Anda di halaman 1dari 70

ILMU PENYAKIT DALAM VETERINER II

TAHUN 2017

Hardany Primarizky, drh., MVM.


Departemen Klinik Veteriner
 Penyakit
kulit merupakan masalah yang
membingungkan
 Gejalanya seringkali mirip dan sering disebabkan
beberapa penyebab secara bersamaan
 Butuh pedoman untuk memilah-milah gejala klinis 
diagnosa dan terapi yang tepat

 Pendekatan yang terbaik adalah dengan


berorientasi pada masalah
 Identifikasi masalah
 Penyelidikan penyebabnya secara “problem-solving”
 Evaluasi terapi
1. Anggapan selalu melibatkan Folikulitis  Buktikan bahwa hal
itusalah
Lakukan :
a) Kerokan kulit pada setiap kasus
b) Biakan jamur pada hampir setiap kasus
c) Sitologi

2. Lichenifikasi pada bagian bawah leher, ketiak, dan perut 


Malassezia dermatitis  Buktikan bahwa hal itu salah
3. Lesi akibat Atopy, Food Allergy dan Scabies  serupa
4. Jika mengobati Malassezia dermatitis, recurrent pyoderma,
recurrent otitis  periksa dan obati juga penyakit primernya
(alergi, endokrin dll.)
5. Lakukan Biopsi untuk mendiagnosa tumor, infeksi kulit yg dalam,
autoimmune skin disease, dermatitis hebat atau diagnosa
meragukan
6. Jika ragu-ragu penyebabnya  gunakan lebih
banyak antibiotik daripada kortikosteroid
7. Gunakan steroid jika diagnosa tentatif sudah
ditetapkan  jangan asal ada gejala pruritus
8. Bunuh setiap penyebab penyakit yang dapat
dibunuh!
9. Temukan dan obati semua penyakit utamanya
10.Gunakan terapi simptomatis untuk mengatasi
gejala klinisnya (keratolitik, antihistamin dll.)
1. Folikulitis
2. Yeast Dermatitis
3. Pruritus
4. Pododermatitis
5. Otitis
6. Pruritic Dermatoses
7. Ulcerative Dermatoses
8. Papular and Pustular Dermatoses
9. Environmental Dermatoses
10.Endocrine Dermatoses
11.Dermatoses Characterized by Patchy Alopecia
 Gambaran umum
 Radang folikel rambut
 Paling sering dijumpai
 Infeksi Staphylococcus spp., Demodex sp. dan Dermatophyte
 Hampir selalu diikuti infeksi sekunder oleh bakteri
 Diagnosa banding
 Pemphigus, Celulitis, Keratinization defects, Malassezia dermatitis
 Diagnosa
 Kerokan kulit, sitologi dan biakan jamur
 Terapi
 Pyoderma  Antibiotik 3-4 minggu
 Demodex  Ivermectin/Milbemycin +/- Amitraz
 Dermatophyte antifungal sistemik dan lokal (shampoo)
 Kunci keberhasilan
 Anggap selalu ada komplikasi pyoderma
 Gunakan antibiotik jangka panjang
 Penyebab primer biasanya  alergi atau gangguan endokrin
 Gambaran umum
 Alopecia, lichenifikasi, hiperpigmentasi di bagian bawah leher, perut
dan jari kaki
 Pruritus hebat yang tidak sembuh dengan terapi simptomatik
 Diagnosa banding
 Dermatitis kronis
 Diagnosa
 Gejala klinis patognomonis
 Sitologi dan biakan jamur  Malassezia sp.
 Terapi
 Topikal: Miconazole, ketoconazole, Chlorhexidine
 Sistemik: Ketoconazole, Itraconazole
 Kunci keberhasilan
 Anggap setipa penyakit kulit dengan pruritus hebat dan tidak dapat
diatasi dengan kortikosteroid sebagai Yeast dermatitis
 Cari penyebab primernya  Malassezia selalu sekunder
 Respon terhadap terapi terlihat dalam ≤ 30 hari
 Gambaran umum
 Sangat sering dijumpai
 Setiap infeksi kulit  pruritus, terutama pyoderma
 Flea allergy  lesi di lumbal
 Atopy, Food allergy dan Scabies  lesi di wajah, kaki, ketiak, dan
pinggang
 Diagnosa banding
 Lesi akibat Atopy, Food allergy dan Scabieas  mirip sekali
 Pruritus juga sebagai akibat infeksi sekunder (pyoderma/Malassezia)
 Pruritus juga dapat akibat Mycosis Fungoides atau Contact dermatitis
 jarang
 Diagnosa
 Temukan kausa primernya (kerokan kulit, sitologi, biakan jamur)
 Obati setiap infeksi oleh tungau (scabies, Cheyletiella, Chiggers)
 Terapkan uji penyingkiran makanan  Food allergy
 Lakukan uji sensitifitas kulit Atopy
 Terapi
 Hindari kontak dengan alergen
 Obati infeksi sekunder
 Berantas Flea
 Terapi topikal, antihistamin, suplemen asam amino esensial,
kortikosteroid, immunoterapi
 Kalau semua gagal  gunakan imunosupressant Cyclosporin
(5 mg/kg BB)

