JUDUL PROGRAM
EKSTRAK DAUN Delonix regia sebagai INSEKTISIDA NABATI untuk
PENGENDALIAN VEKTOR VIRUS KUNING (Gemini Virus) pada
TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens)
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Di Usulkan Oleh :
Ali Mustofa 1103130033/2013 ( Ketua Kelompok )
Diana Ika Sistyarini 1103130000/2013
Umi Mahmudatun Nisa’ 1103130000/2013
TUBAN
2016
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul : Pemberdayaan Masyarakat desa
Boncong kecamatan Bancar kabupaten Tuban dalam Pembuatan Biogas
sebagai Upaya Mengurangi Penumpukan Limbah Kotoran Ternak Sapi dan
Peningkatan Ekonomi Masyarakat Sekitar
2. Tema : Energi Baru dan Terbarukan
3. Nama Organisasi Pelaksana : Forum Studi Ilmu Biologi (FSIB)
4. Ketua Pelaksana
Nama Lengkap : Ali Mustofa
NIM/NRP : 1103130033
Program Studi/Jurusan : Pendidikan Biologi
Perguruan Tinggi : Universitas PGRI Ronggolawe
Tuban
No. Telepon/HP : 085648565700
E-mail : alimustofa0507@gmail.com
5. Jumlah Anggota Pelaksana (orang) : 5 orang
6. Dosen Pendamping
Nama Lengkap, Gelar : Dr. Imas Cintamulya, M.Si
NIP/NIDN : 196605021991012001
No. Telepon/HP : 081332987969
7. Lokasi Kegiatan/Mitra
Kelurahan/Kec : Boncong, Bancar
Kabupaten/Kota : Tuban
Provinsi : Jawa Timur
Jarak PT ke lokasi mitra (km) : 46 km
8. Jangka Waktu Pelaksanaan (bulan) : 6 Bulan
9. Biaya Total (Rp) : Rp. 45.678.000,-
Ditjen Belmawa (Rp) : Rp. 45.000.000,-
Sumber lain (Rp) : Rp. 678.000,-
Menyetujui,
Pimpinan Organisasi Mahasiswa Ketua
Tim
DIMYANI ALI
MUSTOFA
NPM. 1103130077 NPM.
1103130033
DAFTAR ISI
RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Popok merupakan salah satu barang penting bagi orang tua ketika anak
akan berkemih atau mengeluarkan kotoran. Dengan popok para Ibu lebih mudah
dalam mengurus anaknya saat anak akan berkemih atau buang kotoran, karena
para orang tua tidak tahu kapan anaknya akan berkemih maupun buang
kotoran.Popok dibagi dalam 2 jenis, popok kain (cloth diaper) dan popok sekali
pakai (disposable diaper).Pada popok kain dalam pembuatanya bahanya halus,
banyak ventilasi, dapat dicuci dan dipakai kembali, harga lebih murah. Sedangkan
pada popok sekali pakai dilengkapi bahan penyerap seperti SAP (Super Absorbent
Polymer), tidak mudah bocor, cocok untuk bepergian ke tempat jauh, namun
harganya lebih mahal dibandingkan popok kain. Berdasarkan hasil wawancara di
Tuwiri Kulon Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban, memiliki jumlah bayi dan
balita 120 anak diketahui bahwa 120 anak itu menggunakan popok sekali pakai
dalam 1 bulan dikalikan dengan 2 kali pemakaian menghasilkan limbah 7200
limbah popok bayi. Atas dasar permasalahan ini peneliti memberikan solusi
dengan mengolah limbah popok bayi menjadi pupuk dengan perantara mikroba
yakni jamur. Jamur yang bersifat saprofit dapat melapukkan susunan zat organik
seperti pada kayu tumbang dan buah jatuh. Selain itu, hifa dapat juga menyerap
secara langsung bahan - bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan
oleh inangnya. Untuk memudahkan jamur hidup didalam substrat popok bayi
ditambahkan molase. Menurut Judoamidjojo dan Darwis (1992), molase
mengandung sejumlah besar gula, baik sukrosa maupun gula reduksi. Total
kandungan gula berkisar 48-56% dan pH-nya sekitar 5,5-5,6. Gula reduksi
merupakan faktor penting bagi sel yeast Saccharomyces cerevisiae sebagai
sumber energi untuk melakukan metabolisme yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap konsentrasi alkohol yang dihasilkan (Mangunwidjaja dan
Suryani, 1994).Hal ini akan memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat.
Dengan adanya penelitian ini, masyarakat akan terbantu dalam hal mengolah
limbah popok bayi menjadi pupuk. Daripada popok bayi dibuang begitu saja.
