TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI PENGERTIAN
Pneumonia merupakan peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, virus, jamur, dan aspirasi benda asing. Pada umumnya, pneumonia
dikelompokkan berdasarkan anatomis dan etiologinya. Klasifikasi pneumonia
menurut anatominya yaitu pneumonia lobaris, pneumonia lobularis
(bronkopneumonia), pneumonia interstitialis (bronkiolitis). Sedangkan pneumonia
menurut etiologinya yaitu pneumonia karena bakteri, jamur, Mycoplasma
pneumoniae, aspirasi benda asing (kerosen amonium), pneumonia hipostatik, dan
sindrom Loeffler (Ngastiyah, 2005).
Menurut (Samuel, 2014) bronkopneumoni merupakan radang dari saluran
pernapasan yang terjadi pada bronkus dan alveolus paru. Bronkopneumonia adalah
peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus yang ditandai dengan
bercak-bercak yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (Rukmi et al., 2018).
Bronchopneumonia (pneumonia lobularis) merupakan peradangan yang
terjadi pada bagian akhir bronkiolus, dimana terdapat eksudat mukropurulen dan
bercak yang terkonsolidiasi dalam lobus yang berada di dekatnya (Wong, 2003).
Bronkopneumonia (pneumonia lobularis) merupakan salah satu bagian
penyakit dari pneumonia, yaitu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah dari
parenkim paru yang melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berbentuk bercak-
bercak (patchy distribution) yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda
asing yang ditandai dengan gejala demam tinggi, gelisah, dispnea, nafas cepat dan
dangkal (terdengar adanya ronchi basah), muntah, diare, batuk kering dan produktif
(Samuel, 2015).
Bronkopneumonia adalah peradangan parenkim paru yang di sebabkan oleh
bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang di tandai dengan gejala panas tinggi,
gelisah, dipsnea, napas cepat dan dangkal, muntah, diare serta batuk kering dan
produktif (Hidayat, 2013).
B. TANDA DAN GEJALA (MANISFESTASI KLINIK)
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratoris bagian
atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40°C
dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi dan penurunan nafsu makan.
Manifestasi klinis dari bronchopneumonia yaitu (Dickyk. n & Wulan Janar, 2017):
1. Biasanya didahului dengan infeksi saluran pernafasan atas selama beberapa hari
2. Demam (390 -400C) kadang-kadang disertai dengan kejang karena demam yang
tinggi
3. Anak sangat gelisah, adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang
dicetuskan oleh bernafas dan batuk
4. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis
sekitar hidung dan mulut
5. Kadang-kadang disertai muntah dan diare
6. Adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi
C. PENYEBAB (ETIOLOGI)
Dalam Mansjoer (2007), bronchopneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri
(pneumococus,Streptococus, Haemophilus influenza), virus (adeno virus), jamur
(Aspergilus, koksidiodomikosis), aspirasi (makanan, kerosen amonium, cairan
lambung, dan benda asing), Mycoplasma pneumoniae, penumonia hipotastik, dan
sindrom Loeffler.
Bronkopneumonia pada umumnya disebabkan oleh penurunan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Penyebab
bronchopneumonia yang biasa ditemukan antara lain (Fadhila, 2013):
1. Bakteri
Bakteri yang menyebabkan terjadinya bronchopneumonia adalah: streptococcus
pneumonia, streptococcus aerous, streptococcus pyogenesis, haemophilus
influenza, klebsiella pneumonia, pseudomonas aeruginosa.
2. Virus
Virus yang menyebabkan terjadinya bronchopneumonia adalah virus influenza
yang menyebar melalui transmisi droplet. Penyebab utama pneumonia virus
adalah Cytomegalo virus.
3. Jamur
Jamur yang menyebakan terjadinya infeksi adalah histoplasmosis yang menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung, tanah, dan kompos.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction Jogja
Fitri, M. O. (2017). Aplikasi Monitoring Perkembangan Status Gizi Anak dan Balita Secara
Digital dengan Metode Antropometri Berbasis Android. Jurnal Informasi Sains Dan Teknologi
(INSTEK), 2(April), 140–149.
Samuel, A. (2014). Bronkopneumonia on Pediatric Patient. Journal Agromed Unila, 1(2), 185–
189. https://doi.org/10.1200/JCO.2008.17.0506
Dickyk. n, A., & Wulan Janar, A. (2017). Tatalaksana Terkini Bronkopneumonia pada Anak di
Rumah Sakit Abdul Moeloek. Jurnal Medula, 7(2), 6–12.