Anda di halaman 1dari 12

Psikopedia Vol. 4 No.

4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN POSTPARTUM


BLUES PADA IBU PASCA MELAHIRKAN DI SUMATERA
BARAT

Annisa Sabrina Pasha


Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Putri Anugrah Khalik


Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Septiara Pratiwi
Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Riswana Muslim
Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Izzatul Zahra Syahida


Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Liliyana Sari
Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Email : liliyanasari@med.unand.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara postpartum


blues dengan dukungan sosial yang diterima oleh ibu pasca melahirkan. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Subjek
penelitian berjumlah 25 responden yang memiliki kriteria: wanita berusia 18-40
tahun, baru melahirkan dalam rentang satu hingga empat minggu, serta tinggal
dengan suami atau keluarga (orang tua atau mertua). Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian adalah skala Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS).
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Pearson
Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial memiliki
hubungan yang signifikan dengan postpartum blues pada ibu pasca melahirkan. Hal
ini menunjukkan bahwa dukungan sosial berdampak pada tingkat postpartum blues
yang dirasakan ibu pasca melahirkan. Selain itu, mayoritas responden memiliki
tingkat postpartum blues yang rendah, sedangkan dukungan sosial responden
berada pada kategori tinggi.

Kata Kunci: Dukungan Sosial, Postpartum Blues, Ibu Pasca Melahirkan, Sumatera
Barat

Abstract: This study aimed to describe and understand the association between
postpartum blues and social support obtained to mothers after giving birth. This
study used quantitative methods with correlational design. The number of subjects
was twenty five women aged between 18-40 years old, recently giving birth within
a range of one to four weeks, and living with her husband or family (parents or in-
laws). Data were collected by using the Edinburgh Postnatal Depression Scale
(EPDS) scale. Data were analyzed by Pearson Product Moment’s correlation

319
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

techniques. The result showed that social support had a significant negative effect
on postpartum blues in mothers who have just given birth. This finding depicted
that social support had an effect on the level of postpartum blues experienced by
mothers after giving birth. In addition, the majority of respondents had low levels
of postpartum blues, while the social support received by respondents was in the
high category.

Keywords: social support, postpartum blues, mothers, West Sumatra

320
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

PENDAHULUAN 2004). Kemudian, stres dapat muncul


Postpartum blues bermula dari karena adanya perasaan yang berbeda
proses melahirkan yang dijalani oleh dibandingkan sebelum mengalami
seorang ibu. Melahirkan adalah sebuah proses kehamilan, yaitu adanya
identitas yang berperan sangat penting perasaan sedih yang disebabkan oleh
pada wanita (Oktaputrining, dkk, 2017). timbulnya perasaan terabaikan atau
Hal ini dikarenakan kehamilan dikucilkan karena tidak dapat
merupakan proses yang dibanggakan melakukan aktivitas sehari-hari seperti
oleh wanita untuk memperlihatkan dan biasanya sebelum adanya masa
mewujudkan sisi feminisme dari kehamilan tersebut, seperti disisihkan
dirinya. dari pergaulan, dan lain sebagainya. Hal
Selain itu, selama proses melahirkan tersebut dapat menyebabkan munculnya
anak, selain terdapatnya perasaan tekanan secara psikologis yang dapat
kebahagiaan yang tidak dapat menciptakan stres pada wanita
tergambarkan, terdapat juga timbulnya (Aprianawati & Sulistyorini, 2007).
perasaan takut, khawatir, dan cemas Menjadi seorang ibu membutuhkan
karena hal tersebut merupakan suatu proses adaptasi ketika dihadapkan
pengalaman baru yang dialami oleh dengan aktivitas serta peran baru
wanita tersebut, yaitu dimulainya sebagai ibu pada kurun waktu beberapa
perjalanan baru sebagai seorang ibu minggu atau bulan pertama setelah
(Susilawati, 2018). Pengalaman baru melahirkan (Ghodrati, 2020). Pada
sebagai ibu dapat memunculkan minggu pertama pasca melahirkan, ibu
masalah-masalah yang belum dapat dapat menunjukkan gejala psikiatrik
ditangani oleh si ibu. Hal tersebut dapat berupa gejala stres ringan hingga berat,
membuat dirinya menjadi kesulitan terjadinya neurosis traumatic, bahkan
dalam menyesuaikan diri dengan peran terkadang perasaan sedih yang memiliki
baru, di mana hal inilah yang kaitan dengan bayinya tersebut,
menyebabkan stres pasca melahirkan sehingga hal ini yang membuat ibu sulit
bagi ibu (Hidayati, 2009). untuk menerima bayinya. Ibu yang baru
Stres atau perasaan tertekan dapat melahirkan mengalami sindrom
membentuk faktor yang merugikan bagi gangguan efek ringan di minggu
seorang bayi, dilihat dari adanya pertama persalinan seperti depresi,
perubahan fisik yang terjadi pada ibu sedih, sering menangis, mudah
ketika hamil, seperti meningkatnya tersinggung, cemas, perasaan yang labil,
hormon stres serta detak jantung pada sering menyalahkan diri sendiri, tidur
ibu. Selain itu, tingkat stres yang tinggi dan makan yang terganggu, kelelahan,
pada ibu berdampak pada proses mudah sedih, cepat marah, mood
melahirkan, seperti bayi prematur dan berubah-ubah, rasa terjebak dan marah
keguguran (Selfiana dkk., 2023). Stres kepada pasangan dan bayinya, dan
dapat muncul karena adanya tekanan pelupa (Azizah & Rosyidah, 2006).
yang sangat berat saat melahirkan, dan Keadaan ini dikatakan dengan
juga dikarenakan proses persalinan postpartum blues (Ambarwati &
yang menimbulkan perasaan trauma Wulandari, 2010).
pada ibu, serta kurangnya dukungan Postpartum blues merupakan
sosial ketika kehamilan, dan persalinan, gangguan psikologis efek ringan pada
misalnya terdapatnya perasaan belum seorang ibu pasca melahirkan yang
siap menjadi seorang ibu, karena usia ditandai dengan adanya rasa mudah
yang masih terlalu muda (Indiarti, panik, kelelahan, kecemasan, sering

