Anda di halaman 1dari 6

Nama : Indah Sari

NIM : 03031381621081
Shift : Kamis (13.00-16.00 WIB)
Kelompok :2

PROPELLER

Pengadukan adalah proses operasi yang menciptakan gerakan dari bahan


yang diaduk, seperti molekul, zat yang bergerak atau komponennya menyebar.
Pencampuran merupakan proses untuk mengurangi ketidaksamaan kondisi, suhu,
atau sifat lainnya yang terdapat dalam suatu bahan. Pencampuran dapat terjadi
dengan cara menimbulkan gerak didalam bahan itu yang akan menyebabkan bagian-
bagian bahan akan saling bergerak satu terhadap yang lainnya, sehingga operasi
pengadukan hanyalah salah satu untuk operasi pencampuran tersebut.
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
proses pencampuran yang efektif. Pada pengadukan ini ada bagian yang di sebut
impeller yang akan membangkitkan pola aliran dalam sistem, yang menyebabkan
zat cair bersirkulasi. Pola aliran impeller ini dibagi menjadi dua yaitu impeller yang
membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller disebut impeller aliran
aksial dan impeller yang membangkitkan arus radial atau tangensial disebut aliran
radial. Berdasarkan bentuknya, impeller dibagi menjadi propeller, open turbine,
shrouded turbine, dan paddle, namun disini hanya membahas mengenai propeller.

1. Pengertian Propeller
Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat
cair berviskositas rendah sekitar 4000 cp dan tidak bergantung pada ukuran serta
bentuk dari tangki. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh
yaitu 1.150 atau 1.750 rpm, sedangkan propeller besar putarannya mencapai 400-
800 rpm. Kapasitas dan sirkulasi yang dihasilkan besar dan sensitif terhadap beban
bead. Arus yang meninggalkan propeller mengalir melalui suatu zat cair yang
menurut arah tertentu sampai dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana. Propeller
kadang biasanya di pasang dua atau lebih pada satu poros, dengan arah putaran yang
sama, namun bisa juga dipasang dengan arah yang berlawanan sehingga
menciptakan zone fluid yang sangat turbulen diantara kedua propeller tersebut.
Kolam zat cair yang akan berputar dengan sangat turbulennya itu
meninggalkan impeller dengan membawa zat cair stagnan yang akan dijumpainya
dalam perjalanannya itu, dan zat cair stagnan yang ikut terbawa itu mungkin lebih
banyak dari yang dibawa kolom arus sebesar jika berasal dari nozzel stationer.
Daun-daun propeller menyeret zat cair itu, oleh karena arus aliran ini sangat gigih,
agitator propeller sangat efektif dalam bejana besar. Propeller yang berputar
membuat pola heliks di dalam zat cair, dan jika tidak ada gelincir antara zat cair dan
propeller itu, satu putaran penuh propeller akan memindahkan zat cair secara
longitudinal pada jarak tertentu, bergantung dari kemiringan daun propeller.
Rasio jarak ini terhadap diameter dinamakan jarak-bagi (pitch) propeller itu.
Propeller tunggal yang digunakan untuk ketinggian tangki terhadap rasio
mempunyai diameter 1,0 disebut mempunyai jarak bagi bujur sangkar (square
pitch), sedangkan untuk propeller ganda digunakan untuk ketinggian tangki yang
mencapai rasio diameternya yaitu 21,5, apabila terdapat dua propeller dalam
pencampuran maka propeller yang terletak di atas pada poros di bawah level cairan
untuk menciptakan pusaran kecil yang menarik padatan, sedangkan propeller yang
terletak di bagian bawah digunakan untuk pencampuran menyeluruh dari padatan
dengan cairan, hal ini cocok untuk reaksi kimia yang berfase cair.
Propeller memiliki karakteristik yaitu propelllernya berbilah pendek
(biasanya kurang dari 25% diameter pembuluh) yang berputar pada kecepatan tinggi
tanpa menggunakan gear box dan karenanya akan memberikan operasi dan biaya
yang lebih efektif karena tidak ada kerugian mekanis dalam transmisi, namun
umumnya tidak dipasang secara terpusat pada dinding vessel. Bentuk propeller ini
lebih ramping dari pada impeller lainnya, sehingga kebutuhan daya untuk
melakukan pengadukanya lebih kecil meskipun memiliki nilai reynolds number
yang sama. Perancangan propeller, luas sudu biasanya di nyatakan dalam
perbandingan antara luas area yang terbentuk dengan luas daerah disk.
Kerugian penggunaan propeller ini di bandingkan dengan turbin dan paddle
yaitu biayanya lebih tinggi dan sensitivitas operasi terhadap geometri vessel dan
lokasi tangki. Aturan umumnya, propeller di pasang dengan vessel yang memiliki
bagian bawahnya cembung, propeller tidak cocok untuk mencampurkan zat dengan
aturan cepat dan juga tidak untuk penyerapan gas, untuk suspensi batas ukuran
partikel yang akan di campur adalah 0,1-0,5 mm dengan kekeringan maksimum.
2. Jenis-Jenis Propeller
Jenis propeller yang sering di pakai adalah berdaun tiga, propeller berukuran
sedang berdaun empat, bergigi, atau dengan rancangan lain yang digunakan khusus.
Berdasarkan bentuknya, ada beberapa jenis dari propeller yaitu marine propeller,
radical propeller, saw-toothed propeller, perforsted propeller, propeller with ring
guard, weedless propeller, cut out propeller, dan folding propeller.
Marine impeller ini dimodelkan seperti baling-baling kapal laut tetapi pitch
untuk turbulensi maksimum, digunakan untuk kecepatan tinggi sampai 1800 rpm
dengan viskositas cairan rendah sekitar 4000 cp. Bersirkulasi oleh paralel aksial dan
pola aliran dimodifikasi oleh baffle biasanya alirannya ke bawah, bisa dipasang pada
berbagai sudut yang paling umum di pasang pada persegi, pembersihan impellernya
mudah, pada kecepatan rendah bahan yang di campurkan tidak mudah hancur, serta
tidak efektif untuk cairan yang kental kecuali dengan desain khusus.

Gambar 1. Propeller Marine


(Sumber: Coker, 2007)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jami (2014) yang berjudul


Perekayasaan Tangki Untuk Proses Pelarutan Parsial Pada Preliminari Design Pilot
Plant ThO2 dari Pasir Monasit Kapasitas 100 Kg/Hari yaitu menggunakan propeller
jenis marine karena bahan yang dicampurkan berviskositas rendah dan putarannya
tinggi, sesuai dengan daya pengadukan yang ditentukan dengan menggunakan
grafik reynolds number vs power number yaitu diperoleh sebesar 0.1 Hp.
Weedless propeller merupakan propeller yang digunakan pada peralatan
aerasi dan pencampuran yang digunakan dalam aplikasi pengolahan air dan air
limbah. Propller ini di rancang untuk material padat dan berserat lainnya, dengan
desain ujung bilah “penuh” untuk aplikasi cairan terbuka sedangkan untuk desain
bilah yang terpotong untuk meningkatkan efisiensi dalam saluran.
Gambar 2. Weedless propeller
(Sumber: Raju, 2011)

Folding propeller adalah jenis propeller yang bilahnya otomatis terliapat


ketika mesin berputar, dan kemudian melipat kembali ketika mesin berhenti.
Propeller berputar keluar oleh gaya sentrifugal ketika mesin berputar, tetapi saat
mesin berhenti, tekanan aliran fluida memaksa bilahnya kembali seperti semula.
Bilah ini diarahkan bersamaan sehingga saat membuka dan menutup serempak.

