Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 7
TINGKAT 2 SEMESTER 3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang kami
selesaikan adalah benar. Dengan ini kami menyatakan penulisan makalah dengan
judul “Manajemen Non Farmaka Massage Untuk Mengatasi Masalah Nyeri
Selama Intranatal”. Telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan
oleh Bapak/Ibu dosen.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Dia telah
memberikan kesempatan kepada kami, juga kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini dengan judul ”Manajemen Non Farmaka Massage Untuk Mengatasi
Masalah Nyeri Selama Intranatal”. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Maternitas dan agar lebih mengetahui bagaimana
manajemen non farmaka untuk mengatasi masalah nyeri pada ibu selama
persalinan, diharapkan para pembaca dapat memahami apa yang terdapat dalam
makalah ini.
ii
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan...............................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii-iv
Bab 1 Pendahuluan
1.4. Manfaat...........................................................................................................3
2.1. Definisi.............................................................................................................4
2.4. Intervensi....................................................................................................9-11
3.1. Judul...............................................................................................................17
iii
3.5. Kesimpulan Jurnal..................................................................................20-21
3.6. Saran.........................................................................................................21-22
Bab 4 Penutup
4.1. Kesimpulan....................................................................................................23
4.2. Saran...............................................................................................................24
Daftar Pustaka................................................................................................25-27
iv
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai
dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran
plasenta (Sulistyawati, 2010). Persalinan tanpa nyeri hanya di alami sedikit
Ibu hamil. Nyeri bersifat subyektif artinya antara individu satu dan lainya
berbeda dalam menyikapi nyeri (Manurung, 2011).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan
pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, dapat
mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi
uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta
timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak
(Sumarah,dkk., 2009. )Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan
sebagai “sinyal” untuk memberitahukan kepada Ibu bahwa dirinya telah
memasuki tahapan proses persalinan. Rasa nyeri dari persalinan adalah
manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim kontraksi inilah
yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke
arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim
(serviks).
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan,
baik secara farmakologi maupun non-farmakologi. Tindakan non
farmakologis dalam manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat
dikembangkan dan merupakan metode alternatif dapat digunakan pada ibu
untuk mengurangi nyeri persalinan. Metode non farmakologis dapat
memberikan efek relaksasi kepada pasien dan dapat membantu meringankan
ketegangan otot dan emosi serta dapat mengurangi nyeri persalinan (Astuti,
2009). Metode non farmakologis juga dapat meningkatkan kepuasan selama
1
persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Salah
satu tindakan non farmakologi adalah deep back massage.
Menurut Simkin dalam Lestari, dkk (2012) deep back massage adalah
penekanan pada sacrum yang dapat menurangi ketegangan pada sendi
sacroiliakus dari posisi oksiput posterior janin. Pada makalah ini, kami
membahas lebih jelas pada salah satu tindakan non farmako selama intranatal
yaitu massage. Ibu yang dipijat dua puluh menit setiap jam selama persalinan
akan lebih terbebas dari rasa sakit. Hal ini disebabkan karena pijatan
merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa Endorphin yang merupakan
pereda rasa sakit. Massage yang digunakan adalah massage abdominal lifting.
Metode non farmakologi selanjutnya adalah aromaterapi. Aromaterapi
lavender mempunyai efek menenangkan. Lavender dapat memberikan
ketenangan, keseimbangan, rasa nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan.
Lavender dapat bermanfaat untuk mrngurangi rasa nyeri dan dapat
memberikan relaksasi (Hutasoit, 2002).
2
Khusus
Tujuan khusus yang dapat diambil dari rumusan masalah diatas sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah penggunaan massage selama
intranatal
2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan prosedur pelaksanaan
pada tindakan massage selama intanatal.
3. Untuk mengetahui apa saja syarat boleh dilakukannya intervensi massage
tersebut.
4. Untuk mengetahui bagaimana analisis data dari 3 jurnal yang sesuai
dengan massage pada ibu selama intanatal.
