Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

Kebiasaan merokok telah lama dikenal dimuka bumi ini, dan juga telah diketahui dapat
membahayakan kesehatan. Tetapi,kenyataan di dalam dan luar negeri menunjukan bahwa
sebenarnya masih banyak pihak yang belum mengetahui secara jelas apa dan bagaimana gangguan
kesehatan yang terjadi akibat asap rokok (Tjandra Yoga Aditama,2018.)

Para ahli Badan Kesehatan Dunia ( World Health Organization [WHO] memperkirakan bahwa di
negara industri sekitar sepertiga kaum pria berumur di atas lima belas tahun punya kebiasaan
merokok. Di pihak lain, sekitar setengah dari kaum pria di negara berkembang juga punya kebiasaan
yang sama. Jumlah perokok di kalangan wanita di negara maju lebih rendah daripada kaum prianya,
sementara di negara berkembang diperkirakan sekitar 10% wanitanya merokok (Tjandra Yoga
Aditama,2018.)

Pihak WHO sebenarnya khawatir bahwa di negara-negara berkembang masalah infeksi dan
malnutrisi belum lagi tuntas diatasi, sementara mulai tampak kecenderungan timbulnya masalah
penyakit akibat kebiasaan merokok (Tjandra Yoga Aditama,2018.)

Jumlah konsumsi rokok di Indonesia, menurut The Tobacco Atlas 2002, menempati posisi kelima
tertinggi di dunia, yaitu sebesar 215 miliar batang. mengikuti china sebanyak 1,634 triliun
batang,Amerika Serikat sebanyak 451 miliar batang,jepang sebanyak 328 miliar batang, dan rusia
sebanyak 258 miliar batang.

tidak seharusnya kita bangga dengan “prestasi” yang kita miliki karena dibalik itu serentetan
penyakit yang berujung kematian menghantui. dalam satu kandungan sebatang rokok setidaknya
terdapat 4.000 zat kimia dan 43 zat karsinogenik,dengan 40 persenya beracun seperti
hidrokarbon,karbon monoksida,logam berat,tar,dan nikotin yang berefek candu.

setiap tahunya angka kematian di dunia mencapai lima juta orang diakibatkan berbagai penyakit
yang disebabkan rokok, seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung.

“Berdasarkan Survei WHO, kematian pada 2030 mencapai 10 juta orang,”ujar Direktur Pengendalian
Tjandra Yoga Aditama.

Penyakit Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan


Tjandra Yoga Aditama (Muhammad Jaya,2018).

Bahaya merokok bagi kesehatan telah dibicarakan dan diakui secara luas. Penelitian yang dilakukan
para ahli memberikan bukti nyata adanya bahaya merokok bagi kesehatan si perokok dan bahkan
pada orang di sekitarnya.

Para ahli dari WHO menyatakan bahwa di negara dengan kebiasaan merokok yang telah meluas,
maka kebiasaan itu mengakibatkan terjadinya 80% - 90% kematian akibat kanker paru diseluruh
negara itu, 75% dari kematian akibat bronkitis, 40% kematian akibat kanker kandung kencing dan
25% kematian akibat penyakit jantung iskemik serta 18% kematian pada “stroke”.
Laporan WHO juga menyebutkan beberapa penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok,
yaitu kanker paru, bronkitis kronik dan emfisema,penyakit jantung iskemik dan penyakit
kardiovaskuler lain, ulkus peptikum, kanker mulut/tenggorok/kerongkongan,penyakit pembuluh
darah otak dan gangguan janin dalam kandungan.

Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia. Sekali satu batang rokok dibakar maka ia akan
mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia seperti nikotin, gas karbon monooksida, nitrogen oksida,
hydrogen cyanide, ammonia, acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol,
coumarin 4-ethylcatechol,ortocresol,perylene dan lain-lain.

Jadi bila seseorang membakar kemudian mengisap rokok, maka ia akan sekaligus mengisap bahan-
bahan kimia yang disebutkan diatas. Bila rokok dibakar,maka asapnya juga akan berterbangan di
sekitar perokok. Asap yang berterbangan itu juga mengandung bahan yang berbahaya, dan bila asap
itu dihisap oleh orang yang ada disekitar si perokok maka orang itu juga akan menghisap bahan
kimia berbahaya kedalam dirinya, walaupun ia sendiri tidak merokok.

Bahan-bahan kimia itulah yang kemudian menimbulkan berbagai penyakit. Setiap golongan penyakit
berhubungan dengan bahan tertentu. Kanker paru misalnya, dihubungkan dengan kadar tar dalam
rokok,penyakit jantung dihubungkan dengan gas karbon monooksida, nikotin, dan lain-lain.

Di Amerika Serikat diperkirakan bahwa 80 – 90% kanker paru pada pria dan 70% pada wanita
disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penelitian di inggris menunjukan bahwa sekitar 87% kematian
akibat kanker paru dan 82% kematian akibat PPOK terjadi akibat kebiasaan merokok

Paru seorang perokok merupakan salah satu alat tubuh yang langsung berhubungan dengan asap
rokok. Kebiasaan ini sering menimbulkan keluhan batuk serta dahak yang banyak. Saluran napas
yang menjadi kecil menjadi meradang dan menyempit. Serangan asma akan menjadi lebih sering dan
lebih berat dirasakan, dan infeksi paru akan lebih sering terjadi. Selain itu kebiasaan merokok secara
nyata menurunkan kemampuan paru seseorang untuk bernafas dengan baik.

Asap rokok juga dikenal dapat mengganggu fungsi rambut getar dalam paru sehingga mengganggu
proses pembersihan paru dan saluran napas. Pada perokok dapat terjadi perubahan epitel saluran
napas ke arah timbulnya kanker di paru. Dua penyakit pada paru selain kanker yang banyak
dihubungkan dengan kebiasaan merokok adalah bronkitis kronik dan emfisema paru.

Bronkitis kronik ditandai dengan keluhan batuk berdahak yang berkepanjangan, dan terjadinya
karena ada kerusakan selaput lendir serta silia yang ada pada saluran napas. Emfisema terutama
ditandai oleh keluhan sesak napas yang terjadi karena kerusakan pada saluran nafas yang kecil.
Kedua penyakit ini tidak jarang terjadi bersama-sama, dan disebut PPOK ( penyakit paru obstruktif
kronik). Penderita PPOK akan mengeluh karena batuk berdahak dan juga sesak napas. Sulitnya,
kelainan pada PPOK bersifat irreversible, artinya tidak dapat kembali normal lagi. Kematian akibat
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) pada mereka yang merokok adalah sepuluh kali lebih tinggi
dari yang tidak merokok (Tjandra Yoga Aditama,2018.)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tembakau membunuh lebih dari lima juta orang
per tahun, dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta sampai tahun 2020. Dari jumlah itu, 70 persen
korban berasal dari negara berkembang. Lembaga demografi UI mencatat, angka kematian akibat
penyakit yang disebabkan rokok tahun 2004 adalah 427.948 jiwa, berarti 1.172 kematian setiap hari
atau sekitar 22,5 persen dari total kematian di Indonesia (M. Nadjib Bustan).

Kebiasaan merokok mendatangkan banyak bahaya, yaitu meningkatkan angka kematian pada
penderita asma, pneumonia,influenza dan penyakit pernapasan lainya. Sebagian besar penderita
PPOK adalah akibat menghirup asap rokok. Merokok juga merupakan penyebab penyakit
kardiovaskular. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, diperlukan kampanye untuk tidak merokok

( Dr. R. Darmanto Djojodibroto, Sp.P, FCCP).

Istilah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstruktive Pulmonary Disease (COPD)
ditujukan untuk mengelompokan penyakit-penyakit yang mempunyai gejala berupa terhambatnya
arus udara pernafasan. Pada beberapa penderita, bronkitis akut bisa menetap sampai selama musim
dingin sehingga tidak bisa lagi dinamakan bronkitis akut; batuk dan produksi sputum meningkat
berlebihan sehingga menimbulkan napas sesak. Di negeri British dan persemakmuran keadaan
demikian ini disebut sebagai bronkitis kronik ( chronic bronchitis ) sedangkan di USA disebut
emfisema. Pada tahun 1960 –an kedua diagnosis penyakit ini dijadikan satu menjadi Chronic
Obstructive Pulmonary Disiase (COPD) ( Dr. R. Darmanto Djojodibroto, Sp.P, FCCP).

Suatu kasus obstruksi aliran udara ekspirasi dapat digolongkan sebagai PPOK jika obstruksi aliran
udara ekspirasi tersebut cenderung progresif. Kedua penyakit tadi ( bronkitis kronik, emfisema)
hanya dapat dimasukan kedalam kelompok PPOK jika keparahan penyakitnya telah berlanjut dan
obstruksinya bersifat progresif. Pada fase awal, kedua penyakit ini belum dapat digolongkan ke
dalam PPOK ( Dr. R. Darmanto Djojodibroto, Sp.P, FCCP).

ada dua macam asap rokok yang mengganggu kesehatan:

1. asap utama (mainstream), adalah asap yang dihisap oleh si perokok


2. asap sampingan (sidestream), adalah asap yang merupakan pembakaran dari ujung rokok
kemudian menyebar ke udara.

asap sampingan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi,karena tidak melalui proses penyaringan yang
cukup. dengan demikian pengisap asap sampingan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita
gangguan kesehatan akibat rokok. perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namum
menjadi korban perokok karena turut menghisap asap sampingan (disamping asap utama yang
dihembuskan balik oleh si perokok) perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker
paru-paru dan jantung koroner,serta gangguan pernafasan. bagi anak-anak di bawah umur,terdapat
resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok. setidaknya tercatat 4000 kematian perokok
pasif di US.

1.2 Perumusan Masalah


berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah hubungan antara merokok dengan tingkat kejadian penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) di
Rumah Sakit Djoelham Binjai tahun 2019.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum

untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan tingkatkejadian penyakit paru obstruktif

kronik (PPOK) di Rumah Sakit Djoelham Binjai Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) untuk mengetahui kebiasaan merokok seseorang perokok di Rumah Sakit Djoelham Binjai
tahun 2019.
b) untuk mengetahui dampak bahaya merokok terhadap kesehatan di Rumah Sakit Djoelham
Binjai Tahun 2019.
c) untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan kejadian penyakit paru obstruktif
kronis di Rumah Sakit Djoelham Binjai Tahun 2019.

1.4. Manfaat Penelitian

a) Bagi Responden
Bagi para perokok laki-laki maupun wanita mau secara sadar menghindari perilaku merokok
untuk kepentingan kesehatanya

b) Bagi Tenaga Kesehatan


Dijadikan sebagai masukan bagi pihak tenaga kesehatan khususnya petugas Rumah Sakit
dalam upaya meningkatkan penyuluhan bagi perokok terhadap bahaya rokok bagi kesehatan
dimana asap rokok dapat membahayakan bagi pengguna dan orang disekitarnya.

c) Bagi institusi pendiidkan


sebagagai refrensi bagi instansi pendidikan khususnya jurusan S-1 keperawatan STIkes Putra
Abadi Langkat Stabat terhadap bahaya rokok terhadap kesehatan.

d) Bagi peneliti
secara teoritis dapat menambah khasanah keilmuan kesehatan masyarakat khususnya
tentang dampak tentang rokok bagi kesehatan dan dapat sebagai refrensi bagi peneliti
selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ROKOK
2.1.1 PENGERTIAN

Dari Wikipedia Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa rokok adalah silinder dari kertas berukuran
panjang antara 70 hingga 120 mm ( variasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisis daun-daun tembakau yang telah dicacah. rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan
dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok dapat menyebabkan kecanduan. disamping itu
rokok juga dapat menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung,penyakit pernafasan,penyakit
pencernaan,efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.

 Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan.
Dibalik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar
bagi orang yang merokok maupun orang disekitar perokok yang bukan perokok

2.1.2 Masalah yang dapat timbul akibat bahaya rokok

adapun masalah gangguan kesehatan yang dapat timbul akibat rokok adalah (Muhammad
Jaya,2018).

1. asap rokok merusak DNA


2. asap rokok meningkatkan resiko serangan jantung 50% dan stroke
3. perokok pasif lebih mudah terinfeksi kuman TB
4. merokok memperlemah paru-paru

2.1.3 Bahaya dan Dampak negatif merokok

beberapa bahaya dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh rokok diantaranya (Muhammad
Jaya,2018). :

a. CO,tar, dan nikotin berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan:


 gelisah,tangan gemetar ( tremor )
 cita rasa/selera makan berkurang
 ibu-ibu hamil yang suka merokok,kemungkinan dapat mengalami keguguran kandungan.

b. tar dan asap rokok merangsang jalan nafas,dan tar adalah substansi hidrokarbon yang
bersifat lengket dan menpel pada paru-paru dan tertimbun disaluran yang menyebabkan:
 batuk-batuk atau sesak napas
 Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas.lidah,
atau bibir.
c. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengharui sayaraf dan peredaran darah. zat ini bersifat
karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan, merangsang bangkitnya
adrenalin hormone dari anak ginjal yang menyebabkan:
 jantung berdebar-debar
 meningkatkan tekanan darah serta kadar kolestrol dalam darah, yang erat kaitanya
dengan terjadinya serangan jantung.
d. Gas CO ( Karbon Mono Oksida )
 karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen,Karena
itu darah orang yang banyak kemasukan CO2 akan berkurang daya angkutnya bagi
oksigen dan orang tersebut dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono
oksida.

2.1.4 zat yang terkandung di dalam rokok

sebetulnya apa saja yang terkandung dalam asap rokok yang dihisap? tidak kurang dari 4000 zat
kimia beracun. zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel.
tetapi hanya-----------------------macam zat saja yang dikenal. disini ada-----macam zat berbahaya yang
bisa anda ketahui yaitu:

2.1.5 Ancaman Utama Rokok Terhadap Berbagai Organ Tubuh

 otak : stroke, perubahan kimia otak


 mulut dan tenggorokan : kanker bibir,mulut,tenggorokan, dan laring
 jantung: melemahkan arteri,meningkatkan resiko serangan jantung
 dada : kanker esophagus
 paru-paru : kanker,emfisema,asma,penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK )
 Hati : kanker
 perut : tukak lambung, kanker lambung,pancreas dan usus besar,pelebaran
pembuluh nadi perut
 ginjal dan kandung kemih: kanker
 reproduksi pria : kerusakan sperma,impoten
 reproduksi perempuan : kanker leher rahim,mandul
 kaki: ganggren akibat penggumpalan darah

Anda mungkin juga menyukai