Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT THYPOID

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II)

Disusun oleh :

Kelompok 1

Andini Ekaningtyas Prabowo (433131420120120)

Dadan Nugraha (433131420120121)

Dini Martianti (433131420120122)


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini sehingga dapat disusun
dengan baik guna memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen yang kemudian
dilanjutkan dengan penyususnan makalah dengan judul “Konsep Teori dan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien dengan Thypus Abdominalis”
Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai tim penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini mash jauh dari kata sempurna, baik dari sisi materi maupun
penulisannya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai
masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi seluruh
pembaca.

Karawang,

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat penulisan 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Demam 1
C. Demam Typhoid 14
BAB IV HASIL PELAKSANAAN PRAKERIN
BAB V PENUTUP
A. Simpulan 31
B. Saran 31
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang menyerang saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari. Penyebab penyakit ini adalah
salmonella thyposa basil geram negative yang bergerak dengan bulu getar tidak
berspora, mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen O (Somatic, terdiri
zat kompleks lipopokisakarida), antigen H (flagella) dan antigen Vi dalam serum
pasien terdapat zat anti (agglutinin) terdapat tiga macam antigen tersebut.
Kasus thypoid diderita anak-anak sebesar 91% berusia 3-19 tahun dengan angka
kemartian 20.000 per tahunnya. Di Indonesia, 14% demam enteris disebabkan
oleh Salmomella Parathypii A. Demam tifoid pada masyarakat dengan standar
hidup dan kebersihan rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis.
Biasanya angka kejadian tinggi pada daerah tropic dibandingkan daerah berhawa
dingin. Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak, namun tidak menutup
kemungkinan untuk orang dewasa. Penyebabnya adalah kuman salmonella thypi
A, B, dan C
Demam Typhoid bisa menyerang kepada anak-anak, orang dewasa dan lansia.
Sebagian besar diagnosa Demam Typhoid di rumah sakit As-Shofwan lebih
banyak menyerang pada anak-anak. Berdasarkan uraian diatas maka saya
mengambil judul Tugas Akhir yaitu ‘Asuhan Keperawatan Pada An. F dengan
Diagnosa Medis Demam Typhoid di rumah sakit As-Shofwan Pebayuran.
B. Rumusan Masalah
Asuhan Keperawatan pada penyakit demam Thypoid
C. Tujuan
a.Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan mencegah terjadinya Demam Thypoid serta
mengimplementasikan asuhan keperawatan demam thypoid di lapangan.
b.Tujuan khusus
Mengetahui konsep teori dan asuhan keperawatan pada penyakit Demam Thypoid

D.Manfaat Penulisan
a. Mendapatkan pengetahuan tentang penyakit Demam Thypoid
b. Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
Demam Thypoid
6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Asuhan Keperawatan


Asuhan keperawatan adalah suatu rangkaian proses keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada klien atau pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu
keperawatan dalam upaya pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
dan memelihara derajat kesehatan yang optimal. Asuhan keperawatan
dilaksanakan dalam bentuk proses keperawatan yang meliputi tahap :
Pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan (intervensi), pelaksanaan
(implementasi), evaluasi (format atau proses). Proses keperawatan sebagai
salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan keperawatan, pada
dasarnya suatu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
B. Demam
1. Definisi Demam
Demam adalah kondisi dimana meningkatnya suhu tubuh variasi
normal hingga 38˚C. Demam dapat menandakan adanya suatu penyakit
atau kondisi abnormal di dalam tubuh. Demam umumnya terjadi sebagai
reaksi dari sitem imun dalam tubuh ketika melawan infeksi virus, bakteri,
jamur, atau parasit sebagai penyebab penyakit.
2. Klasifikasi Demam
Klasifikasi demam menurut Nurarif (2015) sebagai berikut :
a. Demam Septik
demam septik di tandai dengan suhu tubuh berangsur naik
ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat di atas normal pada pagi hari. Demam ini sering di sertai
dengan keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

