kina+Doksisiklin/Tetrasiklin+Primakuin
– Dosis kina = 10 mg/kg BB/kali (3x sehari selama 7
hari)
– Doksisiklin = 4 mg/kg BB/hr (dewasa, 2x/hari selama
7 hari), 2 mg/kg BB/hr (8-14 th, 2x/hr selama 7 hr)
– Tetrasiklin = 4-5 mg/kg BB/kali (4x/hr selama 7 hari)
Pengobatan Malaria
B. Pengobatan malaria vivax dan malaria ovale
 Lini pertama : Klorokuin+Primakuin
– Dosis total klorokuin = 25 mg/kg BB (1x/hr selama 3
hari)
– Primakuin = 0,25 mg/kg BB (selama 14 hari)
 Pengobatan malaria vivax resisten klorokuin
– Lini kedua : kina+primakuin
– Dosis kina = 10 mg/kg BB/kali (3x/hr selama 7 hari),
primakuin = 0,25 mg/kg BB (selama 14 hari)
 Pengobatan malaria vivax yang relaps
– Dosis total klorokuin = 25 mg/kg BB/kali (1x sehari
selama 3 hari)
– Primakuin = 0,5 mg/kg BB (selama 14 hr)
Pengobatan Malaria
C. Pengobatan malaria malariae
– Dosis total klorokuin = 25 mg/kg BB (1x/hr selama 3
hari)
D. Kemoprofilaksis
– Bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria
sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak
berat. Ditujukan kepada orang yang berpergian ke
daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu
lama.
 Komprofilaksis untuk P. Falciparum, Doksisiklin 2
mg/kgBB/hr (< 4-6 minggu)
 Komprofilaksi untuk P. Vivax dapat diberikan
klorokuin : 5 mg/kgBB setiap minggu
 Obat tersebut diminum 1 minggu sebelum masuk ke
daerah endemis sampai 4 minggu setelah kembali
Fungsi masing-masing obat
 Pemakaian artesunat dan amodiakuin
bertujuan untuk membunuh parasit stadium
aseksual
 Pemakaian klorokuin bertujuan membunuh
parasit stadium aseksual dan seksual
 Primakuin bertujuan untuk membunuh
gametosit yang berada di dalam darah,
hipnozoit di sel hati dan parasit aseksual di
eritrosit
Survei Malariometrik
Parameternya adalah:
a. Angka parasit(Parasit rate): persentase
penduduk positif malaria pada saat tertentu.
b. Angka limpa (Spleen rate): persentase
penduduk (umur 2-9 tahun) yang limpanya
membesar.
c. Rata-rata pembesaran limpa (average
enlarged spleen)
= jumlah limpa yang membesar pada tiap
ukuran limpa x pembesaran limpa pada
suatu golongan umur tersebut.
 Survei darah jari
Dengan rapid Diagnostik test, atau
apusan darah tepi
Di daerah dengan kasus tinggi
Di daerah dengan KLB
Di daerah endemik pada ibu hamil
 Pemantauan untuk efikasi obat
 Juru malaria Desa
Penilaian Situasi Malaria

 Spleen Rate (SR)


 Parasite Rate (PR)
 Avarage Enlarged Spleen (AES)
 Infant Parasite Rate (IPR)
 Annual Parasite Rate (APR)
 Annual Blood Examinate Ratio (ABER)
 Parasitec Formula (PF)
Tingkat endemisitas malaria
Tingkat endemisitas malaria di suatu daerah
berdasarkan SR pada kelompok umur 2-9
tahun :
1. Hipoendemik : SR 10%
2. Mesoendemik : SR 11% -50%
3. Hiperendemik : SR 50%
4. Holoendemik : SR > 75% (dewasa:25%)
KLB
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
epidemik (KLB), yaitu meningkatnya:
1. Kerentanan penduduk,
2. Carrier (penderita mengandung gametosit),
3. Jumlah dan umur vektor penular,
4. Efektivitas dari vektor setempat dalam
menularkan malaria.
TUGAS
 Membaca Buletin Malaria
www.depkes.go.id/download.php?file=downl
oad/pusdatin/buletin/buletin-malaria
...
 Membaca Infodatin Malaria
www.depkes.go.id/download.php?file=downl
oad/pusdatin/infodatin/...malaria.pdf
 Permenkes No. 5 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Tata Laksana Malaria
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/65
_PMK%20No.%205%20ttg%20Pedoman%20
Tata%20Laksana%20Malaria.pdf

Anda mungkin juga menyukai