Anda di halaman 1dari 37

BAB II

TURBIN AIR
2.1. Klasifikasi Turbin Air
Turbin air dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelas utama yaitu turbin impulse
yang memanfaatkan energi kinetik dari suatu pancaran air dengan kecepatan
tinggi yang bekerja hanya pada sebagian kecil runner. Turbin reaksi yang
menghasilkan tenaga dari kombinasi gerakan kecepatan air dan tekanan air
Turbin reaksi
- Turbin francis
- Adjustable - blade propeler turbin
- Fixed - blade propeler turbin
Turbin Impulse(aksi)
- Turbin pelton
Pada pembangkit listrik tenaga air diklasifikasikan menjadi high head
medium head dan low head Tidak ada batasan pasti yang dapat ditetapkan untuk
masing-masing klas namun umumnya adalah sebagai berikut
o Low head umumnya untuk tinggi jatuh lebih kocil dari 100 feet
o Medium-head untuk tinggi jatuh antara 100 - 800 feet
o High head untuk tinggi jatuh diatas 800 feet
Jenis turbin yang digunakan untuk pembangkitan tergantung pada jumlah air
head yang ada dan faktor ekonomi
1. Turbin Impulse
Biasanya disebut turbin pelton energi dalam pipa pesat diubah bentuk
menjadi dalam bentuk suatu pancaran air yang suatu orifice atau nozzle. Air
memancar Turbin impulse potensial air di energi kinetik dihasilkan dari tanpa
rintangan kedalam udara bebas didalam runah turbin dan menyentuh sudu runner
yang berbentuk mangkok Turbin impulse biasa digunakan pada head diatas 300
meter. Tadinya ia digunakan pada head yang lebih rendah targantung pada
kapasitas daya (horse power) yang diperlukan. Kini telah dikembangkan untuk
memungkinkan penggunaannya pada head diatas 300 meter Jumlah air yang
mengalir pada turbin impulse diatur oleh sebuah jarum bententuk konis didalam
nozzle, seperti ditunjukkan didalam Gambar 1. Didalam gambar menunjukkan
jarum tarsebut (1) dalam posisi tertutup dimana ia menumpu pada nozzle tip (2).

26
Kecepatan pancaran air mendekati konstant untuk semua posisi needle dan
tergantung pada tinggi jatuh Posisi jarum menentukan banyak air yang akan
mengenai/membentur sudu-sudu.Di baberapa turbin impulse vertikal
menggunakan multijet, lihat gambar 2.1

Gambar 2.1. susunan nozzle dan pancaran sudu jalan turbin pelton
Gambar 2.2 dan 2.3 menunjukkan desain terbaru dan metoda pemasangan
sudu. Sudu-sudu dibaut seperti ditunjukan dalam gambar 2.2 atau dituang. Lihat
gambar 2.3 dengan mengikat sudu dengan baut terhadap piringan tengah memiliki
keuntungan yaitu sudu-sudunya dapat dilepas tetapi ada kemungkinan kendor
Untuk itu desain masa kini lebih suka dibuat dalam satu roda turbin

Sudu-sudu kadang-kadang cepat menjadi aus. Hal ini disebabkan oleh tekanan
tinggi yang dibebankan pada sudu-sudu tersebut. Sudu-sudu tersebut menahan
tekanan tersebut setiap waktu pada saat melalui/melewati jalur pancaran

27
Gambar 2.2. Skema turbin Inpuls.

Gambar 2.3. Skema turbin Inpuls.

28
Gambar 2.4 Roda turbin pelton
Oleh sebab itu jika terdapat retakan kecil pada sudu, maka pengaruh abrasi
dari air yang mengalir melalui sudu-sudu pada kecepatan yang tinggi dapat pula
memperpendek umur sudu-sudu hal ini terjadi jika air mengandung lumpur halus.
Untuk memperpanjang umur sudu haruslah sudu dibuat dari baja stainleess yang
memiliki kemampuan untuk menahan tekanan yang besar dan abrasi Turbin
impulse (turbin pelton) biasanya dimanfaatkan/dipergunakan jika :
1. Tinggi jatuh terlalu tinggi untuk turbin reaksi
2. Supply air mengandung benda-benda asing (benda abrasif) secara
berlebihan
3. Penstock yang cukup panjang sehingga penggunaan turbin reaksi dapat
menghasilkan/menyebabkan kerusakan karena water hammer
Gambar 5 menunjukkan suatu instalasi turbin impulse yang menggunakan 2
pemancar dari gambar 5 menunjukkan bahwa governor tidak hanya membuka
needle valve tetapi juga menggeralan deflektor
Deflektor digerakan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penurunan
kecepatan yang cepat karena adanya kenaikan tekanan dan juga untuk
memperkecil kenaikan kecepatan karena penurunan beban yang tiba-tiba. Untuk
itu dapat dilalukan dengan menggerakkan deflektor tanpa merubah aliran air tetapi
dengan merubah arah aliran air. Disamping itu Deflektor atau jet Deflektor

