Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Operasi Teknik Kimia 1, 21 Agustus 2018, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

MIXING
Moh. Arik Ardianta, Ara Delaniera W, Fitriani Shinta A
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang

1. TUJUAN PRAKTIKUM dari impeller turbin yang menyerupai agitator berdaun


Tujuan dalam praktikum mixing kali ini ada 5, banyak dengan daun-daun yang agak pendek dan dapat
diantaranya adalah untuk mengetahui jenis pola air dari berputar pada kecepatan tinggi sehingga mengakibatkan
berbagai impeller, menghitung torsi dari proses power yang diperlukan juga tinggi.
pengadukan, menghitung power dari proses pengadukan,
menganalisis fenomena vortex pada tangki berpengaduk, 3.3 Torsi
dan yang terakhir adalah menganalisis Froude Number. Torsi adalah kemampuan suatu benda untuk berputar,
dimana torsi ini dipengaruhi oleh power yang diberikan.
2. VARIABEL PRAKTIKUM Sehingga power berbanding lurus dengan torsi.
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa variabel yang Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan pada Tabel
digunakan, dengan menggunakan air dan gliter sebagai 4 menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan aliran
bahan yang digunakan. Adapun variabel lain adalah maka daya pengadukan semakin besar sehingga
kecepatan pengadukan (Rpm) untuk masing-masing menyebabkan nilai torsi juga semakin besar.
impeller mulai dari 30-180 (Rpm) dengan perbedaan
interval pada masing masing kecepatan adalah 30 (Rpm). 3.4 Fenomena Vortex
Vortex adalah pusaran air yang membentuk aliran yang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN bergerak secara tangensial. Pada penggunaan impeller
3.1. Jenis Pola Air propeller, terbentuknya vorteks mulai terjadi pada variabel
Berdasarkan hasil praktikum, pola aliran yang terjadi ketiga yaitu pada kecepatan putaran 90 rpm, sedangkan
yaitu axial dan radial. Perbedaan pola aliran dipengaruhi pada penggunaan impeller turbine vortex juga terbentuk
oleh jenis impeller yang digunakan. Penggunaan impeller pada variabel ketiga yaitu pada kecepatan putaran 90 rpm.
propeller menghasilkan pola aliran axial dan tangensial, Hal ini ditandai dengan adanya pola aliran melingkar
sedangkan impeller turbine menghasilkan pola aliran disekitar pengaduk (tangensial). Jika tangki tidak bersekat
radial dan tangensial. Fungsi dari impeller adalah untuk (un-buffle), maka pengaduk jenis aliran axial maupun
mempercepat proses mixing sehingga dalam waktu tertentu radial biasanya menghasilkan aliran melingkar. Karena
akan mencapai viskositas yang seragam dan tergantung pusaran itu terlalu kuat, maka untuk semua jenis impeller
pada kecepatan putaran dari impeller tersebut. Jarak antara vorteks yang terbentuk akan mencapai pengaduk, sehingga
impeller dengan dasar gelas beker ±1/5 dari tinggi gas diatas permukaan akan terhisap. Namun, jika tangki
campuran. Hal tersebut bertujuan agar distrubusi aliran terdapat sekat (buffle), maka akan mengakibatkan aliran
yang merata sehingga campuran menjadi homogen dan berbelok arah dari tepi dinding menuju pusat tangki,
didapat viskositas yang homogen diseluruh campuran. sehingga efek pencampuran lebih efektif.
Variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran
adalah kecepatan putaran impeller yang digunakan. Variasi 3.5 Froude Number
kecepatan putaran impeller bisa memberikan gambaran
mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang Bilangan Froude adalah bilangan tak berdimensi yang
dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran [4]. menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan
Impeller propeller dapat digunakan untuk cairan yang gaya gravitasi. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada
memiliki viskositas rendah dan tidak bergantung pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat (un-buffle).
ukuran serta bentuk tangki[2].. Pada percobaan dengan Pada sistem ini bentuk permukaan cairan dalam tangki
menggunakan impeller propeller pada kecepatan 30-180 akan dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk pusaran
rpm, pola aliran yang terbentuk adalah axial karena arah (vortex). Vortex akan muncul jika bilangan Froude >1
aliran sejajar dengan sumbu poros impeller. Sedangkan untuk aliran sub kritis, sedamgkan aliran kritis bilangan
percobaan dengan menggunakan impeller turbin Froude = 1 dan aliran super kritis bilangan Froude > 1 [5]..
menghasilkan pola aliran radial dan tangensial. Hal ini Jadi aliran dalam praktikum ini dapat dikategorikan sebagai
ditandai dengan terbentuknya vortex yang mengakibatkan alian sub kritis yang memiliki kedalaman cukup besar dan
naiknya permukaan pada tepi tangki dan terdapat kecepatan aliran rendah[6]., sehingga memungkinkan
pergerakan gliter yang mendekati dinding tangki pengaduk. terjadinya vorteks meki bilangan Froude pada data hasil
praktikum < 1.
3.2 Power Dari hasil pengamatan dihasilkan bilangan froude
Besar daya atau power (P) pengadukan berbeda-beda sepeti pada Tabel 5. Pada saat kecepatan pengadukan
tergantung pada jenis impeller yang digunakan. Besar dibawah 90 rpm belum terbentuk vortex, sedangkan pada
power (P) pada proses pengadukan akan mempengaruhi saat kecepatan pengadukan lebih dari 90 rpm, pada
kecepatan pengadukan yang dihasilkan. Jika dalam suatu impeller turbin ataupun impeller propeller sudah terbentuk
sistem pengadukan kecepatan (variabel) telah ditentukan, vortex. Hal tersebut dikarenakan dalam tangki berpengaduk
maka nilai power dapat dihitung. Menurut hasil percobaan, jika NRe < 10 maka aliran laminar, jika N Re > 104 maka
nilai power yang didapat dengan menggunakan impeller turbulen dan diantara keduanya adalah transisi. Pola aliran
turbine lebih besar dari pada yang menggunakan impeller laminar adalah pola aliran yang mengalir dalam lapisan dan
propeller. Hal ini disebabkan karena ukuran (diameter) alirannya tenang. Pola aliran turbulen adalah aliran yang
impeller turbine lebih besar yaitu sebesar 0,05 m dibanding bersifat bergejolak[1]. Dari hasil perhitungan pada
diameter impeller propeller yaitu 0,04 m. Selan itu, bentuk praktikum, NRe seperti pada Tabel 5 menunjukkan bahwa
Praktikum Operasi Teknik Kimia 1, 21 Agustus 2018, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