321
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

menyalahkan diri, dan rasa tidak berakibat timbulnya gangguan terhadap


sanggup untuk merawat bayinya (Litter, perkembangan kognitif si anak, serta
2017). Menurut Rukiyah dan Yulianti adanya hambatan berupa
(2018), postpartum blues bersifat ketidakmampuan bersosialisasi dengan
sementara karena umumnya orang lain (Girsang & Novalina, 2015).
berlangsung selama 2 hari sampai 2 Postpartum blues ini juga merugikan
minggu setelah melahirkan, serta hubungan dalam keluarga, sehingga hal
puncaknya terjadi pada hari ketiga ini membuat stres tersebut menjadi
sampai hari kelima setelah melahirkan. bentuk depresi postpartum (postpartum
Fenomena postpartum blues adalah depression) jika tidak diatasi dengan
suatu bentuk respon alami yang terjadi baik (Ahmadi dkk., 2019).
ketika adanya perubahan hormon yang Berdasarkan data yang diperoleh
terjadi secara drastis setelah melahirkan, tersebut, peneliti tertarik untuk
sehingga hal tersebut mempengaruhi mengetahui hubungan antara dukungan
keadaan fisik dan emosional ibu sosial dengan postpartum blues pada ibu
(Tilana, 2021). Perubahan hormon ini pasca melahirkan di daerah Sumatera
juga didukung oleh dampak dari kondisi Barat. Tingkat prevalensi postpartum
psikologis sang ibu, seperti kurangnya depression di dunia dilaporkan berkisar
dukungan keluarga, suami, atau anggota 10-20% pada ibu pasca melahirkan
masyarakat, adanya perasaan lelah (O’Hara & McCabe, 2013; Veisani,
pasca melahirkan tersebut, Delpisheh, Sayehmiri, 2013). Selain itu,
kekhawatiran terhadap keadaan persentase postpartum depression di
ekonomi serta masalah sosial lainnya Indonesia masih relatif terbatas.
(Mansur & Budiarti, 2014). Pada tahun 2016, tingkat prevalensi
World Health Organization (WHO) postpartum depression di kota Denpasar
mencatat bahwa sekitar 20% wanita mencapai 20,5% (Dira & Wahyuni,
mengalami fenomena postpartum blues. 2016), sementara di kota Jakarta
Prevalensi kasus postpartum blues di mencapai 18,37% di tahun yang sama
Asia berada pada persentase yang cukup (Nurbaeti dkk., 2018). Glangeaud-
tinggi yaitu 26-85% dan terjadi pada ibu Freudenthal dkk. (1999) menyebutkan
pasca melahirkan (Munawaroh, 2008). bahwa 14% dari 37 ibu primipara (baru
Data yang diperoleh mengenai kasus pertama kali merasakan memiliki anak)
postpartum blues pada wanita setelah mengalami postpartum blues tingkat
melahirkan, yaitu sekitar 50-70% lebih berat, sedangkan 12% dari 65 ibu
(Hidayat, 2014 dalam Qiftiyah, 2018). multipara (telah melahirkan anak lebih
Gejala-gejala postpartum blues dari satu kali) mengalami postpartum
yaitu perasaan sedih, kesepian, cemas, blues tingkat berat. Hal ini
bahkan merasakan kekhawatiran menunjukkan bahwa ibu primipara
terhadap bayinya, sehingga berisiko lebih besar terhadap
menimbulkan rasa tidak percaya diri postpartum blues karena belum
untuk mengurus bayinya tersebut memiliki pengalaman dalam merawat
(Tyarini dkk., 2020). Postpartum blues bayi sebelumnya dibandingkan ibu yang
dapat mengakibatkan dampak yang pernah melahirkan. Selain itu, ibu
terjadi dalam jangka waktu yang pendek primipara cenderung mengalami
hingga panjang, berupa sifat acuh tak gangguan mood ringan karena
acuh (kurang peduli) kepada bayinya, menjalani adaptasi sebagai ibu baru.
sehingga tidak terbentuknya ikatan Keluarga yang merupakan orang-
antara mereka yang nantinya akan orang terdekat sang ibu diharapkan bisa