1.4. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari tujuan umum dan tujuan khusus diatas
sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat mengetahui penjelasan mengenai tindakan massage
serta sejarah penggunaannya selama intranatal
2. Mahasiswa dapat mengetahui perencanaan dan prosedur pelaksanaan pada
tindakan massage selama intanatal.
3. Mahasiswa dapat mengetahui syarat boleh dilakukannya intervensi
massage tersebut.
4. Mahasiswa dapat mengetahui analisis data dari 3 jurnal yang sesuai
dengan massage pada ibu selama intanatal.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Stimulasi kulit (massage) adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum tanpa menyebabkan gerakan atau
perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan rasa nyaman dan
memperbaiki sirkulasi. Malkin (1994) mereferensikan enam gerakan dasar yang
dilakukan yaitu : effleurage (gerakan Tangan mengurut), petrissage (gerakan
tangan mencubit), tapotement (gerakan tangan melakukan perkusi), hacking
(gerakan tangan mencincang, kneading (gerakan tangan meremas), cupping
(gerakan tangan seperti mangkuk), deep back (menekan kedalam) (Mander,
2003).
Massage merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan
untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control
yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall (Dinkes RI, 2007). Teori ini
menjelaskan tentang dua macam serabut saraf berdiameter kecil dan serabut
berdiamterer besar yang mempunyai fungsi berbeda. Implus rasa sakit yang
dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil menyebabkan gate control akan tertutup
dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya
rangsangan berupa usapan pada saraf yang berdiameter besar yang banyak pada
kulit harus dilakukan awal rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang berdiameter
kecil mencapai korteks serebral (Mader, 2003).
4
kegunaan sentuhan terapi. Pada periode sejarah, catatan-catatan tertulis dan
bergambar menunjukkan penggunaan massage.
5
dipelihara/ dipertahankan. Diantara para penulis Greco-Roman yang masih
memikirkan pengobatan dengan alat-alat mekanis (sebagai kebalikan dari terapi
obat ataupun pembedahan) adalah Paul of Aegina (625-690), yang menganjurkan
bending, stretching, dan rubbing pada bagian-bagian tubuh yang parallel. Sebagai
akibat dari tulisannya, Galen menjadi pemegang kuasa di kedokteran pusat di
dunia barat selama berabad-abad. Haruslah dicatat, bahwa Galen telah menulis
secara luas topic tentang massage and administrasinya/kelengkapannya. Setelah
mundurnya Roma, tradisi Hippocratic-Galenic bertahan di Wilayah timur yang
menggunakan bahasa Yunani sebagai bahasa komunikasi. Seiring dengan
jatuhnya Alexandria (642), pengetahuan tentang kedokteran Yunani menyebar
sampai wilayah Arab.
Seiring dengan meluasnya penyebaran Islam di dunia pada abad ketujuh
dan kedelapan, kerangka/ kumpulan doktrin kedokteran Greco-roman yang
komprehensif diadopsi, bersama dengan pengetahuan kedokteran Hindu dan
Persia yang semakin meluas. Salah satu contoh dari penggabungan pengetahuan
ini adalah sebuah karya ensiklopedi (Kitabu’l hawi Fi’t-Tibb) yang ditulis oleh
seorang dokter Persia bernama Rhazes ( Abu Bakr Muhammad ibn Zakariya al-
Razi) (abad 850-932), yang membahas praktek-praktek medis Yunani, Roma, dan
Arab, termasuk massage. Karya penting lainnya adalah yang ditulis oleh dokter
Persia bernama Abu-Ali al-Husayn ibn-Sina (980-1037), yang lebih dikenal
dengan Avicenna. Dia juga menulis sejumlah buku kedokteran yang masih
dianggap standar hingga abad ke-17. Karyanya yang berjudul Canon of Medicine
merupakan teks kedokteran yang sangat terkenal, yang mengumpulkan ilmu
pengetahuan kedokteran teori dan praktik pada saat itu. Hasil karta ini
menggambarkan pengaruh yang hebat dari Galen pada ilmu kedokteran saat itu;
teks ini juga mencantumkan manfaat massage. Pada kenyataannya, menjelang
akhir abad kesembilan, hamper semua teks-teks kedokteran Galen yang panjang
telah diterjemahkan dalam bahasa Arab. Pada umumnya, nampaknya para dokter
muslim pada abad Pertengahan Eropa lebih tertarik mengembangkan dan
menguraikan kebenaran-kebenaran yang dipelajari dari bangsa Yunani dan
Romawi daripada mereka menemukan ilmu pengetahuan yang baru. Dunia
Muslim hanya memasukkan ilmu kedokteran GrecoRoman ke dalam kerangka
6
Islam. Hanya dengan melalui terjemahan Latin dari para penulis Arab ini sebagian
besar pengetahuan kedokteran Yunani dihidupkan lagi di dunia Kristen di Negara
barat (yakni di Eropa).
e. Era Modern
Era massage modern mulai pada awal abad 19, ketika banyak penulis
mendukung massage dan mengembangkan system mereka sendiri. Penulis yang
paling ternama adalah Pehr Hendrik L (1776-1839), seorang ahli fisiologi Swedia
dan instruktur kebugaran/ senam. Melalui pengalamannya di Universitas Lund
dan Swedish Royal Central Institute Gymnastic, Ling mengembangkan
sistemsenam kesehatan dan latihannya sendiri, yang dikenal dengan Ling System
Swedish Movements (gerakan Swedia system Ling), atau Swedish Movement
Cure (Perawatan Gerakan gaya Swedia).Fokus utama dari karya Ling ada pada
senam/kebugaran yang diterapkan pada perawatan terhadap penyakit dan atau
cedera. Dalam hal ini, Ling merupakan mendukung Medical Gymnastics suatu
7
subyek/ topic yang dipromosikan lebih dari 2000 tahun oleh Herodicus, seorang
pengajar dari sekolah Hippocrates. Menurut Ling, gymnastic/senam medis adalah
senam yang dilakukan dengan posisi yang tepat baik secara sendiri ataupun
dengan bantuan orang lain, kita mencoba dengan mempengaruhi gerakan guna
mengurangi ataupun mengatasi penderitaan yang muncul melalui kondisi-kondisi
yang abnormal.
Sistem Ling mengklasifikasikan gerakan menjadi tiga jenis: aktif, pasif,
dan berulang. Gerakan aktif adalah gerakan yang ditampilkan oleh pasien/klien
(yakni latihan). Gerakan-gerakan pasif adalah gerakan-gerakan dari pasien/klien
yang ditampilkan oleh pelatih senam/ahli terapi (misalnya jarak/tingkat gerakan).
Gerakan duplikasi/berulang adalah gerakan yang ditampilkan pasien/klien dengan
dibantu oleh/bersama-sama dengan ahli terapi. Dengan cara ini, gerakan pasien
berlawanan dengan gerakan pelatih/ahli terapi (yakni latihan berlawanan).
f. Metode Baru
Selam lebih dari 50 tahun, beberapa gaya dan teknik massage baru telah
muncul. Sementara sempitnya ruang gerak, melarang adanya pembahasan yang
terperinci mengenai semua prosedur ini, beberapa diantaranya memerlukan
perhatian. Sebagai suatu aturan umum, teknik-teknik baru ini melebihi konsep-
konsep asli massage Swedia, dan sebagian besar dikembangkan di
AmerikaSerikat sejak 1960.
Massage Esalen (dikembangkan di Institut Esalen) di rancang untuk
menciptakan suatu keadaan relaksasi yang lebih dalam dan kesehatan secara
umum. Jika dibandingkan dengan system Swedia, Massage Esalen lebih lambat
dan lebih berirama dan menekankan pada pribadi secara keseluruhan (pikiran dan
tubuh). Banyak ahli terapi yang sebenarnya menggunakan suatu kombinasi teknik
Swedia dan teknik Esalen.
Rolfing, dikembangkan oleh Dr. Ida Rolf, melibatkan suatu bentuk kerja
jaringan dalam yang melepaskan/mengendurkan adhesi atau pelekatan dalam
jaringan fleksibel (fascia) yang mengelilingi otot-otot kita. Secara umum, gaya ini
meluruskan segmensegmen tubuh utama melalui manipulasi pada fascia.
8
Deep Tissue Massage menggunakan stroke / tekanan yang perlahan,
tekanan langsung, dan atau pergeseran. Seperti namanya, prosedur ini
diaplikasikan dengan tekanan yang lebih besar and pada lapisan otot yang lebih
dalam daripada massage Swedia.
Sport Massage adalah massage yang telah diadaptasi untuk keperluan atlit
dan terdiri dari dua kategori: pemeliharaan (sebagai bagian dari aturan latihan)
dan perlombaan (sebelum perlombaan ataupun setelah perlombaan). Sports
massage juga digunakan untuk mempromosikan penyembuhan dari cedera. Untuk
pembahasan yang lebih jauh lihat bab 26.
Reflexology, juga dikenal sebagai terapi zona, terapi ini didasarkan pada
ide oriental bahwa stimulasi dari titik-titik tertentupada tubuh mempunyai efek
pada bagian-bagian lain dari tubuh. Dengan menggunakan tekanan jari dalam, ahli
terapi massage mengobati area tertentu pada kaki dan tangan untuk menormalkan
fungsi-fungsi dalam tubuh. Untuk pembahasan lebih lanjut, lihat bagian
penjelasan yang ada pada bab refleksologi.
Neuromuscular massage adalah suatu bentuk massage dalam yang
mengaplikasikan tekanan jari yang terkonsentrasi pada otot-otot tertentu. Bentuk
massage ini membantu memutuskan/memecahkan siklus kejang urat dan sakit dan
bentuk ini digunakan pada titik pemicu rasa sakit, yang mana merupakan simpul
ketegangan dari ketegangan otot yang menyebabkan raa sakit pada bagian-bagian
tubuh yang lain. Trigger point massage dan myotherapy merupakan
varietas/bagian dari massage neuromuscular.
Bindegewebsmassage, atau connective tissue massage, dikembangkan oleh
Elizabeth Dicke, merupakan suatu tipe teknik pelepasan myofascial yang terkait
dengan permukaan jaringan penghubung (fascia) yang terletak diantara kulit dan
otot. Para pengikut Bindegewebsmassage percaya bahwa massage pada jaringan
penghubung/ikat akan mempengaruhi reflek vascular dan visceral yang berkaitan
dengan sejumlah patologi dan disability/ketidak-mampuan.
2.3 INTERVENSI
Nyeri persalinan adalah sebagai akibat kontraksi myometrium
(pemendekan otot rahim), hal ini merupakan proses fisiologis dengan intensitas
9
yang berbeda pada masing-masing individu (Cuningham, 2012). Ada 4 atribut
pasti dalam pengalaman nyeri, yaitu bersifat individu, tidak menyenangkan,
merupakan suatu keadaan yang mendominan dan bersifat tidak berkesudahan
(Prasetyo, 2010 dalam Widianingsih, 2015)
Upaya untuk mengatasi nyeri persalinan dapat menggunakan metode non
farmakologi. Metode non farmakologi mempunyai efek non invasif, sederhana,
efektif, dan tanpa efek yang membahayakan, meningkatkan kepuasan selama
persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Metode
non farmakologi yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri persalinan antara
lain homeopathy, imajinasi, umpan balik biologis, terapi musik, acupressure,
hipnobirthing, waterbirth, relaksasi, akupuntur dan massage (Danuatmaja B &
Meliasari M, 2008).
10
diaphoresis, gangguan d Kemampuan mengenali 8. Jelaskan penyebab, periode dan
perilaku, perilaku penyebab nyeri meningkat pemicu nyeri.
ekspresif, fokus pada e Kemampuan Kolaborasi
diri sendiri.(D.0079) menggunakan teknik non 9. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
farmakologis meningkat perlu
11
mempercepat proses persalinan, menghilangkan tegang otot pada paha
diikuti ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otot-otot sekitar pelvis
dan memudahkan bayi turun melewati jalan lahir, efektif dalam membantu
mengurangi rasa nyeri pinggang persalinan dan relative aman karena tidak
ada efek samping yang ditimbulkan (Yuliatun,2008).
12
2. Teknik Deep Back Massage
Teknik deep back massage dilakukan dengan memberikan
penekanan pada daerah sacrum selama kontraksi berlangsung, dimulai saat
awal kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti. Penekanan dapat
dilakukan dengan tangan yang dikepalkan seperti bola tenis pada sacrum 2,
3, 4. Penekanan yang dilakukan dapat menstimulasi kutaneus, sehingga
dapat menghambat impuls nyeri tidak sampai ke thalamus. Hal ini sesuai
dengan teori Gate Control dan Melzack. Selain itu juga akan membantu
meningkatkan kontraksi miometrium yang akan mempercepat proses
pembukaan.
2. Tujuan terapi
13
Menurut Stuart & Sundeen (2014) tindakan relaksasi masase ini
bertujuan untuk meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi
stres dan kecemasan yang di rasakan, area untuk melakukan masase yang
baik dilakukan yaitu pada area punggung
3. Prosedur
Menurut Koizer & Breman (2004) prosedur melakukan terapi relaksasi
masase punggung yaitu:
14
(11) Buka bagian punggung dari bahu sampai area sakralis inferior. Tutup
bagian tubuh yang lain untuk mencegah kedinginan dan meminimalkan
pemajanan.
c) Pijat Punggung:
(12) Tuangkan sedikit lotion ke telapak tangan anda dan biarkan selama satu
menit. Botol lotion juga dapat ditaruh dalam waskom mandi yang berisi air
hangat. Preparat gosokan punggung yang dingin cenderung dirasa tidak
nyaman bagi individu. Menghangatkan larutan dapat memfalisitasi
kenyamanan klien.
(13) Dengan menggunakan telapak tangan anda mulai di area sakralis
dengan menggunakan pijatan lembut yang memutar.
(14) Gerakan tangan anda keatas menuju ke pusat punggung dan kemudian
ke kedus skapula.
(15) Pijat dengan gerakan memutar pada kapula.
(16) Gerakan tangan anda menuruni bagian sisi punggung.
(17) Pijat area pada krista iliaka kanan dan kiri.
(18) Berikan tekanan berkelanjutan yang mantap tanpa memutuskan kontak
dengan kulit klien.
(19) Ulangi gerakan di atas selama 3 sampai 5 menit dengan lebih banyak
lotion sesuai kebutuhan.
(20) Saat memijat punggung, kaji kemeraha pada kulit dan area penurunan
sirkulasi pada kulit klien.
(21) Keringkan lotion yang berlebih dengan menggunakan sebuah handuk.
(22) Dokumentasikan bahwa pijatan punggung pada klien telah dilakukan
dan dokumentasikan respon klien, catat adanya temuan yang tidak biasa.
15
4. Ganggguan atau ketegangan saraf
5. Kelayuhan atau kelemahan otot
Massage tidak boleh dilakukan pada Ibu hamil jika Sang Ibu mengalami :
1. Cidera yang bersifat akut
2. Demam
3. Edema
4. Penyakit kulit
5. Pengapuran pembuluh darah arteri
6. Luka bakar
7. Patah tulang (fraktur)
8. Nyeri pada daerah yang akan di masase
9. Hati-hati saat melakukan masase pada daerah yang mengalami
gangguan sensasi seperti penurunan sensasi maupun hiperanastesia
10. Jangan melakukan masase pada daerah yang mengalami tromboplebitis
11. Hindari melakukan masase pada daerah yang mengalami inflamasi.
16
BAB 3
ANALISIS JURNAL
3.1 Judul
1. Jurnal 1: Pengaruh Terapi Massage Counterpressure terhadap Nyeri
Kala I pada Ibu Inpartu di BPS Desa Durjan, Bangkalan.(2020)
2. Jurnal 2: Pengaruh Metode Deep Back Massage terhadap Intensitas
Nyeri pada Persalinan Kala I Fase Aktif di Klinik Pratama Mutiara
Bunda Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2018.
3. Jurnal 3: Tehnik Massage Punggung untuk Mengurangi Nyeri
Persalinan Kala I. (2017)
17
Terdapat pengaruh metode deep back massage terhadap nyeri
pada persalinan kala I fase aktif di klinik kota Tasikmalaya
dengan nilai (ρ=0,001).
3. Jurnal 3:
Berdasarkan hasil penelitian, di BPS Tri Handayani Gebog Kudus
Didapatkan perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah
dilakukan massage pungggung terhadap nyeri persalinan kala I.
Penerapan teknik massage punggung cukup efektif untuk
mengurangi rasa nyeri persalinan kala I.
18
3.4 Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
Jurnal 1 :
Massage counter pressure bekerja dengan cara saraf A-beta
mendominasi transmisi serabut A-delta dan C yang berdiameter
kecil, sehingga menurunkan transmisi nyeri, selain itu massage
counter pressure memberikan rasa lebih tenang, nyaman dan
rileks serta lebih dekat dengan petugas kesehatan yang melayani
secara tidak langsung hal ini dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan
Jurnal 2 :
Dengan melakukan metode deep back massage, memberi rasa
rileks sehingga kecemasan ibu berkurang serta ibu dapat
mengatasi rasa nyeri pada persalinannya. Hal ini sejalan dengan
gate control theory Dasar pemikiran pertama gate control theory
adalah bahwa keberadaan dan intensitas pengalaman nyeri
tergantung pada transmisi tertentu pada impuls impuls saraf.
Jurnal 3 :
Massage punggung digunakan untuk membantu relaksasi dan
menurunkan nyeri melalui peningkatan aliran darah pada daerah-
daerah yang terpengaruh, merangsang reseptor reseptor raba kulit
sehingga merilekskan otototot, mengubah suhu kulit dan secara
umum memberikan perasaan yang nyaman yang berhubungan
dengan keeratan hubungan manusia.
Kelemahan :
Jurnal 1 :
nyeri bisa dipengaruhi oleh persepsi nyeri yang dirasakan dan
reaksi nyeri yang merupakan respon seseorang terhadap nyeri
dapat dipengaruhi oleh usia, kondisi psikologis, dan pengalaman
nyeri sebelumnya. Nyeri ini dapat diatasi dengan menggunakan
terapi massage counter pressure
19
Jurnal 2 :
Terdapat pengaruh metode deep back massage terhadap nyeri
pasa persalinan kala I fase aktif di Klinik Pratama Mutiara Bunda
Kawalu Kota Tasikmalaya dengan nilai (ρ = 0,001)
Jurnal 3 :
Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisis faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap nyeri persalinan, seperti
karakteristik ibu (umur, pendidikan, paritas, latar belakang
budaya dan tempat tinggal), dan faktor lanjutan dari penerapan
metode massage punggung terhadap kemajuan persalinan.
20
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 21 orang responden di BPS
Tri Handayani Gebog Kudus didapatkan perbedaan yang bermakna
sebelum dan setelah dilakukan massage punggung terhadap nyeri
persalinan kala I, ini menunjukkan penerapan teknik massage punggung
cukup efektif untuk mengurangi rasa nyeri persalinan kala I. Massage
punggung dapat djadikan alternatif bagi ibu bersalin yang menginginkan
metode nonfarmakologis dan meminimalkan efek samping yang
ditimbulkan dari tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan terutama
penolong persalinan dalam mengurangi nyeri persalinan. Untuk instansi
pelayanan kesehatan diharapkan metode massage punggung dapat
diterapkan dan diajarkan pada ibu hamil, bersalin, maupun
keluarga/pendamping persalinan.
