Anda di halaman 1dari 14

MKK 1641 : Keperawatan GADAR & KRITIS

Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Horizon

STUDENT ACTIVITY SHEET Modul 2

Judul Pembelajaran : Bahan :


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Buku, Alat tulis, Laptop
PASIEN DENGAN TRAUMA TUMPUL
ABDOMEN & PERFORASI GASTER , Referensi :
PENILAIAN SEPSIS
Hudak.,M.Carolyn.&Gallo.,M.Barbara.(2005). Critical
Care Nursing : A Holistic Approach, Lippincoth Company.
Hasil Pembelajaran :
Hinkle,J.L.&Cheevar,K.H.(2014). Brunner&Suddarth’
Setelah menyelesaikan pelajaran ini,
textbook of Medical-Surgical Nursing (edition 13).
mahasiswa keperawatan dapat :
Philadelphia : Wolters Kluwer.
1. Memahami pengertian Trauma
Kowalak, Welsh & Mayer.(2014). Buku Ajar Patofisiologi.,
abdomen dan perforasi gaster
EGC.
2. Memahami asuhan keperawatan pada
pasien dengan trauma tumpul Nanda International., Diagnosis Keperawatan “ Definisi &
abdomen dan perforasi gaster Klasifikasi “ 2012-2014.
3. Memahami penilaian tentang sepsis
Dochterman.,et all.(2004). Nursing Intervention Comes.,
Fifth edition., Mosby Elsevier.

TINJAUAN PENDAHULUAN

Assalamu’alaikum para mahasiswa yang berbahagia, anda akan memulai modul ini. Untuk memiliki
panduan pembelajaran pada hari ini, anda akan memulai sesi dengan menjawab pertanyaan tentang
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Tumpul Abdomen, Perforasi Gaster dan Penilaian
Sepsis. Anda akan menjelaskan masing-masing secara singkat. Kegiatan ini hanya selama 15 menit.

1. Apa pengertian dari Trauma abdomen ?


Trauma abdomen merupakan cedera yang terjadi pada organ dalam perut, seperti lambung, usus,
pankreas, hati, empedu, ginjal dan limpa. Trauma ini bisa terjadi akibat pukulan atau
benturan benda tumpul, maupun tusukan benda tajam

2. Jelaskan pemeriksaan penunjang dari trauma abdomen ?

3. Jelaskan penilaian tentang Sepsis ?

1
Sekarang anda siap untuk pelajaran utama

PELAJARAN UTAMA

TRAUMA ABDOMEN

• Cedera abdomen menduduki urutan ketiga penyebab kematian akibat trauma, terutama
disebabkan oleh perdarahan
• Trauma tumpul menyebabkan kerusakan serius di rongga padat dan trauma tembus paling
sering mencederai organ berongga

• Organ padat terjadi perdarahan, organ berongga ruptur dan mengeluarkan isinya kedalam
ruang peritoneum yang menyebabkan peradangan dan infeksi
• Trauma abdomen dapat terjadi pada lambung dan usus halus; duodenum dan pankreas; kolon;
hati; limpa; ginjal; kandung kemih
• Luka tikam, luka tusuk dan luka tembak menyebabkan trauma tembus

PENGKAJIAN TRAUMA ABDOMEN & TATA LAKSANA

SURVEY PRIMER

PARAMETER PENGKAJIAN INTERVENSI


JALAN NAPAS Pertukaran udara Dorong rahang, angkat dagu dan singkirkan
Patensi jalan napas benda asing
Lakukan pengisapan jalan napas orofaring atau
nasofaring
Intubasi endotrakea (melalui oral atau nasal)
Krikotirotomi
PERNAPASAN (Frekuensi, Oksigen tambahan
Kedalaman dan
Ventilasi dengan alat kantong berkatup
Usaha napas)
Bunyi napas Terapi untuk kondisi yang mengancam hidup
Gerakan dinding dada (misal : tension pneumothorax)
Posisi trakea
Warna
SIRKULASI Nadi Pengendalian perdarahan :
Tekanan darah tekanan langsung,
Pengisian kapiler meninggikan ekstremitas,
Perdarahan eksterna Terapi intravena : kristaloid, transfusi darah
jelas Terapi kondisi yang mengancam hidup (misal :
Elektrokardiogram tamponade jantung)
Resusitasi jantung-paru
KETIDAKMAMPUA Tingkat kesadaran
N Pupil
PAJANAN Inspeksi tubuh untuk
mengetahui cedera