322
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

memberikan dorongan, berupa postpartum blues (Susilawati dkk.,


dukungan sehingga stres dari adanya 2020).
postpartum tersebut dapat dicegah. Individu yang mendapatkan
Dukungan yang didapatkan dari dukungan sosial yang relatif tinggi akan
keluarga serta suami ketika mengasuh menjadi individu yang lebih semangat
bayi dapat membuat ibu bisa atau optimis dalam menghadapi
memperoleh waktu istirahat yang lebih kehidupan dan memiliki tingkat
baik, sehingga terhindar dari adanya kecemasan yang rendah, mempunyai
rasa kelelahan (Susanti & Sulistiyanti, keterampilan dalam mencapai apa yang
2017). Hal ini akan membuat ibu merasa diinginkan, dan lebih mudah
nyaman, aman, tidak stres, serta menyesuaikan diri dengan masalah-
bersemangat jika memperoleh masalah baru yang dapat menyebabkan
dukungan sosial dari sang suami stress lain. Salah satu ahli mengatakan
(Annisa & Swastiningsih, 2015). bahwa dukungan sosial adalah suatu
Dukungan tersebut memiliki arti, yaitu usaha berupa pemberian pertolongan
suatu bentuk bantuan yang berasal dari kepada seseorang dengan tujuan untuk
orang lain yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dalam kesehatan
seseorang. Dukungan tersebut biasanya mental, memberikan nasehat, rasa
didapatkan dari orang-orang terdekat, percaya serta dorongan atau semangat
seperti suami hingga keluarga (Hidayah bahkan rasa penerimaan (Smet, 1994).
dkk., 2017). Umumnya, seorang ibu Dukungan sosial menunjukkan
lebih beresiko mengalami postpartum hubungan dengan orang lain yang dapat
blues, jika ia merasa kurang membuat seseorang merasa terlindungi
memperoleh dukungan sosial dari dari konsekuensi negatif stres (Setiadi,
keluarga dekat (terutama dukungan 2012). Hubungan tersebut dapat terlihat
yang bersifat instrumental) di saat dari sistem kekerabatan yang berlaku
mereka sangat membutuhkannya pada suatu daerah. Salah satu sistem
(Maliszewska dkk., 2016). kekerabatan dalam lingkungan di
Dukungan sosial dapat berbentuk Indonesia adalah matrilineal yang
pemberian informasi verbal maupun berlaku di Sumatera Barat.
non verbal, saran, serta bantuan yang Menurut data dari penelitian
bersifat nyata yang didapatkan dari pendahuluan di Puskesmas Nanggalo
orang terdekat atau memiliki hubungan Kota Padang pada tahun 2018, terdapat
akrab dengan individu, sehingga 3 orang ibu mengalami postpartum
memberikan keuntungan yang bersifat blues karena kurang mendapatkan
emosional (Ningrum, 2018). Hal dukungan dari keluarga. Sedangkan 7
tersebut akan berpengaruh kepada orang ibu lainnya tidak mengalami
tingkah laku si penerimanya kelak. postpartum blues karena mendapatkan
Indikator dukungan sosial berupa dukungan keluarga serta umur yang
bantuan instrumental, perhatian yang cukup (Risnawati & Susilawati, 2018).
bersifat emosional, maupun pemberian Pada penelitian Tilana (2021),
informasi, serta penilaian (Ningrum, sebanyak 34,5% ibu pasca melahirkan
2017). Dukungan sosial yang diperoleh di Kota Padang mengalami postpartum
dari suami adalah salah satu bentuk blues. Faktor yang menjadi penyebab
strategi coping dalam mengatasi stres fenomena tersebut terlihat dari hasil
yang dialami oleh ibu pasca melahirkan, yang menunjukkan sebanyak 39,7% ibu
kemudian berfungsi sebagai strategi tidak mendapatkan dukungan dari
preventif dalam mengurangi dampak suami, sebanyak 41,4% ibu tidak