7
8

b. Demam Remiten
demam remiten, suhu tubuh dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu tubuh normal. Penyebab suhu yang mungkin
tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu
yang dicatat demam septik.
c. Demam Intermiten
demam intermiten, suhu tubuh turun ketingkat yang normal
selama beberapa jam dalam satu hari. Jika demam seperti ini terjadi
dalam dua hari sekali disebut tertiana dan bila terjadi dua hari terbebas
demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam Kontinyu
demam kontinyu, variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda
lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi
sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam Siklik
demam siklik, terjadi kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari
yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari
yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
C. Demam Typhoid
1. Definisi Demam Typhoid
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
menyerang sistem pencernaan yang dapat menimbulkan gejala-gejala
sistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella enterika, khusunya
varian-varian turunannya, yaitu Salmonella typhi, Paratyphi A,
Paratyphi B, dan Paratyphi C. Kuman-kuman yang menyerang sistem
pencernaan, terutama perut dan usus. Penderita demam typhoid juga
beragam, mulai dari usia balita, anak-anak, dan dewasa ( Suratum dan
Lusianah,2010).
2. Etiologi Demam Typhoid
Etiologi (penyebab) demam typhoid adalah salmonella typhi,
salmonella paratyphi A,B(salmonella schottmuelleri) dan C (salmonella
9

hischefiklii). Terdapat dua sumber penularan salmonella thyphi yaitu


pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Demam typhoid
timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan salmonella yang
memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Penularan
salmonella typhi terjadi melalui mulut oleh makanan yang tercemar,
sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung oleh asam lambung,
dan sebagian lagi masuk kedalam usus halus hingga ke jaringan limfe lalu
berkembang biak.
3. Manifestasi Klinis Demam Typhoid
Manifestasi klinis pada demam typhoid ditandai dengan masa inkubasi
10-14 hari. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda yang khas berupa
perjalanan yang cepat dan demam yang tidak terlalu tinggi yang
berlangsung kurang lebih 3 minggu. Suhu tubuh meningkat pada malam
hari dan menurun pada pagi hari, gejala demam typhoid antara lain
sebagai berikut :
a. Demam > 1 minggu
Demam lebih dari satu minggu ditandai dengan Gejala serupa
dengan infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala,
pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, diare, rasa tidak nyaman
pada bagian perut, batuk, bibir pecah-pecah dan saat pemeriksaan
fisik hanya didapatkan peningkatan suhu tubuh saja.
b. Demam > 2 minggu
Demam lebih dari satu minggu ditandai dengan gejala di minggu
kedua menjadi lebih jelas seperti demam, bradikardi relatif, lidah
yang khas, hepatomegali, splenomegali, meteroimus, penurunan
kesadaran, epitaksis dan delirium ( mengigau).
c. Demam > 3 minggu
Demam lebih dari satu minggu ditandai dengan gejala di minggu
ketiga suhu badan berangsur-angsur menurun dan normal kembali
pada akhir minggu ketiga.
10

4. Patofisologi Demam Typhoid

Kuman salmonella typhi masuk kedalam tubuh manusia memalui


mulut secara bersamaan dengan makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh kuman, sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus hingga mencapai
jaringan limfoid plak payeri di ileum terminalis yang mengalami
hipertrofi. Bila terjadi komplikasi pendarahan dab perforasi usus, kuman
menembus lamina probia, masuk aliran limfe dan mencapai limfe
mesentrial yang masuk aliran darah melalui duktus torasikus.
Salmonella typhi lain dapat mencapai sirkulasi portal dari usus.
Salmonella typhi bersarang di plak payeri, limfe, hati, dan bagian-bagian
lain sistem retikuloendotelial. Endotoksin salmonella typhi berperan
dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat kuman tersebut
berkembang biak. Salmonella typhi endotoksinya merangsang sintesis
dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang,
sehingga terjadi demam ( Arief Mansjoer,2003).
11

