Anda di halaman 1dari 4

4.

EMPIEMA TORAKS
BATASAN Empiema toraks adalah ada pus/nanah dalam rongga pleura. ETIOLOGI I. Berasal dari paru: 1. Pneumoni 2. Abses paru 3. Fistel bronkopleura 4. Bronkiektasis 5. Tuberculosis paru 6. Jamur paru II. Infeksi dari luar paru: 1. Trauma dari otak 2. Pembedahan otak 3. Torasentesis 4. Abses subfrenik 5. Abses hati karena amoeba Penyebab: 1. Bakteri gram negatif (P. aeruginosa, Klebsiella, Bacteroides, E. coli, P. mirabilis) 20-30% 2. S. aureus 3. S. pyogenes 4. Bakteri anaerob 5. Kultur (-) 6. Polimikroba PATOFISIOLOGI Perjalanan efusi parapeumonia dapat dibagi 3: 1. Fase eksudatif. Cairan pleura steril. Karakteristik: lekosit rendah, LDH rendah, PH dan glukosa normal. 25-35% 5-15% 30-70% 3-30% 30-70%

2. Fase fibropurulen. Karakteristik: jumlah cairan pleura meningkat dengan banyak PMN, bakteri, debris seluler terjadi endapan fibrin pada pleura. Bila lanjut terjadi lokulasi. Tanda: PH dan glukosa rendah, LDH meningkat. 3. Fase organisasi. Fibroblast tumbuh dan membentuk pleural peel, biasanya terjadi >2-3 minggu. GEJALA KLINIS Perjalanan klinis dibagi menjadi 2 stadium, yaitu akut dan kronis. Empiema akut Gejala mirip dengan pneumonia, panas tinggi, nyeri pleuritik apabila stadium ini dibiarkan dalam beberapa minggu akan timbul toksemia, anemia dan jari tabuh. Jika nanah tidak segera dikeluarkan akan timbul fistel bronkopleura dan empyema necessitasis. Empiema kronis Batas yang egas antara akut dan kronis sukar ditentukan, disebut kronis apabila berjalan lebih dari 3 bulan. Penderita megeluh badan lemah, kesehatan penderita tampak mundur, pucat, dan ada jari tabuh. DIAGNOSIS Pemeriksaan fisik Didapatkan tanda-tanda cairan, disertai pergerakan sisi hemitoraks sakit berkurang. Perkusi didapatkan keredupan. Auskultasi suara napas menurun sampai menghilang di sisi hemitoraks sakit. Foto toraks PA dan Lateral Didapatkan gambaran opasitas yang menunjukkan cairan dengan atau tanpa kelainan paru. Apabila terjadi fibrotoraks, trakea dan mediastinum tertarik ke sisi saki dan juga tampak penebalan pleura. DIAGNOSIS PASTI Aspirasi pleura menunjukkan ada nanah/pus dalam rongga pleura. Selanjutnya nanah dipakai sebagai bahan untuk pemeriksaan: bakteriologi, amoeba, jamur, kultur, tes kepekaan antibiotic.

PENATALAKSANAAN Prinsip pengobatan empiema 1. Pengosongan rongga pleura dari nanah 2. Pemberian antibiotic 3. Penutupan rongga pleura 4. Pengobatan kausal 5. Pengobatan tambahan

1. Pengosongan rongga pleura dari nanah a. Drainase tertutup Pemasangan tube thoracostomy + closed drainage (WSD) Indikasi pemasangan kateter toraks ini apabila nanah sangat kental, nanah tebentuk sesudah 2 minggu, atau telah terjadi piopneumotoraks. Bila ada lokulasi, pemasangan kateter toraks dan fibrinolitik intrapleura dan /atau torakoskopi. b. Drainase terbuka Tindakan ini dikerjakan pada empiema kronis dengan memotong sepenggal iga untuk membuat jendela. Cara ini dipilih bila dekortikasi tidak memungkinkan dan harus dikerjakan dalam kondisi steril.

2. Pemberian antibiotic Mengingat sebab kematian utama karena sepsis, maka pemberian antibiotic memegang peranan yang penting. Antibiotic harus segera diberikan begitu diagnosis ditegakkan dan dosis yang adekuat. Pemilihan antibiotic didasarkan pada hasil pengecatan gram dari hapusan nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil kultur dan tes kepekaan antibiotic.

3. Penutupan rongga pleura Bila empiema kronis gagalmenunjukkan respon dengan drainase kateter toraks, maka dilakukan dekortikasi atau torakoplasti. Jika tidak tertangani dengan baik dapat menambah lama rawat inap.

4. Pengobatan kausal Tergantung penyebab, misalnya: amubiasis, tberulosis, aktinomikosis. Diberikan obat spesifik untuk masing-masing penyakit. 5. Pengobatan tambahan Bertujuan untuk mempebaik keadaan umum. PENYULIT Penyulit yang sering timbul adalah fistula bronkopleura. Penyulit lain yang mungkin terjadi adalah: sepsis, syok, gagal jantung kongestif, dan otitis media. DAFTAR PUSTAKA Goetz MB, Finegold SM. 2000. Pyogenic bacterial pneumonia, Lung abcess, and empyema. In: Textbook of respiratory medicine. Editors: Murray JF, Nadel JA. 3 rd. Ed. Philadlphia; WB Saunders. 1031-1032. Light RW. 2001. Parapneumonic effusions and empyema. In: pleural diseases. 4 th. Ed. Philadelphia. Lipincott Williams & Wilkins. 51-81. Rosenbluth D B.2002. Pleural effusions: Nonmalignant and malignant. In: Fishmans Manual of pulmonary disease and disorders. Editors: Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, et al. 3 rd. Ed McGraw-Hill Companies, 487-506

Anda mungkin juga menyukai