Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (Undang-Undang No. 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana). Bencana disebut juga musibah masal adalah suatu
keadaan dimana terjadi kecelakaan atau bencana alam dan atau bencana yang di buat
oleh manusia yang dalam waktu relative singkat terdapat korban dalam jumlah banyak,
yang tidak dapat ditanggulanggi oleh hanya satu unit kerja/bagian tertentu, sehingga
harus mendapat pertolongan segera. Bencana yang dimaksud adalah bencana yang
berasal dari dalam maupun luar Rumah Sakit Islam At-Tin Husada.
Jenis-jenis bencana bencana yang menimbulkan ancaman bagi Rumah Sakit :
1. BencanaI nternal : Kebakaran,ledakan
2. Bencana external minor : bencana yang melibatkan korban dalam jumlah kecil.
3. Bencana external mayor : bencana yangmelibatkan korban dalam jumlah besar.
4. Bencana yang mengancam baik rumah sekitar atapun lingkungannya : Kebakaran yang besar
atau kecil, banjir dan ancaman bom
Triase Adalah tindakan pemilahan korban sesuai kondisi kesehatannya untuk mendapatkan
pertolongan atau penanganan sesuai dengan kebutuhan. Korban akan terbagi dalam lima kondisi
kesehatan, sebagai berikut :
1. Label Hijau
Korban yang tak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda,
mencakup korban dengan :
a. Fraktur minor
b. Luka minor, luka bakar minor
2. Label Kuning
Korban dengan cidera sedang yang perlu mendapatkan perawatan khusus dan kemudian
dapat dipulangkan atau dirawat di Rumah Sakit atau dirujuk ke Rumah Sakit lain termasuk
dalam kategori ini :
a. Korban dengan risiko Syok (Korban dengan ganggian jantung, trauma abdomen berat).
b. Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen berat). Fraktur Dissable
c. Fraktur femur / pelvis
d. Luka bakar luas
e. Gangguan kesadaran / trauma kepala
3. Label Merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat, kalau perlu tindakan operasi.
Dengan kemungkinan harapan idup masih besar dan memerlukan perawatan Rumah Sakit
atau rujuk ke Rumah Sakit lain termasuk dalam kategori ini :
a. Syok oleh berbagai kausa
b. Gangguan pernafasan
c. Trauma kepala dengan pupil anisokor
d. Perdarahan external masal
4. Label Hitam
Korban yang sudah meninggal dunia.
1
Siaga adalah suatu keadaan dimana pada waktu yang bersamaan korban di
Rumah Sakit Islam At-Tin Husada dalam jumlah besar sehingga memerlukan
penanggulangan khusus, dan dapat terjadi di dalam maupun di luar jam kerja.
Pesan siaga dari Pusat Komunikasi (dibagian Umum) harus disampaikan langsung
kepada IGD (melalui telpon) Informasi ini harus diterima langsung oleh perawat atau dokter
jaga, kemudian berkoordinasi dengan Direktur Umum dan Manager keperawatan keputusan
mengaktifkan rencana masal laksana korban bencana masal di Rumah Sakit akan
dibuat. Setelah itu operator akan memanggil / memobilisasi tenaga penolong yang
tercantum dalam daftar. Sesuai kondisi dan kemampuan Rumah Sakit Islam At-Tin
Husada maka kondisi SIAGA dibagi menjadi 2 (dua) tingkat sebagai berikut :
1. Siaga I (satu) : Jumlah korban 15 orang sampai
Keadaan korban dimana korban dengan jumlah melebihi kemampuan
pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam At-Tin Husada sehingga
harus dibantu dengan memobilisasi petugas dari unit kerja lain, tetapi masih terbatas di
dalam lingkungan Rumah Sakit Islam At-Tin Husada. Adapun pekerjaan rutin sebagian
terpaksa ditunda,tetapi sebagian lagi masih dapat dilakukan tanpa terganggu.
2. Siaga II (dua) : Jumlah korban lebih dari 25 orang
Keadaan dimana korban dalam jumlah melebihi kemampuan pelayanan Instalasi Gawat
Darurat, sehingga harus memobilisasi sebagian besar petugas Rumah Sakit Islam At-Tin
Husada termasuk karyawan yang sedang tidak bertugas. Adapun seluruh kegiatan rutin
dihentikan, kecuali pelayanan terhadap pasien rawat inap.
Pedoman pencegahan dan penanggulangan Bencana di Rumah Sakit Islam At-Tin Husada
bertujuan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan apabila terjadi bencana di Rumah
Sakit, baik bencana alam maupun kebakaran. Sistem penanggulangan bencana Kebakaran di
Rumah Sakit Islam At-Tin Husada meliputi tersedianya Alarm, Heat Detector, APAR, Hydrant dan
Jalur Evakuasi.

B. Tujuan
1. Sebagai pedoman dalam menanggulangi bencana yang terjadi,
baik dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit yang mengenai pegawai,
pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar.
2. Menentukan tanggung jawab dari masing-masing personil dan unit kerja pada saat
terjadinya bencana.
3. Sebagai acuan dalam penyusunan standar prosedur operasional dalam
penanggulangan kegawat daruratan.
4. Memberikan pertolongan medik yang optimal dengan waktu yang sesingkat
mungkin di Rumah sakit.
5. Menyelamatkan jiwa, mencegah cacat dan menurunkan angka kesakitan dan
kematian.

C. Perundang-undangan
1. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

2
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

Dalam mengantisipasi terjadinya bencana di dalam Rumah Sakit Islam At-Tin Husada,
maka dibentuk Struktur Organisasi saat penanganan bencana Kebakaran oleh Rumah
Sakit Islam At-Tin Husada.
1. Struktur Organisasi TIM Penanggulangan Bencana

KETUA

Dr. Herbi Purwadianto


Direktur Utama

Koordinator

Dr. Prima Digita E.


Koordinator Manajer

Tim Tim Tim P3K Logistik Transpotrasi Komunikasi Keamanan


Pemadam Evakuasi

Nurhabib Rahmad R. Dr. Hepy Didik E.P Kamto Nasir Bambang


Enginering Men.Perawat Yanmed logistik Driver Receptionis Security

2. Tugas dan wewenag


a. Ketua
Bertanggung Jawab Untuk : Mengatur pengelolaan penanganan bencana dan
korban bencana di rumah sakit
TUGAS:
1) Memberi arahan untuk pengelolaan penanganan korban.
2) Memutuskan dan menentukan kebijakan tanggap darurat di Rumah Sakit Islam
At-Tin Husada.
3) Mengajukan Anggaran yang berkaitan dengan sarana dan prasarana tanggap
darurat Rumah Sakit.
4) Menyusun rencana pemulihan keadaan darurat di Rumah Sakit.
b. Koordinator
Bertanggung Jawab Untuk : Mengkoordinasikan regu tanggap darurat.
Tugas :
1) Menentukan tingkat bencana.
2) Memimpin koordinasi segenap unsur yang terlibat.
3) Memberikan informasi kepada aparat yang berwenang. Penyampaian informasi
resmi yang berkaitan dengan bencana Rumah Sakit ke Receptionis untuk di informasikan
ke seluruh unit kerja.
c. Tim Pemadam
Terdiri dari koordinator pemadam kebakaran setiap bidang.
3
Tugas :
1) Berusaha memadamkan api saat terjadi kebakaran dengan menggunakan Apar
dan Hidran..
2) Berkoordinasi dengan Tim Komunikasi untuk menghubungi Dinas Pemadam
Kebakaran jika api semakin membesar.
3) Berkoordinasi dengan petugas enginering bila dipandang perlu untuk mematikan
listrik.
d. Tim Evakuasi
Terdiri dari Petugas perawat jaga di semua ruang dan staf SDM atau kepegawaian
dan administrasi.
Tugas :
1) Mengarahkan karyawan munuju ke tempat evakuasi.
2) Memastikan bahwa pegawai, pasien dan pengunjung telah dievakuasi semua.
3) Berkoordinasi dengan Tim P3K dalam menyelamatkan korban apabila ada
pegawai, pasien dan pengunjung rumah sakit yang hilang atau tertinggal di
dalam bangunan.
e. Tim P3K
Terdiri anggota paramedik yang ada di Rumah Sakit Islam At-tin Husada.
Tugas:
1) Memberikan pertolongan pada korban.
2) Membawa korban ke tempat yang aman dan diberi perawatan dari tim
paramedik.
3) Memastikan bahwa korban telah mendapatkan perawatan yang semestinya.
f. Tim Keamanan
Terdiri dari petugas satpam yang sedang bertugas di departement dimana keadaan
gawat darurat sedang berlangsung.
Tugas :
Membantu keamanan evakuasi, membimbing pegawai menuju ke tempat yang
aman.
g. Komunikasi
Dalam kondisi gawat darurat semua komunikasi lewat telepon di diaktifkan secara
manual (dengan menekan tombol alarm). Untuk komunikasi dalam kondisi darurat
menggunakan saluran telpon dan Handy Talky (HT). Nomer telepon dapat dilihat
pada Daftar Nomer Telepon darurat. Untuk komunikasi dengan pihak luar akan di
handle melalui operator telpon.
h. Logistik
Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat.
Tugas :
Mensuplai kebutuhan (Makanan, minuman, linen) pada waktu keadaan darurat.
i. Transportasi
1) Mengakomodasi sarana transportasi darurat dari dalam atau luar Rumah Sakit
Islam At-Tin Husada.
2) Menyuapkan Seluruh unit mobil ambulan dan sepeda motor yang dimiliki
Rumah Sakit Islam At-Tin Husada.

4
BAB III
PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI RUMAH SAKIT

A. Keadaan Darurat Kebakaran


Ditandai dengan bunyi alarm dan pengumuman dari Gedung mengenai keadaan
darurat kebakaran. Hal-hal yang dilakukan adalah :
1. Hentikan kegiatan sementara ambil menunggu instruksi lebih lanjut
2. Bila ada instruksi evakuasi, ikut iinstruksi kerja evakuasi sebagai berikut :
a. Intruksi Evakuasi
1) Tetap Tenang
Semakin kita tenang, semakin kita bisa berpikir dan tanggap. Mengikuti
latihan tanggap darurat di tempat kerja masing-masing atau di fasilitas
publik lainnya (atau bahkan di rumah), bisa membuat kita semakin tenang
dan tahu apa yang harus dilakukan.
2) Padamkan Api Bila Terlatih
a) Bila melihat api kecil :
(1) Ambil APAR.
(2) Padamkan api dengan APAR.
(3) Pastikan api telah padam dan tutup pintu kamar agar asap tidak
keluar ruangan.
(4) Jika api padam, laporkan keposko, jika api tidak padam ikuti
instruksi kerja api besar.
(5) Prosedur Penggunaan APAR

CARA PENGGUNAAN APAR


RUMAH
INGAT “ CSAKIT
A R RISLAM
A” AT-TIN
HUSADA

1. Cabut PIN Pengaman 2. Arahkan Ke Sumber Api

3. Remas Katup/Handle Apar 4. RAtakan Ke Kiri dan Ke Kanan

5
b) Bila melihat api besar :
(1) Gunakan Hidran terdekat.
Cara Penggunaan Hidran

CARA PENGGUNAAN HYDRANT INDOOR

1. Buka 2. Tarik 3. Tarik 4. Buka 5. Semprotkan


Kotak Valve Air ke Api
Ujung Selang
Hidran Nozle Keluar Hidran

(2) Bila tidak mendengar bunyi alarm, laporkan keKoordinator


lapangan atau telepon kenomor telepon darurat.
(3) Evakuasikan pasien yang berada di sekitar area yang terbakar
dan ikuti instruksi kerja evakuasi.
(4) Matikan semua peralatan yang menggunakan tenaga listrik dan
cabut semua steker dari stop kontaknya.
(5) Jika melihat api dekat dengan pipa aliran oksigen segera laporkan
keKoordinator lapangan.
(6) Bila api membesar dan asap berada dilangit-langit area selasar,
segera laporkan keposko.
(7) Bila asap menyebar di atas lantai terbakar, segera laporkan
keposko.
3) Berkumpul di titik kumpul evakuasi
Ketika terjadi bencana semua yang berada di dalam Rumah Sakit
berkumpul menuju halaman depan di depan masjid dan depan pujasera
Rumah Sakit.
4) Tidak Menggunakan Lift
Di gedung yang mengikuti standar keselamatan gedung bertingkat, lift
orang tidak dioperasikan pada saat keadaan darurat.
5) Ikuti petunjuk petugas tanggap darurat
Petugas memakai rompi warna merah, hijau, atau band-aid berwarna di
lengannya. Sangat mudah untuk dikenali dan dimintai bantuan. Petugas
tidak akan mengijinkan kita untuk meninggalkan barisan sampai instruksi
itu diberikan. Saat itu, petugas dan komandannya menunggu instruksi dari
Gedung apakah dilakukan evakuasi atau tetap di tempat.
6) Evakuasi lewat tangga darurat bila berada di gedung bertingkat
Pola barisan mengikuti besar ruangan tangga darurat, ada yang berbaris
2-2, ada yang cukup satu barisan. Ikuti saja instruksi Komandan tanggap
darurat (floor warden). Pekerja/tamu perempuan di barisan paling depan,
diikuti oleh pekerja laki-laki. Di barisan paling depan, ada petugas
6
pemadam api (fire warden/fire suppressor) dan petugas kesehatan (first
aider). Di barisan paling belakang, juga ada kedua petugas tersebut, plus
Komandan petugas. Selama berbaris, TETAP TENANG.
7) Berjalan Tertip Tidak Berlari
Ketika menuruni tangga darurat, berjalanlah menuruni tangga darurat
dengan tertib, cepat, tapi tidak berlari. Perilaku anda yang tergesa-gesa,
berteriak-teriak, dan menyusul orang di depan anda, dapat membuat
panik orang lain. Yang dapat terjadi adalah tercipta kerumunan masal
bergerak sangat cepat, yang saling berebut menuruni tangga darurat,
saling mendorong, lalu ada yang terjatuh, lemas, dan terinjak-injak.
Korban yang tercatat adalah sebagian besar berasal dari korban dari
tangga darurat yang terinjak-injak dan lemas. Maka dari itu, TETAPLAH
DI DALAM BARISAN, DAN IKUTI PETUGAS TANGGAP DARURAT.
8) Berjalan Menuju Muster Point (TEMPAT BERKUMPUL).
Ikuti saja orang yang berjalan di depan anda dan petugas tanggap
darurat. Tetaplah dalam barisan.
9) Laporkan diri anda pada saat penghitungan orang (head count).
Petugas akan mengabsen nama-nama orang yang turun bersamanya.
Gunanya adalah untuk memastikan tidak ada orang-orang yang tertinggal
di gedung.
10) Tetap Di Muster Point
Di muster point, petugas tanggap darurat menunggu instruksi dari petugas
Gedung apakah Gedung telah aman atau masih berbahaya untuk
dimasuki. Apabila dinyatakan telah aman, petugas akan mempersilahkan
anda untuk kembali ke gedung.
B. Keadaan Darurat Gempa Bumi
Pada saat gempa alarm akan berbunyi dan disusul dengan pengumuman dari pihak
gedung yang menyatakan keadaan darurat karena gempa.
Hal-hal yang dilakukan adalah :
1. Gempa di dalam bangunan
a. Tetap Tenang
Ketika merasakan gempa atau ada orang yang meneriakkan gempa, tetaplah
tenang. Hal ini juga berlaku ketika anda mendengar bunyi alarm dan
pengumuman bahwa sedang terjadi gempa.
b. Segera Berlindung
Berlindung di bawah benda yang kokoh, atau di samping dinding yang tidak
ada benda tergantung. duduk di lantai, dan menundukkan kepala ke arah lutut,
lalu lindungi bagian belakang kepala dengan kedua tangan (posisi meringkuk).
c. Jauhi benda yang bisa pecah atau jatuh
Bila sedang ada di meja kerja, menjauhlah dari kaca, jendela, lemari, pajangan
dan benda lain yang dapat jatuh dan menimpa kita. Tempat berlindung juga
harus tetap diperhatikan, misalnya di bawah meja kerja, di dinding koridor yang
bebas dari kaca atau benda-benda yang mudah jatuh menimpa.
d. Tidak menggunakan Lift
Di larang menggunakan lift saat terjadi gempa karena lift akan di matikan saat
terjadi gempa.
e. Ikuti petunjuk petugas tanggap darurat

7
Petugas tidak akan mengijinkan kita untuk meninggalkan area titik kumpul
evakuasi sampai instruksi itu diberikan. Saat itu, petugas dan komandannya
(termasuk petugas sekuriti) menunggu instruksi dari Gedung yang diumumkan
apakah dilakukan evakuasi atau tetap di tempat.
f. Apabila Gedung meminta anda untuk melakukan evakuasi, maka ikuti instruksi
Petugas Tanggap darurat di lantai tempat anda berada. TETAPLAH TENANG.
g. Apabila melihat atau mencium asap dikoridor beritahu petugas dan tutup
hidung dan mulut anda dengan sapu tangan atau tissue basah, atau jauhi asap.
2. Gempa Di Luar Bangunan
a. Jika merasakan adanya gempa segera mencari tempat yang aman dari
reruntuhan sampai goncangan berhenti.
b. Jika berada didalam mobil segera keluar dari mobil dan mencari tempat yang
aman dari reruntuhan sampai goncangan berhenti.
c. Jika sedang mengendarai mobil di area parkir RSI At-Tin Husada segera
hentikan mobil. Segera keluar dari mobil dan mencari tempat yang aman dari
reruntuhan sampai goncangan berhenti.
3. Gempa Di Dalam Lift
a. Jika merasakan adanya gempa segera tekan tombol darurat yang terdapat di
dalam lift.
b. Segera keluar menuju ke tempat yang aman sementara.
c. Jika ada perintah evakuasi, segera evakuasi.
d. Jika bangunan mengalami keruntuhan segera keluar dan jika terjebak
reruntuhan segera minta pertolongan.

C. Keadaan Darurat Ancaman Bom


Ancaman bom dapat berupa bingkisan, surat/email, dan telpon. Apabila menerima
bingkisan asing yang tidak dikenal atau email yang berisi ancaman bom, segera
beritahukan petugas sekuriti di lantai anda.
Apabila menerima telpon berisi ancaman bom hal-hal yang dilakukan adalah :
1. Tetap Tenang
2. Bertanyalah Pada Penelpon dan Catatlah Informasinya
Seperti letak bom, jenis bom, bom ditujukan pada siapa, apa permintaan
penelpon. Tetaplah tenang.
3. Kenali Suara Penelpon dan Suara Latar dan CatatlahKenali suara penelpon mulai
dari jenis suara (berat, besar, kecil), suara laki-laki atau wanita, logat atau dialek
penelpon, bahasa yang digunakan. Suara latar adalah suara yang terdengar dari
telpon selain suara penelpon, misalnya suara bising, orang-orang, kereta api,
kendaraan, mesin, air, atau bahkan apabila suaranya tidak terdengar (kondisi latar
tenang).
4. Beritahukan Kepada Petugas Sekuriti
Informasi yang anda peroleh dan catat, dan tetaplah tenang. Petugas Sekuriti akan
melakukan tindakan lanjutan atas laporan anda.
5. Apabila diminta untuk evakuasi oleh petugas sekuriti atau tanggap darurat,
Tetaplah Tenang dan ikuti instruksinya.
Bila melihat paket atau bungkusan tidak bertuan dan dicurigai sebagai suatu bahan
peledak di area Rumah Sakit, maka hal yang dilakukan adalah :
1. Segera lapor kePetugas Keamanan
2. Jangan disentuh
8
3. Jika bom meledak dan mengakibatkan kebakaran, ikuti instruksi kerja kebakaran.

D. Keadaan Darurat Banjir


Apabila terjadi bencana banjir di rumah sakit dr. Soeroto Ngawi maka langkah-langkah
yang dilakukan sebagai berikut :
1. Petugas yang ditunjuk memberi pengumuman kepada pasien dan penunggu pasien
tentang terjadinya banjir, agar tetap tenang dan mempersiapkan diri apabila
sewaktu –waktu diadakan evakuasi
2. Tim penanggulangan bencana bergerak cepat untuk :
a. Evakuasi pasien melalui jalur evakuasi yang telah ditentukan menuju titik
kumpul/ yang tidak memungkinkan tergenang air
b. Evakuasi dokumen dokumen penting yang ada diruangan ke tempat yang lebih
aman
c. Evakuasi alat medis yang ada diruangan ke tempat yang lebih aman
3. Segera hubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk
membantu penanganan banjir yang terjadi.

9
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Jalur Evakuasi ( terlampir )


2. Titik kumpul ( terlampir )
3. Denah APAR ( terlampir )
4. Denah Hidran ( terlampir )
5. SPO penanggulangan Kebakaran ( terlampir )
6. SPO penanggulangan Bom ( terlampir )
7. SPO Penanggulangan Gempa ( terlampir )
8. SPO penanggulangan banjir ( terlampir )
9. SPO Penggunaan APAR ( terlampir )
10. SPO Penggunaan Hidran ( terlampir )

10
BAB V
PENUTUP
Pedoman Penanggulangan Bencana Rumah Sakit Islam At-Tin Husada
dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi semua pegawai atau petugas tanggap darurat
bencana Rumah Sakit Islam At-Tin Husada dalam melaksanakan upaya penanggulangan
bencana baik bencana yang terjadi di dalam Rumah Sakit maupun di Luar Rumah Sakit
Islam At-Tin Husada.

11
PEDOMAN PENANGGULANGAN
BENCANA DI RUMAH SAKIT

RSI AT-TIN HUSADA

2018

Rumah Sakit Islam At-Tin Husada

Jln. Raya Ngawi-Solo Km. 04

Watualang, Ngawi

0351. 747888 Fax : 0351. 744666


12
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………… 1
B. TUJUAN ………………………………………………………………….. 2
C. PERUNDANG-UNDANGAN…………………………………………….. 2
BAB II : STRUKTUR ORGANISASI………….………………………………………. 3
A. STUKTUR ANGGOTA …………………………………………………… 3
URAIAN TUGAS ……………………………………………………………… 3
BAB III : PENANGANAN KEADAAN DARURAT.........……………………………... 5
A. KEBAKARAN ……………………………………………………………… 5
B. GEMPA BUMI………………………………………………………………7
C. ANCAMAN BOM………………………………………………………….. 8
D. BANJIR……………………………………………………………………...9
BAB IV : DOKUMENTASI ……………….…….……………………………………..... 8
BAB V : PENUTUP ……………………….………..…………………………………..11

13

Anda mungkin juga menyukai