Proposal Penelitian
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana (S-1)
Oleh:
SURIANTI HERU
F1B1 15 047
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin hari, persediaan bahan bakar di muka bumi semakin menipis. Sementara
macam macam energi alternatif untuk mengganti bahan bakar yang memang
merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Berbagai penelitian pun
(Sudradjat, 2003)
Kenyataannya, pada saat kita makan, tubuh kita mampu mengubah energi yang
tersimpan di dalam makanan menjadi energi atau tenaga untuk tumbuh dan
berkembang. Pada saat kita bergerak, bahkan ketika kita berpikir pun, energi
pengganti batubara adalah bio-coke. Bio-coke hampir sama dengan briket tetapi
siklus pembuatannya lebih pendek. Briket adalah suatu bahan yang berupa serbuk
2
3
press dengan dicampur bahan perekat sehingga menjadi bentuk yang solid
(Sudiana dkk., 2017). Sedangkan bio-coke itu sendiri merupakan bahan bakar
biomassa padat baru yang memiliki kepadatan dan kekuatan yang tinggi
Co, 2013) dan dapat digunakan sebagai pengganti batubara kokas. Struktur
kerangka bio-coke terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin (Satoru Mizuno,
2011).
(Sutoru Mizuno, 2011) untuk membuat bio-coke dari limbah brokoli, daun
cerimati dan biji mangga yang sudah dikeringkan, yang dihasilkan melalui proses
pirolisis meningkat dari 300K ke 370K, maka terjadi pengurangan berat seberat
10% untuk semua bahan. Kemudian dari hasil pengurangan kekuatan (strength)
bio-coke yang diproduksi limbah brokoli mempunyai kekuatan 2,5 kali lebih kuat
dari biji mangga dan 5 kali lebih kuat dari daun ceri mati. Pada suhu dan
kelembaban yang sama yaitu 413K untuk 5% kelembaban. Kekuatan dari masing-
Mizuno, 2011).
Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang berpotensi menjadi energi bahan
bakar alternatif, antara lain : Kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, sirsak, srikaya,
kapuk : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti solar (minyak diesel)
4
Tebu, jagung, sagu, jambu mete, singkong, ubi jalar, dan ubi-ubian yang lain :
(BPPT) maka penulis memanfaatkan kulit buah jarak pagar (Jatropha curcas L.)
dalam penelitian untuk pembuatan bio-coke yang digunakan untuk bahan bakar.
Dimana diketahui bahwa kulit buah jarak pagar hanya dimanfaatkan sebagai
bahan pengobatan dan setelah itu limbahnya dibuang begitu saja. Padahal kulit
buah jarak bisa diperoleh hasil suatu produk-produk yang sangat berguna sebagai
makanan maupun sebagai bahan industri. Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas
L.) sejak lama dikenal sebagai tanaman konservasi karena sifatnya yang sangat
toleran terhadap jenis tanah dan iklim. Tanaman ini terutama memberikan nilai
biodisel (Heyne, 1987). Di sisi lain hasil biomasa dari jarak pagar cukup
melimpah, seperti daging buah maupun bungkil dari hasil samping pemerasan biji
jarak dan kulit buah. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa proporsi kulit luar
adalah 29-32% dari buah, biji adalah 71% dari buah. Cangkang adalah 36,5-
44,9% dari biji dan inti biji (kernel) 58,0-65,7% (Martinez et al., 2006).
proses dekomposisi bahan yang mengandung karbon, baik yang berasal dari
tumbuhan, hewan maupun barang tambang menghasilkan arang (karbon) dan asap
dimanfaatkan menjadi bahan bakar padat (Widiya, 2005). Pada proses pirolisis
kompleks terurai sebagian besar menjadi karbon atau arang. Istilah lain dari
suatu proses yang tidak teratur dari bahan-bahan organik disebabkan oleh
B. Batasan Masalah
Pada dasarnya cakupan masalah dalam penelitian ini cukup luas, namun
bio-coke kulit buah jarak pagar (Jatropha Curcas L.) sebagai bahan bakar
alternatif.
2. Pengaruh waktu proses pirolisis terhadap nilai kalor dalam pembuatan bio-
coke kulit buah jarak pagar (Jatropha Curcas L.) sebagai bahan bakar
alternatif.
C. Rumusan Masalah
pembuatan bio-coke kulit buah jarak pagar (Jatropha Curcas L.) sebagai
pembuatan bio-coke kulit buah jarak pagar (Jatropha Curcas L.) sebagai
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
dalam pembuatan bio-coke kulit buah jarak pagar (Jatropha Curcas L.)