 Kunci keberhasilan
 Gunakan antibiotika terus menerus sampai penyebab
primernya ditemukan
 Pada umumnya penyakit kulit + pruritus  Atopy, Food allergy
atau Scabies + infeksi sekunder (bakteri/jamur)
 Kalau ragu-2  ulangi pemeriksaan: Pyoderma  Yeast 
Atopy  Scabies  Food allergy
 Gambaran umum
 Pruritus, bengkak, bulla, fistula  interdigital
 Kausa utama: Food allergy, atopy atau Contact dermatitis
 Selalu bereaksi baik terhadap terapi antibiotika, tetapi sering kambuh
 Anjing bulu pendek  trauma
 Autoimmune disease  krusta atau ulsera di telapak kaki
 Diagnosa banding
 Interdigital: Demodicosis, trauma benda asing, parasit, contact
dermatitis, infeksi bakteri/jamur, dan tumor
 Telapak kaki: Autoimmune disease, Zinc responsive dermatosis,
Hepatocutaneous syndrome
 Diagnosa
 Temukan kausa primernya (kerokan kulit, sitologi, biakan jamur)
 Sitologi  acantholytic cell atau sel tumor
 Biakan bakteri/jamur
 Biopsi kulit  autoimmune disease, tumor atau demodicosis
 Periksa terhadap alergi dan gangguan endokrin
Terapi
 Obati kausa primernya (Food allergy, Hipothyroidisme,
Demodicosis dll.)
 Jaga lingkungan agar tetap kering
 Topikal:
Senyawa antiseptik  cuci & rendam kaki yang luka
Antibiotika potensi kuat  Muciprocin (Bactroban)
 Sistemik
Antibiotika sesuai uji sensitivitas
Senyawa steroid  anti radang
 Pembedahan
Hilangkan benda asing
Fusion Podoplasty
 Kunci keberhasilan
 Jika penyebab primernya ditemukan  Prognosa: Baik
 Kasus sulit sembuh  Terapi antibiotik berkala atau
pembedahan
 Gambaran umum
 Infeksi saluran telinga  selalu akibat sekunder
 Kausa primer: Food allergy, atopy, polyps, gangguan endokrin,
benda asing
 Diagnosa banding
 Lesi pada daun telinga  Scabies, Autoimmune skin disease,
Ear margin seborrhea, Vasculitis, Fly bite dermatitis
 Diagnosa
 Lakukan pemeriksaan otoscopy (dg sedasi)  periksa saluran
telinga dan membrana tympanica
 Sitologi  bakteri dan yeast
 Biakan bakteri dan jamur pada kasus kronis atau resisten
 Radiologis untuk menentukan prognosa
 Kalsifikasi atau myeliiitis  Buruk
 Biopsi kulit untuk setiap massa berbentuk nodul
Terapi
 Temukan dan obati kausa primernya
 Bilas eksudat sesering mungkin  hindari trauma mekanis
waktu membersihkan telinga
 Obati infeksinya berdasarkan hasil biakan dan uji sensitivitas
 Perlu pengobatan agresif & jangka waktu lama (30 hari)
 Bila gejala sembuh  teruskan pengobatan 3-7 hari agar tidak
kambuh lagi
 Kunci keberhasilan
 Jika penyebab primernya tidak ditemukan  Pertimbangkan
pembedahan Total Ear Canal Ablation (TECA)
 Jika ada kalsifikasi (dari hasil radiologis)  TECA
 Jika akibat Pseudomonas spp.  gunakan antibiotika topikal
sesering mungkin  antibiotika sistemik jarang mencapai
telinga bagian dalam dengan kadar yang cukup
 Otitis hanya dapat dikendalikan  tidak dapat disembuhkan
A. HIPERSENSITIF THDP EKTOPARASIT