Dengan adanya penelitian ini akan menambah wawasan keilmuan tentang ilmu
mikrobiologi terutama dalam bidang mikologi.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, maka rumusan masalah yang
dapat dibuat antara lain :
1. Apakah popok bayi dapat dijadikan sebagai pupuk ?
2. Bagaimana perbandingan popok bayi, molase dan mikroba yang
digunakan ?
3. Bagaimana pengaruh pupuk yang dihasilkan terhadap tumbuhan ?
4. Apakah semua bagian popok terurai menjadi pupuk ?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kegiatan
pendampingan ini memiliki beberapa tujuan antara lain :
1. memberikan solusi kepada masyarakat terhadap pencemaran
limbah popok bayi menjadi produk pupuk pertanian.
2. Memberikan pendamping kepada masyarakat untuk pengolahan
popok bayi terhadap masyarakat desa tuwiri kulon.
E. MANFAAT
Adapun manfaat dari kegiatan ini antara lain:
1. Mampu memberikan solusi kepada masyarakat luas mengenai
permasalahan yang sangat umum dan jumlahnya melimpah yaitu
popok bayi yang sudah tidak terpakai lagi agar dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk.
2. Memberikan wawasan dan informasi kepada masyarakat umum
mengenai manfaat popok bayi telah pakai sebagai alternatif pupuk
dengan berlandaskan pada kajian ilmiah.
3. Mampu memberikan peluang kepada masyarakat untuk lebih
meningkatkan perekonomian karena memiliki nilai ekonimis yang
tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SACCHAROMYCES CEREVISIAE
Scerevisiae merupakan khamir sejati tergolong eukariot yang secara
morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris,oval
atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya.
Dapat berkembang biak dengan membelah diri melalui"budding cell"
Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan serta jumlah nutrisi
yang tersedia bagi pertumbuhan sel .Penampilan makroskopik mempunyai koloni
berbentuk bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan
memiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah (NIKON,2004;
LANDECKER,1972; LODDER, 1970) Taksonomi Saccharomyces spp menurut
SANGER(2004),sebagai berikut :
Super Kingdom : Eukaryota
Phylum : Fungi
Subphylum : Ascomycota
Class : Saccharomycetes
Order : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Species : Saccharomyces cerevisiae
Khamir dapat berkembang biak dalam gula sederhana seperti glukosa
maupun gula kompleks disakarida yaitu sukrosa (MARX, 1991). Selain itu untuk
menunjang kebutuhan hidup diperlukan oksigen,karbohidrat, dan nitrogen.Pada
uji fermentasi gula-gula mempunyai reaksi positif pada gula dekstrosa,galaktosa,
sukrosa, maltosa, raffinosa, trehalosa, dan negatif pada gula
laktosa(LODDER,1970). Fermentasi adalah proses produksi energi
dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi
adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang
lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam
fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol
lainnya.
Fermentasi Alkohol
Beberapa jasad renik seperti ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan etanol dan
CO2 dalam proses yang disebut fermentasi alkohol. Jalur metabolisme proses ini
sama dengan glikolisis sampai dengan terbentuknya piruvat. Dua tahap reaksi
enzim berikutnya adalah reaksi perubahan asam piruvat menjadi asetaldehida, dan
reaksi reduksi asetaldehida menjadi alkohol. Dalam reaksi pertama piruvat
didekarboksilasi diubah menjadi asetaldehida dan CO2 oleh piruvat
dekarboksilase, suatu enzim yang tidak terdapat dalam hewan. Reaksi
dekarboksilase ini merupakan reaksi yang tak reversible, membutuhkan ion Mg2+
dan koenzim tiamin pirofosfat. Reksi berlangsung melalui beberapa senyawa
antara yang terikat secara kovalen pada koenzim. Dalam reaksi terakhir,
asetaldehida direduksi oleh NADH dengan enzim alkohol dehidrogenase,
menghasilkan etanol. Dengan demikian etanol dan CO2 merupakan hasil akhir
fermentasi alkohol, dan jumlah energi yang dihasilkan sama dengan glikolisis
anaerob, yaitu 2 ATP.
BAB III
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Hari
Tanggal
Waktu
Alat dan Bahan
o Alat
Baskom Besar
Gunting
Pengaduk
Drum
o Bahan
Ragi
Molase
Air
Popok Bekas
Biofermentor
Prosedur Kerja
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Sarung tangan
6 Rp 200.000,- Pack 1 Rp 200.000,-
Transportasi
Administrasi
Total pengeluaran
1 Laboratorium Rp 6.204.000,-
2 Transportasi Rp 170.000,-
3 Adminisitrasi Rp 1.733.000,-
Total Rp,-
3 Persiapan alat
4 Proses ekstrasi
5 Proses pengujian
insektisida
6 Proses evaluasi dan
laporan