2. Untuk mengetahui pengaruh waktu proses pirolisis terhadap nilai kalor dalam
pembuatan bio-coke kulit buah jarak pagar (Jatropha Curcas L.) sebagai
E. Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Dengan penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dan pengembangan ilmu
kulit buah jarak pagar (Jatropha Curcas L.) yang hanya dijadikan sebagai
ternyata kulit buah jarak pagar(Jatropha Curcas L.) juga dapat dijadikan
3. Dengan adanya pembuatan bio-coke dari buah kulit buah jarak pagar
agar tetap menanam dan memelihara serta melindungi tanaman jarak pagar
(Jatropha Curcas L.) serta sebagai pedoman dalam pemanfaatan kulit buah
jaran pagar (Jatropha Curcas L.) sebagai bahan bakar energi alternatif dan
A. Biomasa
Biomassa adalah bahan bakar yang dapat diperbaharui dan secara umum
berasal dari makhluk hidup (non-fosil) yang didalamnya tersimpan energi atau
dalam definisi lain, biomassa merupakan keseluruhan materi yang berasal dari
makhluk hidup, termasuk bahan organik yang hidup maupun yang mati, baik di
atas permukaan tanah maupun yang ada di bawah permukaan tanah. Biomassa
mengkonversi karbon dioksida dengan air menjadi senyawa karbon, hidrogen, dan
Secara umum potensi energi biomassa berasal dari limbah tujuh komoditif yang
berasal dari sektor kehutanan, perkebunan dan pertanian. Potensi limbah biomassa
terbesar adalah dari limbah kayu hutan, kemudian diikuti oleh limbah padi,
jagung, ubi kayu, kelapa, kelapa sawit dan tebu. Secara keseluruhan potensi energi
tersebut, kapasitas terpasang hanya sekitar 178 MW atau 0,36% dari potensi yang
ada. Biomassa merupakan bahan energi yang dapat diperbaharui karena dapat
diproduksi dengan cepat. Karena itu bahan organik yang diproses melalui proses
geologi seperti minyak dan batubara tidak dapat digolongkan dalam kelompok
kadar karbon tetap yang rendah dan kadar abu lebih rendah dibandingkan
batubara. Biomassa juga memiliki kadar volatil yang tinggi (sekitar 60-80%)
8
9
Biomassa adalah sumber energi yang berasal dari tumbuhan atau bagian-
bagiannya seperti bunga, biji, buah, daun, ranting, batang, dan akar, termasuk
Biomassa adalah campuran material organik yang kompleks, biasanya terdiri dari
karbohidrat, lemak, protein dan beberapa mineral lain yang jumlahnya sedikit
seperti sodium, fosfor, kalsium dan besi. Komponen utama tanaman biomassa
adalah karbohidrat (berat kering kira-kira sampai 75%), lignin (sampai dengan
Diana, 2010).
menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil, karena beberapa
yang dapat diperbaharui. Sumber energi ini relatif tidak mengandung sulfur
produk-produk biomassa mengingat begitu besarnya sumber daya hayati yang ada
baik di darat maupun di perairan. Menurut hasil riset Badan Pengkajian dan
Kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, sirsak, srikaya, kapuk : sebagai sumber
Tebu, jagung, sagu, jambu mete, singkong, ubi jalar, dan ubi-ubian yang lain :
minyak dalam liter per hektar dan ekivalen energi yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:
Ekuivalen
Produksi Minyak
Jenis Tumbuhan Energi (kWh per
(Liter per Ha)
Ha)
yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menjadi sumber energi dalam
utama biomassa adalah karbon, oksigen, dan hidrogen. Rumus kimia dari
11
biomassa diwakili oleh CxHyOz, nilai koefisien dari x, y, dan z ditentukan dari
setiap jenisnya harus ditentukan terlebih dahulu. Nilai kalor seringkali digunakan
sebagai indikator kandungan energi yang dimiliki setiap jenis biomassa. Nilai
kalor adalah jumlah panas yang dihasilkan saat bahan menjalani pembakaran
sempurna atau dikenal sebagai kalor pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui
rasio komponen dan jenisnya serta rasio unsur di dalam biomassa itu sendiri
Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan salah satu tanaman penghasil
minyak nabati. Komoditas ini mendapat perhatian pemerintah maupun para ahli
minyaknya, maka pendapatan dari usahatani jarak pagar sangat terbatas. Di sisi
12
lain, hasil biomasa dari jarak pagar cukup melimpah, seperti daging buah maupun
bungkil dari hasil samping pemerasan biji jarak dan kulit buah. Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa proporsi kulit luar adalah 29-32% dari buah, biji
adalah 71% dari buah. Cangkang adalah 36,5-44,9% dari biji dan inti biji (kernel)
0,10% sedangkan domba dan kambing lebih tinggi masing-masing sebesar 0,45%
penjajahan. Petani jarak pada waktu itu, pada umumnya merupakan petani yang
menanam jarak karena mengikuti nenek moyangnya dulu. Pada masa penjajahan
Jepang, minyak yang diperoleh dari biji jarak telah dipakai untuk pelumas
pesawat terbang milik Dai Nippon. Saat ini, tanaman jarak dikembangkan dengan
varietas baru dengan produksi dan kadar minyak yang lebih banyak (Anindito,
2002).