323
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

mendapatkan dukungan dari keluarga, - Lainnya 4 4%


dan 32,8% ibu tidak mampu Tinggal dimana
menyesuaikan diri terhadap peran - Padang 15 60%
sebagai seorang ibu. Dari penelitian - Padang pariaman 8 32%
tersebut memperlihatkan bahwa ada - Solok 1 4%
hubungan antara dukungan suami dan - Payakumbuh 1 4%
keluarga dengan postpartum blues pada Tinggal bersama
ibu pasca melahirkan di Sumatera Barat. - Suami 15 60%
Dukungan suami dan keluarga termasuk - Suami dan orang tua 5 20%
ke dalam dukungan sosial yang menjadi - Orang tua 3 12%
variabel penelitian kami. - Mertua 3 12%
- Suami dan mertua 1 4%
METODE
Jenis metode yang digunakan dalam
Berdasarkan Tabel 1, mayoritas
penelitian ini adalah penelitian
responden merupakan ibu dengan
kuantitatif dengan pendekatan
kelahiran anak pertama sebanyak 14
korelasional. Menurut Suryabrata
partisipan (56%), memiliki pekerjaan
(2003), penelitian korelasional
sebagai ibu rumah tangga sebanyak 16
merupakan jenis penelitian yang
partisipan (64%), beralamat di Padang
bertujuan untuk mendeteksi sejauh
sebanyak 15 partisipan (60%), dan
mana variasi-variasi pada suatu faktor
mayoritas tinggal bersama suami
berkaitan dengan variasi pada satu atau
sebanyak 15 partisipan (60%).
lebih faktor lain berdasarkan pada
Data penelitian diperoleh dengan
koefisien korelasi.
menggunakan skala Likert yang terdiri
Partisipan penelitian ini berjumlah
dari skala tingkat stres pasca wanita
25 orang ibu pasca melahirkan di
melahirkan dan skala dukungan sosial.
Sumatera Barat yang berusia 18-40
Pengukuran postpartum blues
tahun, tinggal dengan suami atau
menggunakan alat ukur Edinburgh
keluarga (orang tua atau mertua), serta
Postnatal Depression Scale (EPDS)
baru melahirkan dengan rentang
yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa
minimal satu minggu dan maksimal
Indonesia dalam penelitian Marmer
empat minggu. Pengambilan sampel
(2016), sedangkan dukungan sosial
pada penelitian ini dilakukan dengan
diukur dengan skala dukungan sosial
teknik purposive sampling yang
keluarga yang diadaptasi dari Marwah
menentukan partisipan agar sesuai
(2021). Instrumen penelitian ini telah
dengan kriteria yang disusun.
melalui tahap uji validitas, reliabilitas,
Pengambilan data dilakukan secara
dan uji daya beda.
daring melalui Google Form.
Setelah data terkumpul melalui
Tabel 1. Demografis Subjek
Google Form, data dianalisis dengan
Demografis n % menggunakan IBM SPSS Statistics 25.
Kelahiran anak Teknik penganalisaan data dalam
- Anak pertama 14 56% penelitian ini menggunakan teknik
- Bukan anak pertama 9 36% korelasi pearson product moment.
Pekerjaan partisipan Teknik analisis korelasi pearson
- Ibu rumah tangga 16 64% product moment termasuk ke dalam
- Guru 3 12% teknik statistik parametrik yang
- PNS 2 8%

324
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

menggunakan data interval dan rasio Tabel 4 menunjukkan nilai Sig


dengan persyaratan tertentu. 0.025 (p < 0.05) yaitu terdapat
hubungan yang signifikan antara
HASIL DAN PEMBAHASAN dukungan sosial suami terhadap
Peneliti melakukan dua uji asumsi, postpartum blues pada ibu pasca
yaitu uji normalitas dan uji linearitas, melahirkan.
sebelum melakukan pengujian Tabel 5. Uji Hipotesis Dukungan
hipotesis. Sosial Keluarga & Postpartum Blues
Tabel 2. Uji Normalitas Uji Hipotesis Dukungan Sosial
Uji Normalitas Keluarga & Postpartum Blues
Deviation from Pearson
0.200 0.445
Linearity Correlation
Uji normalitas yang dilakukan pada
penelitian ini menggunakan Hasil analisis pada Tabel 5
Kolmogorov-Smirnov. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat
menunjukkan nilai Sig 0,200 > 0,05 hubungan yang signifikan antara
yang berarti data terdistribusi dengan dukungan sosial keluarga terhadap
normal. postpartum blues pada ibu pasca
Pengujian berikutnya, yaitu uji melahirkan.
linieritas merupakan uji pengolahan Tabel 6. Uji Hipotesis Dukungan
data untuk mengetahui apakah variabel- Sosial & Postpartum Blues
variabel yang digunakan memiliki Uji Hipotesis Dukungan Sosial &
hubungan linier. Apabila nilai Deviation Postpartum Blues
from Linearity Sig. > 0.05 maka
Pearson
variabel tersebut berhubungan secara 0.042
Correlation
linier.
Tabel 3. Uji Linearitas Berdasarkan hasil yang didapatkan
Uji Linearitas setelah menguji data dukungan sosial
Deviation from secara keseluruhan, maka terdapat
Linearity 0.279
hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial terhadap postpartum
Dari Tabel 3, hasil uji linearitas yang blues pada ibu pasca melahirkan (p <
dilakukan peneliti menunjukkan 0.05).
hubungan linier antara dukungan suami Tabel 7. Sumbangan Efektif Bentuk
terhadap tingkat postpartum blues pada Dukungan Sosial Suami
ibu pasca melahirkan di mana angka
Aspek b Sumbangan
0.279 lebih besar daripada 0.05.
Efektif
Setelah itu, peneliti melakukan uji
hipotesis dengan menggunakan korelasi Emosional -1.221 24,86%
Pearson Product Moment.
Tabel 4. Uji Hipotesis Dukungan Penghargaa .481 -4,58%
Sosial Suami & Postpartum Blues n
Uji Hipotesis Dukungan Sosial
Suami & Postpartum Blues Informatif -.771 6,63%
Pearson
0.025 Instrumental -.125 2.08%
Correlation