5. Penatalaksanaan Demam Typhoid


a. Istirahat dan perawatan
Pasien diistirahatkan selama 7 sampai 14 hari. tujuan pasien
diistirahatkan untuk mancegah komplikasi dan mempercepat
penyembuhan. Tirah baring dengan perawatan yang dilakukan
sepenuhnya ditempat seperti makan, minum, mandi dan BAK/BAB.
b. Diet
Diet demam typhoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan makan penderita typhoid dalam bentuk makanan lunak
rendah serat. Tujuan utama diet demam typhoid adalah untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi penderita demam typhoid dan mencegah
kekambuhan. Jenis diet yang di lakukan oleh penderita demam typhoid,
antara lain :
1) Memberikan diet bebas yang rendah serat kepada penderita tanpa
gejala meteorismus dan diet bubur saring.
2) Memberikan diet yang sesuai, yaitu makanan cukup kalori, cairan,
vitamin dan protein.
3) Memberikan makanan yang tidak merangsang dan tidak
menimbulkan banyak gas.
4) Memberikan makanan lunak selama dalam perawatan dan istirahat.
Selain itu ada pemberian Antibiotik, seperti :
1) Klorampenikol
2) Tiampenikol
3) Kontrimoksazol
4) Amoxcilin dan Ampisilin
5) Sefalosporin generasi ketiga
6. Komplikasi Demam Typhoid
a. Komplikasi Intesnal
1) Pendarahan Usus
2) Perporasi Usus
12

3) Ilius Paralitik
b. Komplikasi Extraintestinal
1) Komplikasi Kadiovaskular :Kegagalan Sirkulasi, Miokarditis
Trombosis, Tromboflebitis.
2) Komplikasi Paru : Pneumonia, Pleuritis, dan Emfisema.
3) Komplikasi Darah : Anemia hemolitik, Trombositopenia, darah
Sindrom Uremia hemolitik
4) Komplikasi Hepar : Hepatitis
5) Komplikasi Kandung Kemih : Kolelitiasis.
6) Komplikasi Ginjal : Glumerulonfritis, piolonefritis, dan perinefritis.
7) Komplikasi Tulang : Osteomielitis, Periostitis, Spondilitis, dan
Arthritis.
8) Komplikasi Neuropsikiatrik : Delirium, Meningitis, Meningisrum,
Polyneuritis perifer.
13
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DENGAN

THYPOID

A. Contoh Kasus
Pasien An. F datang ke rumah sakit As- Shofwan dengan keluhan
demam selama 3 hari, demam yang dirasakan naik turun pada malam hari,
nafsu makan berkurang menjadi 3 sendok makan , kepala pusing dan lemas.
Setelah dilakukan observasi di dapatkan tanda-tanda vital dengan S: 38,0˚c,
RR: 24x/m, N: 90 x/m, BB: 46 kg. Wajah pasien tampak kemerahan , pasien
tampak lemah, akral teraba hangat, CRT< 2 detik, pasien dapat melakukan
aktivitas fisik dibantu oleh keluarganya.
B. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 13 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Kp. Bojong Sari
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Status Perkawinan :-
Diagnosa Medis : Demam Typhoid
Tanggal Masuk : 05 November 2019
Tanggal Pengkajian : 06 Novermber 2019
No. Rekam Medis : 25007
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Maria Ulfah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 26 Tahun

14
15

Pekerjaan : Perawat
Alamat : Kp. Pamahan
Hubungan Klien : Kakak Ipar
3. Keluhan Utama :
Demam 3 hari.
4. Riwayat Kesehatan :
a) Riwayat Sakit Sekarang :
Sejak 3 hari yang lalu pasien mengatakan badanya panas
dengan demam yang naik turun pada malam hari, selain itu pasien
mengatakan nafsu makan berkurang menjadi 3 sendok makan perhari,
kepala pusing dan juga lemas.
b) Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengatakan jika sebelumnya sudah pernah mengalami
demam typhoid pada usia 12 tahun dan sudah pernah di rawat
dirumah sakit sebelumnya.
c) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien merupakan seorang anak yang saat ini sedang duduk di
bangku sekolah atau seorang pelajar. Pasien mengatakan bahwa
keluarganya tidak ada yang terkena penyakit demam typhoid
sebelumnya, selain itu juga tidak memiliki riwayat penyakit turunan
seperti hipertensi, asma, maupun diabetes melitus (DM).
d). Riwayat Alergi
Pasien mengatakan bahwa tidak memiliki alergi terhadap
makanan, obat- obatan, tumbuhan, maupun binatang tertentu.
16

