Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatnya, kami dapar menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kejang demam
pada anak” ini dapat selesai pada waktunya.
Disamping itu, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaa. oleh karena sebab itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahan-
kesalahan didalam penulisan makalah ini. Demikian pula halnya kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan
makalah ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan mempunyai potensi
untuk .dikembangka
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1.1 Definisi
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Klasifikasi
2.1.4 Manifestasi
2.1.5 Patofisiolgi
BAB 1V PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal diatas 38℃) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
(Budiman, 2006)
2.1.2 Etiologi
2.3. Klasifikasi
2.4 Manifestasi
Pada umumnya kejang demam dapat berhenti sendiri dan pada saat
berhenti, anak tidak dapat memberikan reaksi apapun untuk sejenak tetapi setelah
beberapa detik atau bahkan menit kemudian anak akan sadar kembali tanpa
adanya kelainan saraf. Djamaludin (2010), menjelaskan bahwa tanda pada anak
yang mengalami kejang adalah sebagai berikut :
4.2 Saran
Adapun saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
1. Diharapkan agar para orang tua khususnya ibu hamil yang mempunyai
riwayat kejang demam untuk selalu waspada terhadap anaknya apabila
anak mengalami demam, karena apabila suhu tubuh anak tinggi maka akan
berisiko untuk terjadinya kejang demam.
2. Diharapkan agar orang tua tidak menyepelehkan apabila terjadi kenaikan
suhu tubuh yang sangat tinggi terhadap anaknya. Segera periksakan ke
dokter apabila suhu tubuh anak tinggi agar bisa mencegah terjadinya
kejang demam. Karena apabila suhu tubuh anak tinggi, maka akan berisiko
untuk terjadinya kejang demam.
3. Diharapkan pada orang tua khususnya ibu hamil agar memperhatikan
asupan makanannya. Makanlah makanan yang bergizi sesuai dengan
kebutuhan. Asupan gizi yang cukup memungkinkan bayi lahir dengan
berat badan normal. Sehingga apabila bayi lahir dalam keadaan normal,
akan mengurangi risiko untuk terjadinya kejang demam pada anak.
4. Diharapkan agar institusi kesehatan lebih mensosialisasikan tentang
penanganan dan pencegahan kejadian kejang demam kepada orang tua
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, 2006,Faktor Resiko Kejang Demam Berulang,Jakarta:EGC
Candra, 2009,Kejang Demam. Available:http//www.scrib.com/doc/156894, 29
Desember 2011.
Kharis, Abdul. 2010,Defensiensi Besi dengan Parameter sTfR sebagai Faktor
Resiko Bangkitan Kejang Demam.
Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. 2006, Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam. UKKNeurologi PP IDAI : Jakarta.
Dewanti Attila, Joanne Angelica Widjaja, Anna Tjandrajani, Amril A Burhany.
2012, Kejang Demam Dan Faktor Yang Mempengaruhi Rekurensi. J, Sari
Pediatri, Vol. 14, No. 1.