29
berguna untuk menaikan effiesiensi serta mencegah cafitari, jet deflektor harus
dapat bergerak keluar dari arus pancaran air mengikuti adanya penarikan beban.
Di dalam gambar 5 juga diperlihakan sebuah nozzle pengerem yang dapat
digunakan untuk menambah arus air pada sisi belakang sudu dengan demikian
dapat menghentikan unit dengan cepat

Gambar 2.5. Turbin impulse dengan 2 pemancar


Turbin dengan double overhung type umumnya dipergunakan untuk unit-
unit harizontal yang besar Turbin jenis ini memiliki suatu poros yang dapat
menumpu rotor generator antara dua bantalan dan beroperasi dengan
menggunakan 1 atau 2 yang bergantung diatas masing-masing ujung poros 1 lihat
gambar 6
Penggunaan nozzle biasanya dibatasi hingga 6 buah (seperti gambar 2) hal
ini bertujuan untuk mengatasi kecepatan yang berlebihan yang dapat
menimbulkan gangguan atau kerusakan.
Gangguan tersebut terjadi jika air dari satu jet (pemancar) belum
meninggalkan sudu tertentu sebelum sudu tersebut berhubungan dengan pemancar
berikutnya
2. TURBIN REAKSI
Arah aliran air melalui runner adalah sebagai dasar untuk
mengklasifikasikan turbin reaksi Jika aliran ini tegak lurus terhadap gambar putar

30
disebut aliran radial dan turbinnnya desain sebagai turbin radial. Di lain pihak jika
aliran iran paralel terhadap sumbu putar turbinnya dinamakan turbin aliran aksial
Klasifikasi ketiga adalah, jika aliran air mengikuti jalan lengkung (curve)
yaitu sebagian radial dan sebagian aksial. Turbin demikian dinamakan turbin
kombinasi. Jenis lain dari turbin radial adalah dengan memanfaatkan arah aliran
yang mengarah ke luar yang disebut dengan Fourneyron (lihat pada gambar 7)
sedangkan gambar 8 adalah penampang turbin aksial yang dikenal dengan turbin
Jonval, tetapi turbin jenis ini tidak dipergunakan adalah turbin konlinasi atau
turbin fromen atau turbin aksial jenis propeller. Turbin Francis yang asli berupa
turbin dengan aliran mengarah kedalam seperti ditunjukkan Gambar 9.
Gambar 10 adalah gambar perspektif dari runner turbin kombinasi modern.

Gambar 2.6. DOUBLE OVER-HUNG IMPULSE UNIT

a. Turbin Francet umumnya digunakan pada unit pembangkit dengan tinggi


jatuh sedang Gambar 11 menunjukkan penampang melintang turbin francis
dengan 8 komponen utamanya. Kemudian Gambar 12 juga menunjukkan
suatu gambar potongan suatu turbin francis dengan dalam pemasangan
dengan beberapa nama bagian-bagiannya.
b. Kecepatan air yang masuk kedalam turbin (Francis) tergantung pada tinggi
jatuh dan juga aliran yang melalui guide vane atau wichet gate lihat
gambar 13 Kemudian air mengalir melalui runner dan akhimya menuju
Draft tube semua laluan berisi penuh oleh air yang menggerakkan runner.
Pada kenyataannya hanya sebagian daya yang diperoleh dari gerak dinamik
dari kecepatan air. Daya yang lebih besar diperoleh dari perbedaan tekanan
yang bekerja pada sisi depan dan belakang dari sudu-sudu runner Draft

31
tube memungkinkan pemanfaatan head yang ada secara maksimum baik
karena saluran masuk yang dibuat dibawah runner oleh kolom air vertikal
maupun karena saluran keluar draft tube yang lebih besar dari pada leher
yang berada dibawah runner. Dengan cara ini sebagain energi kinetik dari
air yang meninggalkan runner blade dimanfaatkan. Gambar 14 berikut
adalah contoh runner yang umum digunakan.
Jenis kedua dari turbin reaksi yang sering dipergunakan adalah jenis
propeller dinamakan demikian sebab runnernya mirip/menyerupai
propeller kapal/boat. Sudu-sudu runner dapat secara permanen dipasang
pada naf, atau dapat dibuat bisa diatur sehingga turbin dapat memiliki
efisien yang lebih besar.
Variasi dalam suatu turbin propeller dapat diperoleh perubahan didalam
jumlah blade dan desain dari masing-masing bladenya. Jumlah blade dapat
bervariasi dari 2 (dua) hingga 3 (delapan). Lebih tinggi head lebih banyak
jumlah vane.

Gambar 2. 7. Turbin reaksi aluiran radial

32
Gambar 2. 8. Turbin reaksi aliran axial

Gambar 2. 9. turbin reaksi dengan radial inward-flow

33
Crown

Shroud Ring
Curved Vanes
(Buckets)

Gambar 2.10. runner turbin reaksi

Gambar 2.11. gambar potongan turbin francis

34
Gambar 2.12. Runner turbin Francis dan Kaplan

Gambar 2.13 Runner turbin Kaplan

35
Gambar 2.14. speed ring dan wicket gate
Turbin propeller dengan runner tetap memiliki efisien yang paling tinggi
(hingga 80%) pada suatu tingkat pembebanan, umumnya pada pembebanan penuh.
Efesiensi berkurang dengan cepat pada penurunan beban dan dapat mencapai
serendah-rendahnya 40 – 50% pada pembebanan ringan.
Runner jenis propeller dengan blade yang dapat diatur dinamakan Kaplan
runner karena ia ditemukan oleh Victor Kaplan. Gambar 14 menunjukkan jenis
yang dimaksud, runner jenis ini sesuai untuk pembangkit dengan tinggi jatuh yang
kecil. Kecepatan yang lebih tinggi dari tipe ini dapat menghasilkan dalam
generator dengan biaya yang lebih rendah dan superstructur yang lebih kecil.
Gambar 1.5 adalah auatu turbin kaplan yang menunjukkan berbagai
komponen baik lokasi dan namanya pada jenis ini, blade dapat diatur pada sudut
yang paling efiaien sehingga efisiensi yang tinggi dapat diperoleh pada hampir
setiap prosentasi pembebanan. Suatu sket diagram turbin kaplan (Gambar 16)
menunjukkan bagaimana sudut blade dapat diatur untuk memperoleh efisiensi
yang tinggi. Draft runner dipotong untuk menunjukkan crosshead dan linkage
yang berfungsi mengatur blade seperti piston servomotor (didalam poros pejal)

36
yang dinaikan atau diturunkan oleh tekanan minyak. Gate operating mechanisme
menggerakkan suatu cam, yang pada gilirannnya mengkontrol katup hidrolik
khusus, yang menyebabkan minyak tekanan tinggi dipindahkan kesalah satu sisi
piston servomotor blade. Pada waktu yang sama, sejumlah minyak dipancarkan
dari sisi lain piston tersebut. Cam luncur yang dihubungkan pada gate
mechanisme yang mengontrol minyak kedalam pieton servomotorpun ditunjukkan
pada sebelah kanan dari gambar tersebut diatas

Gambar 14. runner turbin francis dan kaplan

Gambar 2.15. Penampang turbin kaplan

37
TURBIN KAPLAN DENGAN POROS TEGAK

Gambar 2.16. Turbin kaplan dengan poros tegak

Gambar 2.17. Raner Turbin kaplan

38
Gambar .2.18. Turbin DERIAZ
Unit turbin propeller dengan blade yang dapat diatur terutama dapat
diterapkan untuk unit pembangkit hydro dengan tinggi jatuh yang kecil sehingga
unit harus dapat dioperasikan pada berbagai pembebanan dan berbagai head. Oleh
karena itu untuk unit pembangkit dengan head yang kecil dengan tinggi jatuh yang
cukup konstan serta terdiri dari sejumlah unit, sebagian besar menggunakan jenis
blade tetap.
Jenis turbin yang lain dinamakan Deriaz. Karena penemunya, P.E. Deriaz,
sekarang masih digunakan. Gambar 17 menunjukkan jenis turbin yang dimaksud.
Diagonal turbin yang diistilahkan "Deriaz" adalah suatu gabungan antara turbin
francis dan turbin kaplan yang dapat dipergunakan pada tinggi jatuh sedang .
Karena speed ring tersebut dikenai beban berat vertikal yang sama seperti beban
horizontal . Distributor (3) mempunyai 24 guide vane yang profilnya berubah dari
ujung ke ujung, ia terletak sepanjang suatu lingkaran tertentu (ditarik dari suatu
titik dimana sumbu-sumbu guide vane menyilang permukaan terluar dari laluan
air). Guide vane dihubungkan dengan gate ring (8) melalui lever dan link dengan
engsel bulat, sedangkan gate ring itu sendiri dihubungkan pada piston servomotor
dengan perantaraan poros (9). Runner (4) memiliki 10 blade yang dapat
diatur.TURBIN DERIAZ jarang dipergunakan, karena kapasitas lebih kecil

39
kontruksinya lebih rumit tetapi cocok untuk kombinasi pompa/turbin, lihat gambar
2.18.
3. Kombinasi unit untuk pembangkit dan pemompaan
Pumped storage unit dan pump-generating unit umumnya diperlukan untuk
memenuhi tuntutan adanya beban puncak agar tetap bertahan. Jika suatu unit
digunakan untuk memompa 1/2 air umumnya diisap dari draft tube (1) ke runner
(2) kemudian dipompa melalui laluan antara gate (3) dan guide vane (5) ke dalam
kareservoir sehingga jumlahnya sesuai dengan yang dikehendaki untuk
membangkitkan daya yang diperlukan .

Gambar 2.19. Reversible turbin – pump

Gambar 2.20. FRANCIS PUMP – TURBIN

40
Gambar 2.21. Turbin francis untuk high head

41
4. Wicket gate dan draft tube
Volume air yang mengalir melalui suite turbin reaksi umumnya dikontrol oleh
wicket gate (Gambar 13), ia dapat juga untuk mengatur kecepatan dan output turbin
Jumlah wicket gate umumnya merupakan kelipatan untuk alasan pabrik dan dapat
bervariasi dari 12 untuk unit-unit kecil hingga 28 untuk unit-unit besar Jumlah runner
vane/sudu yang ganjil biasanya digunakan agar tidak lebih dari satu sudu yang
mempunyai ujung yang berlawanan sisi keluar dari satu gate pada saat tertentu Hal
ini membantu untuk mencegah pembentukan getaran tekanan periodik didalam
turbin dan pipa pesat Gambar 20 menunjukkan susunan wicket gates. Untuk turbin
reaksi yang sejenis untuk lnstalasi tinggi jatuh yang besar.
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 12 dan uraiannnya draft tube akan
membawa air yang dipancarkan dari runner hingga keluar kedalam tailrace. Jika
runnner berada dibawah permukaan air dari tailrace beberapa pengisapan akan terjadi
pada pancaran runner tersebut Isapan didalam leher draft tube Juga bertambah oleh
kerja venturi tube dari perluasan draft tube Isapan pada pancaran runner akan
menambah output turbin dengan cara yang sama seperti tahanan masuk yang lebih
began Ia akan menambah terhadap tinggi jatuh efektif terhadap unit
Beberapa Jenis draft tube yang berbeda telah dipergunakan pada suatu
percobaan. Umumnya jenis yang dipakai adalah elbowtype draft tube atau desain
yang sejenis lihat Gambar 21 dan 22. Pada umumnya air yang keluar dari runner
masih memiliki energi untuk itu desain yang dlpakai adalah yang dapat dimanfaatkan
energi kinetik sebanyak-banyaknya. Dalam Gambar 23 suatu jenis splitter desain 4
yang dapat dipergunakan untuk memenuhi maksud tersebut
Gambar 24 menunjukkan suatu elbowtype draft tube dimana ia dibagi menjadi
dua splitterr pier vertikal kedalam 3 lubang pengeluaran agar dapat
memanfaatkan energi kinetik secara lebih baik

42
Gambar 2.22. bagan unit generator dengan turbin francis

43
Gambar 2. 23. SPLITTER DESIGN DRAFT TUBE

Gambar 2.24. drfat tube dengan 2 splitter tube

44
Gambar 2. 25. Relief valve
Gambar 26 menunjukan suite kaput kupu-kupu, dimana dalam Gambar 26a
ditunjukkan katup tersebut dalam posisi terbuka sedangkan Gambar 26b katup dalam
posisi tertutup Dengan suatu disk drive yang didesain dengan semestinya (1) septa
valve bode (2) dibentuk sedemikian rupa yaitu untuk memperkecil perubahan
kekasaran dalam penampang jalan laluan
Kerugian tinggi jatuh disebabkan karena air mengalir melalui kaput yang
terbuka adalah sangat kecil. Katup kupu-kupu tidak dapat dibuat rapat, tetapi masih
ada sedikit kebocoran yang tidak menjadi suatu masalah. Jenis kedua dari uraian
diatas adalah plug valve (katup sumbat) lihat Gambar 27 dimana ia ditunjukkan
dalam posisi terbuka (27a) dan tertutup (27b) tidak dapat menutup dengan rapat

45
Gambar 2.26. KATUP KUPU – KUPU

Gambar 2.27. KATUP SUMBAT

46
5. Pengaturan tekanan
Pada beberapa instalasi pembangkit listrik dengan tenaga air menggunakan
surge tank (pipa pendatar) untuk mengatur tekanan. Ia berupa suatu tank atau pipa
tegak yang dipasang pada penstock untuk melindungi saluran pipa pesat dari
fluktuasi tekanan air yang serius pada saat jumlah air yang disuplaikan ke turbin
berubah dengan tiba-tiba akibat gerakan yang cepat dari pintu-pintu turbin.
Disamping itu surge tank berfungsi untuk meredam guncangan pipa pesat yang
disebabkan oleh penghentian turbin secara tiba-tiba dan dapat juga mensuplai
tambahan air untuk suatu penambahan beban secara tiba-tiba. Proteksi lainnya
adalah dengan menggunakan dressure regulator atau relief valve.
Salah satu tipe relief valve adalah hower-bungger valve, lihat gambar 25.
Tampak dalam gambar 25a menunjukan suatu katup dalam posisi tertutup dan
gambar 25b menunjukan katup yang lain dalam posisi terbuka.
6. Shutoff valve
Saluran masuk kadalam turbin umumnya dihubungkan dengan pipa pesat
atau dalam hal untuk instalasi besar untuk lowhead dapat secara langsung
dipancarkan dari bangunan pemancar air atau pintu pengambilan. Dari salah satu
hal tersebut diatas, ketentuan/syarat-syarat dibuat sedemikian rupa sehingga
saluran masuk kedalam turbin dapat tertutup dari pengaruh sumber air tersebut.
Penutup biasanya ditempatkan pada saluran masuk. Kebanyakan
menggunakan katup kupu-kupu atau jenis katup sumbat (plung valve) dapat
dioperasikan baik secara manual, kendali listrik ataupun mekanisme hidrolik.
Dengan menggunakan katup tersebut, memungkinkan pengosongan rumah turbin
untuk melakukan pekerjaan.
7. Beberapa petunjuk untuk operator
Didalam kerjanya seorang operator dalam operasi normal umumnya
memerlukan pendengaran dan feeling yang tajam terhadap operasi pembangkit. Pada
waktu melakukan inspeksi atau duduk dicontrol desk ia dapat merasakan terhadap
operasi normal melalui apa yang didengar, dirasakan dan bau Beberapa hal yang
perlu diamati terhadap operasi unit adalah sebagai berikut :
 Amati tekanan minyak untuk menentukan apakah sistem bekerja sesuai
dengan standard

47
 Amati gelas pengukur minyak yakinkan bahwa la memberikan pengukuran
yang benar
 Amati dari dekat bocoran air pada bagian sistem
 Amati vacum breaker terhadap operasi normal
 Amati wicket gate terhadap adanya benda asing dan gerakan linkage dengan
melihat adakah poros geser yang patah/rusak
 Periksalah temperatur guide bearing dan pelumasannya apakah terlumasi
kemudian reservoir minyak dan pipa-pipa terhadap boooran
 Amati packing gland turbin untuk menentukan apakah bocoran tidak
berlebihan
 Operasikan turbin greasing system secara manual. Jika ada kemudian periksa
kondisi dan banyaknya grease. Jika ditempat anda terdapat sistem automatik
periksa apakah peralatan bekerja dengan baik Periksa operation counter
terhadap siklus kerjanya dan periksa banyaknya grease.
 Amati termometer dan pengukur turbin
 Amati kerja pompa-pompa untuk menentukan apakah peralatan tersebut
berfungsi dengan semestinya dan tidak ada kondisi-kondisi yang tidak
normal
 Amati turbin governor auxiliary control dan indikator-indikatornya terhadap
operasi dan kondisi normal
Suatu hal yang penting didalam operasi turbin adalah Jadwal pemeliharaan
secara cepat. Pemeliharaan preventive pun merupakan hal yang penting. Seorang
operator memegang peranan dalam hal ini yaitu melaporkan sesuatu yang tidak
normal dalam operasi harian sehingga perbaikan dapat segera dilakukan
Penyediaan listrik dengan daya besar dapat dilakukan dengan pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU), tenaga gas (PLTG), tenaga diesel (PLTD) dan tenaga air
(PLTA). Energi listrik disalurkan melalui jaringan transmisi (biasanya bertegangan
tinggi) menuju para pemakai listrik. Sebelum mencapai konsumen, tegangan listrik
akan diturunkan ke level tegangan yang digunakan di konsumen.

48
Gambar 2.28. Sketsa pembangkit listrik tenaga air dengan turbin-generator.
Pada PLTA, energi listrik yang dihasilkan berasal dari energi potensial air
(Gambar 1). Energi potensial ini diketahui dari beda ketinggian permukaan air masuk
dan keluar sistem PLTA dan debit yang mengalir. Semakin besar beda ketinggian
dan debit tersebut (input), maka energi atau lebih tepatnya daya listrik yang
dihasilkan (output) akan semakin besar.

Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik air yang ditandai dengan
adanya aliran melewati turbin (Gambar 2). Energi kinetik air ini diubah oleh turbin
menjadi energi mekanis yang diketahui dari adanya putaran poros turbin. Poros
turbin biasanya langsung mengkopel poros generator sehingga putaran kedua alat
tersebut sama. Akhirnya, energi mekanis putaran poros turbin tersebut diubah oleh
generator menjadi energi listrik yang disalurkan melalui jaringan distribusi tersebut
di atas.

49
Arus listrik, I

Generator listrik, I

Putaran, 

Turbin

Ep Ek Em Elistrik
Saluran Turbin Generator

Gambar 2:29. Prinsip konversi energi pada unit PLTA. Energi potensial air
(Ep) diubah menjadi energi kinetis aliran air (E k) [White, 2001]; Energi
kinetis air menjadi energi mekanis (E m) putaran turbin-generator [White,
2001]; Energi mekanis menjadi energi listrik (Ek) pada generator
Gambar 2.30 memperlihatkan sketsa instalasi PLTA Singkarak yang
memanfaatkan aliran air dari Danau Singkarak dimana instalasi ini dilengkapi
dengan empat unit pembangkit turbin-generator. Setelah melewati turbin-turbin, air
mengalir keluar ke Sungai Batang Anai yang mempunyai perbedaan ketinggian
dengan Danau Singkarak sekitar 300 meter dan debit aliran sekitar 78 m 3 per detik.
Oleh sebab itu, PLTA ini dapat menghasilkan daya nominal sebesar 175 MW.

50
Gambar 2.30. Sketsa PLTA Singkarak dengan empat unit turbin-generator

Sebuah PLTA mempunyai bagian utama yang bergerak yaitu turbin-generator


yang berfungsi merubah energi kinetik air menjadi energi listrik. Jenis turbin yang
umum digunakan adalah Pelton, Francis dan Kaplan. Gambar 4(a) memperlihatkan
potongan dua dimensi sebuah unit turbin-generator dengan komponen-komponen
pendukungnya. Gambar 4(b) di sebelahnya memperlihatkan ilustrasi persfektif tiga
dimensi sebuah turbin-generator yang dipotong untuk menunjukkan bagian-bagian
dalamnya.

51
(a) (b)
Gambar 2.31.. Gambar potongan turbin-generator, (kiri) tampak dua dimensi;
(kanan) tampak tiga dimensi [White, 2001]

Komponen-komponen utama sebuah turbin-generator antara lain: scroll-


casing/spiral-case, guide-vanes, runner, draft-tube, turbine guide bearing (pada sisi
turbin) dan stator, rotor, lower bearing, upper & thrust bearing dan exciter (pada sisi
generator) (lihat Gambar 5).

Generator PLTA umumnya menghasilkan listrik tiga phasa. Generator


berukuran besar biasanya dipasang secara vertikal dan digerakkan oleh turbin secara
langsung dengan satu poros. Biasanya, generator vertikal mempunyai upper thrust
bearing, guide bearing dan lower bearing. Alat pengereman dan pengangkatan
generator dipasang masing-masing untuk menstop sistem dan mengangkat rotor
ketika melakukan bearing overhaul. Pengereman dilakukan dengan udara
kompresor, sedangkan pengangkatan dilakukan dengan minyak/oli bertekanan.

52
EXCITATION
EXCITER

UPPER & THRUST BEARING


STATOR
ROTOR

LOWER BEARING

TURBINE GUIDE BEARING


SPIRALCASE

RUNNER

DRAFTUBE

Gambar 2.32. Bagian-bagian turbin-generator

2.2. Dasar-dasar Pengoperasian Turbin


2.2.1. Spesifikasi Standar dan Batasan Operasional Turbin
Sebuah unit turbin-generator sebaiknya dioperasikan pada kondisi kerja yang
telah distandarkan oleh pembuatnya. Turbin-generator dapat pula dioperasikan pada
kondisi kerja yang berbeda dengan kondisi standar namun masih pada batasan
operasionalnya. Batasan operasional biasanya ditentukan oleh kondisi dimana turbin-
generator masih bekerja secara handal, aman dan efisien. Spesifikasi standar dari
turbin umumnya memuat data utama turbin di antaranya head, output (daya
keluaran), discharge (debit), rated speed dan runaway speed. Tabel 1 berisi daftar
spesifikasi standar turbin-turbin yang beroperasi pada PLTA Singkarak.
Tabel 1: Contoh spesifikasi turbin di PLTA Singkarak
- Jenis Turbin : Francis
- Type : FSV 115/1.45
- Manufacturer : VOEST ALPINE MCE GMBH
- Tahun pembuatan : 1994
- Arah putaran : Counterclockwise

