Anda di halaman 1dari 7

bidan nana kurnia sari

bidan itu anugerah


Navigasi
Lanjut ke konten
 Beranda
 Perihal

Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah laporan ini yang berjudul :
‘’ MAKALAH NIFAS DAN MENYUSUI (PNC) “
Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat banntuan Tuhan YME dan tidak
lepasdari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun menghanturkan rasa
hormat dan terimah kasih kepada Sulastri, SST. selaku dosen Nifas Dan Menyusi (PNC) serta teman-
teman yang membantu dalam makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari kesempatan kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh
karenanya, penyusun dengan rendah hati menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir
setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi seluruh organ kandungan baru pulih kembali,
seperti dalam keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan setelah bersalin.
Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organ-organ
reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan bersalin.
Masa nifas dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu pasca nifas, masa nifas dini, dan masa nifas lanjut,
yang masing-masing memiliki cirri khas tertentu. Pasca nifas adalah masa setelah persalinan sampai
24 jam sesudahnya (0-24 jam setelah melahirkan). Masa nifas dini adalah masa permulaan nifas yaitu
1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari lamanya (1 minggu pertama). Masa nifas lanjut adalah 1
minggu sesudah melahirkan sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.
Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara
fisiologis, emosional dan social. Baik di Negara maju maupun Negara berkembang, perhatian utama
bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan
yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta
bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan. Keadaan ini terutama disebabkan oleh
konsekuensi ekonomi, disamping ketidaktersediaan pelayanan atau rendahnya peranan pasilitas
kesehatan dalm menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini
sera penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa
pascapersalinan
(Saifuddin, 2008)
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian mengenai Deteksi dini komplikasi pada masa nifas ?
2. Tujuan mengenai Deteksi dini komplikasi pada masa nifas ?
3. Komplikasi yang biasa timbul pada masa nifas ?
4. Cara menangani komplikasi yang biasa timbul pada masa nifas ?

1.3 Tujuan penulisan


Tujuan dari makalah Komputer dan Internet sebagai berikut :
1. Kompetensi Dsar dalam memahami Deteksi dini komplikasi pada Masa nifas
2. Indikator Pencapaian / kemampuan akhir mahasiswa sesuaikan dengan pokok bahasan masing-
masing.
3. Mahasiswa memahami mngenai Deteksi dini komplikasi pada Masa nifas.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Deteksi dini komplikasi pada Masa nifas.
5. Mahasiswa memahami komplikasi yang biasa timbul pada Masa nifas.
6. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai cara menangani komplikasi yang terjadi pada Masa nifa..
7. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Nifas Dan Menyusui (PNC)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Deteksi Dini Pada Masa Nifas


Deteksi Dini Masa Nifas adalah Memantau kondisi Ibu dan Bayi pasca persalinan dalam rangka
menghindari komplikasi yang mungkin terjadi,dan untuk mencapai tingkat kesehatan yang sebaik
mungkin bagi ibu-ibu yang baru melahirkan (post partum), bayi dan keluarga khususnya serta
masyarakat pada umumnya.

2.2 Tujuan Deteksi Dini Pada Masa Nifas


A. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 2 Jam Pertama
Asuhan yang diberikan pada 2 jam pertama masa nifas yaitu :
 Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15
menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat. Jika ada
temuan yang tidak normal, tingkatkan frekusensi observasi dan penilaian kondisi ibu.
 Masase uterus untuk membuat kontaraksi uterus menjadi baik setiap 15 menit selama satu jam
pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal,
tingkatkan frekusensi observasi dan penilaian kondisi ibu.
 Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pascapersalinan. Jika meningkat,
pantau dan tatalaksana sesuai dengan apa yang diperlukan.
 Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap
30 menit selama jam kedua pada kala empat.

 Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar
dan bagaimana melakukan masase jika uterus menjadi lembek.
 Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu mengenakan baju atau
sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau
berbaring miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik. Bagian kepala tertutup baik, kemudian
berikan bayi ke ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi ASI.
 Lakukan asuhan esensial bagi bayi baru lahir.

B. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Jam Masa Nifas


Asuhan yang diberikan pada 6 jam masa nifas yaitu :
 Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
 Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan
berlanjut.
 Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan
atonia uteri.
 Pemberian ASI awal
 Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
 Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
 Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2
jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.

C. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Hari Masa Nifas


Asuhan yang diberikan pada 6 hari masa nifas yaitu :
 Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi
fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
 Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
 Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
 Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
D. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Minggu Masa Nifas
Asuhan yang diberikan pada 6 minggu masa nifas yaitu :
 Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
 Memberikan konseling KB secara dini.

2.3 Macam-Macam Komplikasi Yang Sering Timbul Pada Masa Nifas Dan Upaya Penanganan.
2.3.1 Perdarahan Masa Nifas (HPP)
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca
persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini :
a. Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya
setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah
juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang
ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan
berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat
fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat
tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena
hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca
bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan
Penyebab:
 Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban tertahan).

 Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan atau gangguan,
misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sectio caesaria, episiotomi).
 Koagulasi intravascular disetaminata.
 Inversi uterus.
Hemorargi post partum sekunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam
setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.

Penatalaksanaan:
 Hemorargi post partum primer.
 Hemorargi post partum atonik.
1) Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah.
2) Kaji kondisi pasien (denyut jantung, tekanan darah, warna kulit, kesadaran, kontraksi uterus) dan
perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika pasien dalam kondisi syok, pastikan jalan nafas
dalam kondisi terbuka, palingkan wajah hilang.
3) Berikan oksitosin (oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui IM apabila
tidak bisa melalui IV).
4) Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk cross cek, berikan NaCl 11/15 menit apabila
pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.
5) Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.
6) Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter cairan
infus dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.
7) Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanual.
8) Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan lahir.
9) Jika ada indikasi mungkin terjadi infeksi maka berikan antibiotik.
10) Lakukan pencatatan yang akurat.

Hal yang harus di hindari:


 Jangan pernah meninggalkan pasien sendiri sampai perdarahan telah terkendali dan keadaan umum
telah stabil.
 Pada kasus PPH atonik jangan pernah memasukkan pack vagina.
 Jika penolong berada si rumah perlu dilakukan rujukan.Hemorargi post partum traumatic
 Pastikan asal perdarahan.
 Ambil darah untuk cros check dan lakukan sek kadar HB.
 Pasang infus IV, NaCl atu Rl jika pasien mengalami syok.
 Pasien dalam posisi litotomi dan penerangan yang cukup.
 Perkirakan darah yang hilang.
 Periksa denyut nadi, tekanan darah dan kondisi umum.
 Jahit robekan.
 Berikan antibiotik.
 Membuat catatan yang akurat.

(Nursalam, Konsep Dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu keperawatan.2008)


2.3.2 Infeksi Masa Nifas
Infeksi nifas merupakan masuknya bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan.
Kenaikan suhu sampai 38 derajat serius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca
persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.
Etiologi
Organisme pada bekas implantasi plasenta atau laserasi akibat persalinan adalah:
 Kuman anaerob : kokus gram positif (pespoptreptokok, peptokok, bakteriodes & clostridium)
 Kuman aerob : gram positif & E coli.
Faktor perdisposisi
a. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh
b. Partus lama dengan ketuban pecah lama
c. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
d. Teknik aseptik yang tidak baik dan benar
e. Pemeriksaan vagina selama persalinan
f. Manipulasi intra uterus
g. Trauma/luka terbuka
h. Hematom & hemoragi(darah hilang lebih dari 1000ml)
i. Perawatan perineum yang tidak tepat
j. Infeksi vagina/serviks atau penyakit menular seksual yang tidak ditangani
Patofisiologi
a. Setelah kala III daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter 4 cm.
Permukaannya tidak rata berbenjol-benjol terkena banyaknya vena yang di tutupi trombus.
b. Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman & masuknya jenis yang patogen
dalam tubuh wanita.
c. Serviks sering mengalami perlukaan pada persalinan, demikian vulva, vagina & perineum, yang
merupakan tempat masuknya kuman patogen.

Infeksi Masa Nifas dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks & endometrium
Penyebaran dari tempat tersebut melalui vena, melalui jalan limfe & melalui permukaan
endometrium.
Tanda & Gejala
Infeksi akut di tandai dengan demam, sakit di daerah infeksi berwarna kemerahan, fungsi organ
tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat berbrntuk:
o Infeksi lokal
Pembengkakn luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit, pengeluaranlochia
bercampur nanah, temperatur badan meningkat.
o Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, tekanan darah menurun, pernafasan meningkat dan terasa sesak, kesadaran
gelisah sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan bernanah
serta kotor.
Faktor Perdisposisi terjadinya infeksi yaitu:
a. Persalinan yang berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar
b. Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
c. Ketuban pecah dini
d. Keadaan umum yang menurun
Pencegahan
a) Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea keluar dengan lancar
b) Perlukaan dirawat dengan baik
c) Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi nosokomial.

2.3.3 Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur


Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur. Gejala-
gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai dengan tekanan
darah yang tinggi
Penanganan :
 Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan.
 Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan masker dan balon. Lakukan intubasi jika
perlu dan jika pernafasan dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan beri oksigen 4-6 liter per
menit.
 Jika pasien tidak sadar/ koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi kiri, ukur suhu, periksa
apakah ada kaku tengkuk.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil.
2. Komplikasi pada masa nifas harus segera ditangani guna mencegah komplikasi lebih lanjut

3.2 Saran
• Mahasiswa
Semoga makalah ini bisa membuat pembaca lebih banyak mengerti tentang Deteksi dini komplikasi
pada masa nifas
Sehingga bagi calon pendidik ataupun mahasiswa dapat memudahkan dalam proses pembelajaran
baik menampilkan dalam bentuk diskusi maupun sebagai bahan ajar.
• Bidan
Sebagai seorang bidan, kita harus melakukan kunjungan pada masa nifas karena pada masa ini terjadi
banyak sekali komplikasi dan penyulit yang harus di deteksi secara dini.
• Instansi
Instansi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung adanya
peningkatan kreatifitas mahasiswa.

Report this ad

Anda mungkin juga menyukai