5. Genogram

448

: Laki - laki

: Perempuan

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

: Tinggal Dalam Satu Rumah

: Pasien
17

6. Pola Kesehatan Fungsi Gordon

No Nama Kebutuhan Sebelum Sesudah Ket


1. Pola Nutrisi
a. Jenis Nasi Bubur
b. Porsi Satu Piring 3 Sendok Makan
c. Diet Khusus Tidak Ada Tidak boleh meng
onsumsi makanan
yang asam, pedas.
d. Makanan yang disukai Mie Instant Tidak Ada
e. Makanan yang tidak Bubur Bubur
disukai
2. Cairan Klien meminum Klien meminum
4- 5 gelas air putih 6-8 gelas air putih
dan 2 gelas susu dan 1 gelas jus
perhari. semangka serta
buah pepaya.
3. Pola Persepsi dan Klien mengatakan Klien mengatakan
Kognitif sudah pernah sedikit cemas
menderita demam dengan penyakit
typhoid yang di deritanya,
sebelumnya. walaupun sudah
pernah
mengalami
penyakit yang
dialami saat ini.
4. Aktivitas dan Latihan Klien mengatakan Klien mengatakan
mampu intoleransi
melakukan aktivitas akibat
aktivitas sehari- kelemahan yang
hari tanpa bantuan dirasakannya
orang lain. sehingga
membutuhkan
18

bantuan orang
lain.
5. Nilai dan Kepercayaan Kebutuhan Klien mengatakan
spiritual klien belum pernah
terpenuhi dengan melakukan ibadah
baik, klien sholat selama
melakukan ibadah sakit, namun klien
secara teratur tetap berdoa agar
seperti sholat 5 segera diberikan
waktu dan kesembuhan dan
membaca al- kembali pulih.
qur’an
6. Koping Klien memiliki Pengambilan
pertahanan koping keputasan klien
yang baik. dia ambil oleh
keluarganya
7. Istirahat dan Tidur Klien mengatakan Klien selama
7-8 jam tidur pada sakit lebih banyak
malam hari menghabiskan
waktunya untuk
beristirahat.
8. Personal Hygiene
a. Mandi Klien mengatakan Klien mengatakan
bahwa klien biasa selama sakit klien
mandi 2 kali belum pernah
sehari . mandi.

b. Gosok Gigi Klien mengatakan Klien mengatakan


bahwa klien biasa selama sakit klien
gosok gigi 2 kali gosok gigi 1 kali
sehari. sehari.
9. Eliminasi
19

a. BAB Klien mengatakan Klien mengatakan


bahwa klien BAB bahwa klien
1 kali sehari, selama sakit BAB
dengan 2 hari sekali,
konsistensi dengan
lembek, warna konsistensi
kuning, bau khas, lembek, warna
dan tidak ada kuning, bau khas,
nyeri. dan tidak ada
nyeri.

b. BAK Klien mengatakan Klien mengatakan


bahwa klien BAK selama sakit klien
4-6 kali sehari BAK 5-8 kali
dengan warna sehari dengan
kuning, bau khas warna kuning,
dan tidak ada bau khas, dan
nyeri. tidak ada nyeri.
10 Pola Peran dan Klien merupakan Selama dirumah
. Hubungan seorang anak dan sakit klien di
juga seorang adik dampingi oleh
bagi orang tua dan orang tua dan
kakaknya. keluarganya.

7. Psikososial
1). Status Emosional
Pada saat melakukan pengkajian, klien tampak tenang dan kooperatif.
2). Status Mental
Pada saat melakukan pengkajian, status mental klien tidak ada
masalah.
20

3). Konsep Diri


a). Gambaran Diri : Klien merasa bahwa dirinya sakit dan
memerlukan pertolongan.
b). Identitas Diri : Klien mampu mengenali dirinya sebagai
seorang
anak dan adik bagi orang tua dan keluarganya.
c). Peran Diri : Klien mengatakan selama ini klien berperan
sebagai seorang anak dan adik bagi orang tua
dan
kakanya.
d). Ideal Diri : klien mengatakan ingin segera sembuh dan
kembali berkumpul dengan keluarganya
dirumah dan kembali bersekolah.
e). Harga Diri : Klien tidak merasa minder dengan keadaan
yang
sekarang, dan klien tampak selalu kooperatif
terhadap perawat yang merawatnya.
4. Gaya Komunikasi
Hasil dari pengkajian yang telah dilakukan menunjukan bahwa
klien memiliki hubungan sosial yang baik. Klien tinggal bersama
ayah dan ibunya, klien adalah seseorang yang mudah terbuka dan
senang mengobrol, namun sedikit pemalu. Sehari-hari komunikasi
klien dengan orang tua dan keluarga menggunakan bahasa sunda dan
pengambilan keputusan diambil oleh keluarganya.
8. Keadaan Umum
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Keadaan Umum : Sadar
3. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah :-
Nadi : 90 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
21

