Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn “A” DENGAN KELUHAN


DISMENOREA PRIMER DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MAKKASAU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik


Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja
Dan Pra Nikah

Oleh : Wenni
PO715211211040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan
“ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn “A” DENGAN KELUHAN
DISMENOREA PRIMER DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS MAKKASAU”

Oleh :Wenni
NIM :PO715211211040

Menyetujui,
Pembimbing institusi
Andi Syintha Ida, S.ST., SKM., M.Kes (… )
NIP. 19770603 200212 2 003

Pembimbing lahan

Andi Nurhasmayanti, S.ST., M.Kes. (… )


NIP. 19861104 20090 1 200
Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hj. Sitti Mukarramah,


S.ST., M.Keb NIP.
19800430 200312 2
002

ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim..

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha


Pengasih Lagi Maha Penyayang karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan pendahuluan ini yang
membahas “Asuhan Kebidanan Holistik Remaja dengan kasus Dismenorea
Primer pada Nn.A umur 14 tahun di wilayah kerja Puskemas
Makkasau,Pisang Utara. Tak lupa pula kami kirimkan salam dan selawat
kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah menggulung tikar kemaksiatan
dan telah membentangkan permadani-permadani kebahagiaan untuk para
umatnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya
kepada ibu
Andi Syintha Ida, S.ST., SKM., M.KES selaku pembimbing institusi dan
kepada ibu Andi Nurhasmayanti, S.ST., M.Kes selaku pembimbing lahan
dan ibu Fanny, S.Tr.Keb yang telah banyak membimbing dan memberikan
kritikan serta saran yang membangun sehingga kami dapat menyelesaikan
praktik klinik di Puskesmas Makkasau,semoga laporan pendahuluan ini
bermamfaat bagi pembacanya
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Makassar, September 2021

Penyusun

Wenni

iii
DAFTAR ISI
Halaman

iv
BAB I TINJAUAN TEORI
A. Definisi Dismenorea
Dismenorea adalah rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu
kehidupan sehari-hari wanita (Manuaba, 2009). Dismenorea adalah
nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi,
Sehingga dismenorea didefinisikan sebagai menstruasi yang nyeri (Eva,
2016).
Menstruasi adalah proses alamiah yang dialami perempuan. Pada
wanita biasanya terjadi pada usia 12-16 tahun. Menstruasi merupakan
perdarahan periodik sebagai bagian dari integral dari fungsional biologis
wanita sepanjang siklus kehidupannya (Eny Kusmiran,2011).
B. Klasifikasi Dismenorea

Menurut Anurogo (2011), dismenorea dikelompokkan dalam 2

jenis yaitu dismenorea primer dan sekunder. Dismenorea primer

didefinisikan sebagai nyeri menstruasi yang tidak berhubungan dengan

patologi pelvis makroskopis. Umumnya terjadi pada tahun-tahun

pertama menstruasi atau menarche .

Adapun dismenorea sekunder didefinisikan sebagai nyeri


menstruasi sebagai akibat dari patologi pelvis makroskopis seperti yang
dialami oleh wanita dengan endometriosis ataupun radang pelvis kronis.
Kondisi ini paling sering dialami oleh wanita berusia 30-45 tahun.
C. Gejala dan Keluhan Dismenorea
Menurut Anurogo (2011) gejala dan keluhan dismenorea antara lain
sebagai berikut:
1. Mual dan muntah-muntah.

1
2. Rasa letih.
3. Sakit daerah bawah pinggang dan perut bagian bawahsampai paha
4. Perasaan cemas dan tegang.
5. Kepala pusing.
6. Diare.

2
D. Faktor-faktor Etiologi Dismenorea.

Penyebab dismenorea primer bermacam-macam yaitu faktor

endokrin, dalam konteks ini, hormon progesteron yang mempunyai

fungsi menghambat kontraksi uterus menurun pada akhir fase sekresi.

Selanjutnya, endometrium dalam fase sekresi memproduksi

prostaglandin F2 sehingga menyebabkan kontraksi otot polos.

Peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting

pada timbulnya dismenorea primer. Faktor kedua adalah, faktor

kejiwaan, seperti halnya perasaan bersalah yang teramat besar terhadap

seseorang atau emosinal yang berlebihan. Faktor ketiga adalah faktor

konstitusi, seperti yang terjadi pada seseorang yang mengalami anemia.

Faktor keempat yaitu faktor alergi yang disebabkan oleh toksin

menstruasi. Pada gadis yang emosional dan tidak stabil apalagi jika

mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid maka

akan mudah timbul dismenorea dan sensitif terhadap nyeri.

Penyebab dismenorea bermacam-macam, namun sampai saat ini

belum ditemukan etiologi yang pasti jika tidak ditemukan kelainan

anatomis organ reproduksi, misalnya dismenorea yang dikaitkan dengan

endometriosis, namun terkadang tidak ada hubungannya sama sekali

dengan endometriosis (Anurogo,2011).

E. Faktor Risiko Dismenorea

3
Menurut Anurogo (2011) faktor risiko terjadinya dismenorea
adalah sebagai berikut:
a. Usia
b. menarche kurang dari 12 tahun.
c. Menstruasi berkepanjangan
d. Merokok.
e. Kegemukan
f. Konsumsialkohol.
g. Aliran darah haid yang hebat.
F. Penanganan Dismenorea
Menurut Anurogo (2011) penanganan dismenorea ada beberapa
cara sebagai berikut:
1. Relaksasi
Menempatkan posisi otot tidak tegang dan tidak

memerlukan banyak oksigen serta gula, jantung berdenyut lebih

lambat, tekanan darah menur9un, napas lebih mudah, hati akan

mengurangi pelepasan gula, natrium dan kalium dalam tubuh

kembali seimbang, dan keringat berhenti bercucuran. Dalam kondisi

rileks, tubuh juga menghentikan produksi hormon adrenalin dan

semua hormon yang diperlukan saat kita stres.

Oleh karena hormon seks esterogen dan progesterone serta

hormon stress adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi

yang sama, ketika kita mengurangi stress, berarti kita juga telah

mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut. Dari sini kita

bisa melihat pentingnya relaksasi untuk memberikan kesempatan

4
bagi tubuh memproduksi hormone yang penting untuk mendapatkan

haid tanpa rasa nyeri.

Yoga merupakan salah satu tehnik relaksasi yang dianjurkan

untuk mengurangi nyeri haid. Pelatihan yang terarah dan

berkesinambungan dipercaya mampu menyembuhkan nyeri haid

dan menyehatkan badan secara keseluruhan.

5
6
7
8
G. Penanganan Dismenorea

Menurut Anurogo (2011) penanganan dismenorea ada beberapa cara

sebagai berikut:

2. Relaksasi

Menempatkan posisi otot tidak tegang dan tidak

memerlukan banyak oksigen serta gula, jantung berdenyut lebih

lambat, tekanan darah menur9un, napas lebih mudah, hati akan

mengurangi pelepasan gula, natrium dan kalium dalam tubuh

kembali seimbang, dan keringat berhenti bercucuran. Dalam kondisi

rileks, tubuh juga menghentikan produksi hormon adrenalin dan

semua hormon yang diperlukan saat kita stres.

Oleh karena hormon seks esterogen dan progesterone serta

hormon stress adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi

yang sama, ketika kita mengurangi stress, berarti kita juga telah

mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut. Dari sini kita

bisa melihat pentingnya relaksasi untuk memberikan kesempatan

bagi tubuh memproduksi hormone yang penting untuk mendapatkan

haid tanpa rasa nyeri.

Yoga merupakan salah satu tehnik relaksasi yang dianjurkan

untuk mengurangi nyeri haid. Pelatihan yang terarah dan

9
berkesinambungan dipercaya mampu menyembuhkan nyeri haid

dan menyehatkan badan secara keseluruhan.

