Anda di halaman 1dari 3

KGD/ KGD

Modul #1 Lembar Kegiatan Mahasiswa

Nama:Andini Ekaningtyas Prabowo Tanggal: 01/10/21


Tingkat: 3

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Materi:


Sasaran Pembelajaran: Konsep Kegawat Daruratan, Filosopi
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat: Kegawat Daruratan, Triage
1. Pengertian Gawat darurat
2. Filosofi Gawat Darurat Referensi:
3. prinsip Gawat Darurat
4. TRIASE

A. TINJAUAN PENDAHULUAN

            Konsep pelayanan gawat darurat merupakan suatu sistem atau rangkaian yang meliputi proses
pra rumah sakit, intra rumah sakit, melalui suatu pengkajian, pelaksanaan, evaluasi, dan
pendokumentasian, sehingga dapat dilakukan asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kematian, atau kecatatan serta mampu menstabilkan pasien kritis untuk dilakukan rujukan. 
            Pelayanan kegawat-daruratan memerlukan penanganan secara terpadu dan multi disiplin dn
multi profesi termasuk pelayanan keperawatan. Pelayanan kegawat-darutan saat ini sudah diatur dalam
suatu sistem dikenal dengan Sitem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) baik SPGDT
sehari hari-hari (SPGDT-S) maupun SPGDT Bencana (SPGDT-B) . (Standar Pelayanan Keperawatan
Gawat Darurat, Direktorat bina pelayanan kesehatan Kementerian kesehatan RI 2011).
            Sebagai bagian integral pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan mengutamakan akses
pelayanan kesehatan bagi korban dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi angka kesakitan,
kematian, dan kecatatan. Kemampuan perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan gawat
darurat masih sangat terbatas untuk mendukung terwujudnya pelayanan kegawata daruratan yang
berkualitas.(Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, 2011).
Pasien yang masuk ke IGD rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan tepat untuk
itu perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan gawat darurat sesuai dengan kompetensi dan
kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan response time  yang
cepat dan penanganan yang tepat (Kepmenkes RI Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009)
            Berdasarkan kajian Direktorat Bina Upaya Pelayanan Kesehatan Direktorat Keperawatan pada
tahun 2006 di 6 Provinsi Pusat Regional, bantuan kesehatan menunjukkan bahwa hanya 37,76%
perawat IGD RS dan 15,49% perawat Puskesmas sudah mengikuti pelatihan gawat darurat. (Direktorat
Bina Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, 2011).
            Karena pelayanan Gawat Darurat harus memprioritaskan penyelamatan nyawa dan mencegah

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


kecacatan pasien yang masuk ke IGD rumah sakit membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat
sehingga perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan keperawatan gawat darurat sesuai
komptensi yang diharapkan.
            Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan di
sebuah rumah sakit. Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu
sistem  yang terpadu dan tidak terpecah-pecah

            Sistem mengandung pengertian adanya komponen-komponen yang saling berhubungan dan


saling mempengaruhi, mempunyai sasaran (output) serta dampak yang diinginkan (outcome). Sistem
yang bagus juga harus dapat diukur dengan melalui proses evaluasi atau umpan balik yang
berkelanjutan

B. MATERI PEMBELAJARAN (Content Notes)

Gawat Darurat adalah situasi yang serius, tak terduga, dan sering berbahaya yang membutuhkan
tindakan segera sementara bantuan pertama adalah penyediaan perawatan awal untuk suatu penyakit
atau cedera (Evergreen akademi, 2010)

Keadaan mengancam nyawa yang jika tidak segera ditolong dapat meninggal atau cacat sehingga perlu
ditangani dengan prioritas pertama (Dewi, 2009)

Pelayanan kesehatan kegawat daruratan (dalam kedaan emergency) sehari hari adalah hak azasi
manusia/hak setiap orang, dan merupakan kewajiban yang dimiliki setiap orang. (Seri
PPGD/GELS/SPGDT  Dirjen Buk Depkes RI tahun 2004).

Instalasi gawat darurat adalah salah satu sumber utama pelayanan kesehatan di rumah sakit. Ada
beberapa hal yang membuat situasi di IGD menjadi khas, diantaranya adalah pasien yang perlu
penanganan cepat walaupun riwayat kesehatannya belum jelas. Meskipun telah majunya sistem rumah
sakit yang dianut oleh suatu negara bukan berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan
mengelola IGD sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD adalah karena IGD
merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat modal, padat karya, serta padat teknologi

Dalam pelaksanaan pelayanan penanggulangan kegawat-daruratan sehari hari klasifikasi gawat


darurat dibagi dalam beberapa kategori :
1. Pasien gawat darurat adalah Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolongan secepatnya.
2. Pasien gawat tidak darurat adalah Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
3. Pasien darurat tidak gawat adalah Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mengancam jiwa dan anggota badannya, misal : luka sayat dangkal.
4. Pasien tidak gawat tidak darurat Misalnya pasien TBC kulit. Kecelakaan
(accident) adalah Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik, mental,

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


sosial). Cedera adalah Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.

Kondisi gawat darurat adalah suatu kedaan dimana seseorang seseorang secara tiba tiba dalam
kedaan gawat atau atau akan menjadi gawat dan terancam anggota badannya dan jiwanya (akan
menjadi cacat aau mati) bial tidak mendapat pertolongan segera (Standar pelayanan keperawatan
gawat darurat Dirjen BUK Kemenkes RI 2011).
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. (UU No 44/2009 Tentang Rumah Sakit)

C.     Tujuan Pelayanan Gawat Darurat


Tujuan dari pelayanan gawat darurat ini adalah untuk memberikan pertolongan pertama yang
cepat dan tepat antara lain :
1. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada penderita gawat gawat darurat,
hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
2. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penaganan yang
memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.

- Pengembangan Keterampilan (Skill-Building)


Setiap Individu mencari literature terkait kegawat daruratan dalam ranah kebidanan dan cari kasus terkait
masalah tersebut dan di diskusikan di kolom diskusi

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION

Anda mungkin juga menyukai