Suhu : 38.0 ˚C
9. Pemeriksaan Fisik

1. : Kepala Berbentuk mosocefal, rambut hitam pendek lurus,


kulit kepala sedikit kotor, terdapat kotoran atau
ketombe. Tidak ada massa atau lessi.
2. : Mata Berbentuk simetris, tidak ada gangguan
pengelihatan, konjungtiva tidak anemis, pupil dan
reflek cahaya baik, klien tidak memakai alat bantu
pengelihatan.
3. : Hidung Berbentuk simetris, fungsi penciuman baik, tidak
terdapat secret, tidak terdapat peradangan dan tidak
ada nyeri.
4. : Telingan Berbentuk simetris, pendengaran baik, tidak ada
infeksi, bersih tidak ada serumen, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
5. : Mulut dan Gigi Berbentuk simetris, warna bibir tampak kehitaman,
bibir tamapak kering, lidah terlihat kotor, dan klien
tidak menggunakan gigi palsu.
6. : Leher, Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan
Tenggorokan kelenjar tiroid, dan leher dapat di gerakkan secara
anatomis.
7. : Dada Berbentuk simetris, tidak ada lessi, jika di palpasi
tidak ada bunyi wheezing
8. : Abdomen Melalui inspeksi perut tampak datar, tidak ada
pembesaran, ada nyeri ketika ditekan dengan skala
nyeri 3.
9. : Ekstremitas Atas Kedua tangan berbentuk simetris, dapat digerakan
dengan baik dan ekstremitas atas dekstra terpasang
infus.
10 : Ekstremitas Kedua kaki berbentuk simetris, dapat digerakan
. Bawah dengan baik, namun karena keadaan klien yang
lemah klien harus istirahat total di tempat tidur.

j. Terapi Obat
22

IVFD : Tridex 27B 20 Tpm


Inject Ceftriaxone 2 x 1 gr
Inject Noragest 3 x 500 mg
Inject Dexametaxon 3 x 5 ml
Thlamfenikol 500 mg/ Tab
Tablet Paracetamol 3 x 1
k. Data Penunjang

Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Hemoglobin 15.8 L: 14 - 18 P: 12 - 16 g/dL
Hematokrit 46 L: 40 - 48 P: 37 – 43 %
Leukosit 3.700 5.000 – 10.000 ribu/µL
Trombosit 210.000 150.000 – 450.000 ribu/µL

WIDAL
Salmonella Thyphi H (+) 1/60 Titer <1/160 atau kenaikan titer < 4x
Salmonella Paratyphi (-) Negatif Titer <1/160 atau kenaikan titer < 4x
AH (+) 1/320 Titer <1/160 atau kenaikan titer < 4x
Salmonella Paratyphi (-) Negatif Titer <1/160 atau kenaikan titer < 4x
BH (+) 1/80 Titer <1/160 atau kenaikan titer < 4x
Salmonella Paratyphi (+) 1/80 Titer <1/160 atau kenaikan titer < 4x
CH (+) 1/160 Titer <1/160 atau kenaikan titer < 4x
Salmonella Typhi O (-) Negatif Titer <1/160 atau kenaikan titer < 4x
Salmonella Paratyphi
AO
Salmonella Paratyphi
BO
Salmonella Paratyphi
CO
23

1)Data Fokus
a) Data Subjektif :
(1) Pasien mengatakan sudah demam 3 hari
(2) Pasien mengatakan nafsu makan berkurang
(3) Pasien mengatakan kepala pusing dan lemas
b) Data Objektif :
(1) S : 38˚C
(2) RR : 24 x/menit
(3) N : 90 x/menit
(4) BB : 46 kg
(5) wajah pasien tampak kemerahan
(6) pasien tampak lemah
(7) pasien melakukan aktivitas fisik dibantu oleh keluarga.
(8) Akral teraba hangat
l. Analisa Data

No Symptom Etiologi Masalah ( problem)