 Etiologi : protein dlm saliva parasit


di epidermis dan superficial dermis
 GK : - lesi di daerah punggung, ekor , perineum
- pruritus
- alopecia
- hiperpigmentasi
- linear granuloma
 Berdasar gejala klinis

 Adanya ektoparasit

 Uji dgn allergen thdp parasit


THDP LINGKUNGAN TOPIKAL
o Pembersihan dgn v.c. o Shampoo utk parasit,
utk parasit dewasa ttp tdk efektif
o Kombinasi o Flea collar
organophosphate dgn o Bhn organophosphate ,
permethrin, efektif utk mis fenthion
semua stadium prst o Systemic, krg efektif
krn kerja lambat
o Bl perlu anti inflamasi
B. ATOPIC DERMATITIS

 Etiologi : allergen dari lingkungan

 G.K.:
 Pd umumnya anj umur 1-3 thn
 Pruritus
 Erythema
 Alopecia
 Otitis eksterna kronis dgn erythema
 Intradermal skin testing ( di Indonesia ? )
 Serologic allergy testing ( mis. Elisa )
 Shampoo, bl infeksi bakt +, diberi benzoyl peroxida tiap 4 – 7
hari tgt keparahan, scaling diatasi dgn shampoo yg
mengandung tar dan salicylic acid

 Topikal anti pruritus, dgn spray ataulotion yg mengandung


hydrocortisone 1 % atau ointment yg mengandung
neomycin, isoflupredone acetate dan tetracaine

 Suplement fatty acid, omega 3 dan atau omega 6


 Contagious pada anjing, jrg pd kucing
 Penyakit ini termasuk zoonosis

Etiologi :
Sarcoptes scabiei var canis
Diagnosa : identifikasi parasit dgn mikroskop
 Erythematous papula
 Adanya crusta
 Pruritus
 P.u . Diawali didaerah telinga
 Trauma garukan menimbulkan alopecia
 Terakhir akan timbul excoriation yg parah
 TOPIKAL :
organophosphate
amitraz
 SYSTEMIK :
IVERMECTIN (0,2 -0,3 mg / kg BB ) dgn
interval 2 minggu
Catt : obat ini CI utk anj. Colli
ETIOLOGI : Cheletiella spp
yg hidup dipermukaan kulit
GEJALA :
 Scaling di ddaerah dorsal ( 0,2 – 0,4 cm)
 Pruritus
 Sering menyerang kucing bulu panjang
 Tdpt erythematous papula
 Shampoo selenium sulfide tiap mg selama 4 –
5 mg
 Dipping dgn lime sulfur atau pyrethrin
 Amitraz dgn interval 2 mg
 Systemic dgn ivermectin (0,2 - 0,3 mg/kg
BB), diulang 2mg
 Dermatosis contagious pada kucing yang
disebabkan oleh Notoedres cati

 GEJALA KLINIS :
o Pruritus terutama di kpl dan telinga
o Pada awalnya lesi dgn erythematous
o Papular dermatitis
 Ivermectin ( 0,2 – 0,3 mg /kg BB )
diulang 10 hari
 Topikal : malathion atau lime sulfur

DIAGNOSA
Scraping kulit utk diperiksa dibwh mikroskop
 A. GERMAN SHEPHERD
DOG PYODERMA
 ETIOLOGI : merup. Kondisi sekunder akibat
hipersensitif prst, atopic dermatitis,
demodicosis, hypothyroidism.
Mikroorganisme yg sering dpt diisolasi adl
Staphylococcus intermedius.
 SERING TJD PD ANJ UMUR 5 – 7 THN
 LESI ERYTHEMATOUS
 TDPT PAPULA DAN PUSTULA
 JUGA TDPT CRUSTA DAN ULCUS
 ALOPECIA
 PRURITUS
 HIPERPIMENTASI
 PEMBESARAN LIMPH NODE PHERIPHERAL
 Berdasar gejala klinis
 Scraping
 Pemeriks. Histopath.

TERAPI
o Trimethroprim kemdn diikuti sulfonamide
o Terapi dilanjutkan hingga lesi sembuh ( 4 – 12
mg )
 Nocardia spp

G.K :
 Ulcus
 Abses
 Nodul subkutan
 Febris
 lethargi
 Kultur
 Biopsi

TERAPI:
o Sulfadiazine (80mg / kg po 3 dd) , alternatif lain
o Erythromycine (10 mg / kg po 3 dd)
o Clindamycin ( 11 mg / kg po 2 dd )
 Feline viral rhinotracheitis dan calicivirus
G.K. :
 Lesi dan ulcushanya sebagai gejala sekunder yang
tampak di mukosa, karena virus ini secara primer
menyerang traktus respirasi

TERAPI
 Antibiotika broadspectrum
 Topikal dgn larutan 5 iodozdoxyuridine
 Pd anj : pyogranulomatous subacute atau chronic
 Pd kuc : sporothrix schenckii.

G.K. :
 Lesi kmdn mjd alopecia
 Crusta
 Regional lymphadenophathy
 Lesi2 dpt menjalar keseluruh tbh
Dgn biopsi, ttp sulit menemukan,
Dilakukan kultur serta pewarnaan dgn PAS atau GMS

TERAPI:
Anj : lrtn sodium iodid , dpt diberikan selama 7 – 8 mg
Kuc: dosis diberikan cukup setengahnya
 A. SUPERFICIAL
PYODERMA
 Staphylococcus spp

G. K :
 Pruritus
 Pustula
 Alopecia
 Hiperpigmentasi
 crusta
 Dari gejala klinis
 Kultur bakteri

TERAPI :
 Topikal dgn chlorhexidin atau benzoyl peroxide
 Antibiotik sistemik
B. ZINC RESPONSIVE
DERMATOSIS
 Deficiensi zinc

G.K. :
 Periorbital crusting
 Emaciaci
 pododermatitis
 Dari anamnesa
 Analisis lab. Konsentr zinc di jaringan

TERAPI
Zinc sulfate ( 10 mg/ kg 1 dd ) atau
Zinc methionate ( 1,7 mg / kg 1 dd)
C. Deep pyoderma
GK:
 Ulcus
 Sinusformation
 Pyoderma -deep
-nasal
-callus
± Kultur bakteri
± dari anamnesa

Terapi
 Shampoo antibakteri (chlorhexidine)
 Sistemic sesuai dengan sensitivity test
TICK INFESTATION
Ectoparasit a. l. :
 Rhipicepalus Sanguineus
 Dermacentor Variabilis
 Amblyomma Americanum
 Ixodes dammini
 I. scapularis
GK:
 Erythems
 Prouritus
 Nodula

Terapi:
 Spray fipronil
 Amitraz
 collar
A .HYPOTHYROIDISM
o Hypothiroid krn kerusakan pd kel thyroid

GK:
 Lethargy
 Kegglan reproduksi
 Bradicardia
 Alopecia bilateral simetris
 Seborrhea
 hiperpigmentasi
GK:
 Hepatomegaly
 Polyphogia
 Lethargy
 Alopecia
 Timbul komedo

Diagnosa:
 ACTH test
 Low dose dexamethasone suppression test
 High dose dexamethasone suppression test
A. CANINE DEMODICOSIS
 Demodex Canis

D. Canis ini tdpt dlm jml kecil dgn kulit anj


sehat dan asymptomatis
GK:
 Localized demodicosis
 Pd anj muda 3-11 bln
 Lesi terdiri dr bbrp area
 Alopecia
 Erythema

Sktr 90% dpt sembuh sendiri


10% berkembang menjd generalized
 Alopecia meluas , hampir keseluruh tubuh
 Seborrhea
 Pustula, papula, ulcus, crusta
 Hiperkeratosis
 Infeksi sekunder-staphylococus intermedius
pseudomonas aseuginosa dan proteus mirabilis
 Scraping kulit

Terapi:
Cukur & dicuci
Amitraz tiap 1-2 minggu
Milbemycine 0,5 mg/kg po 2 dd utk 90 hari
Ivermectin 0,6mg/kg
 Mycrosporum
 Trichophyton
 Epidermophyton

GK:
 Pruritus
 Inflamasi
 Alopecia
 granuloma
 Scraping
 Kultur
 Wood’s Lamp

Terapi:
 Topikal antifungal:miconasole,clotrimazole
 Griseofulvin 50mg/kg

Anda mungkin juga menyukai