Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN NON FARMAKA MASSAGE UNTUK MENGATASI

MASALAH NYERI SELAMA INTRANATAL

Dosen Pembimbing :

Endah Suprihatin, S.Kep., Ns., M. Kep., Sp. Mat.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Andwani Lina Sugendi (P27820720052)


2. Elyana Intan Lestari (P27820720061)
3. Moh Iqbal Khatami (P27820720073)
4. Rizka Za’in Aulya (P27820720092)
5. Hana Marshadita Yowanda S. (P27820720093)

TINGKAT 2 SEMESTER 3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : Manajemen Non Farmaka Massage Untuk Mengatasi Masalah


Nyeri Selama Intranatal

Disusun Oleh : Kelompok 7

1. Andwani Lina Sugendi (P27820720052)


2. Elyana Intan Lestari (P27820720061)
3. Moh Iqbal Khatami (P27820720073)
4. Rizka Za’in Aulya (P27820720092)
5. Hana Marshadita Yowanda S. (P27820720093)

Jurusan : Pendidikan Profesi Ners Jenjang Sarjana Terapan Keperawatan


Semester 3

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang kami
selesaikan adalah benar. Dengan ini kami menyatakan penulisan makalah dengan
judul “Manajemen Non Farmaka Massage Untuk Mengatasi Masalah Nyeri
Selama Intranatal”. Telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan
oleh Bapak/Ibu dosen.

Surabaya, 12 September 2021

Yang Membuat Pernyataan Yang Memberi Pengesahan

( Kelompok 7 ) (Endah Suprihatin, S.Kep., Ns., M. Kep., Sp. Mat.)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Dia telah
memberikan kesempatan kepada kami, juga kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini dengan judul ”Manajemen Non Farmaka Massage Untuk Mengatasi
Masalah Nyeri Selama Intranatal”. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Maternitas dan agar lebih mengetahui bagaimana
manajemen non farmaka untuk mengatasi masalah nyeri pada ibu selama
persalinan, diharapkan para pembaca dapat memahami apa yang terdapat dalam
makalah ini.

Tidak lupa juga kami berterima kasih kepada dosen pembimbing


ibu Endah Suprihatin, S.Kep., Ns., M. Kep., Sp. Mat. selaku dosen kuliah
Keperawatan Maternitas Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Surabaya karena telah membimbing kami sebagai mahasiswa. Serta kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dengan dukungan moral dan materil dalam menyusun makalah ini.

Dalam makalah ini dijelaskan tentang bagaimana manajemen non


farmaka massage untuk mengatasi masalah nyeri selama persalinan,
beserta dengan analisis terhadap beberapa jurnal terkait. Semoga makalah
ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, sebelumnya kami
memohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Surabaya, 12 September 2021

ii
Kelompok 7

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...............................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................................iii-iv

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang.............................................................................................1-2

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3. Tujuan Umum dan Khusus........................................................................2-3

1.4. Manfaat...........................................................................................................3

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Definisi.............................................................................................................4

2.3. Sejarah Penggunaan....................................................................................4-9

2.4. Intervensi....................................................................................................9-11

2.5. Teknik Pelaksanaan................................................................................11-15

2.6. Syarat Boleh Dilakukannya Intervensi Tersebut.................................15-16

Bab 3 Analisis Jurnal

3.1. Judul...............................................................................................................17

3.2. Isi Jurnal...................................................................................................17-18

3.3. Persamaan dan Perbedaan...........................................................................18

3.4. Kelebihan dan Kelemahan......................................................................19-20

iii
3.5. Kesimpulan Jurnal..................................................................................20-21

3.6. Saran.........................................................................................................21-22

Bab 4 Penutup

4.1. Kesimpulan....................................................................................................23

4.2. Saran...............................................................................................................24

Daftar Pustaka................................................................................................25-27

iv
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai
dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran
plasenta (Sulistyawati, 2010). Persalinan tanpa nyeri hanya di alami sedikit
Ibu hamil. Nyeri bersifat subyektif artinya antara individu satu dan lainya
berbeda dalam menyikapi nyeri (Manurung, 2011).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan
pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, dapat
mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi
uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta
timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak
(Sumarah,dkk., 2009. )Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan
sebagai “sinyal” untuk memberitahukan kepada Ibu bahwa dirinya telah
memasuki tahapan proses persalinan. Rasa nyeri dari persalinan adalah
manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim kontraksi inilah
yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke
arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim
(serviks).
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan,
baik secara farmakologi maupun non-farmakologi. Tindakan non
farmakologis dalam manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat
dikembangkan dan merupakan metode alternatif dapat digunakan pada ibu
untuk mengurangi nyeri persalinan. Metode non farmakologis dapat
memberikan efek relaksasi kepada pasien dan dapat membantu meringankan
ketegangan otot dan emosi serta dapat mengurangi nyeri persalinan (Astuti,
2009). Metode non farmakologis juga dapat meningkatkan kepuasan selama

1
persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Salah
satu tindakan non farmakologi adalah deep back massage.
Menurut Simkin dalam Lestari, dkk (2012) deep back massage adalah
penekanan pada sacrum yang dapat menurangi ketegangan pada sendi
sacroiliakus dari posisi oksiput posterior janin. Pada makalah ini, kami
membahas lebih jelas pada salah satu tindakan non farmako selama intranatal
yaitu massage. Ibu yang dipijat dua puluh menit setiap jam selama persalinan
akan lebih terbebas dari rasa sakit. Hal ini disebabkan karena pijatan
merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa Endorphin yang merupakan
pereda rasa sakit. Massage yang digunakan adalah massage abdominal lifting.
Metode non farmakologi selanjutnya adalah aromaterapi. Aromaterapi
lavender mempunyai efek menenangkan. Lavender dapat memberikan
ketenangan, keseimbangan, rasa nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan.
Lavender dapat bermanfaat untuk mrngurangi rasa nyeri dan dapat
memberikan relaksasi (Hutasoit, 2002).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan tindakan massage pada saat persalinan?
2. Bagaimana sejarah penggunaan massage pada ibu selama intranatal?
3. Bagaimana perencanaan sebelum dilakukannnya tindakan massage
tersebut?
4. Bagaimana teknik atau prosedur pelaksanaan tindakan massage tersebut?
5. Apa saja syarat boleh dilakukannya intervensi tersebut?
6. Bagaimana analisis data terhadap 3 jurnal yang sesuai dengan topik
massage?