325
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

Pada dukungan sosial suami, melahirkan. Berdasarkan hasil tersebut,


dukungan yang paling berpengaruh maka hipotesis alternatif (Ha) diterima
terhadap postpartum blues adalah yaitu terdapat hubungan yang signifikan
dukungan emosional. Dukungan antara dukungan sosial dengan
tersebut memberikan sumbangan efektif postpartum blues.
sebanyak 24,86%. Sedangkan bentuk Hasil penelitian ini selaras dengan
dukungan lainnya yaitu dukungan penelitian Tilana (2021) di mana 34,5%
informatif sebanyak 6,63%, dukungan ibu pasca melahirkan di Kota Padang
instrumental sebanyak 2,08% dan yang mengalami postpartum blues
dukungan penghargaan -4,58% ke arah disebabkan oleh tidak adanya dukungan
negatif. dari suami dan keluarga, serta kurang
Tabel 8. Sumbangan Efektif Bentuk mampu menyesuaikan diri terhadap
Dukungan Sosial Keluarga peran sebagai seorang ibu. Selain itu,
Aspek b Sumbangan sebuah studi di Puskesmas Nanggalo
Efektif Kota Padang (Susilawati, 2018)
menemukan bahwa 7 dari 10 ibu tidak
Emosional -1.510 9.58% mengalami postpartum blues karena
mendapat dukungan keluarga,
Penghargaan -.709 5.31% sedangkan 3 ibu lainnya mengalami
postpartum blues karena kurang
Informatif 1.245 2.71% mendapat dukungan keluarga. Hasil
penelitian lainnya juga memperlihatkan
Instrumental .398 0.17% adanya hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dengan postpartum
Pada dukungan sosial keluarga, blues yang dialami oleh seorang Ibu.
dukungan yang paling berpengaruh Yang mana, terdapat penelitian yang
terhadap postpartum blues adalah dilakukan oleh Rina Nuraeni, dkk
dukungan emosional. Dukungan (2023) di Rumah Sakit Gunung Jati
tersebut memberikan sumbangan efektif Kabupaten Cirebon terhadap Ibu-Ibu
sebanyak 9,58%. Sedangkan bentuk yang mengalami Postpartum Blues.
dukungan lainnya yaitu dukungan Bahwasannya, Ibu-Ibu di Rumah Sakit
penghargaan sebanyak 5,31%, tersebut, sebanyak kurang dari
dukungan informatif sebanyak 2,71% setengah, yaitu 40% mendapat
dan dukungan instrumental sebanyak dukungan dari keluarga dengan
0,17%. intensitas yang rendah. Hal itu terjadi,
dikarenakan keluarganya tampak tidak
PEMBAHASAN mendampingi sang Ibu. Terutama, pada
Penelitian ini bertujuan untuk saat suami punya pekerjaan atau
melihat hubungan dukungan sosial aktivitas lainnya, sehingga tidak
suami dan keluarga terhadap memiliki waktu luang yang banyak
postpartum blues yang dialami ibu dalam memberikan dukungan terhadap
pasca melahirkan di Sumatera Barat. Ibu (Astri dkk., 2020). Namun, hasil
Hasil uji hipotesis menggunakan uji penelitiannya itu berbeda dengan
korelasi pearson product moment penelitian yang dilakukan oleh
menunjukkan hasil yang signifikan Fatmawati & Gartika (2019),
antara dukungan sosial terhadap mendapatkan hasil sebanyak 70% Ibu
postpartum blues pada ibu pasca yang memperoleh dukungan sosial,
seperti dukungan dari keluarga, dan

326
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

hubungan-hubungan sosial lainnya penelitian tersebut menunjukkan


ketika mengalami fase Postpartum sebesar 70% ibu primipara (ibu yang
Blues tersebut. Yang mana, hasil baru pertama kali melahirkan)
analisis pada penelitian yang dilakukan mengalami postpartum blues. Sejalan
oleh Rina Nuraeni, dkk tersebut juga dengan penelitian ini, di antara 3
diperoleh dari tabel keduanya, yaitu responden dengan kategori postpartum
menghasilkan kurang dari setengah blues sedang, dua orang di antaranya
(42,9%) Ibu mengalami Postpartum di merupakan ibu primipara, sedangkan
RS Gunung Jati Cirebon itu terlihat satu orang lainnya merupakan ibu
tidak bisa diam, sering melamun, dengan kelahiran anak kedua.
bahkan sering bertanya tentang Ibu primipara lebih rentan
kondisinya setelah mengalami proses mengalami postpartum blues
melahirkan tersebut. Yang mana, dikarenakan baru merasakan peristiwa
terdapat teoretis dari Putri, & Putri melahirkan dan menjalani peran sebagai
(2022), bahwasannya seorang Ibu seorang ibu (Hafsa, 2022). Situasi
mengalami fase Postpartum Blues, tersebut menekan seorang ibu karena
dikarenakan adanya perubahan emosi peristiwa-peristiwa yang tidak diduga
yang disebabkan oleh proses persalinan, sebelumnya, sehingga menimbulkan
serta kelahiran bayi. Postpartum Blues stres pada ibu primipara. Ibu primipara
atau Baby Blues Syndrome merupakan memerlukan jaminan rasa aman dan
proses perubahan emosi serta suasana nyaman agar dapat merasa percaya diri
hati sang Ibu yang sering terjadi setelah dengan kemampuannya sebagai seorang
selesainya proses kelahiran bayi, yang ibu. Oleh karena itu, dukungan sosial
mana hal itu dapat menimbulkan sangat dibutuhkan agar situasi stressful
perasaan mudah tersinggung, mudah tersebut tidak semakin berkepanjangan.
terharu, dan mudah panik (Purwati & Hasil penelitian ini juga
Noviana, 2020). Postpartum Blues ini menunjukkan ibu pasca melahirkan di
sudah menjadi hal lumrah yang terjadi Sumatera Barat mendapatkan dukungan
pada Ibu yang mengalami fase tersebut, yang tinggi dari suami (92%). Hal ini
sehingga hal ini sudah terjadi sebanyak menunjukkan bahwa mayoritas
80% pada Ibu-Ibu (Sari dkk., 2020). responden mendapatkan dukungan yang
Gambaran postpartum blues pada tinggi dari suami pasca melahirkan,
penelitian ini didominasi oleh kategori sehingga meminimalisir munculnya
rendah sebesar 88%, disusul dengan postpartum blues.
kategori sedang (12%), dan tidak Di sisi lain, dukungan keluarga pada
terdapat partisipan yang memiliki penelitian ini berada pada kategori
postpartum blues pada kategori tinggi. tinggi sebanyak 84% (21 responden),
Hal ini menunjukkan bahwa ibu pasca disusul dengan kategori sedang
melahirkan di Sumatera Barat sebanyak 16% (4 responden). Hal ini
cenderung tidak berpotensi untuk mengindikasikan bahwa masih terdapat
mengalami postpartum depression yang responden dengan dukungan keluarga
merupakan tingkat lanjutan dari pada kategori sedang yang memiliki
postpartum blues. kemungkinan mengalami postpartum
Hasil penelitian ini juga blues.
menunjukkan perbedaan tingkat Penelitian ini berhasil menemukan
postpartum blues pada urutan kelahiran data faktual mengenai hubungan
anak. Seperti pada penelitian Jeli di postpartum blues dengan dukungan
tahun 2015 (dalam Marwah, 2021), sosial pada ibu pasca melahirkan di

327
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

Sumatera Barat. Dukungan sosial yang


diterima oleh ibu pasca melahirkan DAFTAR PUSTAKA
mampu memberi rasa aman dan Ahmadi, M., Rahimi, F., Rosta, F.,
nyaman. Hasil penelitian ini juga AlaviMajd, H., & Valiani, M.
mengemukakan bahwa dukungan (2019). Effect of Progressive
emosional berperan besar atau faktor Muscle Relaxation Training on
yang paling berpengaruh bagi kondisi Postpartum Blues in Highrisk
psikologis ibu. Dukungan sosial mampu Pregnant Women. Journal of
mengurangi kondisi tertekan bagi ibu Holistic Nursing and Midwifery,
pasca melahirkan, terutama dukungan 29(4), 192–199.
dari suami dan keluarga. Tidak hanya https://doi.org/10.32598/JHNM.2
itu, dukungan mertua juga memiliki 9.4.192
peranan dalam kondisi psikologis ibu. Ambarwati, E. R., & Wulandari, D.
Dukungan-dukungan dapat berupa (2010). Postpartum midwifery
ilmu merawat dan mengasuh bayi, care. Yogyakarta: Nuha Medika,
barang perlengkapan yang dibutuhkan 154.
ibu pasca melahirkan, atau pujian- Annisa, L., & Swastiningsih, N. (2015).
pujian sebagai bentuk penghargaan Dukungan sosial dan dampak
untuk ibu. Dalam rangka memberikan yang dirasakan oleh ibu menyusui
dukungan sosial yang bermanfaat untuk dari suami.Psikologi, 2303-114X.
pencegahan atau pengobatan Aprianawati, R. B., & Sulistyorini, I. R.
postpartum blues, suami, keluarga, dan (2007). Hubungan antara
mertua harus menyadari bahwa dukungan keluarga dengan
postpartum blues dapat terjadi pada ibu kecemasan ibu hamil menghadapi
setelah melahirkan tanpa mengabaikan kelahiran anak pertama pada masa
bahaya yang terkait. triwulan ketiga. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
KESIMPULAN Azizah, N. & Rosyidah, R. (2019). Buku
Berdasarkan penelitian yang telah Ajar Mata Kuliah Asuhan
dilakukan, terdapat hubungan yang Kebidanan Nifas dan Menyusui.
positif dan signifikan antara dukungan UMSIDA Press: Sidoarjo, Jawa
sosial dengan postpartum blues pada ibu Timur
pasca melahirkan di Sumatera Barat. Dira, I. K. P. A., & Wahyuni, A. A. S.
Hal ini mengindikasikan bahwa (2016). Prevalensi dan faktor
dukungan sosial yang tinggi risiko depresi postpartum di Kota
berhubungan dengan rendahnya Denpasar menggunakan
postpartum blues yang dirasakan oleh Edinburgh Postnatal Depression
ibu pasca melahirkan, begitu juga Scale. E-jurnal medika, 5(7), 1-5.
sebaliknya. Selain itu, dukungan sosial Glangeaud-Freudenthal, N. C., Crost,
suami juga memiliki hubungan yang M., & Kaminski, M. (1999).
signifikan dengan postpartum blues Severe post-delivery blues:
pada ibu pasca melahirkan. Secara associated factors. Archives of
spesifik, dukungan emosional Women's Mental Health, 2, 37-44.
merupakan bentuk dukungan yang Girsang, B. M., & Novalina, M. (2015).
berpengaruh paling besar terhadap Pengaruh Psikoedukasi terhadap
postpartum blues, khususnya dukungan tingkat postpartum blues ibu
emosional dari suami/pasangan. Primipara berusia remaja. Jurnal
.

328
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

Keperawatan Soedirman, 10(2), Marwah, S. (2021). Pengaruh


114-120. Dukungan Sosial Keluarga
Ghodrati, F. (2020). Investigating Some Terhadap Psychological Well-
Spiritual-Personality and Being Ibu Postpartum (Doctoral
Religious Aspects in the dissertation, Universitas
Prevention of Postpartum Blues. Muhammadiyah Malang).
International Journal of Munawaroh, H., 2008. Hubungan
Multicultural and Multireligious Paritas Dengan Kemampuan
Understanding, 7(1), 537-547. Mekanisme Koping Dalam
https://doi.org/10.18415/ijmmuv7 Menghadapi Postpartum Blues
il.1335 Pada Ibu Post Sectio Caesaria Di
Hafsa, A. (2022). Gambaran Postpartum Bangsal Mawar 1 Rsud Dr.
Blues pada Primipara. Jurnal Moewardi Surakarta (Doctoral
Pendidikan Tambusai, (6)1, 8039- dissertation, Universitas
8042 Muhammadiyah Surakarta).
Hidayah, N., Era, J., Rahmawanti, D., & Ningrum, Susanti Prasetya. (2018).
Azizah, N. (2017). Support Faktor-Faktor Psikologis yang
Sistem, Pengalaman Persalinan Mempengaruhi Postpartum
dengan Resiko Postpartum Blues Blues. PSYMPATHIC: Jurnal
di BPM Yayuk Kalbariyanto Ilmiah Psikologi, (4)2.
Kudus. Ilmu Keperawatan Dan Nurbaeti, I., Deoisres, W., &
Kebidanan, 8(2), 44–52. Hengudomsub, P. (2018).
https://doi.org/10.34305/JPHI.V1 Postpartum depression in
I2.279 Indonesian mothers: Its changes
Hidayati, R. 2009. Asuhan keperawatan and predicting factors. Pacific
pada Kehamilan Fisiologis dan Rim International Journal of
Patologis. Jakarta: Salemba Nursing Research, 22(2), 93-105.
Medika Oktaputrining, dkk. (2017). Post Partum
Litter. 2017. Perawatan Kebidanan. Blues: Pentingnya Dukungan
Jakarta: Bhratara Niaga Media. Sosial dan Kepuasan Pernikahan
Maliszewska, K., Świątkowska-Freund, Pada Ibu Primipara. Jurnal
M., Bidzan, M., & Preis, K. Psikodimensia, (16)2
(2016). Relationship, social Risnawati & Susilawati, D. (2018).
support, and personality as Gambaran Kejadian Post Partum
psychosocial determinants of the Blues Pada Ibu Nifas di Kelurahan
risk for postpartum blues. Nanggalo Wilayah Kerja
Ginekologia polska, 87(6), 442- Puskesmas Nanggalo Padang
447. Tahun 2018. Jurnal Kesehatan
Mansur, H dan Budiarti, T. (2014). Panca Bhakti Lampung, (6)2
Psikologi Ibu dan Anak. Salemba Rukiyah, A.Y. dan Yulianti, L., 2018.
Medika.Jakarta. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Masa
Marmer, L. W. (2016). Persepsi Nifas. Jakarta: CV. Trans Info
terhadap Dukungan Suami pada Media.
Primipara yang Mengalami Saur, A.M.; Dos Santos, M.A. Risk
Depresi Pasca Melahirkan factors associated with stress
(Postpartum Depression) symptoms during pregnancy and
(Doctoral dissertation, postpartum: Integrative literature
Universitas Airlangga).