3.6 Saran
Jurnal 1 :
1. Bagi Petugas kesehatan Diharapkan dapat mengaplikasikan tindakan
ini untuk menangani masalah nyeri persalinan kala I.
2. Bagi Masyarakat Dari penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya
ibu inpartu nyeri kala I mampu mengenal terapi massage counter-
pressure serta fungsinya terhadap nyeri.
Jurnal 2 :
Petugas kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat khususnya pada pendampingan ibu bersalin dalam
penatalaksanaan nyeri yang diharapkan tidak hanya persalinan berjalan
lancar namun kenyamanan bagi ibu bersalin juga bisa tercapai. Bagi
institusi pendidikan dapat menambah kepustakaan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan khususnya dalam mata kuliah asuhan persalinan normal.
Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat menjadi sumber referensi
dalam melakukan penelitian selanjutnya.
Jurnal 3 :
Untuk instansi pelayanan kesehatan diharapkan metode massage
punggung dapat diterapkan dan diajarkan pada ibu hamil, bersalin,
21
maupun keluarga/pendamping persalinan. Diperlukan penelitian lebih
lanjut dalam
menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nyeri persalinan,
seperti karakteristik ibu (umur, pendidikan, paritas, latar belakang budaya
dan tempat tinggal), dan faktor lanjutan dari penerapan metode massage
punggung terhadap kemajuan persalinan.
22
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Nyeri bisa dipengaruhi oleh persepsi nyeri yang dirasakan dan reaksi
nyeri yang merupakan respon seseorang terhadap nyeri dapat dipengaruhi
oleh usia, kondisi psikologis, dan pengalaman nyeri sebelumnya. Nyeri
ini dapat diatasi dengan menggunakan terapi massage counterpressure.
Stimulasi kulit (massage) adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum tanpa menyebabkan
gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri,
menghasilkan rasa nyaman dan memperbaiki sirkulasi.
Massage merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang
dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Terapi massage (pijat)
dapat membantu pemulihan fungsi fisik maupun psikis. Prinsip atau
tujuan teknik counter pressure yaitu memberikan blok pada daerah nyeri
sehingga nyeri dapat dikurangi. Deep back massage adalah penekanan
pada sacrum yang dapat mengurangi ketegangan pada sendi sakroiliakus
dari posisi oksiput posterior janin. Prinsip dan tujuan teknik deep back
massage yaitu mengurangi atau menghentikan penghantaran impuls nyeri.
Nyeri pada persalinan kala I fase aktif sebelum dilakukan metode
deep back massage di Klinik Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota
Tasikmalaya berada pada nyeri berat terkontrol dengan nilai ratarata 7,97,
setelah dilakukan metode deep back massage berada pada nyeri sedang
dengan nilai rata-rata 5.
Penerapan teknik massage punggung cukup efektif untuk
mengurangi rasa nyeri persalinan kala I. Massage punggung dapat
djadikan alternatif bagi ibu bersalin yang menginginkan metode
nonfarmakologis dan meminimalkan efek samping yang ditimbulkan dari
23
tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan terutama penolong persalinan
dalam mengurangi nyeri persalinan.
4.2 Saran
Kami menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
kami akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
24
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
25
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
26
Gitayani, Ni Putu Yuvi. 2018. Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian
Terapi Masase Punggung Untuk Menurunkan Ansietas Pada Pasien Pre
Operatif Fraktur Tibia. Denpasar. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar. (http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/700/3/BAB
%20II.pdf)
Cintya Purnami, I Gusti Ayu Kade. 2020. Gambaran Asuhan Keperawatan Pada
Ibu Bersalin Normal Kala II Dengan Nyeri Melahirkan. Denpasar.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar. (http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/5090/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf)
27
28