Persalinan Introduksi • Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan (28%), eklampsia (22%), komplikasi keguguran (12%) dan sepsis (9%). • Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Fokus Asuhan Kesehatan Ibu (selama dua dasawarsa terakhir)
• Kesetaraan Gender (Hak Reproduksi)
• Keluarga Berencana (Reproduksi Preventif) • Asuhan Antenatal Terfokus (Gravidogram) • Asuhan Pascakeguguran (Tatalaksana Komplikasi) • Persalinan yang Bersih dan Aman serta Pencegahan Komplikasi (Reproduksi Kuratif) • Emergensi Obstetrik (Kelangsungan Hidup). Pergeseran Paradigma
• Fokus asuhan persalinan normal adalah
persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi. • Konsep ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu menjadi pencegahan. • Konsep diatas terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Contoh Pergeseran Paradigma • Mencegah Perdarahan Pascapersalinan • Mengurangi Laserasi/Episiotomi • Mencegah Retensio Plasenta • Menghindarkan Partus Lama • Mencegah Asfiksia Bayi Baru Lahir Contoh Paradigma Pencegahan
• Mencegah Perdarahan Pascapersalinan yang
disebabkan oleh Atonia Uteri – Upaya pencegahan perdarahan pascapersalinan dimulai pada tahap yang paling dini. – Diterapkan pada setiap tahapan atau langkah: • manipulasi minimal proses persalinan, • penatalaksanaan aktif kala III, • pengamatan melekat kontraksi uterus pascapersalinan. – Rujukan obstetrik dimulai dari pengenalan dini persalinan patologis dan kondisi ibu masih optimal. • Laserasi/episiotomi – episiotomi tidak lagi dilakukan secara rutin – digunakan perasat khusus untuk mengatur ekspulsi kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi atau robekan maksimal pada perineum. • Retensio plasenta – MAK III untuk mencegah perdarahan, mempercepat proses separasi dan melahirkan plasenta dengan pemberian uterotonika segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali. • Partus Lama – menggunakan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan proses persalinan. – dukungan suami atau kerabat memberikan rasa tenang dan aman selama proses persalinan berlangsung. – pendampingan dapat mendukung kelancaran proses persalinan, menjalin kebersamaan, berbagi tanggung jawab diantara penolong dan keluarga klien. • Asfiksia Bayi Baru Lahir – Pencegahan asfiksia BBL dilakukan melalui pengenalan/ penanganan dini: • memantau secara baik dan teratur denyut jantung bayi selama proses persalinan, • mengatur posisi tubuh untuk memberi rasa nyaman bagi ibu • mencegah gangguan sirkulasi utero-plasenter terhadap bayi, teknik meneran dan bernapas yang menguntungkan bagi ibu dan bayi. – Bila terjadi asfiksia, dilakukan termoregulasi , penghisapan lendir, rangsangan taktil dan pernapasan buatan . Pelatihan Asuhan Persalinan Bersih dan Aman
• Kajian Program KIA menunjukkan kesenjangan
kinerja petugas yang mengganggu mutu pelayanan ibu hamil dan bersalin. • Temuan ini berlanjut menjadi kerjasama untuk memperbaiki kinerja penolong persalinan. • Pelatihan klinik PB&A mengacu pada asuhan bersih dan aman dan pencegahan komplikasi terutama perdarahan pascapersalinan dan hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir • Pada pertengahan tahun 2016, INS dengan bantun teknis John Snow Research & Training Institute melakukan adaptasi Paket Pelatihan Persalinan Bersih dan Aman
• Kerjasama INS-JSI-JNPK tersebut menghasilkan
paket pelatihan AP&B edisi khusus tahun 2016 Pelatihan Klinik Self-paced Learning
• Dalam edisi 2008 dikenalkan pelatihan APN
Self-paced Learning • Proses pembelajaran menjadi lebih intensif dan interaktif, belajar proaktif dan praktik sambil bekerja (learning by doing). • Proses pembelajaran dimulai dan diakhiri di pusat pelatihan tetapi 90% proses pembelajaran terjadi di tempat praktik klinik. Tujuan APB&A
• Tujuan asuhan persalinan bersih dan aman
adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal). • Setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan • Keterampilan yang diajarkan dalam pelatihan asuhan persalinan normal harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan bagi semua ibu bersalin di setiap tahapan persalinan oleh setiap penolong persalinan dimanapun hal tersebut terjadi Praktik-Praktik Pencegahan di Buku Acuan
• Praktik pencegahan infeksi
• Memberikan asuhan yang diperlukan. • Memberikan asuhan sayang ibu • Persiapan dan rujukan tepat waktu dan optimal • Menghindarkan berbagai tindakan tidak perlu atau berbahaya • Melaksanakan MAK III Praktik … • Melaksanakan MAK III • Membangun naluri alamiah (IMD dan kontak kulit) • Memberikan asuhan segera pada bayi baru lahir • Pemantauan kondisi optimal dan antisipasi komplikasi • Memberikan asuhan dan pemantauan nifas • Edukasi gejala-tanda bahaya masa nifas dan neonatal • Dokumentasi semua asuhan yang telah diberikan. Intervensi Efektif • Pelayanan Keluarga Berencana • Imunisasi • Perencanaan Kehamilan dan Pencegahan Komplikasi • Manajemen Aktif Kala III • Inisiasi Menyusu Dini • Misoprostol pascapersalinan Pencapaian Kompetensi
• Pelatihan APB&A dianggap selesai jika:
– penilaian pascapelatihan di tempat kerja menunjukkan bahwa peserta latih telah berkualifikasi untuk memberikan APB&A, – tempat peserta latih bekerja terakreditasi sebagai fasilitas kesehatan yang mampu melaksanakan standar APB&A – peserta mampu memberikan Persalinan Bersih dan Aman bagi mereka yang membutuhkan.