1.3. Tujuan Umum dan Khusus


Umum
Tujuan umum yang dapat diambil dari rumusan masalah diatas adalah
mahasiswa dapat mengetahui serta memahami mengenai tindakan non
farmakologis yaitu massage dalam manajemen nyeri selama intranatal.

2
Khusus
Tujuan khusus yang dapat diambil dari rumusan masalah diatas sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah penggunaan massage selama
intranatal
2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan prosedur pelaksanaan
pada tindakan massage selama intanatal.
3. Untuk mengetahui apa saja syarat boleh dilakukannya intervensi massage
tersebut.
4. Untuk mengetahui bagaimana analisis data dari 3 jurnal yang sesuai
dengan massage pada ibu selama intanatal.

1.4. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari tujuan umum dan tujuan khusus diatas
sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat mengetahui penjelasan mengenai tindakan massage
serta sejarah penggunaannya selama intranatal
2. Mahasiswa dapat mengetahui perencanaan dan prosedur pelaksanaan pada
tindakan massage selama intanatal.
3. Mahasiswa dapat mengetahui syarat boleh dilakukannya intervensi
massage tersebut.
4. Mahasiswa dapat mengetahui analisis data dari 3 jurnal yang sesuai
dengan massage pada ibu selama intanatal.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Stimulasi kulit (massage) adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum tanpa menyebabkan gerakan atau
perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan rasa nyaman dan
memperbaiki sirkulasi. Malkin (1994) mereferensikan enam gerakan dasar yang
dilakukan yaitu : effleurage (gerakan Tangan mengurut), petrissage (gerakan
tangan mencubit), tapotement (gerakan tangan melakukan perkusi), hacking
(gerakan tangan mencincang, kneading (gerakan tangan meremas), cupping
(gerakan tangan seperti mangkuk), deep back (menekan kedalam) (Mander,
2003).
Massage merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan
untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control
yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall (Dinkes RI, 2007). Teori ini
menjelaskan tentang dua macam serabut saraf berdiameter kecil dan serabut
berdiamterer besar yang mempunyai fungsi berbeda. Implus rasa sakit yang
dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil menyebabkan gate control akan tertutup
dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya
rangsangan berupa usapan pada saraf yang berdiameter besar yang banyak pada
kulit harus dilakukan awal rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang berdiameter
kecil mencapai korteks serebral (Mader, 2003).

2.2 SEJARAH PENGGUNAAN


a. Masa Pra-Sejarah
Pada masa ini bukti telah mendukung posisi massage yang telah
dipraktekkan oleh beberapa kelompok orang di dunia. Para arkheolog telah
menemukan artifak-artifak yang menunjukkan penggunaan massage di sejumlah
wilayah di dunia. Meskipun tidak ada bukti pre-historis langsung yang
menjelaskan penggunaan massage untuk alas analasan medis, bukti tidak langsung
sangat jelas menunjukkan kaitan massage dengan medis. Lukisan-lukisan di gua
Eropa (abad 15000 SM), misalnya, menunjukkan apa yang bisa disebut sebagai

4
kegunaan sentuhan terapi. Pada periode sejarah, catatan-catatan tertulis dan
bergambar menunjukkan penggunaan massage.

b. Masa Kuno (Leluhur)


Pada masa ini di kawasan timur, pemikiran/ perhatian terhadap sakit telah
ditulis di Cina selama ribuan tahun, dan catatan telah menunjukkan bahwa praktek
massage telah ada semenjak 3000 SM. Namun, pada periode antara abad kedua
sebelum masehi (yakni 200-101 SM) dan abad pertama sebelum masehi (yakni 1-
101 SM), pengobatan di Cina telah mulai ada. Naskah-naskah yang ditemukan di
Cina mulai abad kedua sebelum masehi membahas massage sebagai salah satu
metode perawatan terhadap penyakit yang beraneka-ragam.
Pada awal abad pertama sebelum masehi, berbagai kelompok pemikiran
medis telah berdiri dan mulai menghasilkan pemikiran yang berbeda-beda.
Ide/gagasan dan keyakinan yang berbeda-beda ini dikumpulkan pada masa
pemerintahan Kaisar Kuning mistis dan telah menjadi kitab klasik kedokteran
Cina tradisional, Huang-ti nei-ching.
Menjelang abad ke-6, tehnik dan manfaat massage telah disusun dengan
baik di Cina dan merambah ke Jepang. Pada umumnya metode-metode massage
Jepang hampir sama dengan Cina. Di Jepang, kita menemukan “amma” Cina,
yang disebut juga dengan “anma” yang berarti massage dalam bahasa Jepang.
Shiatsu, yang secara harfiah berarti tekanan jari dianggap sebagai komponen
anma. Shiatsu merupakan modal utama Jepang yang didasarkan pada konsep
bangsa Asia bahwa tubuh memiliki satu rangkaian titik energi, atau “tsubu”.
Ketika tekanan diberikan pada titik-titik ini dengan benar, sirkulasi meningkat dan
syaraf-syarat terstimulasi. Ada banyak titik-titik tsubu sepanjang badan, tiap-tiap
titik ini memiliki arah yang berbeda-beda.

c. Masa Abad Pertengahan


Setelah jatuhnya Kekaisaran Roma (476). Dunia kedokteran barat
mengalami kemunduran.sesungguhnya hal ini hanya dikarenakan hasil tulisan
sejumlah dokterdokter Barat (seperti Oribasius dan Alexander of tralles) yang
menyatakan bahwa pengetahuan kedokteran kuno dari Yunani dan Roma bisa

5
dipelihara/ dipertahankan. Diantara para penulis Greco-Roman yang masih
memikirkan pengobatan dengan alat-alat mekanis (sebagai kebalikan dari terapi
obat ataupun pembedahan) adalah Paul of Aegina (625-690), yang menganjurkan
bending, stretching, dan rubbing pada bagian-bagian tubuh yang parallel. Sebagai
akibat dari tulisannya, Galen menjadi pemegang kuasa di kedokteran pusat di
dunia barat selama berabad-abad. Haruslah dicatat, bahwa Galen telah menulis
secara luas topic tentang massage and administrasinya/kelengkapannya. Setelah
mundurnya Roma, tradisi Hippocratic-Galenic bertahan di Wilayah timur yang
menggunakan bahasa Yunani sebagai bahasa komunikasi. Seiring dengan
jatuhnya Alexandria (642), pengetahuan tentang kedokteran Yunani menyebar
sampai wilayah Arab.
Seiring dengan meluasnya penyebaran Islam di dunia pada abad ketujuh
dan kedelapan, kerangka/ kumpulan doktrin kedokteran Greco-roman yang
komprehensif diadopsi, bersama dengan pengetahuan kedokteran Hindu dan
Persia yang semakin meluas. Salah satu contoh dari penggabungan pengetahuan
ini adalah sebuah karya ensiklopedi (Kitabu’l hawi Fi’t-Tibb) yang ditulis oleh
seorang dokter Persia bernama Rhazes ( Abu Bakr Muhammad ibn Zakariya al-
Razi) (abad 850-932), yang membahas praktek-praktek medis Yunani, Roma, dan
Arab, termasuk massage. Karya penting lainnya adalah yang ditulis oleh dokter
Persia bernama Abu-Ali al-Husayn ibn-Sina (980-1037), yang lebih dikenal
dengan Avicenna. Dia juga menulis sejumlah buku kedokteran yang masih
dianggap standar hingga abad ke-17. Karyanya yang berjudul Canon of Medicine
merupakan teks kedokteran yang sangat terkenal, yang mengumpulkan ilmu
pengetahuan kedokteran teori dan praktik pada saat itu. Hasil karta ini
menggambarkan pengaruh yang hebat dari Galen pada ilmu kedokteran saat itu;
teks ini juga mencantumkan manfaat massage. Pada kenyataannya, menjelang
akhir abad kesembilan, hamper semua teks-teks kedokteran Galen yang panjang
telah diterjemahkan dalam bahasa Arab. Pada umumnya, nampaknya para dokter
muslim pada abad Pertengahan Eropa lebih tertarik mengembangkan dan
menguraikan kebenaran-kebenaran yang dipelajari dari bangsa Yunani dan
Romawi daripada mereka menemukan ilmu pengetahuan yang baru. Dunia
Muslim hanya memasukkan ilmu kedokteran GrecoRoman ke dalam kerangka

6
Islam. Hanya dengan melalui terjemahan Latin dari para penulis Arab ini sebagian
besar pengetahuan kedokteran Yunani dihidupkan lagi di dunia Kristen di Negara
barat (yakni di Eropa).

d. Renaissace Barat dan Pencerahan


Zaman Renaissance (abad 1250 – 1550) merupakan suatu periode yang
menarik dalam sejarah kedokteran dan tindakan medis. Kata Renaissance berarti
lahir kembali, dan di era inilah dasar-dasar anatomi manusia modern (di Negara
barat) dikemukakan oleh dokter dari Flemiosh Andreas Vesalius (1514-1564).
Tulisannya berjudul De Humani Corporis Fabrica (1543) diakui sebagai salah satu
penelitian terpenting dalam sejarah kedokteran. Disamping hal itu, dasar-dasar
farmakologi kimia, sebagai kebalikan atau lawan dari pengobatan herbal –
dikemukakan oleh seorang dokter dari Swiss bernama Philippus von Hohenheim
(1493-1541), yang lebih dikenal dengan nama Paracelsus. Prosedur-prosedur
operasi baru juga ditemukan, terutama oleh ahli bedah militer Perancis Ambroise
Pare (abad 1510-1590) (gambar.1-6). Selain menemukan beberapa instrument
bedah, Pare juga merupakan salah satu dokter modern yang pertama kali
membahas efek-efek terapi massage, terutama pada kasus-kasus bedah orthopedic.
Pare, bahkan lebih lanjut membuat klasifikasi tentang jenis gerakan-gerakan
massage yang beraneka ragam.

e. Era Modern
Era massage modern mulai pada awal abad 19, ketika banyak penulis
mendukung massage dan mengembangkan system mereka sendiri. Penulis yang
paling ternama adalah Pehr Hendrik L (1776-1839), seorang ahli fisiologi Swedia
dan instruktur kebugaran/ senam. Melalui pengalamannya di Universitas Lund
dan Swedish Royal Central Institute Gymnastic, Ling mengembangkan
sistemsenam kesehatan dan latihannya sendiri, yang dikenal dengan Ling System
Swedish Movements (gerakan Swedia system Ling), atau Swedish Movement
Cure (Perawatan Gerakan gaya Swedia).Fokus utama dari karya Ling ada pada
senam/kebugaran yang diterapkan pada perawatan terhadap penyakit dan atau
cedera. Dalam hal ini, Ling merupakan mendukung Medical Gymnastics suatu

7
subyek/ topic yang dipromosikan lebih dari 2000 tahun oleh Herodicus, seorang
pengajar dari sekolah Hippocrates. Menurut Ling, gymnastic/senam medis adalah
senam yang dilakukan dengan posisi yang tepat baik secara sendiri ataupun
dengan bantuan orang lain, kita mencoba dengan mempengaruhi gerakan guna
mengurangi ataupun mengatasi penderitaan yang muncul melalui kondisi-kondisi
yang abnormal.
Sistem Ling mengklasifikasikan gerakan menjadi tiga jenis: aktif, pasif,
dan berulang. Gerakan aktif adalah gerakan yang ditampilkan oleh pasien/klien
(yakni latihan). Gerakan-gerakan pasif adalah gerakan-gerakan dari pasien/klien
yang ditampilkan oleh pelatih senam/ahli terapi (misalnya jarak/tingkat gerakan).
Gerakan duplikasi/berulang adalah gerakan yang ditampilkan pasien/klien dengan
dibantu oleh/bersama-sama dengan ahli terapi. Dengan cara ini, gerakan pasien
berlawanan dengan gerakan pelatih/ahli terapi (yakni latihan berlawanan).

f. Metode Baru
Selam lebih dari 50 tahun, beberapa gaya dan teknik massage baru telah
muncul. Sementara sempitnya ruang gerak, melarang adanya pembahasan yang
terperinci mengenai semua prosedur ini, beberapa diantaranya memerlukan
perhatian. Sebagai suatu aturan umum, teknik-teknik baru ini melebihi konsep-
konsep asli massage Swedia, dan sebagian besar dikembangkan di
AmerikaSerikat sejak 1960.
Massage Esalen (dikembangkan di Institut Esalen) di rancang untuk
menciptakan suatu keadaan relaksasi yang lebih dalam dan kesehatan secara
umum. Jika dibandingkan dengan system Swedia, Massage Esalen lebih lambat
dan lebih berirama dan menekankan pada pribadi secara keseluruhan (pikiran dan
tubuh). Banyak ahli terapi yang sebenarnya menggunakan suatu kombinasi teknik
Swedia dan teknik Esalen.
Rolfing, dikembangkan oleh Dr. Ida Rolf, melibatkan suatu bentuk kerja
jaringan dalam yang melepaskan/mengendurkan adhesi atau pelekatan dalam
jaringan fleksibel (fascia) yang mengelilingi otot-otot kita. Secara umum, gaya ini
meluruskan segmensegmen tubuh utama melalui manipulasi pada fascia.

8
Deep Tissue Massage menggunakan stroke / tekanan yang perlahan,
tekanan langsung, dan atau pergeseran. Seperti namanya, prosedur ini
diaplikasikan dengan tekanan yang lebih besar and pada lapisan otot yang lebih
dalam daripada massage Swedia.
Sport Massage adalah massage yang telah diadaptasi untuk keperluan atlit
dan terdiri dari dua kategori: pemeliharaan (sebagai bagian dari aturan latihan)
dan perlombaan (sebelum perlombaan ataupun setelah perlombaan). Sports
massage juga digunakan untuk mempromosikan penyembuhan dari cedera. Untuk
pembahasan yang lebih jauh lihat bab 26.
Reflexology, juga dikenal sebagai terapi zona, terapi ini didasarkan pada
ide oriental bahwa stimulasi dari titik-titik tertentupada tubuh mempunyai efek
pada bagian-bagian lain dari tubuh. Dengan menggunakan tekanan jari dalam, ahli
terapi massage mengobati area tertentu pada kaki dan tangan untuk menormalkan
fungsi-fungsi dalam tubuh. Untuk pembahasan lebih lanjut, lihat bagian
penjelasan yang ada pada bab refleksologi.
Neuromuscular massage adalah suatu bentuk massage dalam yang
mengaplikasikan tekanan jari yang terkonsentrasi pada otot-otot tertentu. Bentuk
massage ini membantu memutuskan/memecahkan siklus kejang urat dan sakit dan
bentuk ini digunakan pada titik pemicu rasa sakit, yang mana merupakan simpul
ketegangan dari ketegangan otot yang menyebabkan raa sakit pada bagian-bagian
tubuh yang lain. Trigger point massage dan myotherapy merupakan
varietas/bagian dari massage neuromuscular.
Bindegewebsmassage, atau connective tissue massage, dikembangkan oleh
Elizabeth Dicke, merupakan suatu tipe teknik pelepasan myofascial yang terkait
dengan permukaan jaringan penghubung (fascia) yang terletak diantara kulit dan
otot. Para pengikut Bindegewebsmassage percaya bahwa massage pada jaringan
penghubung/ikat akan mempengaruhi reflek vascular dan visceral yang berkaitan
dengan sejumlah patologi dan disability/ketidak-mampuan.

2.3 INTERVENSI
Nyeri persalinan adalah sebagai akibat kontraksi myometrium
(pemendekan otot rahim), hal ini merupakan proses fisiologis dengan intensitas

9
yang berbeda pada masing-masing individu (Cuningham, 2012). Ada 4 atribut
pasti dalam pengalaman nyeri, yaitu bersifat individu, tidak menyenangkan,
merupakan suatu keadaan yang mendominan dan bersifat tidak berkesudahan
(Prasetyo, 2010 dalam Widianingsih, 2015)
Upaya untuk mengatasi nyeri persalinan dapat menggunakan metode non
farmakologi. Metode non farmakologi mempunyai efek non invasif, sederhana,
efektif, dan tanpa efek yang membahayakan, meningkatkan kepuasan selama
persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Metode
non farmakologi yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri persalinan antara
lain homeopathy, imajinasi, umpan balik biologis, terapi musik, acupressure,
hipnobirthing, waterbirth, relaksasi, akupuntur dan massage (Danuatmaja B &
Meliasari M, 2008).

No Diagnosa Tujuan (SLKI) Rencana (SIKI)


.
1. Nyeri Melahirkan Setelah diberikan Manajemen Nyeri (1.08238)
berhubungan dengan asuhan keperawatan Observasi
pengeluaran janin selama 1×24 jam 1. Monitor tanda-tanda vital
ditandai dengan diharapkan tingkat nyeri 2. Identifikasi karakteristik,
mengeluh nyeri, dan kontrol nyeri durasi, frekuensi, intensitas nyeri
perineum terasa meningkat, dengan 3. Identifikasi faktor yang memperberat
tertekan, nafsu makan kriteria hasil: dan memperingan nyeri
menurun, ekspresi Tingkat nyeri (L.08066) 4. Monitor denyut jantung janin, his,
wajah meringis, a Keluhan nyeri vagina toucher (VT), status portio,
berposisi meringankan meningkat warna air ketuban
nyeri, uterus terasa b Meringis meningkat Terapeutik
membulat, tekanan Kontrol nyeri (L.08063) 5. Berikan teknik nonfarmakologis
darah meningkat, Dengan kriteria untuk mengurangi rasa nyeri
frekuensi nadi hasil: 6. Kontrol lingkungan yang
meningkat, ketegangan a. Melaporkan nyeri terkontrol memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
otot meningkat, pola meningkat ruangan, pencahayaan, kebisingan)
tidur berubah, kondisi c Kemampuan mengenali onset 7. Fasilitasi istirahat dan tidur
berkemih berubah, nyeri meningkat Edukasi