sistem mengalami aliran turbulen. Hal tersebut menjadikan


munculnya vortex dalam skala besar.
Berdasarkan hasil praktikum, desain tangki yang tepat
yaitu menggunakan impeller turbine karena impeller
tersebut memiliki daya dan torsi yang besar sehingga lebih
tepat untuk pengadukan. Untuk mengurangi vortex, tangki
dipasang baffle untuk mengurangi vortex, sehingga
diperoleh pencampuran yang lebih efektif dan efisien.

4. SIMPULAN
Berdasarkan praktikum, dapat disimpulkan bahwa
impeller propeller menghasilkan pola aliran axial,
sedangkan impeller turbine menghasilkan pola aliran
radial. Besar daya yang diperlukan guna memutar impeller
turbine lebih besar daripada menggunakan impeller
propeller karena impeller turbin berputar dengan kecepatan
tinggi, sehingga daya yang diperlukan juga semakin besar
dan sebaliknya. Karena power berbanding lurus dengan
nilai torsi, maka nilai torsi dipengaruhi oleh power yang
diberikan, sehingga semakin besar daya maka semakin
besar pula nilai torsinya. Vortex menunjukkan
keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia.
Dalam teori, vortex akan muncul jika bilangan Froude >1.
Biasanya untuk mengurangi vortex, tangki dipasang buffle
sehingga akan diperoleh pencampuran yang homogen,
lebih efektif dan efisien.

REFERENSI
[1].
Earle R L. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan
Pangan. Jakarta : Sastra Hudaya.
[2].
Mc Cabe W L, Smith Julian C dan Harriott Peter.
1993. Unit Operation of Chemical Engineering, 5th
Edition. Singapore : Mc Graw Hill Book
[3].
Mc. Cabe, W.L. 1985. Unit Operation of Chemical
Engineering. Singapura : Tioon Well Finishing Co.
Ltd.
[4].
Yudisaputro, Fibula. 2012. Perubahan Konsentrasi
Larutan Gula pada Dehidrasi Osmotik Irisan
Mangga (Mangifera Indica L.) dan Pengaruhnya
Terhadap Kebutuhan Daya Pengadukan. Fakultas
Teknologi Pertanian , Institut Pertanian Bogor
.
[5]
. Mulia, Ahmad Perwira.2001. Angkutam dan Emdapan.
Fakultas Islam Sumatera Utara.
[6].
Mahmudi, muhammad Jauharil dan Wijaya, Findi
Rahardian. 2015. Makalah Aliran Kritis, Subkritis,
Praktikum Operasi Teknik Kimia 1, 21 Agustus 2018, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang
Praktikum Operasi Teknik Kimia 1, 21 Agustus 2018, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

LAMPIRAN

DATA PENGAMATAN
A. Pola Aliran Hasil Pengadukan

 Tipe pengaduk : Impeller propeller


 Diameter propeller : 0,04 m = 4 cm
 Diamter beaker glass : 10,5 cm
Tabel 1. Data pengamatan mixing menggunakan impeller propeller

Kecepatan (Rpm) Pola Aliran Tinggi Vortex (Cm)

30 Axial, Tangensia 0

60 Axial, Tangensia 0
90 Axial, Tangensia 1,5
120 Axial, Tangensia 2
150 Axial, Tangensia 2,5
180 Axial, Tangensia 3

 Tipe pengaduk : Impeller turbin


 Diameter turbin : 0,05 m = 5 cm
 Diamter beaker glass : 10,5 cm

Tabel 2. Data pengamatan mixing menggunakan impeller turbine


Kecepatan (Rpm) Pola aliran Tinggi vortex (cm)

