Anda di halaman 1dari 6

Nama : Raymondo Velando S

NIM : 03031381720001
Shift : Rabu, 13.30–16.00 WIB
Kelompok : 1

PENGARUH ALIRAN TURBULEN TANPA MENGGUNAKAN BAFFLE


PADA CONTINOUS STIRED TANK REACTOR

Reaktor Air Tangki Berpengaduk (RATB) atau continous stired tank


reactor (CSTR) digunakan untuk meningkatkan pencampuran spesies yang
bereaksi dalam sejumlah proses industri. Pada industri reaktor CSTR berdesain
tangki silinder dengan bagian bawah melengkung yang dilengkapi dengan impeler
tunggal atau ganda. Untuk mendapatkan laju reaksi yang optimal dengan
peningkatan biaya operasi optimal pada geometri vessel, impeller, dan rotasi per
menit (RPM) harus diproses secara dioptimalkan (Serra, 2001).
Reaktor ini biasa juga disebut dengan reaktor tangki ideal berpengaduk,
disebut seperti itu karena dalam reaktor ini, umpan masuk sama dengan produk
keluar, kalau tidak sama tentu jumlah dalam tangki tersebut akan bertambah atau
berkurang dan itu berpengaruh dalam kestabilitasan jumlah produk dengan pola
aliran mixed flow, sehingga bisa diasumsikan konsentrasi, konversi, dan suhu di
semua titik yang berada dalam reaktor adalah secara homogen.
Pengunaan baffle umumnya mengandung berbagai jenis baffle, misalnya,
empat pelat vertikal datar untuk menghalangi pembentukan vortex, saluran udara
dan untuk meningkatkan pencampuran. Agitasi dipengaruhi oleh jenis impeler
tunggal atau ganda dari berbagai desain. Namun, tanpa penggunaan baffle juga
digunakan dalam banyak aplikasi, seperti kristalisasi dan pengendapan, transfer
massa padat-cair, fermentasi, suspensi padat dalam makanan dan produk susu.
Vortex (vortisitas) meyebabkan fluida mengalir yang berpusar, biasanya
turbulen. Setiap gerakan berputar dengan arah garis aliran tertutup adalah aliran
vortex. Gerakan Fluida berpusar disekeliling dari suatu pusat adalah vortex.
Kecepatan dan laju rotasi terbesar berada di pusat, dan dapat berkurang begitu
menjauhi dari jarak pusat pusaran dapat dimiliki setiap aliran sirkuler atau rotary
yang memiliki vortisitas yang semakin kecil jika semakin jauh dari pusat pusaran.
Impeller agitator dibagi menjadi dua kelas dimana yang menghasilkan arus
sejajar dengan sumbu poros impeller dan mereka yang menghasilkan arus dalam
arah tangensial atau radial. Yang pertama disebut impeller aliran aksial, dan
impeller radial. Setiap jenis mencakup banyak variasi dan subtipe, dan yang tidak
dipertimbangkan untuk digunakan karena faktor efisiensinya dalam proses agitator
sehingga ada beberapa subtipe dari variasi impeller yang tidak tercakup dalam
pembahasan mengenai reaktor CSTR (McCabe, 1993).

Gambar 1. Tipikal konfigurasi Proses Agitator


(Sumber: Coulson, 1999)

Dalam proses pengadukan terdapat beberapa macam jenis pengaduk yang


yang gunakan dalam proses pengadukan yaitu pengaduk jenis baling-baling
(propeller) adalah jenis yang alirannya pada keadaan axial dimana baling-baling
ini dapat digunakan pada kecepatan 400 – 800 RPM, pengaduk dayung (paddle)
biasa digunakan pada kecepatan rendah yaitu 20–150 RPM, pengaduk turbin yaitu
pengaduk dayung yang memiliki daun pengaduk dan berukuran lebih pendek,
digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan viskositas yang tinggi.
Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan
menempatkan pengaduk pada pusat diameter tangki. Posisi ini memiliki pola
aliran yang khas. Pada tangki tidak bersekat dengan pengaduk yang berputar
ditengah, energi sentrifugal yang bekerja pada fluida meningkatkan ketinggian
fluida pada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola
ini biasa disebut dengan pusaran (vortex) dengan pusat pada sumbu pengaduk.
Pusaran ini akan menjadi semakin besar seiring dengan peningkatan kecepatan
putaran yang juga meningkatkan turbulensi dari fluida yang diaduk. Terbentuknya
pusaran tidak diinginkan. Hal ini disebabkan pusaran tersebut bisa menghasilkan
dispersi udara yang menghambat dispersi gas ke cairan.
Pada CSTR dapat disusun seri 3-5 buah untuk mendapatkan pola aliran
similar dengan plug flow, dan dapat dipasang pendingin/pemanas baik jacket
maupun koil. Dengan adanya reaktor yang disusun seperti ini memungkinkan
.......
konversi ke produk lebih besar dibandingkan dengan menggunakan reaktor
tunggal. Keadaan pengadukan dan perpindahan panas dalam reaktor alir tangki
berpengaduk hampir sama dengan reaktor batch. Pemanasan atau pendinginan
menggunakan coil atau selubung (jacket) untuk menjaga suhu konstan. Tetapi
pada reaktor CSTR tangki berpengaduk harus dilengkapi dengan alat penambahan
zat pereaksi secara kontinyu dan alat pengambilan hasil secara kontinyu.
Pada reaktor CSTR yang tak menggunakan baffle dengan menggunakan
magnetic stirrer berpengaruh pada vortex yang terbentuk. Pola aliran rata-rata
dalam reaktor kecepatan pada bidang vertikal sepanjang pengaduk untuk
kecepatan rotasi 150, 250 dan 400 rpm. Pola aliran yang terjadi mengungkapkan
bahwa karakteristik aliran umum serupa dengan yang ditentukan dari pengukuran
distribusi kecepatan aksial dan radial. Pada gambar 2, silinder pengaduk
menghasilkan aliran radial, yang setelah penembusan pada dinding reaktor
membelok ke atas menuju permukaan cair. Aliran ini kemudian kembali ke
pengaduk, sehingga membentuk sebuah poros zona resirkulasi.

Gambar 2. Pola aliran pada 3 variabel kecepatan


(Sumber: mahmud, 2009)

Pada gambar 3 (a) menunjukkan profil dari antar muka air-air di dalam
reaktor untuk ketiga kecepatan pengaduk yang diperoleh menggunakan metode
VOF. Pada kecepatan terendah 150 rpm, permukaan cairan tetap cukup datar pada
vortex dengan depresi kecil pada pusat. Kedalaman vorteks meningkat air ke
dinding reaktor tanpa meninggalkan permukaan cairan yang rata di bagian luar
vortex. Gambar 3 (b) yaitu kondisi nyata yang menunjukkan foto-foto vortex yang
diambil selama percobaan untuk kecepatan pengaduk yang sama.
Gambar 3. (a) Prediksi CFD dan (b) Uji coba pada kecepatan 150, 250 dan 400 RPM
(Sumber: mahmud, 2009)

Eksperimen pemodelan eksperimental dan CFD yang terintegrasi ke dalam


aliran turbulen dengan permukaan cair yang dihasilkan oleh stirrer maegnetic di
dalam reaktor telah dilakukan untuk pertama kalinya. Pengukuran rata-rata
kecepatan aksial, radial dan tangensial serta distribusi kecepatan berfluktuasi
kecepatan pengaduk 150, 250 dan 400 rpm (dengan reynold number Re = 31,922,
53,204 dan 85,127). Model turbulensi telah digunakan untuk menentukan bentuk
pusaran dan medan aliran. Pada gambar 3 menunjukkan bahwa pusaran (vortex)
dangkal terbentuk pada kecepatan pengaduk terendah, sedangkan kedalaman
vorteks meningkat dengan meningkatnya kecepatan rotasi. Meskipun ada gerakan
vortisitas, yang menghalangi pengukuran yang tepat dari permukaan.
Profil kecepatan tangensial rata-rata yang diukur mengungkapkan fitur dari
pusaran gabungan yang terdiri dari daerah dalam rotasi benda padat dan wilayah
luar dari gerakan vorteks bebas. Besarnya kecepatan aksial dan radial rata-rata
jauh lebih kecil daripada kecepatan tangensial. Karakteristik aliran umumnya
sesuai dengan yang dilaporkan pada literatur yaitu dengan ciri utama terbentuknya
pusaran (vortex) untuk impeller yang dipasang di atas poros di dalam vessel.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan vorteks adalah
kecepatan pengadukan. Inilah yang menajdi variasi dasar dalam proses
pengadukan dan pencampuran adalah kecepatan putaran pengaduk yang
digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan gambaran
mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam
proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran
pengaduk dibagi tiga, yaitu: kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi. Lalu
pada jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap menjaga
efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah-ubah.
Bilangan ialah bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan
antara gaya inersia dan gaya viskos yang terjadi pada fluida, pada bilangan
reynold fungsi utamanya ialah untuk menentukan jenis aliran yang terjadi pada
suatu fluida. Semakin tinggi nilai reynoldnya maka profil aliran fluida akan
semakin ke arah turbulen. Sehingga pengaruh pada CSTR reaktor tanpa baffle
dengan nilai reynold yang tinggi maka nilai terbentuknya vorteks akan menjadi
semakin tinggi karena pada alirannya adalah jenis aliran turbulen.
Bilangan fraude ialah bilangan tak berdimensi ini menunjukkan
perbandingan antara gaya inersia dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude
merupakan variabel yang signifikan dalam pembahasan kali ini karena bilangan
ini digunakan pada proses unbaffle mixed. Pada sistem ini permukaan cairan
dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi, sehingga membentuk pusaran (vortex).
Sehingga semakin besar nilai kecepatan putaran dan diameter pengaduk maka
nilai fraude yang didapat juga akan semakin tinggi sehingga semakin tinggi nilai
fraude maka semakin tinggi juga pusaran (vortex) yang terbentuk.
Berdasarkan penelitian Alessandro Serra, dkk (2000) yang berjudul Time-
Dependent Finite-volume Simulation of The Turbulent Flow in a Free-surface
CSTR, menyatakan bahwa semakin tinggi kecepatan rotasi per menit maka nilai
flowraye (m3/s) pada aliran juga akan semakin besar. Sehingga dalam proses
operasi reaktor CSTR akan mengganggu ketentuan pada kondisi volume pada
reaktor yang konstan sehingga perlu proses penambahan instrumen pengatur aliran
sehingga pengaruh kecepatan rotasi tidak menurunkan hasil proses alirannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan baffle bersifat relatif dan
tergantung pada proses yang akan dilakukan yang dimulai dari nilai maksimal
kecepatan RPM yang digunakan. Penggunaan CSTR yang paling banyak adalah
dalam memproduksi polimer, seperti polimerisasi styerene. Selain itu CSTR juga
digunakan dalam pembentukan barium sulfat (BaSO4) serta dalam proses
penanganan limbah-limbah pabrik.
DAFTAR PUSTAKA

Tariq, M. dkk. 2009. Measurements and Modelling of Free-Surface Turbulent


Flows induced by a magnetic stirrer in an unbaffled stirred tank reactor.
Journal of Chemical Engineering. Vol. 64(2009): 4197-4209.
Serra, A., dkk. 2001. Time-dependent Finite-volume Simulation of the Turbulent
Flow in a Free-surface CSTR. Journal of Chemical Engineering Science.
Vol. 56(2001): 2715-2720.
McCabe, W. L., dkk. 1993. Unit Operations of Chemical Engineering. New
York: McGraw-Hill Book Company.
Coulson, J. M. 1983. Chemical Engineering. Aucklond Boston: New Delhi India.
Horry, M. 2014. Proses Agitasi dan Mixing. https://www.academia.edu/9947856/
makalah_otk_1_AGITASI_DAN_MIXING. (Diakses pada 28 September
2018)

Anda mungkin juga menyukai