10
diaphoresis, gangguan d Kemampuan mengenali 8. Jelaskan penyebab, periode dan
perilaku, perilaku penyebab nyeri meningkat pemicu nyeri.
ekspresif, fokus pada e Kemampuan Kolaborasi
diri sendiri.(D.0079) menggunakan teknik non 9. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
farmakologis meningkat perlu

2.4 TEKHNIK PELAKSANAAN


Terapi massage (pijat) dapat membantu pemulihan fungsi fisik maupun
psikis. Ibu yang dipijat dua puluh menit setiap jam selama persalinan akan lebih
terbebas dari rasa sakit. Hal ini disebabkan kerana pijatan merangsang tubuh
untuk melepaskan senyawa Endorphin yang merupakan pereda rasa sakit dan
menciptaka perasaan nyaman (Manuaba, 2012),

2.4 1 Massage Counter Preassure


1. Definisi
Massage Counter Preassure adalah pijatan yang dilakukan dengan
menggunakan kepalan tangan pada daerah punggung atau sacrum yang
dirasakan paling nyeri, dengan melakukan penekanan yang bertujuan untuk
meredakan nyeri saat kontraksi (Yuliatun, 2008).
2. Teknik Massage Counter Pressure
Teknik Counter pressure adalah teknik massage untuk nyeri
pinggang persalinan dengan metode nonfarmakologi (tradisional), yaitu
dengan menekan persyarafan pada daerah nyeri pinggang ibu bersalin,
menggunakan kepalan tangan ke pinggang ibu dengan posisi duduk atau
miring. Penekanan dilakukan ketika ibu mengalami kontraksi uterus (yang
menimbulkan nyeri pinggang) pada kala I fase aktif. Massage dapat
diteruskan diantara kontraksi maupun kontraksi berikutnya (Yuliatun, 2008).
Teknik massage counter pressure dilakukan dengan memberikan
penekanan pada sumber daerah nyeri pinggang pada saat persalinan yang
dirasakan sehingga dapat melepaskan ketegangan otot, mengurangi nyeri
pinggang, memperlancar peredaran darah, dan akhirnya menimbulkan
relaksasi. Teknik massage counter pressure selama proses persalinan akan
membantu mencegah kram otot, menurunkan nyeri, kecemasan,

11
mempercepat proses persalinan, menghilangkan tegang otot pada paha
diikuti ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otot-otot sekitar pelvis
dan memudahkan bayi turun melewati jalan lahir, efektif dalam membantu
mengurangi rasa nyeri pinggang persalinan dan relative aman karena tidak
ada efek samping yang ditimbulkan (Yuliatun,2008).

3. Mekanisme Massage Counter Pressure


Dengan pemberian massase dengan teknik counter pressure dapat
menutup gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju medulla
spinalis dan otak, selain itu dengan tekanan pada saat memberikan teknik
tersebut maka akan dapat mengaktifkan senyawa endhorphin yang berada di
sinaps sel-sel saraf tulang belakang, otak, sehingga transmisi dari pesa nyeri
dapat dihambat dan menyebabkan penurunan sensasi nyeri (Nastiti, 2012).

4. Prinsip atau Tujuan Teknik Massage Counter Pressure


Prinsip atau tujuan teknik counter pressure yaitu memberikan blok
pada daerah nyeri sehingga nyeri dapat dikurangi. Pelaksanaan massage
yang benar dapat mengurangi serta mengurangi ketegangan otot dan
individu dapat mempersiapkan massage sebagai stimulus untuk rileks,
kemudian muncul respon relaksasi sehingga dapat mengurangi nyeri
pinggang persalinan (Potter dkk, 2005). Penekanan panggul dapat
mengurangi regangan yang terjadi akibat penekanan interna dari kelapa
janin. Massage Counter Pressure tidak dapat diteruskan jika wanita merasa
penekanan ini tidak dapat menolong dalam megurangi rasa nyeri yang
dideritanya (Rohani, 2011).

2.4.2 Deep Back Massage


1. Definisi
Deep back massage adalah penekanan pada sacrum yang dapat
mengurangi ketegangan pada sendi sakroiliakus dari posisi oksiput posterior
janin.

12
2. Teknik Deep Back Massage
Teknik deep back massage dilakukan dengan memberikan
penekanan pada daerah sacrum selama kontraksi berlangsung, dimulai saat
awal kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti. Penekanan dapat
dilakukan dengan tangan yang dikepalkan seperti bola tenis pada sacrum 2,
3, 4. Penekanan yang dilakukan dapat menstimulasi kutaneus, sehingga
dapat menghambat impuls nyeri tidak sampai ke thalamus. Hal ini sesuai
dengan teori Gate Control dan Melzack. Selain itu juga akan membantu
meningkatkan kontraksi miometrium yang akan mempercepat proses
pembukaan.

3. Prinsip dan Tujuan Teknik Deep Back Massage


Prinsip dan tujuan teknik deep back massage yaitu mengurangi atau
menghentikan penghantaran impuls nyeri. Pelaksanaan massage yang benar
dapat meredakan ketengan otot serta memberi rasa relaks. Sirkulasi darah
menjadi lancer sehingga nyeri berkurang (Judha, 2012).
Selain itu deep back massage juga memberikan manfaat memberi
rasa nyaman pada punggung atas dan punggung bawah, menurunkan nyeri
dan kecemasan, mempercepat persalinan, mengilangkan tegangan otot pada
paha diikuti ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otot-otot sekitar
pelvis dan memudahkan bayi turun dan melewati jalan lahir, dan
menurunkan tegangan otot akibat kontraksi, menormalkan fisiologi tubuh,
melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah (Rukma,
2014).

2.4.3 Massage Punggung


1. Definisi
Relaksasi masase punggung yaitu sentuhan yang di bentuk berguna
untuk meningkatkan kenyamanan, mengurangi stress dan menciptakan
ketenangan (Basford & Slevin, 2006).

2. Tujuan terapi

13
Menurut Stuart & Sundeen (2014) tindakan relaksasi masase ini
bertujuan untuk meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi
stres dan kecemasan yang di rasakan, area untuk melakukan masase yang
baik dilakukan yaitu pada area punggung

3. Prosedur
Menurut Koizer & Breman (2004) prosedur melakukan terapi relaksasi
masase punggung yaitu:

a) Persiapan sebelum melakukan masase punggung:


(1) Pengkajian kulit sebelumnya.
(2) Lotion khusus yang digunakan.
(3) Posisi yang dikontraindikasikan untuk klien.
(4) Atur lingkungan yang tenang tanpa interupsi untuk meningkatkan efek
pijat punggung yang maksimal.

b) Fase Kerja Pemijatan:


(5) Jelaskan kepada klien mengenai apa yang akan anda lakukan dan apakah
klien dapat bekerja sama, dorong klien untuk memberikan umpan balik
kepada anda tentang jumlah tekanan yang dapat anda gunakan selama
menggosok punggung.
(6) Cuci tangan dan pantau pengendalian infeksi yang tepat.
(7) Berikan privasi kepada klien.
(8) Persiapkan klien
(9) Bantu klien untuk berpindah ke dekat sisi tempat tidur agar terjangkau
oleh anda dan sesuaikan tinggi tempat tidur agar nyaman untuk bekerja guna
mencegah ketegangan punggung.
(10) Tentukan posisi mana yang lebih disukai klien. Posisi pronasi atau
tengkurap direkomendasikan untuk menggosok punggung. Posisi
miring/duduk dapat dilakukan jika klien tidak bisa tengkurap.

14
(11) Buka bagian punggung dari bahu sampai area sakralis inferior. Tutup
bagian tubuh yang lain untuk mencegah kedinginan dan meminimalkan
pemajanan.

c) Pijat Punggung:
(12) Tuangkan sedikit lotion ke telapak tangan anda dan biarkan selama satu
menit. Botol lotion juga dapat ditaruh dalam waskom mandi yang berisi air
hangat. Preparat gosokan punggung yang dingin cenderung dirasa tidak
nyaman bagi individu. Menghangatkan larutan dapat memfalisitasi
kenyamanan klien.
(13) Dengan menggunakan telapak tangan anda mulai di area sakralis
dengan menggunakan pijatan lembut yang memutar.
(14) Gerakan tangan anda keatas menuju ke pusat punggung dan kemudian
ke kedus skapula.
(15) Pijat dengan gerakan memutar pada kapula.
(16) Gerakan tangan anda menuruni bagian sisi punggung.
(17) Pijat area pada krista iliaka kanan dan kiri.
(18) Berikan tekanan berkelanjutan yang mantap tanpa memutuskan kontak
dengan kulit klien.
(19) Ulangi gerakan di atas selama 3 sampai 5 menit dengan lebih banyak
lotion sesuai kebutuhan.
(20) Saat memijat punggung, kaji kemeraha pada kulit dan area penurunan
sirkulasi pada kulit klien.
(21) Keringkan lotion yang berlebih dengan menggunakan sebuah handuk.
(22) Dokumentasikan bahwa pijatan punggung pada klien telah dilakukan
dan dokumentasikan respon klien, catat adanya temuan yang tidak biasa.

2.5 SYARAT BOLEH DILAKUKANNYA INTERVENSI MASSAGE


Massage boleh dilakukan pada Ibu hamil dengan keluhan sebagai berikut :
1. Klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri punggung pada ibu hamil
2. Kelelahan yang sangat
3. Otot kaku, lengket, tebal dan nyeri

15
4. Ganggguan atau ketegangan saraf
5. Kelayuhan atau kelemahan otot

Massage tidak boleh dilakukan pada Ibu hamil jika Sang Ibu mengalami :
1. Cidera yang bersifat akut
2. Demam
3. Edema
4. Penyakit kulit
5. Pengapuran pembuluh darah arteri
6. Luka bakar
7. Patah tulang (fraktur)
8. Nyeri pada daerah yang akan di masase
9. Hati-hati saat melakukan masase pada daerah yang mengalami
gangguan sensasi seperti penurunan sensasi maupun hiperanastesia
10. Jangan melakukan masase pada daerah yang mengalami tromboplebitis
11. Hindari melakukan masase pada daerah yang mengalami inflamasi.

16
BAB 3
ANALISIS JURNAL

3.1 Judul
1. Jurnal 1: Pengaruh Terapi Massage Counterpressure terhadap Nyeri
Kala I pada Ibu Inpartu di BPS Desa Durjan, Bangkalan.(2020)
2. Jurnal 2: Pengaruh Metode Deep Back Massage terhadap Intensitas
Nyeri pada Persalinan Kala I Fase Aktif di Klinik Pratama Mutiara
Bunda Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2018.
3. Jurnal 3: Tehnik Massage Punggung untuk Mengurangi Nyeri
Persalinan Kala I. (2017)

3.2 Isi Jurnal


1. Jurnal 1:
 Berdasarkan penelitian jurnal pertama, penggunaan metode
massage counterpressure belum umum dan belum diketahui
keefektifannya bagi ibu melahirkan di Desa Durjan, Bangkalan.
 Tingkat nyeri kala I pada ibu inpartu yang tidak diberikan terapi
massage counterpressure adalah nyeri skala 4.
 Tingkat nyeri kala I pada ibu inpartu yang diberikan terapi
massage counterpressure adalah nyeri skala 1
 Ada pengaruh terapi massage counterpressure terhadap nyeri kala
I pada ibu inpartu dengan nilai ρ = 0,000.
 Diharapkan perawat menerapkan metode pengurang nyeri secara
nonfarmakologis ( massage counterpressure).
2. Jurnal 2:
 Berdasarkan hasil penelitian, nyeri pada persalinan kala I fase
aktif sebelum dilakukan metode deep back massage di klinik
Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota Tasikmalaya berada pada
nyeri berat terkontrol dengan nilai rata-rata 7,97. Setelah
dilakukan metode deep back berada pada nyeri sedang dengan
nilai rata-rata 5.

17
 Terdapat pengaruh metode deep back massage terhadap nyeri
pada persalinan kala I fase aktif di klinik kota Tasikmalaya
dengan nilai (ρ=0,001).
3. Jurnal 3:
 Berdasarkan hasil penelitian, di BPS Tri Handayani Gebog Kudus
Didapatkan perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah
dilakukan massage pungggung terhadap nyeri persalinan kala I.
Penerapan teknik massage punggung cukup efektif untuk
mengurangi rasa nyeri persalinan kala I.

3.3 Persamaan dan Perbedaan


 Persamaan Jurnal 1,2,3.
1. Ketiga jurnal menggunakan metode massage atau pijatan dalam
upaya mengurangi nyeri persalinan. Yang juga merupakan metode
nonfarmakologik untuk menghindari adanya efek samping yang
merugikan ibu dan janin.
2. Hasil dari ketiga jurnal tersebut didapat bahwa metode massage atau
pijatan yang digunakan mempunyai pengaruh dan cukup efektif
untuk mengurangi rasa nyeri pada persalinan kala I.

 Perbedaan Jurnal 1,2,3.


1. Penelitian jurnal 1 menggunakan metode massage counterpressure.
Penelitian jurnal 2 menggunakan Deep back massage, sedangkan
penelitian jurnal 3 menggunakan teknik massage punggung dalam
upaya mengurangi nyeri persalinan kala I.
2. Jurnal 1 menggunakan quasy eksperiment dengan pendekatan the
static group comparism. Jurnal 2 menggunakan metode quasy
eksperimen one group pre test dan post test design. Sedangkan
jurnal 3 menggunakan desain non equivalent control group dan
pendekatan penelitian menggunakan eksperimen semu atau quasi
eksperimen.

18
3.4 Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
 Jurnal 1 :
Massage counter pressure bekerja dengan cara saraf A-beta
mendominasi transmisi serabut A-delta dan C yang berdiameter
kecil, sehingga menurunkan transmisi nyeri, selain itu massage
counter pressure memberikan rasa lebih tenang, nyaman dan
rileks serta lebih dekat dengan petugas kesehatan yang melayani
secara tidak langsung hal ini dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan
 Jurnal 2 :
Dengan melakukan metode deep back massage, memberi rasa
rileks sehingga kecemasan ibu berkurang serta ibu dapat
mengatasi rasa nyeri pada persalinannya. Hal ini sejalan dengan
gate control theory Dasar pemikiran pertama gate control theory
adalah bahwa keberadaan dan intensitas pengalaman nyeri
tergantung pada transmisi tertentu pada impuls impuls saraf.
 Jurnal 3 :
Massage punggung digunakan untuk membantu relaksasi dan
menurunkan nyeri melalui peningkatan aliran darah pada daerah-
daerah yang terpengaruh, merangsang reseptor reseptor raba kulit
sehingga merilekskan otototot, mengubah suhu kulit dan secara
umum memberikan perasaan yang nyaman yang berhubungan
dengan keeratan hubungan manusia.

Kelemahan :
 Jurnal 1 :
nyeri bisa dipengaruhi oleh persepsi nyeri yang dirasakan dan
reaksi nyeri yang merupakan respon seseorang terhadap nyeri
dapat dipengaruhi oleh usia, kondisi psikologis, dan pengalaman
nyeri sebelumnya. Nyeri ini dapat diatasi dengan menggunakan
terapi massage counter pressure

19
 Jurnal 2 :
Terdapat pengaruh metode deep back massage terhadap nyeri
pasa persalinan kala I fase aktif di Klinik Pratama Mutiara Bunda
Kawalu Kota Tasikmalaya dengan nilai (ρ = 0,001)
 Jurnal 3 :
Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisis faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap nyeri persalinan, seperti
karakteristik ibu (umur, pendidikan, paritas, latar belakang
budaya dan tempat tinggal), dan faktor lanjutan dari penerapan
metode massage punggung terhadap kemajuan persalinan.

3.5 Kesimpulan Jurnal


Jurnal 1 :
Berdasarkan uraian diatas peneliti berpendapat bahwa nyeri bisa
dipengaruhi oleh persepsi nyeri yang dirasakan dan reaksi nyeri yang
merupakan respon seseorang terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh usia,
kondisi psikologis, dan pengalaman nyeri sebelumnya. Nyeri ini dapat
diatasi dengan menggunakan terapi massage counterpressure. Massage
counterpressure bekerja dengan cara saraf A-beta mendominasi transmisi
serabut A-delta dan C yang berdiameter kecil, sehingga menurunkan
transmisi nyeri, selain itu massagecounterpressure memberikan rasa lebih
tenang, nyaman dan rileks serta lebih dekat dengan petugas kesehatan
yang melayani secara tidak langsung hal ini dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan
Jurnal 2 :
Nyeri pada persalinan kala I fase aktif sebelum dilakukan metode deep
back massage di Klinik Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota
Tasikmalaya berada pada nyeri berat terkontrol dengan nilai ratarata 7,97,
setelah dilakukan metode deep back massage berada pada nyeri sedang
dengan nilai rata-rata 5.
Jurnal 3 :

20
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 21 orang responden di BPS
Tri Handayani Gebog Kudus didapatkan perbedaan yang bermakna
sebelum dan setelah dilakukan massage punggung terhadap nyeri
persalinan kala I, ini menunjukkan penerapan teknik massage punggung
cukup efektif untuk mengurangi rasa nyeri persalinan kala I. Massage
punggung dapat djadikan alternatif bagi ibu bersalin yang menginginkan
metode nonfarmakologis dan meminimalkan efek samping yang
ditimbulkan dari tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan terutama
penolong persalinan dalam mengurangi nyeri persalinan. Untuk instansi
pelayanan kesehatan diharapkan metode massage punggung dapat
diterapkan dan diajarkan pada ibu hamil, bersalin, maupun
keluarga/pendamping persalinan.
3.6 Saran
Jurnal 1 :
1. Bagi Petugas kesehatan Diharapkan dapat mengaplikasikan tindakan
ini untuk menangani masalah nyeri persalinan kala I.
2. Bagi Masyarakat Dari penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya
ibu inpartu nyeri kala I mampu mengenal terapi massage counter-
pressure serta fungsinya terhadap nyeri.
Jurnal 2 :
Petugas kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat khususnya pada pendampingan ibu bersalin dalam
penatalaksanaan nyeri yang diharapkan tidak hanya persalinan berjalan
lancar namun kenyamanan bagi ibu bersalin juga bisa tercapai. Bagi
institusi pendidikan dapat menambah kepustakaan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan khususnya dalam mata kuliah asuhan persalinan normal.
Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat menjadi sumber referensi
dalam melakukan penelitian selanjutnya.
Jurnal 3 :
Untuk instansi pelayanan kesehatan diharapkan metode massage
punggung dapat diterapkan dan diajarkan pada ibu hamil, bersalin,

21
maupun keluarga/pendamping persalinan. Diperlukan penelitian lebih
lanjut dalam
menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nyeri persalinan,
seperti karakteristik ibu (umur, pendidikan, paritas, latar belakang budaya
dan tempat tinggal), dan faktor lanjutan dari penerapan metode massage
punggung terhadap kemajuan persalinan.

22
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Nyeri bisa dipengaruhi oleh persepsi nyeri yang dirasakan dan reaksi
nyeri yang merupakan respon seseorang terhadap nyeri dapat dipengaruhi
oleh usia, kondisi psikologis, dan pengalaman nyeri sebelumnya. Nyeri
ini dapat diatasi dengan menggunakan terapi massage counterpressure. 
Stimulasi kulit (massage) adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum tanpa menyebabkan
gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri,
menghasilkan rasa nyaman dan memperbaiki sirkulasi. 
Massage merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang
dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Terapi massage (pijat)
dapat membantu pemulihan fungsi fisik maupun psikis. Prinsip atau
tujuan teknik counter pressure yaitu memberikan blok pada daerah nyeri
sehingga nyeri dapat dikurangi. Deep back massage adalah penekanan
pada sacrum yang dapat mengurangi ketegangan pada sendi sakroiliakus
dari posisi oksiput posterior janin. Prinsip dan tujuan teknik deep back
massage yaitu mengurangi atau menghentikan penghantaran impuls nyeri.
Nyeri pada persalinan kala I fase aktif sebelum dilakukan metode
deep back massage di Klinik Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota
Tasikmalaya berada pada nyeri berat terkontrol dengan nilai ratarata 7,97,
setelah dilakukan metode deep back massage berada pada nyeri sedang
dengan nilai rata-rata 5.
Penerapan teknik massage punggung cukup efektif untuk
mengurangi rasa nyeri persalinan kala I. Massage punggung dapat
djadikan alternatif bagi ibu bersalin yang menginginkan metode
nonfarmakologis dan meminimalkan efek samping yang ditimbulkan dari

23
tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan terutama penolong persalinan
dalam mengurangi nyeri persalinan.

4.2 Saran
Kami menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
kami akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

24
DAFTAR PUSTAKA

Astrida Budiarti,Aimmatus Solicha.2020. Pengaruh Terapi Massage


Counterpressure Terhadap Nyeri Kala I Pada Ibu Inpartu Di BPS Desa
Durjan, Bangkalan.Surabaya.Stikes Hang Tuah Surabaya.
(https://core.ac.uk/download/pdf/327188785.pdf)

Tetin Nafiah.2018. Pengaruh metode deep back massage terhadap intensitas


nyeri pada persalinan kala i fase aktif di klinik pratama mutiara bunda
kawalu kota tasikmalaya tahun 2018.Tasikmalaya.(
http://www.ejurnal.stikes-
bth.ac.id/index.php/P3M_JKBTH/article/view/407 )

Indah Puspitasari,Dwi Astuti.2017. Tehnik Massage Punggung Untuk


Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I.Kudus.STIKES Muhammadiyah
Kudus.(. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/
jikk/article/download/289/247&ved=2ahUKEwiTvLmMvuryAhWJbX0KH
Qs2DRcQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw1wt2165A_kx5YCygn-Dz2b)

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

25
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Indarti, Teti Catur. 2019. Perbandingan Efektifitas Massage Effluerge Dan


Massage Counterpressure Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1
Fase Aktif di Klinik Harapan Ibunda Kota Pekanbaru. Pekanbaru.
Politekniik Kesehatan Kemenkes Riau Jurusan Kebidanan.
(http://repository.pkr.ac.id/138/3/BAB%201-6.pdf )

Nurmalitasari, Avilia. 2016. Pemberian Tekhnik Deep Back Massage Terhadap


Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny. S Dengan Persalinan
Kala 1 Fase Aktif di Ruang Bersalin Puskesmas Sibella Surakarta.
Surakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada.
(http://digilib.ukh.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-avilianurm-1942-1-ktiavil-
i.pdf)

Universitas Negeri Yogyakarta. 2011. Perspektif Sejarah. Yogyakarta.


Universitas Negeri Yogyakarta.
(http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304484/pengabdian/TERAPI+MASS
AG2.pdf )

Mufidah, Heny Lailatul. 2018. Penerapan Terapi Masase Punggung Pada


Asuhan Keperawatan Klien Inpartu Kala Satu Dengan Pemenuhan
Kebutuhan Aman Nyaman di Puskesmas Godean 1. Yogyakarta.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.
(http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2074/13/Lampiran%204.pdf )

Widyatami M, Friska. 2017. Efektivitas Terapi Back Massage Terhadap


Penurunan Intensitas Nyeri Pada Lansia. Magetan. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo Fakultas Ilmu Kesehatan.
(http://eprints.umpo.ac.id/4470/1/Lampiran.pdf)

26
Gitayani, Ni Putu Yuvi. 2018. Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian
Terapi Masase Punggung Untuk Menurunkan Ansietas Pada Pasien Pre
Operatif Fraktur Tibia. Denpasar. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar. (http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/700/3/BAB
%20II.pdf)

Cintya Purnami, I Gusti Ayu Kade. 2020. Gambaran Asuhan Keperawatan Pada
Ibu Bersalin Normal Kala II Dengan Nyeri Melahirkan. Denpasar.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar. (http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/5090/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf)

27
28

Anda mungkin juga menyukai