Anda di halaman 1dari 4

Nama : Raymondo Velando S

NIM : 03031381720001
Shift : Rabu, 13.30–16.00 WIB
Kelompok : 1

PERFORMA PADA COUNTER FLOW COOLING TOWER

Cooling tower merupakan alat penukar panas yang menggunakan prinsip


kerja kontak langsung antara udara pendingin dan air panas. Prinsip kerja alat ini
adalah perpindahan panas dengan kontak langsung antara air panas dan udara
pendingin. Rangkaian sistem cooling tower terdapat distribution system, spray
nozzle, fan, packing, dan pump. Air panas dari proses sebelumnya masuk ke
cooling tower supaya temperatur air turun dan air yang telah dingin tersebut bisa
digunakan kembali. Sistem pendinginan mesin dalam industri bertujuan menjaga
kestabilan temperatur yang akan diturunkan agar proses dapat berjalan efisien.
Cooling tower merupakan salah satu sistem proses perpindahan panas dan
perpindahan massa yang dipadatkan yang terjadi di dalam aliran berlawanan
dialam menara pendingin dengan keefektifan termalnya, serta perpindahan panas
dan massa untuk mendapatkan parameter kinerja yang diinginkan. Menara
pendingin banyak digunakan dalam sistem pendingin yang digerakkan secara
termal, seperti kilang minyak, pembangkit listrik teanaga termal, sistem pendingin
udara berbasis pendingin air, petrokimia, industri makanan, farmasi dan insdutri
lainnya.
Ada beberapa jenis menara pendingin di mana salah satunya adalah draft
cooling counter flow cooling tower paling umum digunakan dalam industri skala
kecil dan juga, jenis menara pendingin ini banyak digunakan di laboratorium untuk
tujuan demonstrasi. Menara pendingin bekerja pada prinsip pendinginan evaporatif
di mana udara ambien dilembabkan dan air panas didinginkan karena interaksi
perpindahan panas dan massa di antara mereka. Potensi untuk perpindahan panas
pada perbedaan suhu antara udara ambien dan fluida air sedangkan untuk transfer
massa ada pada perbedaan tekanan uap cair pada kedua senyawa (Kiran, 2016).
Temperatur udara pada umumnya diukur dengan menggunakan termometer
biasa yang sering dikenal sebagai temperatur bola kering (dry bulb temperature),
sedangkan temperatur bola basah (wet bulb temperature) adalah temperatur yang
bolanya diberi kasa basah, sehingga jika air menguap dari kasa dan bacaan suhu
pada termometer menjadi lebih rendah daripada temperatur bola kering. Kinerja
cooling tower sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan sekitar. Semua
peralatan pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui kondensor,
refrige-

ran akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air menjadi panas. Air
panas ini akan dipompakan ke cooling tower. Parameter yang mempengaruhi
kinerja cooling tower yaitu, dry bulb temperature dan wet bulb temperature.

Gambar 1. Prinsip kerja counter flow forced draft cooling tower


(Sumber: Kiran, 2016)

Mekanisme proses dari forced draft counter flow cooling tower


ditunjukkan pada Gambar 1. Awalnya, air panas disemprotkan dari atas cooling
tower dan udara disirkulasikan ke menara dari bawah ke arah aliran berlawanan.
Ketika udara ambien bersentuhan dengan hot water karena perbedaan tekanan
parsial, evaporasi uap air terjadi. Selama proses penguapan ini, panas laten air
dilepaskan dan udara menjadi lembap akibatnya air menjadi dingin. Air dingin
yang keluar dari cooling tower dipanaskan kembali ke suhu yang diinginkan dan
dikirim kembali ke cooling tower. Centrifugal fan berfungsi untuk mensirkulasi
udara ambien pada kecepatan yang diperlukan. Pada proses ini juga terdapat nilai
evaporation loss yang cukup tinggi yang disebabkan oleh pengaruh suhu fluida
pada proses penguapan air saat berkontak dengan udara yang di alirkan oleh fan
secara forced draft.
Berdasarkan penelitian Kiran, dkk (2016), yang berjudul Performance
Assessment of a Counter Flow Cooling Tower–Unique Approach, menyatakan
bahwa pengaruh suhu udara dan air saat berkontak serta flowrate dari air dan udara
sangatlah signifikan untuk terjadinya evaporation loss pada forced draft counter
flow cooling tower, namun disisi lain ada kelebihan performa pada efisiensi proses
pertukaran panas antara udara ambien yang masuk dari bawah dengan air dari
proses.

DAFTAR PUSTAKA

Coulson, J. M, dan Richardson, J. H. 2003. Coulson and Richardson’s Chemical


Engineering. Oxford: Butterworth Heinemann.
Kiran, dkk. 2016. Performance Assessment of a Counter Flow Cooling Tower–
Unique Approach. Journal of Mechanical Engineering Energy Procedia.
Vol. 109 : 243-252.
Pratiwi, N. P, Nugroho, G, dan Hamidah, N.L. 2014. Analisa Kinerja Cooling
Tower Induced Draft Tipe LBC W-300 terhadap Pengaruh Temperatur
Lingkungan. Jurnal Teknik Pomits. Vol. 7(7): 1-6.

Anda mungkin juga menyukai