1. DS : Proses perjalanan Hipertermi
a. Pasien mengatakan penyakit
sudah Demam selama 3
hari.

DO :
b. S : 38˚C
c. Akral teraba hangat
d. wajah pasien tampak
kemerahan

2. DS : Mual dan muntah Ketidak seimbangan


a. Pasien mengatakan nafsu nutrisi kurang dari
makan berkurang kebutuhan tubuh.
24

DO :
b. Mual dan muntah
c. BB : 46 kg
d. Pasien tampak lemah
3. DS : Immobilisasi Intoleransi Aktivitas
a. Pasien mengatakan kepala
pusing

DO :
a. RR : 24 x/menit
b. N : 90 x/menit
c. Salmonella Thyphi H (+)
1/60 titer <1/160 atau
kenaikan titer <4x
Salmonella Paratyphi BH
(+) 1/320 titer <1/160 atau
kenaikan titer <4x
Salmonella Typhi O (+) 1/80
titer <1/160 atau kenaikan
titer <4x
Salmonella Paratyphi AO
(+) 1/80 titer <1/160 atau
kenaikan titer <4x
Salmonella Paratyphi BO
(+) 1/160 titer <1/160 atau
kenaikan titer <4x
25
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b/d proses penyakit
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah
3. Intoleransi Aktivitas b/d imobilisasi

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN DAN
KRITERIA
HASIL
1 Hipertermi b/d Tujuan : Observasi
proses penyakit Setelah - Identifikasi
dilakukan penyebab
pengkajian hipertermia
1x 24 jam - Monitor suhu
masalah tubuh
hipotermia - Monitor
dapat teratasi kadar
Kriteria Hasil elektrolit
: - Monitor
-demam kadar
turun elektrolit
- Monitor
haluaran
urine
- Monitor
komplikasi
akibat
hipertermia
Ketidakseimbanga Tujuan : Observasi
n nutrisi kurang Setelah - Identifikasi
dari kebutuhan dilakukan status nutrisi
tubuh b/d mual dan pengkajian 1 - Identifikasi
muntah x 24 jam alergi dan
masalah intoleransi
makanan

26
27

devisit nutrisi - Identifikasi


dapat makanan
teratasi. yang di
Kriteria sukai
Hasil : - Identifikasi
-Nafsu kalori dan
makan jenis
nutrient
bertambah-
- Monitor
Mual
asupan
muntahh makanan
berkurang - Monitor
berat badan
- Monitor hasil
laborstorium
Intoleransi aktivitas Tujuan : Identifikasi deficit
b/d imobilisasi Setela tingkat aktivitas
dilakukan - Identifikasi
pengkajian kemampuan
selam 1x24 berpartisipasi
jam masalah dalam
intoleransi aktivitas tertentu
aktivitas - Identifikasi
dapat sumber daya untuk
teratasi aktivitas yang
Kriteria Hasil diinginkan
: - Identifikasi
-Perasaan strategi
lemah meningkatkan
-Kekuatan partisipasi
tubuh bagian dalam aktivitas
atas - Identifikasi
-Kekuatan makna aktivitas
tubuh bagian rutin (mis.
bawah bekerja)
dan waktu luang
28

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO Diagnosa Implementasi TTD
Keperawatan
1 Hipertermi b/d - mengidentifikas
proses penyakit i penyebab
hipertermia
- memoonitor
suhu tubuh
- memonitor
kadar elektrolit
- memonitor
kadar elektrolit
- meonitor
haluaran urine
- memonitor
komplikasi
akibat
hipertermia
2 Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang -
dari kebutuhan
tubuh b/d mual dan mengidentifikasi
muntah status nutrisi
-

mengidentifikasi
alergi dan intoleransi
makanan
-

mengidentifikasi
makanan yang di
sukai
-

mengidentifikasi
kalori dan jenis
nutrient
- memonitor
29

asupan makanan
- memonitor
berat badan
- memoonitor
hasil laborstorium
3 Intoleransi mengidentifikasi
Aktivitas b/d deficit tingkat
imobilisasi aktivitas
- mengidentifikasi
kemampuan
berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
- mengidentifikasi
sumber daya untuk
aktivitas yang
diinginkan
- mengidentifikasi
strategi
meningkatkan
partisipasi
dalam aktivitas
- mengdentifikasi
makna aktivitas rutin
(mis. bekerja)
dan waktu luang
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Eni Purwanti, N. H. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC

Undang-undang
Pemerintah Indonesi. 2019. UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. : Jakarta
Pemerintah Indonesia. 2015. UU No 44 Tahun 2009 tentang Fungsi Rumah
Sakit. :
Pemerintag Indonesia. 2016. UU No 44 2009 dan Permenkes tentang Tipe-tipe
Rumah Sakit. : Jakarta

Internet
Anggitha, Ruth, Gisheila. 2017. Pengertian Pylonephritis.
https://www.alomedika.com/penyakit/nefrologi/pyelonephritis diakses pada
01 November 2020
Anggitha, Ruth, Gisheila. 2017. Pengertian Spondilitis (TB).
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/spondilitis-tb diakses
pada 04 November 2020
Guru Pendidikan. 2014. Pengertian Duktus Torasikus.
https://www.gurupendidikan.co.id/tag/duktus-torasikus-adalah/ diakses pada
16 Oktober 2020
Halodoc. 2020. Pengertian Arthitis, https://www.halodoc.com/kesehatan/arthritis
diakses pada 04 November 2020
Handayani, Verona, Verury. 2020. Pengertian Neuropati Perifer.
https://www.halodoc.com/kesehatan/neuropati-perifer diakses pada 6
November 2020
Hidayah, Nurul, Aep. 2019. Pengertian Rumah Sakit Menurut WHO.
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2019/05/17/pengertian-rumah-
sakit-rekam-medis/#:~:text=Menurut%20WHO%20(World%20Health
%20Organization,penyakit%20(preventif)%20kepada%20masyarakat
diakses pada 10 Juni 2020
Idtesis. 2007. Pengerti an Sekolah Menengah Kejuruan(SMK).
https://idtesis.com/sekolah-menengah-kejuruan-smk/ diakses 30 Maret
2020.
Inukirana, Scientia. 2020. Pengertian Periostitis.
https://www.honestdocs.id/periostitis diakses pada 04 November 2020
Kandafi. 2020. Patofisiologi. http://kandafy.blogspot.com/2017/01/makalah-
thypoid.html diakses pada 15 Oktober 2020
Kelas,Pintar. 2020. Metode Pengumpulan Data. https://w
ww.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/4-teknik-pengumpulan-data-dalam-
penelitian-sosial-2890/ diakses pada 20 Agustus 2020
Khoiriyahhrpl. 2014.Pengertian Praktik Kerja Industri (PRAKERIN). https://choir
`1iyahrpl.wordpress.com/pengertian-tentang-prakerin/ diakses 02 April
2020
Klik Dokter. 2018. Pengertian Sindrom Hemolitik Uremik.
https://www.klikdokter.com/penyakit/sindrom-hemolitik-
uremik#:~:text=Sindrom%20hemolitik%20uremik%20merupakan
%20gangguan,setelah%20infeksi%20pada%20saluran%20pencer diakses
pada 01 November 2020
Klik Dokter. 2017. Pengertian Tridex 27B.
https://www.klikdokter.com/obat/tridex diakses pada 08 November 2020
Kurnia,Yudistira. 2017. Pengerian Epiteksis.
https://www.alomedika.com/penyakit/telinga-hidung-
tenggorokan/epistaksis/edukasi-dan-promosi-kesehatan/diagnosis diakses
pada 15 Oktober 2020
Loviarny, Sonia. 2017. Pengertian Meteorismus.
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/meteorismus diakses pada 15
Oktober 2020
Makalah Askep Typhoid. 2016. Pengertian Demam Typhoid, Etiologi,
Manifestasi, Penatalaksanaan dan Patway.
http://makalahkesehatanraze.blogspot.com/2016/01/makalah-askep-
tifoid.html diakses pada 06 Juni 2020
Necis,Ci,Yanti. 2014. Komplikasi Demam Typhoid.
https://www.slideshare.net/NovaCiNecis/makalah-demam-tyfoid diakses
pada 15 Oktober 2020
Nida. 2019. Pengertian Lamina Propia. https://dosenbiologi.com/manusia/fungsi-
lamina-propria-pada-lambung diakses pada 15 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai