Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah laporan ini yang berjudul :
‘’ MAKALAH NIFAS DAN MENYUSUI (PNC) “
Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat banntuan Tuhan YME dan tidak
lepasdari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun menghanturkan rasa
hormat dan terimah kasih kepada Sulastri, SST. selaku dosen Nifas Dan Menyusi (PNC) serta teman-
teman yang membantu dalam makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari kesempatan kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh
karenanya, penyusun dengan rendah hati menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar
dan bagaimana melakukan masase jika uterus menjadi lembek.
Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu mengenakan baju atau
sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau
berbaring miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik. Bagian kepala tertutup baik, kemudian
berikan bayi ke ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi ASI.
Lakukan asuhan esensial bagi bayi baru lahir.
2.3 Macam-Macam Komplikasi Yang Sering Timbul Pada Masa Nifas Dan Upaya Penanganan.
2.3.1 Perdarahan Masa Nifas (HPP)
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca
persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini :
a. Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya
setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah
juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang
ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan
berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat
fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat
tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena
hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca
bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan
Penyebab:
Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban tertahan).
Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan atau gangguan,
misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sectio caesaria, episiotomi).
Koagulasi intravascular disetaminata.
Inversi uterus.
Hemorargi post partum sekunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam
setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.
Penatalaksanaan:
Hemorargi post partum primer.
Hemorargi post partum atonik.
1) Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah.
2) Kaji kondisi pasien (denyut jantung, tekanan darah, warna kulit, kesadaran, kontraksi uterus) dan
perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika pasien dalam kondisi syok, pastikan jalan nafas
dalam kondisi terbuka, palingkan wajah hilang.
3) Berikan oksitosin (oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui IM apabila
tidak bisa melalui IV).
4) Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk cross cek, berikan NaCl 11/15 menit apabila
pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.
5) Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.
6) Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter cairan
infus dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.
7) Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanual.
8) Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan lahir.
9) Jika ada indikasi mungkin terjadi infeksi maka berikan antibiotik.
10) Lakukan pencatatan yang akurat.
Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks & endometrium
Penyebaran dari tempat tersebut melalui vena, melalui jalan limfe & melalui permukaan
endometrium.
Tanda & Gejala
Infeksi akut di tandai dengan demam, sakit di daerah infeksi berwarna kemerahan, fungsi organ
tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat berbrntuk:
o Infeksi lokal
Pembengkakn luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit, pengeluaranlochia
bercampur nanah, temperatur badan meningkat.
o Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, tekanan darah menurun, pernafasan meningkat dan terasa sesak, kesadaran
gelisah sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan bernanah
serta kotor.
Faktor Perdisposisi terjadinya infeksi yaitu:
a. Persalinan yang berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar
b. Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
c. Ketuban pecah dini
d. Keadaan umum yang menurun
Pencegahan
a) Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea keluar dengan lancar
b) Perlukaan dirawat dengan baik
c) Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi nosokomial.
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil.
2. Komplikasi pada masa nifas harus segera ditangani guna mencegah komplikasi lebih lanjut
3.2 Saran
• Mahasiswa
Semoga makalah ini bisa membuat pembaca lebih banyak mengerti tentang Deteksi dini komplikasi
pada masa nifas
Sehingga bagi calon pendidik ataupun mahasiswa dapat memudahkan dalam proses pembelajaran
baik menampilkan dalam bentuk diskusi maupun sebagai bahan ajar.
• Bidan
Sebagai seorang bidan, kita harus melakukan kunjungan pada masa nifas karena pada masa ini terjadi
banyak sekali komplikasi dan penyulit yang harus di deteksi secara dini.
• Instansi
Instansi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung adanya
peningkatan kreatifitas mahasiswa.
Report this ad