2
PERFORASI GASTER

PENDAHULUAN

 Perforasi gaster akibat trauma terjadi pada 0,02 – 1,7% trauma tumpul abdomen
 Terjadi 2-10% pada pasien dengan ulkus peptik
 Mortalitas 70% pada pasien ulkus peptik
 Tanda dan gejala serupa dengan penyakit gastrointestinal akut lain
 Prognosis ditentukan oleh ketepatan dan kecepatan diagnosis

FISIOlOGI LAMBUNG

3
ETIOLOGI

TRAUMA
Trauma tumpul abdomen
Trauma tusuk

NON TRAUMA
Ulkus peptic
Neoplasma
Benda asing
Konsumsi bahan korosif
Latrogenik

4
PATOGENESIS TRAUMA TUMPUL ABDOMEN

MEKANISME TRAUMA
- Kompresi eksternal akibat kenaikan tekanan intra abdomen secara akut dan intens
- Deselerasi cepat
- Benturan organ intraabdomen terhadap dinding perut anterior, kolumna vertebral atau
dinding torakalis posterior

LOKASI PALING UMUM


- Dinding anterior (60%)
- Kurvatura mayor (23%)
- Kurvatura minor dan dinding posterior (15%)

Peritonitis
Stadium
kimia Infeksi
peralihan
(2-4 jam intraabdomen
(6-12 jam)
pertama)

MANIFESTASI KLINIS

Nyeri epigastrik hebat seperti tertusuk pedang


Fase Pertama menembus dan meningkat secara gradual hingga ke
punggung yang kemudian mereda
(2 jam pertama) Takikardia
Ekstremitas dingin

Fase kedua Nyeri muncul kembali dan meningkat secara


gradual
(2-12 jam) Rigiditas abdomen

Distensi abdomen
Fase ketiga Pireksia
Hipotensi
(> 12 jam) Tanda-tanda syok

5
PENGKAJIAN
Keadaan Umum = Nyeri perut yang tajam
Lokasi = Epigastrium, seluruh lapang perut
Onset = Tiba- tiba
Sifat = Tajam, Hebat
Intensitas = Terus menerus atau terdapat periode tidak nyeri dalam 1-2 jam onset
nyeri pertama
Kejadian sebelum dan saat serangan
Keluhan lain = Muntah cair / darah, mual, perut terasa kembung, demam

RPD =
Riwayat nyeri perut intermiten,
Riwayat refluks gastroesophageal,
Riwayat penyakit ulkus peptic,
Riwayat trauma atau operasi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE

CT SCAN : Akurasi 98% (cairan intraperitoneal yang tidak dapat dijelaskan,


pneumoperitoneum, penebalan dinding usus, goresan lemak mesentrika, hematoma
mesentrika dan ekstravasasi kontras.

Focused Assesment by Sonography for Trauma

Foto Rontgen Abdomen : Rigler’s Sign, Football Sign

Foto Rontgen Toraks posisi tegak : gambaran udara dibawah diafragma

LABORATORIUM

6
DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE

INDIKASI
-Cedera tumpul di abdomen dengan perubahan status mental
-Hipotensi tidak jelas sebabnya, penurunan hematokrit, syok
-Hasil pemeriksaan abdomen tidak jelas,
-Trauma tembus di abdomen (jika eksplorasi tidak diindikasikan)

KONTRAINDIKASI
-Riwayat pembedahan abdomen berulang
-Kehamilan trimester tiga
-Sirosis hati lanjut
-Obesitas, riwayat koagulopati

TEKNIK

7
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Hipovolemia [Kekurangan volume cairan] berhubungan dengan perdarahan , “terbentuknya ruang


ketiga”

 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan trauma paru, komplikasi pernapasan (misal sindrom
gawat napas akut [ARDS], nyeri )

 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan trauma, pembedahan, prosedur invasif, imobilitas

 Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kritis, takut mati atau gangguan penampilan,
perubahan peran dalam lingkup sosial atau cacat permanen

 Risiko perfusi perifer tidak efektif : organ multipel yang berhubungan dengan penurunan curah
jantung, penurunan oksigenasi, penurunan pertukaran gas

 Risiko infeksi yang berhubungan dengan trauma, prosedur invasif

 Nyeri yang berhubungan dengan trauma

 Gangguan eliminasi usus yang berhubungan dengan trauma intraabdomen, ileus atau keduanya

 Penurunan koping keluarga dan ketidakberdayaan individu yang berhubungan dengan trauma

INTERVENSI KEPERAWATAN

RESUSITASI CAIRAN
Tujuan resusitasi cairan adalah untuk mempertahankan bantuan fisiologis sirkulasi dan pengiriman
oksigen sementara tetap menghindari defisit fisiologis dan hemostatik.

ISOTONIK
• Contoh : salin normal 0,9%
• Sama dengan tonisitas tubuh manusia, menyebabkan perpindahan minimal antara cairan
intraselular dan ekstraselular
HIPOTONIK
• Contoh : Dekstrosa 5% dalam air (D5W)
• Tonisitas lebih kecil dari tubuh manusia, dapat menyebabkan pembengkakan, tertarik
menuju ruang ekstraselular
HIPERTONIK
• Contoh : salin 3%
• Tonisitas lebih dari tubuh manusia, menarik cairan menuju ruang intravaskular

PERAWATAN LUKA

 Penting untuk mempertahankan staple/jahitan tetap bersih


 Pantau luka dengan ketat
 Bersihkan area luka sekali sehari. Siapkan kasa, larutan peroksida/salin

8
TANDA INFEKSI
 Pembengkakan di sekitar area laparatomi
 Peningkatan kemerahan
 Peningkatan nyeri tekan
 Kehangatan disekitar area laparatomi
 Ujung luka renggang
 Peningkatan drainase
 Drainase berbau busuk
 Perubahan warna drainase
 Suhu 38,3 atau lebih
 Muntah
 Ddiare atau konstipasi

SETELAH LAPARATOMI [ Aktifitas Pasien ]


 Tidak mandi berendam/dipancuran saat staple/jahitan belum diangkat
 Jika lelah, istirahat
 Hanya mengangkat benda yang mudah , angkat dengan satu tangan
 Dapat makan diet normal
 Ukur suhu badan sekali sehari
 Pertahankan jadwal normal defekasi
 Jika mengalami konstipasi, minum jus buah yang banyak
 Jangan mengemudi sampai ada izin dari dokter

SYOK SEPTIK

SYOK SEPTIK
• Merupakan suatu proses kompleks dan menyeluruh yang melibatkan semua
sistem organ
• Diawali oleh terjadinya suatu infeksi, akibat serangan bakteri gram-negative atau
gram-positif, jamur dan virus
• Bakteri dapat masuk melalui sistem paru, saluran kemih, sistem pencernaan,
melalui luka, melalui alat invasive

SYOK SEPTIK menyebabkan terjadinya :


• KETIDAKSEIMBANGAN PERFUSI, pada syok septik terdapat hipoperfusi di organ
vital dan iskemia jaringan
• PERUBAHAN MIOKARD
• PERUBAHAN PULMONER
• PERUBAHAN METABOLIK

9
Faktor risiko keadaan HIPOPERFUSI :

• FAKTOR PEJAMU
usia terlalu muda atau muda, mal nutrisi, kelemahan umum, kelemahan kronis,
penyakit kronis, penyalahgunaan obat atau alcohol, Neutropenia, Splenektomi,
gagal organ multiple

PERALATAN YANG TERKAIT SUMBER INFEKSI

 kateter intravaskular,
 slang endotrakeal / trakeostomi,
 kateter urin menetap,
 drain luka bedah,
 alat dan kateter pemantau intrakranial,
 perangkat keras ortopedik,
 slang nasogastrik,
 slang gastrointestinal

SISTEM PENILAIAN PENGKAJIAN KEGAGALAN SISTEM ORGAN TERKAIT SEPSIS [ SOFA ]

SISTEM ORGAN NILAI SOFA


1 2 3 4
PERNAPASAN < 400 < 300 < 200 <100
Tekanan parsial oksigen/fraksi oksigen dengan
inspirasi [mmHg] bantuan
pernapasan
KOAGULASI <150 <100 <50 <20
Trombosit x 10ribu mm3
HATI 1,2-1,9 2,0-5,9 6,0-11,9 >12
Bilirubin mg/dl
KARDIOVASKULER MAP <70 Dopamin ≤ 5 Dopamin > 5 Dopamin >
Hipotensi mmHg atau atau 15 atau
dobutamine epinefrin ≤ epinefrin >
dosis berapa 0,1 atau 0,1 atau
pun norepinefrin norepinefrin
≤ 0,1 > 0,1
SISTEM SARAF PUSAT 13-14 10-12 6-9 <6
Nilai skala Koma Glasgow
GINJAL 1,2 – 1,9 2,0 – 3,4 3,4 – 4,9 > 5,0
kreatinin [mg/dl] atau haluaran urine atau atau
< 500 < 200
ml/hari ml/hari

10
MASALAH KEPERAWATAN PADA PASIEN SYOK

 Gangguan sirkulasi spontan


 Perfusi perifer tidak efektif
 Penurunan curah jantung

INTERVENSI KEPERAWATAN & KRITERIA HASIL

OKSIGENASI / VENTILASI
[Kepatenan jalan napas dipelihara, paru bersih saat diauskultasi, AGD dalam batas normal]
 Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 jam dan bila butuh
 Lakukan pengisapan jalan napas
 Hiperoksigenasi dan hiperventilasi sebelum dan setelah setiap kali melakukan
pengisapan
 Pantau oksimetri, AGD
 Miring kiri miring kanan setiap 2 jam

SIRKULASI / PERFUSI
[Tekanan darah, frekuensi jantung, CVP / Central Venous Pressure dalam batas normal]
 Kaji tanda vital tiap jam,
 Berikan sel darah merah

CAIRAN /ELEKTROLIT
[Haluaran urine > 30 ml/jam atau > 0,5 ml/kg/jam]
 Pantau asupan dan haluaran setiap 1 jam
 Pantau elektrolit tiap haridan sesuai kebutuhan
 Berikan cairan dan diuretik untuk mempertahankan volume dan fungsi

11
MOBILITAS/KEAMANAN
[ Tidak ada tanda komplikasi yang terkait dengan tirah baring dan imobilitas, suhu normal, tidak
ada tanda infeksi baru ]
 Berikan tindakan pencegahan trombosis vena profunda
 Reposisi dengan sering
 Lakukan rentang gerak dan latihan penguatan
 Identifikasi sumber infeksi :
 Ambil biakan urine,
 Beri antibiotik sesuai hasil biakan,
 Gunakan teknik aseptik ketat selama prosedur,
 Pertahankan sterilitas kateter dan slang invasif,
 Ganti balutan slang dada dan balutan lain

INTEGRITAS KULIT
[ Kulit tetap utuh ]
 kaji kulit setiap 4 jam dan setiap kali di
 reposisi
 lakukan miring kanan kiri setiap 2 jam
 gunakan matras pereda tekanan
 gunakan skala braden untuk mengkaji
 risiko kerusakan kulit

NUTRISI
[ Asupan kalori dan gizi memenuhi kebutuhan metabolik ]
Beri nutrisi parenteral atau enteral dalam 24jam awitan
Konsultasi dengan ahli gizi
Pantau albumin, transferin, kolesterol, trigliserida, glukosa

KENYAMANAN/PENGENDALIAN NYERI
[ Pasien nyaman dengan tanda vital stabil ]
 Kaji nyeri dengan skala nyeri
 Beri analgesia dan sedasi
 Pantau respon kardiopulmoner dan nyeri pasien terhadap obat-obatan

PSIKOSOSIAL
[ Cemas turun ]
 Kaji tanda vital
 Beri sedatif dengan hati-hati
 Konsultasi dengan rohaniawan
 Beri istirahat dan tidur adekuat

12
PENCEGAHAN SYOK SEPTIK

• Patuhi teknik aseptik


• Cuci tangan secara menyeluruh

MENGECEK PEMAHAMAN

1. Jelaskan tentang cara perawatan kateter urine


Masukkan kateter lavase ke dalam ruang peritoneum melalui insisi 1-2cm
Upayakan untuk mengaspirasi cairan peritoneum
Infusikan salin normal atau ringer laktat menggunakan gaya gravitasi
Miringkan pasien ke kiri dan ke kanan (kecuali ada kontraindikasi)
Biarkan cairan masuk ke dalam kantong melalui gravitasi
Kirim spesimen ke laboratorium

2. Jelaskan penanganan pasien syok untuk resusitasi cairan , meliputi intervensi dan kriteria hasil nya

resultasu

PENUTUP PEMBELAJARAN

Anda sekarang akan menandai (enricle) sesi yang telah anda selesaikan hari ini pada kolom dibawah ini.
Ini hanyalah visual untuk membantu anda mengetahui berapa banyak pekerjaan yang telah anda
selesaikan dan berapa banyak pekerjaan yang tersisa untuk dilakukan.

Nomer SOAL Penyelesaian


1

13
3

14

Anda mungkin juga menyukai