sekunder di seluruh bagian tubuhnya mulai dari akar hingga daun. Akar tanaman
kuersetin, isokuersetin dan rutin. Selain itu, daun jarak juga mengandung
palmitat, asam risinoleat, asam isorisinoleat, asam oleat, asam linoleat, asam
linolenat, asam stearat, dan asam dihidroksistearat. Selain itu, biji tanaman jarak
dinamakan risin (risin D, risin asam, dan risin basa) dan beberapa macam enzim
Kandungan kalium kulit jarak pagar cukup tinggi yaitu sebesar 8,67%
(Muhammad dkk., 2009). Kandungan K yang cukup tinggi maka kulit jarak pagar
bahwa persentase kandungan unsur K pasa kompos kulit jarak pagar kandungan
unsur K cukup tinggi yaitu sebesar 11,36% dibanding dengan kandungan unsur K
Salah satu tanaman potensial yang diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat di
lahan bekas tambang timah adalah jarak pagar. Sebagai salah satu tanaman pionir jarak
pagar mempunyai potensi kandungan minyak tinggi, yang dapat dimanfaatkan sebagai
C. Bio-Coke
Gambar 2. Biocoke
14
Bio-coke adalah bahan bakar biomassa ramah lingkungan yang bisa dibuat
dari hampir semua pabrik fotosintesis, termasuk yang selama ini dianggap sebagai
bahan limbah, seperti daun teh dan bubuk kopi bekas. Bentuk pengelolaan limbah
ketergantungan berlebihan pada bahan bakar fosil dan risiko yang terkait dengan
fluktuasi harga impor bahan bakar fosil. Suatu hari nanti, bio-coke bisa
menggantikan batu bara yang saat ini digunakan industri sebagai bahan bakar
padat untuk peleburan besi, yang menyebabkan pengurangan emisi CO2 secara
untuk digunakan di seluruh dunia dan baru-baru ini memulai sebuah proyek di
Tingkat gasifikasi sampel pada suhu 1000 ° C juga diukur. Telah diamati bahwa
cokes. Mereka yang memiliki kandungan mineral rendah berperilaku sangat mirip
dengan coke referensi. Kandungan bio-kokas mineral yang lebih tinggi bereaksi
dengan CO2 pada suhu yang lebih rendah. Ditemukan bahwa karakteristik
15
gasifikasi bio-kokas dijelaskan dengan baik oleh indeks alkalinitas (Naniwa Roki
Co, 2013).
Bio-coke adalah jenis bahan bakar padat yang diproduksi dengan menerapkan
panas dan kompresi. Biocoke adalah biomassa bahan bakar baru yang
pembakaran yang panjang - dua dari sifat-sifat yang dimiliki dianggap sulit
keuntungan besar dapat dihasilkan dari hampir semua jenis biomassa tanaman,
termasuk yang jarang digunakan saat ini. Bio-coke memiliki keuntungan besar
yang dapat disimpan dan dibakar dengan cara yang berbeda dari biomassa tersebut
Kinki (paten domestik nomor 4089933) di Jepang [5]. Karena memiliki kepadatan
16
energi yang tinggi, ia dapat digunakan sebagai pengganti batu bara dalam proses
industri skala besar [6, 7]. Karakteristik BIC dapat diringkas sebagai berikut [6,
8]: (1) tidak ada bahan baku yang hilang dalam proses pembuatan BIC; (2) 100%
energi dalam bahan baku dipertahankan; (4) BIC adalah bahan bakar padat yang
sesuai untuk penyimpanan dan pengangkutan, dan (5) pembakaran yang stabil
dimungkinkan pada suhu tinggi, membuat BIC alternatif yang cocok untuk bahan
bakar fosil. Selanjutnya, BIC tidak hanya bisa memanfaatkan biomassa yang tidak
terpakai dan kayu yang menipis, tapi juga sampah konstruksi dan residu makanan.
Dengan kata lain, ini bisa menjadi dasar bagi sistem daur ulang kaskade untuk
limbah kayu industri. Namun secara umum, biaya pemeliharaan hutan melebihi
penipisan hutan dan promosi penggunaan kayu yang tidak terpakai. Produksi BIC
kayu yang tidak terpakai, namun juga dengan merangsang permintaan industri
Pada tahun 2014, hanya ada satu pabrik BIC komersial di Jepang, yang
dikelola oleh asosiasi pemilik hutan prefektur Osaka (OFOA). Produksi BIC
sebagai alternatif untuk kokas batubara. Salah satu bahan baku pembuatan BIC
permintaan BIC masih terbatas dan produksi BIC saat ini belum tentu mendorong
pemanfaatan kayu yang tidak terpakai di kawasan ini. Kami berpendapat bahwa
17
dampak lingkungan yang terkait dengan proses produksinya seperti emisi CO2,
tetap tidak diketahui. Faktanya, penelitian terdahulu hanya berfokus pada aspek
lingkungan menggunakan bahan baku untuk membuat produk bioenergi [9, 10,
11, 12] dan karakteristik fisik dan ilmiah BIC sebagai bahan bakar [13, 14, 15].
bio-coke (BIC):
1. Tidak ada bahan baku yang hilang dalam proses pembuatan bio-coke,
4. Pembakaran yang lebih stabil dimungkinkan pada suhu tinggi membuat bio-
coke alternatif yang cocok untuk bahan bakar fosil (Satoru Mizuno, 2011).
D. Pirolisis
berlangsung tanpa udara atau oksigen. Menurut Basu (2010), pirolisis biomassa
umumnya berlangsung pada rentang temperatur 300 oC sampai dengan 600 oC.
Produk dari proses pirolisis ini tergantung dari beberapa faktor diantaranya
18
temperatur pirolisis dan laju pemanasan. Secara umum produk pirolisis dapat
1. Produk padat : berupa residu padat yang kaya kandungan karbon (char)
3. Produk gas (CO, H2O, CO2, C2H2, C2H4, C2H6, C6H6 dll)
menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon, cairan berupa
campuran tar dan beberapa zat lainnya. Produk lain adalah gas berupa karbon
dioksida (CO2), metana (CH4) dan beberapa gas yang memiliki kandungan kecil.
Hasil pirolisis berupa tiga jenis produk yaitu padatan (charcoal atau arang), gas
(fuel gas) dan cairan (bio-oil). Dan umumnya proses pirolisis berlangsung pada
suhu di atas 300°C dalam waktu 4-7 jam. Namun keadaan ini sangat bergantung
furfural, furan dan turunannya beserta satu seri panjang asam-asam karboksilat.
struktur heterosiklis molekul glukosa. Selulosa terdiri dari 100-1000 unit glukosa.
tahap, yaitu :
molekul tinggi dan tersusun atas unit-unit fenil propana. Senyawa-senyawa yang
diperoleh dari pirolisis struktur lignin berperan penting dalam memberikan aroma
asap produk asapan. Senyawa ini adalah fenol, eter fenol seperti guaiokol, siringol
Keterangan :
1. Waktu
dihasilkannya (residu, tar, dan gas) akan semakin naik. kenaikan ini sebatas
dengan waktu tak hingga (t) yaitu waktu yang diperlukan sampai dengan hasil
padatan residu, gas, tar mencapai konstan. Tetapi jika melebihi waktu optimal
maka karbon akan teroksidasi oleh oksigen (terbakar) menjadi karbondioksida dan
abu.
2. Suhu
3. Kadar air
21
Kadar air umpan besar sekali pengaruhnya. Hal ini disebabkan karena uap
air yang diusir akan makin banyak, sedangkan kadar air untuk bermacam-macam
4. Ukuran bahan
Ukuran bahan berpengaruh sekali pada perataan panas. Makin kecil ukuran
bahan maka makin cepat perataan keseluruhan umpan sehingga pirolisis berjalan
lebih sempurna.
(E.Mulyadi, 2013).
bertempat:
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang material dan energi yang