10
3. Altenatif Pengobatan

a. Suhu hangat

b. Menggunakan bantal penghangat, kompres handuk hangat, atau

botol berisi air hangat di perut dan punggung bagian bawah,

serta minum-minuman yang hangat dan mandi air hangat juga

dapat membantu mengatasi dismenorea.

c. Aroma terapi dan pemijatan

Aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa

sakit dan tidak nyaman pada saat menstruasi. Pijatan yang

ringan dapat menurunkan kekejangan otot, meningkatkan

sirkulasi, dan menurunkan nyeri. Aroma terapi mengunakan

minyak atsiri dan bunga lavender. Pemijatan dapat menggunkan

teknik massage efferuage yaitu pemijatan yang tenang dan

berirama.

11
BAB II

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Pengkajian Data Subjektif


Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan
akurat dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara
keseluruhan. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
Data subjektif / anamnesa.
Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang
lain. Umur : untuk memastikan usia dan sebagai
identitas.
Suku/bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat
sehingga mempermudah dalam melaksanakan
tindakan kebidanan.
Agama : Untuk memperoleh informasi tentang agama
yang dianut.
Pendidikan : Untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan
atau dalam memberikan informasi mengenai suatu hal dengan
menggunakan cara yang sesuai dengan pendidikan .
Pekerjaan : Untuk mengetahui apakah ibu terlalu lelah dalam
pekerjaan yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh.
Keluhan/Riwayat keluhan : Untuk mengetahui apa yang dirasakan
pasien.
B. Pengkajian Data Objektif
Keadaan Umum : Bagaimana keadaan pasien dengan dismenorea
primer.
1. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pasien dengan

12
dismenorea primer.
Nadi : Untuk mengetahuinadi pasien dengan dismenorea primer.

13
Respirasi : Untuk mengetahui respirasi pasien dengan dismenorea primer.
Suhu : Untuk mengetahui suhu pasie dengan dismenorea primer.
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : untuk mengetahui warna dan kebersihan kepala.
Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada
wajah. Mata : untuk melihat sklera dan konjungtiva.
Hidung : untuk mengetahui adanya pengeluaran sekret dan
kelainan di hidung.
Telinga : untuk mengetahui adanya pengeluaran serumen.
Mulut : untuk mengetahui gigi, gusi, dan bibir dalam keadaan
normal. Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar
tiroid, limfe dan vena jugularis.
Payudara: untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan puting,
cairan yang keluar dan hiperpigmentasi areola.
Abdoment: untuk mengetahui pembesaran abdomen,
bekas luka, dan leopold.
Genetalia : untuk mengetahui adanya varices, tanda-tanda infeksi
dan pengeluaran pada vagina.
Anus : untuk mengetahui adanya hemoroid.
Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices.
3. Pemeriksaan penunjang laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat kelainan.

C. ASSASMENT
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:
1. Diagnosis atau masalah
2. Antisipasi diagnosis / masalah potensial

14
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi /
kolaborasi dan / atau rujukan sebagai langkah II, III,dan IV.
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,
tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,
evaluasi/follow up dari rujukan.

15
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDIDAN PADA Nn “A” DENGAN


KELUHAN DISMENOREA PRIMER

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAKKASAU


Hari/Tanggal Pengkajian : selasa, 11 September 2021, 10.30
wita Tempat Pengkajian : Pisang Utara
Oleh : Wenni
SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
a. Nama : Nn. “A”
b. Umur : 14 tahun
c. Suku : Makassar
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMP
f. Pekerjaan : Pelajar
g. Alamat : Jln. Gunung lompobattang Lr 88
No 38 No. Telpon : 0815-2498-1xxx
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan tidak sedang menderita jantung, diabetes, asma dan
keputihan gatal-gatal (PMS),TBC,Hepatitis dan belum pernah
mengalami patologis.
3. Riwayat kesehatan lalu
Pasien mengatakan merasakan nyeri pada perut bagian bawah saat
menstruasi biasa berlangsung 1-2 hari tetapi tidak mengganggu
aktifitasnya
4. Riwayat Menstruasi

16
a. Menarche :12 tahun

17
b. Lama : 7-8 hari
c. Siklus : Teratur
d. Keluhan : Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah pada
hari 1-2 saat menstruasi
5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Makan
Frekuensi : 2-3/hari
Porsi : 1 piring
Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan, telur dan
ayam Alergi : Tidak ada
b. Pola Minum
Frekuensi : 5-7 gelas/hari
Porsi : 1 gelas
sedang Jenis minuman : air
mineral
c. Istirahat
7-8 jam/hari
d. Personal Hygiene
 Mandi : 2 x sehari
 Keramas : 4 x seminggu
 Sikat Gigi : 3 x sehari
 Ganti Baju : 3 x sehari
e. Eliminasi
 Frekuensi BAK :5x
sehari Warna :
Kuning jernih
 Keluhan :
tidak ada Frekuensi

18
BAB : 1 x sehari Warna
: kecoklatan
 Keluhan : tidak ada

19
6. Kebiasaan Yang Mengganggu Kesehatan
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak merokok
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum

a. KeadaanUmum:Bk
b. Kesadaran : composmentis
c. TD : 100/70 MmHg
d. Nadi : 78 x/i
e. Suhu : 36,8 C
f. TB : 150 cm
g. BB : 61 kg
h. Lila : 27 cm
2. Pemeriksaan Fisik

a. Mata
 Bentuk : Simetris
 Sclera :
putih
Konjungtiva :
merah muda
3. Pemeriksaan
Penunjang Tidak
dilakukan
ASSESMENT
Nn. “A” Umur 14 Tahun dengan gangguan dismenorea primer
PENATALAKSANAAN
Tanggal/Jam 11.00 wita

20
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasien
- Pasien mendengarkan penjelasan tetapi mengatakan merasa cemas
bila merasakan nyeri perut saat menstruasi

2. Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dirasakan yaitu


pasien mengalami nyeri menstruasi yang disebut dismenorea primer.
Akan

21
tetapi hal ini normal karena nyeri menstruasi primer timbul sejak
menstruasi pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu.
Penyebabnya tidak jelas tetapi yang pasti selalu berhubungan dengan
pelepasan sel-sel telur (ovulasi) dan kelenjar indung telur (ovarium)
sehingga dianggap berhubungan dengan keseimbangan hormon.
- Pasien mengerti dan senang bahwa nyeri yang dirasakannya
merupakan hal yang normal. Pasien meminta saran untuk terapi obat
maupun cara yang dapat menurunkan intensitas nyerinya.
3. Menjelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan nyeri menstruasi atau
dismenorea primer yang berlebihan yaitu faktor psikis dan fisik seperti
stres,shock,kelelahan dan kecemasan.
- Pasien mengerti dan akan menghindari hal-hal yang menimbulkan
nyeri berlebihan.
4. Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan
menyembuhkan nyeri menstruasi yaitu menghindari stres yang
menimbulkan kecemasan, memiliki pola makan yang teratur,istirahat
cukup, tidak merokok, tidak meminum-minuman keras, olahraga teratur,
mengurangi konsumsi pada makanan dan minuman yang mengandung
kafein, meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging ikan dan yang
mengandung vitamin B6.
5. Memberikan motivasi pada pasien bahwa kondisinya sekarang akan
baik- baik saja. Dan menganjurkan kepada pasien agar tetap berdoa
meminta kesembuhan kepada Allah SWT.
- Pasien merasa tenang dan bersedia mengikuti anjuran untuk meminta
kesembuhan kepada Allah SWT.
6. Memberikan obat tablet tambah darah dan sebaiknya di minum sebelum
makan nasi.

22
- Pasien bersedia minum tablet tambah darah yang diberikan.
7. Pendokumentasian sudah dilakukan

23
DAFTAR PUSTAKA

Anurogo, Dito dan Ari Wulandari. 2011.Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid.
Yogyakarta:CVAndiOffset

Drs, Imron. 2014. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Edisi Kedua.


Jakarta: Sagung Seto

Mangunkusumo, E. 2016. Endometriosis dan Nyeri Haid serta


Nyeri Lain pada Wanita. Jakarta. PT Kompas Media
Nusantara.

Manuaba, I.B.G. 2009. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa


Kebidanan.
Jakarta:EGC

Sibogariang, Eva Ellya. 2016. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :


TIM

Pramardika dwi, D, & Fitriana. 2019. Panduan Penanganan Dismenore.


Yogyakarta. CV Budi Utam

iv
5

Anda mungkin juga menyukai