30 Radial, Tangensial 0

60 Radial, Tangensial 0
90 Radial, Tangensial 0,5
120 Radial, Tangensial 1
150 Radial, Tangensial 1,5
180 Radial, Tangensial 2

B. Data Perhitungan
Diketahui :
 Diameter beaker glass (D) = 10,5 cm
Praktikum Operasi Teknik Kimia 1, 21 Agustus 2018, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

 L/D =1
 Tinggi larutan (H) = Diamter beaker glass (D) x 1
= 10,5 cm x 1
= 10,5 cm
 V air = 880 x 10-6 m3
 Cleareance = 1/5 H
= 1/5 x 10,5 cm
= 2,1 cm
 Densitas ( ρ ¿ = 997,08 Kg/m3
 Viskositas ( μ ¿ = 8,9 x 10-4 Kg/ms
 Percepatan Gravitasi (g) = 9,8 m/s2
 Diameter Impeller (D)
a. Impeller propeller (4 cm) = 0,04 m
b. Impeller turbine (5 cm) = 0,05 m

Data perhitungan yang dicari:


a. Kecepatan dalam satuan Rps (N)
N (Rps) = N (Rpm) / 60
b. Reynold Number (Re)
Re = (ρ x D2 x N) / µ
c. Number Power (Np)
Nilai Np untuk impeller propeller dan turbin diperoleh dari grafik 1 dan 2 dengan
cara memplotkan bilangan Re pada grafik (McCabe, Warren L.1993).
Praktikum Operasi Teknik Kimia 1, 21 Agustus 2018, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Grafik 1. Hubungan antara NRe dan Np untuk impeller propeller

Grafik 2. Hubungan antara NRe dan Np untuk impeller turbin


d. Power (P)
Praktikum Operasi Teknik Kimia 1, 21 Agustus 2018, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

P = (Np x ρ x N3 x D5) / g
e. Torsi (τ)
P=τxω
τ = P / (2 x pi x N)
f. Froude Number (Nfr)
Nfr = (N2 x D) / g
Hasil Perhitungan

Tabel 3. Nilai Daya (P) pada Masing-masing Impeller


Kecepatan Daya pada impeller propeller Daya pada impeller turbine
(rpm) (watt) (watt)
30 1,30 x 10-5 1,39 x 10-4
60 6,25 x 10-5 1,11 x 10-4
90 2,10 x 10-4 3,05 x 10-3
120 4,16 x 10-4 5,08 x 10-3
150 8,13 x 10-4 1,99 x 10-2
180 1,12 x 10-3 2,57 x 10-2

Tabel 4. Nilai Torsi pada Masing-masing Impeller


Kecepata Daya impeller Daya impeller Torsi impeller Torsi impeller
n propeller turbine (watt) propeller (Nm) turbine (Nm)
(rpm) (watt)
30 1,30 x 10-5 1,39 x 10-4 4,14 x 10-6 4,42 x 10-5
60 6,25 x 10-5 1,11 x 10-4 9,95 x 10-6 1,72 x 10-5
90 2,10 x 10-4 3,05 x 10-3 2,22 x 10-5 2,35 x 10-4
120 4,16 x 10-4 5,08 x 10-3 3,31 x 10-5 4,04 x 10-4
150 8,13 x 10-4 1,99 x 10-2 5,17 x 10-5 1,26 x 10-3
180 1,12 x 10-3 2,57 x 10-2 5,94 x 10-5 1,36 x 10-3

Table 5. Data Nilai NRe dan NFr


Kecepatan NRe pengaduk NRe pengaduk NFr pengaduk NFr pengaduk
(rpm) jenis jenis turbine jenis jenis turbine
propeller propeller
30 8,962 x 102 1,4 x 10 3
0,00102 0,00127
60 1,792 x 103 2,8 x 103 0,00408 0,00510
90 2,688 x 103 4,2 x 103 0,00918 0,01147
120 3,358 x 103 5,6 x 103 0,01632 0,02040
150 4,481 x 103 7,0 x 103 0,02578 0,03188
180 5,337 x 103 8,4 x 103 0,03673 0,04591
Praktikum Operasi Teknik Kimia 1, 21 Agustus 2018, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang
Praktikum Operasi Teknik Kimia 1, 21 Agustus 2018, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

C. Foto Hasil Pengamatan


1. Impeller Propeller
2.

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.


Saat Putaran 30 (Rpm) Saat Putaran 60 (Rpm) Saat Putaran 90 (Rpm)

Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6.


Saat Putaran 120 (Rpm) Saat Putaran 150 (Rpm) Saat Putaran 180 (Rpm)
Praktikum Operasi Teknik Kimia 1, 21 Agustus 2018, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

3. Impeller Turbine

Gambar 7. Gambar Gambar


9. 8.
Saat Putaran
Saat Putaran 30 (Rpm) Saat Putaran 60 (Rpm)
90 (Rpm)

Gambar 10. Gambar 9.


Gambar 11.
Saat
Saat Putaran 120 (Rpm) Putaran 180 (Rpm)
Saat Putaran 150 (Rpm)

Anda mungkin juga menyukai