Anda di halaman 1dari 12

LARUTAN ASAM DAN BASA

Larutan Asam dan basa merupakan dua golongan senyawa kimia yang banyak di
temukan dan di gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Larutan asam dan basa merupakan
larutan berkadar keasaman atau kebasaan suatu zat yang tergantung pada jumlah ion H +
(asam) dan OH- (basa) yang terdapat dalam zat dan juga derajat ionisasi dari zat tersebut.
Tingkat keasaman dan kebasaan dinyatakan dengan pH. Pengertian tentang larutan Asam dan
Basa ini sangat diperlukan sebagai landasan pengetahuan untuk memahami materi ilmu kimia
berikutnya yaitu menghitung tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.
Asam dan basa (alkali) telah dikenal sejak dahulu dan telah sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya asam tartrat dalam buah anggur, asam sitrat dalam jeruk,
asam asetat pada cuka, asam sulfat pada air aki dan berbagai zat lainnya. Sementara zat basa
kita jumpai pada air kapur, sabun, obat maag, dan beragam zat lainnya.

1. Teori Asam Basa


Teori Asam Basa Stevante Arrhenius
Stevante Arrhenius mengemukakan sebuah teori Asam Basa bahwa:
Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H + dimana ion
H+ ini akan menjadi satu-saatunya ion positif dalam larutan. Sedangkan basa adalah zat yang
jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH - yang menjadi satu-satunya
ion negatif dalam larutan.

Teori Asam Basa Bronstead Lowry


J.N Bronstead dan T.N. Lowry mengemukakan teori lain tentang Asam Basa.
Menurut teori ini, asam adalah zat pemberi proton (donor proton) dan basa adalah zat
penerima proton (akseptor proton). Dari definisi ini maka suatu asam akan membentuk
konjugat setelah melepaskan proton, dan basa juga akan membentuk konjugat setelah
menerima proton. Maka dalam teori asam basa konjugasi ini, dikenal istilah “pasangan asam
basa” atau “asam-basa konjugat”.

Teori Asam Basa Lewis


Seorang ahli kimia G. N. Lewis mengemukakan bahwa basa adalah zat yang memiliki
satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat diberikan pada zat lain sehingga terbentuk
ikatan kovalen koordinasi, sedaangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan
elektron bebas tersebut.

2. Sifat dan Jenis Larutan Asam dan Basa


Sifat Larutan Asam
Dalam dunia kimia, asam merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam juga dapat diartikan sebagai
zat yang dapat memberi proton (ion H +) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Contoh asam dalam kehidupan sehari-
hari, diantaranya cuka mengandung asam asetat, jeruk mengandung asam sitrat, anggur
mangandung asam tartrat, apel mengandung asam malat, vitamin C mengandung asam
askorbat, dan obat tetes mata mengandung asam borat.
Adapun sifat-sifat larutan asam, diantaranya adalah:
- Mempunyai rasa asam
- Dapat mengubah lakmus biru menjadi merah
- Dapat menghantarkan arus listrik (asam kuat)
- Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+)
- Bersifat korosif terhadap logam
- Dapat menetralkan basa

Jenis-jenis larutan asam


Terdapat dua jenis larutan asam yaitu asam kuat dan asam lemah. Adanya karat pada
besi merupakan salah satu ciri yang menunjukkan bahwa asam bersifat korosif terhadap
logam. Jika suatu asam dilarutkan hingga hampir seluruh ion H+ dilepaskan maka asam ini
disebut asam kuat. Jika ion H+ yang dilepaskan hanya sebagian kecil saja maka asam ini
disebut asam lemah. Asam kuat dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan asam lemah
hampir tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Contoh zat yang termasuk asam kuat adalah: asam lambung (asam klorida = HCl),
asam sulfat (H2SO4), asam sulfit (H2SO3), asam bromida (HBr), asam nitrat (HNO 3) dan asam
nitrit (HNO2).
Contoh zat yang termasuk asam lemah adalah: asam karbonat (H 2CO3), asam asetat
(CH3COOH), asam sulfida (H2S), asam sianida (HCN) dan asam fosfat (H3PO4).
Sifat Larutan Basa
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion positif ketika dilarutkan dalam air.
Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion
hidroksil (OH-) dan ion positif. Oleh karena itu, suatu basa dapat menghantarkan arus listrik.
Contoh basa yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari diantaranya seperti
obat maag mengandung magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan aluminium hidroksida
(Al(OH)3), sabun mandi mengandung natrium hidroksida (NaOH), sabun mandi bayi
mengandung kalium hidroksida(KOH), deodorant mengandung aluminium hidroksida
(Al(OH)3) dan pembersih lantai mengandung ammonium hidroksida (NH4OH).
Adapun sifat-sifat basa diantaranya yaitu:
- Terasa licin
- Dapat mengubah lakmus merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik (basa kuat)
- Apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksil (OH–)
- Dapat menetralkan asam

Jenis-jenis larutan basa


Jika saat senyawa basa dilarutkan dan hampir seluruh ion (OH–) dilepaskan maka basa
itu disebut basa kuat. Contoh basa kuat, diantaranya sepeti natrium hidroksida (NaOH),
kalsium hidroksida (KOH) dan barium hidroksida(Ba(OH) 2). Namun, jika hanya sebagian
kecil OH- yang dilepaskan maka basa itu disebut basa lemah. Contoh basa lemah, diantaranya
seperti ammonium hidroksida (NH4(OH) dan aluminium hidroksida (Al(OH)3).

3. pH (Derajat Keasaman)
Derajat atau tingkat keasaman larutan bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam
larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+, semakin asam larutan tersebut.
Rumusan yang berlaku untuk mencari pH larutan adalah:
pH = - log [H+]
[H+] = 10-pH
pOH = - log [OH-]
[OH-] = 10-pOH
pH + pOH = 14
[H+].[OH-] = 10-14
Menghitung pH asam kuat
Asam kuat adalah asam yang terionisasi sempurna dalam air (α = 100% atau α = 1)
Contoh Asam Kuat
- HCl (asam klorida)
- HBr (asam bromida)
- HI (asam iodida)
- HNO3 (asam nitrat)
- H2SO4 (asam sulfat)
- HClO4 (asam perklorat)

Rumus mencari pH Asam Kuat


[H+] = x . Ma
pH = – log [H+]
Keterangan :
[H+] = konsentrasi ion H+
x = valensi asam (jumlah ion H+)
Ma = molaritas asam
Ma = ( gr / Mr ) x ( 1000 / mL )

Contoh Soal Asam Kuat


Hitunglah pH larutan 100 mL H2SO4 0,1 M !
Penyelesaian :
[H+] = x . Ma
[H+] = 2 x 0,1
[H+] = 0,2
[H+] = 2x10-1
pH = – log [H+]
pH = – log 2x10-1 = - (log 2 + log 10-1) = - log 2 – log 10-1 = - log 2 – (-1) = - log 2 +1
= 1- log 2
pH = 1 – log 2
Catatan:
Aturan logaritma
Log a x b = log a +log b
Log a/b = loga a – log b
Log 101 = 1
Log 10-1 = -1
. atau x dibaca kali (operasi perkalian)

Menghitung pH Asam Lemah


Asam lemah adalah asam yang terionisasi sebagian dalam air (0 < α < 1)
Contoh Asam Lemah
- HF (asam fluorida)
- CH3COOH (asam asetat)
- HCN (asam sianida)
- H2CO3 (asam karbonat)
- H3PO4 (asam fosfat)
- H2S (asam sulfida), dan sebagainya

Rumus mencari pH Asam Lemah


¿¿
¿¿

α=
√ Ka
Ma
pH = - log [H+]
Keterangan :
Ka = tetapan kesetimbangan asam
α = derajat ionisasi asam
Contoh Soal Asam Lemah
Hitunglah pH larutan 100 mL HF 0,1 M apabila ka HF = 10-5 !
Penyelesaian :
¿¿
¿ ¿ = 10(-6)(1/2)
¿¿¿
pH = – log [H+]
pH = – log 10-3 = -(-3)
pH = 3

Menghitung pH Basa Kuat


Basa kuat adalah Basa yang terionisasi sempurna dalam air (α = 100% atau α = 1).
Contoh Basa Kuat
- LiOH (litium hidroksida)
- NaOH (natrium hidroksida)
- KOH (kalium hidroksida)
- RbOH (rubidium hidroksida)
- CsOH (cesium hidroksida)
- Ca(OH)2 (kalsium hidroksida)
- Sr(OH)2 (stronsium hidroksida)
- Ba(OH)2 (barium hidroksida)
Rumus mencari pH basa kuat
[OH-] = x . Mb
pOH = - log [OH-]
pH = 14 - pOH
Keterangan :
[OH–] = konsentrasi ion OH–
x = valensi basa (jumlah ion (OH–)
Mb = molaritas basa
Mb = ( gr / Mr ) x ( 1000 / mL )
Contoh Soal Basa Kuat
Hitunglah pH larutan 100 mL Ba(OH)2 0,1 M !
Penyelesaian :
[OH–] = x . Mb
[OH–] = 2 . 0,1
[OH–] = 0,2
[OH–] = 2.10-1
pOH = – log [OH–]
pOH = – log 2.10-1
pOH = 1 – log 2
pH = 14 – POH
pH = 14 – ( 1 – log2 )
pH= 13 + log 2

Menghitung pH Basa Lemah


Basa lemah adalah Basa yang terionisasi sebagian dalam air (0 < α < 1).
Contoh Basa Lemah
- NH4OH (amonium hidroksida)
- N2H4 (hidrazin)
- CH3NH2 (metil amina)
- C6H5NH2 (anilina) dan sebagainya

Rumus pH Basa Lemah


¿¿
¿¿

α=
√ Kb
Mb
pOH = - log [OH-]
pH = 14 – pOH
Keterangan :
Kb = tetapan kesetimbangan basa
α = derajat ionisasi basa
Contoh Soal Basa Lemah
Hitunglah pH larutan 100 mL NH4OH 0,1 M apabila kb NH4OH = 10-5 !
Penyelesaian
¿¿
¿¿
¿¿
pOH = – log [OH–]
pOH = – log 10-3
pOH = 3
pH = 14 – pOH
pH = 14 – 3
pH = 11

Cara Menghitung pH Pengenceran Asam atau Basa


Apabila ada larutan asam ditambah air maka dinamakan pengenceran, begitu juga
kalau ada larutan basa ditambah dengan air.
Untuk menghitung pH larutan setelah pengenceran dapat dihitung dengan rumus dibawah ini.
Rumus Pengenceran
M1 . V1 = M2 . V2
Keterangan :
M1 = molaritas larutan asam / basa sebelum diencerkan
V1 = volume larutan asam / basa sebelum pengenceran
M2 = molaritas larutan asam / basa setelah pengenceran
V2 = volume larutan asam / basa setelah pengenceran

Contoh Soal Pengenceran


kedalam 100 mL larutan H2SO4 0,1 M ditambahkan 400 mL air, maka hitunglah PH
campuran yang terjadi !
Penyelesaian :
M1 = 0,1 M
V1 = 100 mL
V2 = (100 + 400) = 500 mL
M1 . V1 = M2 . V2
0,1 x 100 = M2 x 500
M2 = 10 / 500 = 0,02 M (konsentrasi H2SO4 setelah pengenceran)
[H+] = x . M2
[H+] = 2 . 0,02
[H+] = 0,04
[H+] = 4.10-2
pH = – log [H+]
pH = – log 4.10-2
pH = 2 – log 4

Cara Menghitung pH Pencampuran Asam atau Basa


Apabila ada larutan asam ditambah dengan larutan asam yang lain maka dinamakan
pencampuran, begitu juga kalau ada larutan basa ditambah dengan larutan basa yang lain.

Untuk menghitung pH larutan setelah pencampuran dapat dihitung dengan rumus dibawah ini
:
Rumus Pencampuran
M1 . V1 + M2 . V2 = M3 . V3
Keterangan :
M1 = molaritas larutan asam 1 / basa 1
V1 = volume larutan asam 1 / basa 1
M2 = molaritas larutan asam 2 / basa 2
V2 = volume larutan asam 2 / basa 2
M3 = molaritas campuran asam / basa
V3 = volume larutan campuran
Contoh Soal Pencampuran
kedalam 200 mL larutan H2SO4 0,1 M ditambahkan lagi 600 mL larutan H2SO4 0,2 M, maka
PH campuran yang terjadi adalah ?
Penyelesaian :
M1 = 0,1 M
V1 = 200 mL
M2 = 0,2 M
V2 = 600 mL
V3 = (200 + 600) = 800 mL
M1 . V1 + M2 . V2 = M3 . V3
0,1 . 200 + 0,2 . 600 = M3 . 800
20 + 120 = M3 . 800
M3 = 140 / 800 = 0,175 M

[H+] = x . Ma
[H+] = 2 . 0,175
[H+] = 0,35
[H+] = 3,5.10-1
pH = – log[H+]
pH = – log 3,5.10-1
pH = 1 – log 3,5

Cara Menghitung pH Reaksi Asam dan Basa


Untuk menentukan pH ketika larutan asam kuat ditambah ke dalam larutan basa kuat maka
harus dibuat reaksi terlebih dahulu, reaksinya adalah :
Asam kuat + Basa kuat → Garam + Air
Catatan :
 Kalau hasil reaksinya sisa asam kuat maka pakai rumus → [H+] = x . Ma
 Kalau hasil reaksinya sisa basa kuat maka pakai rumus → [OH–] = x . Mb
 Kalau dua-duanya habis bereaksi maka pH = 7
Contoh Soal Reaksi Asam Basa
kedalam 100 mL larutan H2SO4 0,1 M direaksikan dengan 400 mL larutan NaOH 0,1 M maka
pH campuran yang terjadi adalah ?
Penyelesaian :
mol H2SO4 = M . V
mol H2SO4 = 0,1 x 100
mol H2SO4 = 10 mmol
mol NaOH = M . V
mol NaOH = 0,1 x 400
mol NaOH = 40 mmol
volume campuran = (100 + 400) mL = 500 mL
H2SO4 + 2 NaOH → Na2SO4 + 2 H2O
M : 10 mmol 40 mmol – –
R : -10 mmol -20 mmol + 10 mmol + 20 mmol
S: – 20 mmol 10 mmol 20 mmol
[NaOH] camp = mol / Vcamp 
[NaOH] camp = 20 mmol / 500 mL
[NaOH] camp  = 0,04 M
[OH–] = x . Mb
[OH–] = 1 . 0,04
[OH–] = 0,04
[OH–] = 4.10-2
pOH = – log [OH–]
pOH = – log 4.10-2
pOH = 2 – log 4
pH = 14 – POH
pH = 14 – (2 – log4)
pH = 12 + log 4
Konsep pH ini memudahkan dalam menyatakan konsentrasi ion H + dan perubahannya
yang kadangkala sangatlah kecil. Misalnya, konsentrasi ion H + dalam larutan asam cuka 0,1
M adalah sekitar 0,001 M dan konsentrasi ion H+ dalam akuades adalah sekitar 1 × 10−7 M.
Jika dinyatakan dengan pH, maka pH larutan asam cuka 0,1 M tersebut adalah 3 dan pH
akuades tersebut adalah 7.
Dari kedua contoh tersebut terlihat dari konsentrasi ion H+ bahwa larutan asam cuka
0,1 M ([H+] = 0,001 M = 1 × 10 −3 M) lebih asam dibanding akuades ([H+] = 1 × 10−7 M).
Namun, pH larutan asam cuka 0,1 M (pH = 3) lebih kecil dibanding akuades (pH = 7). Jadi,
semakin asam larutan, maka semakin kecil nilai pH-nya. Begitu pula sebaliknya, semakin
basa larutan, maka semakin besar nilai pH-nya.

4. Indikator Asam Basa


Seperti pengantar yang telah diuraikan pada awal pembahasan, pada zaman dahulu sebelum
dikenalnya teori asam-basa, orang-orang membedakan asam dan basa dengan cara
mencicipinya.
Namun pada saat sekarang, telah dikenal berbagai indikator untuk membedakan asam dan
basa. Selain metodenya yang aman dan praktis indikator juga mampu memberikan hasil yang
lebih relevan.
Kertas Lakmus
Salah satu indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus. Terdapat dua jenis kertas
lakmus yakni kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah.
Kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru apabila terkena basa, tetapi jika
terkena asam atau zat netral maka tidak akan berubah warna.
Kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah apabila terkena asam, tetapi jika
terkena basa atau zat netral maka tidak akana berubah warna.
Indikator Universal
Kertas Lakmus hanya dapat membandingkan suatu zat itu termasuk asam atau basa,
kemudian dikembangkan lagi kertas indikator.
Kertas indikator universal mampu meunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan dari suatu zat.
Dengan membandingkan warna yang diperoleh untuk setiap zat yang diuji dengan kertas
standard yang ada pada indikator universal, Kita dapat menentukan tingkat keasaman dari
suatu zat
Indikator Larutan
Contoh Indikator larutan ini adalah metil merah, metil jingga, bromotimol biru, dan beberapa
larutan lainnya. Indikator ini bekerja sama persis dengan kertas lakmus, larutan ini akan
memberikan perubahan warna jika terkena asam maupun basa

Anda mungkin juga menyukai