Gambar 3. Folding propeller


(Sumber: Jami, 2014)
3. Pola Aliran Propeller
Jenis aliran didalam vessel yang sedang diaduk tergantung pada jenis dari
impeller yang akan digunakan, karakteristik fluida, ukuran, serta perbandingan
tangki, baffle, dan agitatornya. Kecepatan fluida pada setiap titik tangki mempunyai
perbedaan komponen, dan pola aliran keseluruhan didalam tangki itu tergantung
pada variasi dari komponen tersebut. Komponen yang pertama adalah komponen
radial yang berkerja pada arah tegak lurus terhadap poros impeller, sedangkan
kompnen kedua adalah komponen yang bekerja secara tangensial atau rotasional.
Komponen radial dan longitudinal sangat aktif dalam memberikan aliran
yang diperlukan untuk melakukan suatu prses pencampuran, bila poros itu vertikal
dan terletak persis di pusat tangki, komponen tangensial biasanya kurang
menguntungkan. Arus tangensial itu mengikuti lintasan berbentuk lingkaran
disekeliling poros, dan menimbulkan vortex pada permukaan zat cair, jika tangki
tidak mempuyai baffle maka pengaduk jenis aksial maupun radial akan
menghasilkan vortex dan pola aliran akan sama saja setiap jenis pengaduk.
Arus sirkulasi cenderung melemparkan partikel itu dengan gaya sentrifugal
ke arah luar dan bergerak ke bawah sampai ke dasar tangki lalu kepusat, hal ini
bukan terjadi pencampuran melainkan penggumpalan. Jadi, dengan adanya sirkulasi
zat akan bergerak menurut arah gerakan bilah dari impeller. Vortex dapat dicegah
jika tangkinya kecil, impeller di pasang diluar sumbu tangki, porosnya digeser
sedikit dari pusat tangki, lalu dimiringkan dalam suatu bidang tegak lurus terhapat
pergeseran itu sedangkan jika tangkinya besar , agitatornya dipasang di sisi tangki,
cara yang baik untuk mengurangi vortex dengan menggunakan baffle yang berfungsi
merintangi aliran rotasi tanpa menggangu aliran radial tersebut.
Propeller merupakan jenis impeller yang akan menghasilkan aliran aksial,
pengadukan ini menimbulkan aliran yang sejajar dengan sumbu poros pengaduk.
Agitator propeller biasanya akan mendorong zat cair tersebut ke bagian bawah
sampai ke dasar tangki, arus itu lalu menyebar secara radial ke segala arah menuju
dinding, serta mengalir ke atas disepanjang dinding dan kembali diisap oleh
propeller dari atas. Propeller biasanya digunakan bila adanya arus yang kuat,
sehingga partikel-partikel zat padat tersebut berada dalam suspensi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2008) yang berjudul
Pengaruh Desain Impeler, Baffle, dan Kecepatan Putar Pada Proses Isolasi Minyak
Kelapa Murni dengan Metode Pengadukan bahwa Propeller ternyata tidak
memberikan hasil yang maksimal karena hanya ada efek aliran atas bawah tanpa
adan benturan dengan dinding sehingga VOC yang kurang bisa terpisah, sedangkan
pengadukan impeller turbine yang miring lebih baik karena selain terjadi benturan
pada dinding, juga terjadi pembelokan kearah atas sesuai dengan sudut kemiringan
plat sehingga gejolak dan gelembung udara yang terjadi semakin banyak, hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan impeller harus sesuai dengan fluidanya.
DAFTAR PUSTAKA

Coker, K. A. 2007. Ludwig’S Applied Process Design for Chemical and


Petrochemicl Plants. New York: Gulf.
Jami, A. dan Prayitno. 2014. Perekayasaan Tangki Untuk Proses Pelarutan Parsial
Pada Preliminary Design Pilot Plat ThO2 dari Pasir Monasit Kapasitas 100
Kg/Hari. Jurnal Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir. Vol. 11(2): 0296-1411.
Ludwig, E. E. 1999. Applied Process Design for Chemical and Petrochemical
Plants. Amerika Serikat: Butterwoth-Hieneman.
Purwanto, D. 2008. Pengaruh Desain Impeller, Baffle, dan Kecepatan Putar Pada
Proses Isolasi Minyak Kelapa Murni dengan Metode Pengadukan. Jurnal
Teknik Kimia ITATS. Vol. 2(1): 1-7.
Putra, A. 2017. Pengertian Mixer. (Online). http://eprints.polsri.ac.id. (Diakses pada
21 September 2018).
Raju, K. S. N. 2011. Fluid Mechanics, Heat Transfer, and Mass Transfer: Chemical
Engineering Practice. Canada: John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai