Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

SISTEM PERNAPASAN

Disampaikan pada :

Pelatihan
Emergency Nursing – Intermediate Level (ENIL)
SISTEM PERNAPASAN
FUNGSI

MEMENUHI KEBUTUHAN O2 SEL &


MENGELUARKAN CO2

FUNGSI

METABOLISME AEROB : 36 ATP


METABOLISME UNAEROB : 4 ATP
PROSES PERNAPASAN
1. VENTILASI : PERGERAKAN UDARA
Dipengaruhi: Gerakan diafragma, perbedaan tekanan rongga
pleura-intrapulmonal-udara luar, kepatenan jalan napas, dan
surfaktan

2. DIFUSI : PERTUKARAN GAS


Dipengaruhi: Kondisi jaringan alveolus, kondisi gas terlarut

3. PERFUSI : PEREDARAN O2 – CO2


Dipengaruhi: Keutuhan kapilerisasi paru dan tubuh, komponen
darah
GRAFIK VOLUME
PERNAFASAN
O2 masuk paru

O2
dalam
alveoli
Alveoli

O2 dalam
darah
cukup
Pembuluh darah Kapiler
ETIOLOGI GANGGUAN SISTEM
PERNAPASAN
Kerusakan paru langsung
 Aspirasi, tenggelam, inhalasi gas beracun,
pneumonia, empoli paru, keracunan oksigen,
penyakit paru kronik.

Kerusakan paru tidak langsung


 Sepis, pankreatitis, multipel trauma, syok,
transfusi darah, gangguan neuromuskular,
penyakit lain selain paru, anaphilaksis,
eklampsia, nekrosis jaringan

Gangguan kronik
 Gagal jantung, PPOK, gagal ginjal
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF b.d.
penurunan pengembangan paru
2. BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK
EFEKTIF b.d. akumulasi sekret/darah,
edema jalan napas
3. KERUSAKAN PERTUKARAN GAS b.d.
penumpukan cairan di alveolus,
penurunan membran efektif pertukaran
gas
MANAJEMEN PENATALAKSANAAN

Prioritas Utama:
1. Buat dan pertahankan jalan napas yang
paten
2. Pertahankan pola napas
3. Pertahankan pertukaran gas adekuat

bila terjadi gagal napas pertimbangkan


pemakaian ventilasi mekanik
1. POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF
ETIOLOGI
Kelemahan otot pernapasan, penurunan
pengembangan paru, depresi pusat pernapasan
TINDAKAN
1. Kaji pola, kedalaman, RR, penggunaan otot napas,
auskultasi bunyi napas
2. Kaji keluhan sulit bernapas
3. Ajarkan posisi yang nyaman
4. Ajarkan napas dalam
5. Motivasi untuk tidak gelisah, cemas
Kolaborasi
1. Pemasangan ventilasi mekanik
2. Observasi efektivitas mesin dan pasien
3. Monitor AGD
2. KERUSAKAN PERTUKARAN GAS

ETIOLOGI
 Penumpukan cairan di paru
 Penurunan membran efektif pertukaran gas

TINDAKAN
1. Kaji fungsi pernapasan, bunyi napas
2. Kaji tanda-tanda hipoksia, sianosis,
capillary refill, suhu akral
3. Berikan oksigen sesuai indikasi
4. Pantau AGD, roentgen dada
MONITORING
1. Tanda-tanda vital
2. Tanda distres pernapasan:
1. Penggunaan otot pernapasan
2. Suara napas
3. Sianosis
3. Penurunan kesadaran

 Catat dan laporkan


A. GANGGUAN JALAN NAPAS
1. BERDASARKAN LOKASI

LOKASI PENYEBAB TINDAKAN


JALAN Eksogen : Heimlick manuveur,
NAPAS Makanan, mainan, abdominal thrust, back blow
ATAS gigi palsu (pada bayi)

JALAN Endogen : - Atur posisi /miringkan


NAPAS - Lendir, sputum, - Sapuan jari, suction, magyl
BAWAH muntah forceps, tongue spatle, OPA
- Bronkospasme - Bronkodilator
- Edema laring - Anti edema/cortikosteroid
- Oksigen
- Bronkoskopi
- Intubasi, trakeostomi
2. BERDASARKAN DERAJAT SUMBATAN
Derajat Tanda dan Gejala Tindakan
PARSIAL • Kesulitan bernapas • Suruh pasien batuk
• Retraksi suprasternal • Teknik “Heimlick
• Kesulitan bicara Manuveur, Abnominal
• Masih terdengar suara
thrust, back blow
napas
• Gelisah
• Stridor
TOTAL • Tidak ada suara napas • Suction
• Retraksi interkostal • Pengambilan benda asing
• Kesulitan bernapas dengan magyl forceps atau
• Tidak dapat bicara/batuk
laringoskop (harus hati-
• Wajah pucat dan
hati) karena bisa
sianotik
• Tangan memegang leher mendorong benda asing
• Ada tanda2 kepanikan lebih masuk ke dalam
• Intubasi
• Trakeostomi
3. BERDASARKAN JENIS SUMBATAN
Penyebab Penatalaksanaan
Benda asing Keluarkan dengan “heimlich
(misal. tersedak manuveur” atau “abdominal thrust”
makanan) Pada bayi lakukan pemukulan
punggung atau “back blow”

Sumbatan lidah (palatum Lakukan “jaw thrust” atau tengadah


menempel ke glottis) kepala topang dagu
Spasme otot atau edema Lakukan tindakan konservatif :
laring - Berikan oksigen
- Bronkodilator
- Anti edema

Lakukan intubasi atau trakeostomi segera bila


usaha diatas gagal
Kasus Gangguan Jalan Napas:
ASMA
PENGERTIAN TANDA & GEJALA TINDAKAN
• Suatu penyakit • Sesak napas • Orthopnea
yang ditandai oleh • Napas pendek position
serangan dengan masa • Kolaborasi
intermiten spasme ekspirasi lebih pemberian
bronkus yang panjang bronkodilator
disebabkan oleh • Takikardi • Kortikosteroid
rangsang alergik • Wheezing • Aminofilin
atau iritatif. • Retraksi dada • Oksigen
• Spasme bronkus • Penggunaan otot • MgSO4 untuk
ini terjadi tiba-tiba asesori pernapasan bronkospasme
(paroksismal) • Batuk dengan berat
diselingi periode sputum produktif
bebas gejala berwarna putih
ASMA (Lanjutan...)

KRITERIA KEGAWATAN ASMA


1. Bila disertai gagal napas
2. Bila disertai hipoksia
3. Terdapat penurunan tingkat kesadaran atau
gangguan hemodinamik
4. Ada infeksi
5. Tidak respon dengan obat
6. Frekuensi makin sering
7. Durasi serangan semakin lama
B. GANGGUAN PERNAPASAN

 Oksigen yang diinspirasi untuk sampai ke


jaringan tergantung pada ventilasi dan
difusi yang adekuat antara alveoli dan
darah.

 Gangguan pada parameter ini dapat


menyebabkan kedaruratan pernapasan
seperti gagal napas
B. GANGGUAN PERNAPASAN (Lanjutan...)

TANDA GANGGUAN PERNAPASAN


• Keluhan sesak
• Frekuensi napas meningkat, atau menurun
(takipnea atau bradipnea)
• Penggunaan otot asesori pernapasan
• Gelisah
• Penurunan tingkat kesadaran
• Mengantuk
• Napas dangkal
• Pemeriksaan penunjang: AGD, oksimetri
memperlihatkan kelainan
• Rontgen paru menggambarkan gangguan
B. GANGGUAN PERNAPASAN (Lanjutan...)

Kasus Gangguan Pernapasan


GAGAL NAPAS
PENGERTIAN KRITERIA PENATALAKSANAAN
 Kegagalan • RR : > 35 x/mnt • Pengaturan posisi
sistem • Tidal volume : < 5 • Oksigen terapi
pernapasan cc/kgBB
untuk • pH : < 7, 3 • Menjaga kepatenan
mempertahanka • PO2 : < 50 jalan napas
n pertukaran O2 • pCO2 : > 50 • Hiperventilasi bila
dan CO2 PCO2 tinggi
sehingga dapat • Pemeriksaan AGD
menyebabkan
ancaman
kehidupan
B. GANGGUAN PERNAPASAN (Lanjutan...)

PENATALAKSANAAN
• Pengaturan posisi semifowler/fowler
• Menjaga kepatenan jalan napas
• Menjaga keamanan pasien pasien biasanya gelisah
• Beri Terapi Oksigen :
• PPOK (konsentrasi rendah)
• edema paru (konsentasi tinggi)
• Pemeriksaan AGD
• Hiperventilasi bila PCO2 tinggi
• Adjust kadar O2 sesuai AGD
• Cek pH  efek CO2 tinggi
PENATALAKSANAAN (Lanjutan...)

 Pemeriksaan Rotgen dada


 Memasang monitor untuk
pemantauan hemodinamik
 Kolaborasi
◦ Obat antibiotik
◦ diuretik
◦ Pemasangan Ventilasi mekanik
Peran Perawat Saat Intubasi

1. Persiapan alat
2. Persiapan pasien; restrain, sedatif,
oksigenisasi yang adekuat  vital
3. Persiapan keluarga; penjelasan
4. Informed concent oral/tertulis
Perawatan Post Intubasi
1. Pemasangan balon/cuff  kaji ketepatan:
1. Auskultasi suara pernapasan kedua paru  suara napas
(+)
2. Cek pergerakan dada
2. Jaga keamanan  plester di wajah (ETT)
3. Cegah komplikasi:
1. Aspirasi  muntahan, sekret
2. Erosi/nekrosis laring atau trakhea  tekanan max. 20 –
25 mm Hg
3. Pemasangan lama  trakheostomi
4. Berikan oksigen adekuat  cegah keracunan
oksigen
VENTILASI MEKANIK

 Tidak mengatasi penyebab  hanya


support untuk ventilasi dan
oksigenisasi yang adekuat
 Komplikasi tinggi  mempercepat
pasien keluar dari mesin napas 
weaning sejak awal
MODE VENTILATOR MEKANIK

1. CMV (controlled mandatory ventilation)


2. Assist/Control Mode
3. SIMV (Synchronized Intermittent
Mandatory Ventilation)

Tambahan:
 PEEP (Positive End Expiratory Pressure)
 Pressure/Volume Support
Komplikasi Ventilasi Mekanik
1. Pasien dapat menarik (self ekstubasi)
2. Jalan napas : sinusitis, stenosis laring,
spasme/edema laring saat ekstubasi,
kelemahan/kelumpuhan pita suara
3. Aspirasi
4. Barotrauma/volutrauma  Terputusnya
hubungan pasien – ventilator  copot, mati
listrik
Komplikasi Ventilasi Mekanik (Lanjutan ...)

5. Peningkatan sekret  fisioterapi dada,


suction
6. Infeksi  ketiadaan pertahanan tubuh
normal, ggn nutrisi, dehidrasi, aspirasi,
intervensi kesehatan yang tinggi
7. Penurunan cardiac output

Anda mungkin juga menyukai