329
Psikopedia Vol. 4 No. 4 Desember 2023
E-ISSN 2774-6836

review. Women Health 2021, 61, 64.


651–667. https://doi.org/10.31539/joting.v5
Selfiana, V. dkk. (2023). Pengaruh i1.4712
Stress pada Ibu Hamil. Journal on Fatmawati, A., & Gartika, N. (2019).
Education, 5(4) Hubungan Dukungan Sosial dan
Setiadi E. Ilmu Sosial dan Budaya Perencanaan Kehamilan dengan
Dasar. Bandung: Kencan Perdana Kejadian Postpartum Blues pada
Media Group; 2012 Ibu Remaja. Jurnal Bimtas: Jurnal
Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Kebidanan Umtas, 3(2), 44-51.
Jakarta:Grasindo. https://journal.umtas.ac.id/index.ph
Suryabrata, S. (2003). Metodologi p/bimtas/article/view/631
Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Putri, H. F. W., & Putri, F. R. (2022).
Persada How to Cope with Baby Blues: A
Case Report. Journal of Psychiatry
Susilawati, R. D. (2018). Gambaran
Psychology and Behavioral
Kejadian Postpartum Blues pada
Research, 3(1), 13-15.
Ibu Nifas di Kelurahan Nanggalo
https://doi.org/10.21776/ub.jppbr.20
Wilayah Kerja Puskesmas 22.003.01.4
Nanggalo Padang Tahun 2018. Qiftiyah, M. (2018). Gambaran Faktor-
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Faktor (Dukungan Keluarga,
Lampung, (6)2. Pengetahuan, Status Kehamilan
Tarihoran, Y. H. (2019). Perspektif Dan Jenis Persalinan) Yang
Budaya Minang terhadap Melatarbelakangi Kejadian Post
Perawatan Ibu Postpartum di Partum Blues Pada Ibu Nifas Hari
Wilayah Bromo Kelurahan Binjai Ke-7. Jurnal Midpro, 10(2), 9-19.
Kecamatan Medan Denai. Veisani, Y., Delpisheh, A., Sayehmiri,
Prosiding Seminar Nasional K., & Rezaeian, S. (2013). Trends
Teknologi Informasi Komputer of postpartum depression in Iran: a
dan Sains 2019 systematic review and meta-
Tilana, D. D. (2021). Hubungan analysis. Depression research and
Dukungan Suami, Dukungan treatment, 2013.
Keluarga, dan Penyesuaian Diri
Terhadap Peran Baru Sebagai Ibu .
dengan Kejadian Postpartum
Blues di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas.
Tyarini, Indrawati Aris & Resmi, Dewi
Candra. (2020). Pengaruh
Dukungan Sosial Orang Terdekat
dalam Meminimalisir Peristiwa
dan Dampak Postpartum pada Ibu
Usia Muda (Literature Review).
Jurnal Ilmiah Kesehatan
Nuraeni, R., Astari, R. Y., Agustini, A.,
& Wulandari, P. (2023).
Dukungan Keluarga pada Ibu
Postpartum terhadap Kejadian
Postpartum Blues. Journal of
Telenursing (JOTING), 5(1), 58–

330

Anda mungkin juga menyukai