- Head : 296 m
- Output (daya keluaran) : 45 MW
- Discharge (debit) : 19.43 m3/s
- Rated speed : 500 rpm
- Runaway speed : 865 rpm

53
2.2.2 Pengaturan Air Masuk Turbin
Dari tabel di atas terlihat bahwa turbin-generator sebaiknya bekerja pada
putaran 500 rpm dan debit 19,43 m3/s. Untuk mencapai putaran konstan tersebut,
maka debit aliran masuk turbin harus dapat diatur. Pengaturan air masuk turbin
terutama pada jenis Francis dan Kaplan dilakukan oleh sejumlah guide-vanes atau
wicket gates (Gambar 6). Guide-vanes dapat digerakkan atau diputar sehingga aliran
air dapat diatur. Semakin besar bukaan alat tersebut, maka semakin besar debit air
yang akan melewati turbin, sehingga putaran dan daya turbin pun akan semakin
besar. Sebenarnya, guide-vanes (sudu-sudu pengarah) berfungsi seperti katup (valve)
pengatur kapasitas aliran namun aliran air yang diatur diarahkan sedemikian rupa
sehingga dapat menggerakkan turbin secara efisien karena katup tersebut terdiri dari
sudu-sudu yang streamline (aerodinamis).

Gambar 2.33: Guide-vanes untuk pengaturan air masuk ke runner (Kjolle, 2001)
Seluruh guide-vanes pada turbin dapat digerakkan dengan sejenis alat yang
disebut regulating ring yang didorong biasanya dengan sistem hidrolik. Gambar 7
memperlihatkan regulating ring yang digunakan untuk membuka dan menutup aliran
air dengan guide-vanes dimana sistem penggeraknya menggunakan sistem hidrolik
servomotor dengan guide-vanes link. Pergerakan guide-vanes dapat dilakukan
dengan dorongan atau tarikan dari sistem hidrolik yang menggerakkan regulating
ring seperti yang ditampilkan pada Gambar 7(a). Gambar 7(b) menunjukkan prinsip
hidrolik servomotor yang menggerakkan regulating ring sehingga guide-vanes dapat
bergerak membuka dan menutup aliran air ke arah runner turbin. Pada gambar

54
tersebut diperlihatkan servomotor dengan dua buah guide-vanes link. Servomotor
tersebut digerakkan oleh oli bertekanan yang diatur oleh regulating valve, sedangkan
regulating valve ini diatur oleh sistem governor yang terhubungkan ke poros turbin.

(a) (b)
Gambar 2.34: (a) Pengaturan guide-vanes dengan regulating ring [Kjolle, 2001]; (b)
Prinsip hidrolik untuk sistem regulating ring dari guide vanes

2.1.3 Pengaturan Kecepatan Turbin


Kecepatan putaran turbin umumnya dikendalikan dengan penggunaan sistem
pengaturan otomatis governor. Fungsi governor adalah agar poros turbin-generator
selalu berputar dengan kecepatan konstan sesuai dengan nilai referensi (yaitu 500
rpm pada kasus di atas atau frekuensi 50 Hz pada generator). Gambar 8
menunjukkan sebuah sistem governor mekanis sederhana yang mengatur bukaan

55
katup tunggal (bukan guide vanes dalam kasus ini) dimana prinsip kerjanya adalah
sebagai berikut.

Apabila beban listrik pada generator menurun, maka putaran porosnya akan
membesar (misalnya menjadi 510 rpm), sehingga pendulum governor akan berputar
lebih cepat dan kemudian akan menarik ujung kanan floating lever ke atas. Gerakan
ini menyebabkan katup oli (pilot-valve/spool) bertekanan bergerak ke atas sehingga
oli bertekanan akan mendorong servomotor bergerak ke bawah yang akan
memperkecil aliran air menuju runner turbin. Akibatnya, putaran runner turbin yang
lebih tinggi dari referensi 50 Hz tersebut akan menurun. Penurunan aliran dan
putaran akan dibatasi dengan adanya feedback yang akan memberitahu (mengirim
sinyal ke) pilot-valve untuk mengerakkan servomotor katup untuk tidak menutup
katup aliran secara berlebihan. Dengan demikian, putaran runner akan menuju
kecepatan putaran yang diinginkan tersebut.

Gambar 2.35: Pengaturan aliran Gambar 2.36: Respons waktu dari power
masuk turbin dengan governor output dan kecepatan putaran turbin setelah ada
mekanis (Kjolle, 2002) langkah pengurangan beban (Kjolle, 2002)

56
Kecepatan putaran turbin atau generator yang meningkat dapat disebabkan oleh
beban generator yang menurun. Oleh sebab itu untuk menjaga putaran konstan, maka
debit aliran harus diturunkan sedemikian rupa sehingga frekuensi generator dapat
dijaga konstan juga. Gambar 9 mengilustrasikan perilaku respons waktu dari beban
power output dan kecepatan putaran turbin setelah ada langkah pengurangan beban.
Ketika beban turun, maka putaran akan meningkat. Namun dengan penggunaan
governor, putaran akan kembali normal yang diakibatkan debit aliran air yang
dikurangi secukupnya melewati turbin (dengan adanya feedback). Pada saat
pengurangan putaran poros, sistem (rpm, debit, posisi piston servomotor, dll.) akan
berosilasi sampai kestabilan pada frekuensi 50 Hz tercapai.

Apabila beban pada generator selalu berubah-ubah, maka putaran pun ikut
berubah-ubah, sedangkan untuk kebutuhan konsumen, frekuensi harus dijaga
konstan. Oleh sebab itu diperlukan suatu alat yang dapat mengatur putaran supaya
konstan secara otomatis. Untuk itu alat sejenis governor yang disebutkan di atas
diperlukan. Governor mempunyai bagian-bagian utama antara lain:

1. Speed droop yang digunakan untuk mendeteksi perubahan kecepatan.


2. Speed level control yang digunakan untuk mengatur kecepatan unit turbin
sesuai yang diinginkan (referensi). Nilai referensi ini biasanya pada frekuensi
50 Hz, sesuai dengan frekuensi pada jaringan distribusi.
3. Gate limit control yang digunakan untuk mengkontrol perubahan pintu atau
guide vanes.
Pengaturan kecepatan putaran turbin-generator dengan sistem governor yang
dikenal dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu:

1. Governor mekanis (mechanical governor)


2. Governor elektronis (electronical governor)
3. Governor digital (digital governor)
Prinsip Kerja Governor Mekanis
Suatu beban berubah naik, maka frekuensi akan turun, karena putaran akan
turun akibat efek pengereman pada generator. Pada governor, putaran poros
generator disensor oleh pendulum dimana putarannya juga ikut turun (Gambar 10).
Akibatnya pilot valve yang terhubung dengan mekanisme pendulum akan bergerak

57
ke atas (naik). Akibat kenaikan katup tersebut, maka oli bertekanan akan mendorong
distributing valve bergerak ke atas. Hal ini pada akhirnya akan menggerakkan
servomotor ke arah membuka pada mekanisme guide vanes. Dengan lebih
membukanya guide-vanes maka laluan air akan semakin besar yang mengakibatkan
turbin, dan tentunya, generator berputar lebih cepat ke arah putaran atau frekuensi
normal. Begitu pula sebaliknya, apabila beban menjadi berkurang sehingga putaran
meningkat, sistem governor akan menurunkan aliran sehingga putaran akan kembali
normal.

Gambar 2.37: Pengaturan kecepatan turbin dengan governor mekanis

58
Prinsip Kerja Governor Elektronis
Pada sistem governor elektronis (lihat Gambar 11), pergerakan naik turunnya
pilot valve diatur oleh converter yang digerakkan oleh sebuah rangkaian elektronik
(regulator cubicle) yang mempunyai fungsi sama seperti pada mekanisme pendulum
pada governor mekanis. Rangkaian elektronik tersebut dapat mendeteksi naik atau
turunnya putaran pada poros turbin-generator melalui PMG (permanent magnet
generator). Kelebihan governor elektronis ini dibandingkan dengan alat mekanis di
atas adalah strukturnya lebih sederhana dan sensitifitasnya lebih tinggi.

59
Gambar 2.38: Pengaturan aliran masuk turbin dengan governor elektronik

60
Gambar 2. 39: Pengaturan kecepatan turbin dengan governor digital

61
Prinsip Kerja Governor Digital
Pada sistem governor digital, rangkaian elektronik regulator cubicle yang
terletak pada bagian converter dan PMG seperti diterangkan di atas diganti
dengan rangkaian digital yang mempunyai prinsip yang sama (Gambar 12).
Keunggulan sistem regulator digital tersebut adalah sensitifitas yang lebih tinggi
dan dapat digunakan dengan fasilitas yang lebih banyak, dimana parameter-
parameter yang mempengaruhi putaran poros dapat diprogram sesuai kebutuhan
sistem. Contohnya, selain frekuensi (f), parameter untuk pengaturan aliran masuk
ke runner turbin adalah daya reaktif (P) seperti yang diperlihatkan pada diagram
blok sistem kontrol governor untuk turbin-generator pada Gambar 13.

Gambar 2.40: Diagram blok sistem kontrol dengan governor untuk turbin-
generator

Anda mungkin juga menyukai