Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319672479

SUPPORT SISTEM, PENGALAMAN PERSALINAN DENGAN RESIKO POST PARTUM


BLUES DI BPM YAYUK KALBARIYANTO KUDUS TAHUN 2015

Article in Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan · September 2017


DOI: 10.26751/jikk.v8i2.293

CITATIONS READS

4 548

3 authors, including:

Noor Hidayah
Universitas Muhammadiyah Kudus, Indonesia, Jawa Tengah
15 PUBLICATIONS 22 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Noor Hidayah on 10 March 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


44 | Noor Hidayah, Junita Era Dwi R., Noor Azizah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 44-52

SUPPORT SISTEM, PENGALAMAN PERSALINAN DENGAN RESIKO


POST PARTUM B LUES DI BPM YAYUK KALBARIYANTO KUDUS
TAHUN 2016
Noor Hidayah a*, Junita Era Dwi Rahmawanti b, Noor Azizah c
a
Dosen Stikes Muhammadiyah Kudus, bnoorhidayah@Stikesmuhkudus.ac.id

Abstrak

Latar belakang : Postpartum blues suatu sindroma gangguan ringan yang sering pada ibu
postpartum minggu pertama setelah persalinan, seringkali pada hari ketiga atau keempat postpartum dan
memuncak antara hari kelima dan hari keempat belas. Faktor yang mempengaruhi terjadinya postpartum
blues antara lain support sistem (dukungan keluarga ataupun dukungan suami), riwayat persalinan
(pengalaman selama persalinan), keadaan dan kualitas bayi, karakteristik umur, pendidikan dan
pekerjaan, harapan tentang persalinan, mitos, kelelahan setelah masa kehamilan dan melahirkan.
Penelitian Afiyanti di Grobongan tahun 2007 pada 30 responden tentang dukungan suami dengan
kejadian postpartum blues didapatkan hasil yang mengalami stress postpartum rendah sebanyak 16 orang
dan yang mengalami postpartum stress tinggi sebanyak 6 orang. Dan penelitian Dewi di Boyolali pada
tahun 2008 dengan responden sebanyak 30 orang tentang dukungan sosial dengan kejadian depresi
postpartum didapatkan hasil bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diterima ibu maka semakin
menurun tingkat Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara support sistem dan pengalaman selama
persalinan dengan resiko post partum blues di BPM Yayuk Kalbariyanto di Desa Mlati Lor tahun
2016.Metode : Jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi 30 ibu
postpartum di BPM Yayuk Kalbariyanto di Desa Mlati Lor, sampel penelitian sebanyak 30 responden.Uji
statistik dengan uji chi Square.Hasil penelitian : Support Sistem (p value 0,028 < 0,05). Pengalaman
Seama persalinan (p value 0,266 > 0,05).Kesimpulan : Ada hubungan antara support sistem dan
pengalaman selama persalinan dengan resiko post partum blues di BPM Yayuk Kalbariyanto di Desa
Mlati Lor tahun 2016.

Kata Kunci : Support sistem, Pengalaman Selama Persalinan, Resiko Postpartum Blues.

Abstract

Background: Postpartum blues is a mild disorder syndrome that often in postpartum mothers during
the first week after birth but often occurs in the third or fourth day postpartum and peaked between the
fifth and fourteenth days. Factors affecting the occurrence of postpartum blues among others support
system (family support or the support of her husband), a history of labor (experience during labor), the
state and quality of the baby, the characteristics of age, education and employment, expectations about
childbirth, myths, exhausted after pregnancy and childbirth.Purpose: To determine the relationship
between support systems and experience during labor with the incidence of post partum blues in BPM
Yayuk Kalbariyanto Mlati Lor village in 2016. Methods: analytical survey research with cross sectional
approach. Population 30 postpartum mothers in BPM Yayuk Kalbariyanto Mlati Lor village, with a total
sample of 30 respondents. Independent variables and system support experience during labor and the
dependent variable incidence of post partum blues. Test statistics with chi Square. Results : Support
System (p value 0.028<0.05). Since childbirth experience (p value 0.266>0.05). Conclusion : There is a
relationship between support systems and experience during labor with the incidence of post partum blues
in BPM Yayuk Kalbariyanto Mlati Lor village in 2016.

Keywords : Support systems Experience During Childbirth, Postpartum Blues Genesis.

ibu. Pendukung teori stress menjelaskan


I. PENDAHULUAN bahwa setiap peristiwa yang menimbulkan
Persalinan merupakan suatu peristiwa yang stress, misalnya proses persalinan, dapat
rumit dan menimbulkan stress bagi seorang
Noor Hidayah, Junita Era Dwi R., Noor Azizah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017 ) 44-52 | 45

merangsang reaksi untuk terjadinya blues Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
(Bobak,2000 dalam Sylvia, 2006). tahun 2009 pada 50 orang ibu postpartum
Ibu primipara merupakan kelompok yang spontan di bangsal rawat inap RSUP. Haji
paling rentan mengalami depresi postpartum Adam Malik Medan didapatkan hasil wanita
dibandingkan ibu multipara atau postpartum yang mendapatkan sindrom
grandemultipara. Menurut Elvira, 2006, depresi postpartum sebanyak 16% dan yang
postpartum blues dapat dipicu oleh perasaan tidak mengalami depresi postpartum sebanyak
belum siap menghadapi lahirnya bayi atau 84% (Sari, 2009)
timbulnya kesadaran akan meningkatnya Survey awal pada bulan Desember 2013 di
tanggung jawab sebagai ibu. Ibu primipara BPM Yayuk Kalbariyanto di Desa Mlati Lor
kebanyakan mengalami baby blues berat pada peneliti terhadap 10 ibu postpartum yang
periode immediate postpartum yang akan terdiri dari 7 multipara (ibu yang sudah pernah
meningkatkan kejadian depresi postpartum melahirkan) dan 3 primipara (ibu yang baru
Penyebab postpartum blues tidak diketahui pertama kali melahirkan) didapatkan hasil 6
secara pasti, tapi diduga dipengaruhi oleh orang di tunggui suami dan keluarga saat
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor proses persalinan, sedangkan 4 diantaranya
internal yang mempengaruhi terjadinya hanya di tunggui keluarga tanpa suami dengan
postpartum blues antara lain fluktuasi alasan suaminya tidak ada di rumah (kerja).
hormonal, faktor psikologis dan kpribadian, Ibu yang mendapatkan di tunggui suami
adanya riwayat depresi sebelumnya terlihat bahgia setelah melahirkan , sedangkan
(Hidayat,2006) ibu yang melahirkan dengan tidak ada
Setyowati dan Uke Riska (2006) suaminya 2 orang tetap terlihat bahagia
menjelaskan bahwa faktor yang sedangngkan dua orang lagi terlihat kurang
mempengaruhi terjadinya Post Partum Blues bahagia karena tidak ada suami disampingnya.
diantaranya pengalaman kehamilan dan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
persalinan yang meliputi komplikasi dan apakah antara support sistem dan pengalaman
persalinan dengan tindakan, dukungan sosial selama persalinan dengan kejadian post
diantaranya dukungan kelurga, keadaan bayi partum blues di BPM Yayuk Kalbariyanto di
yang tidak sesuai harapan. Dari 31 ibu yang Desa Mlati Lor berhubungan atau tidak, dan
melahirkan dan memenuhi kriteria, terdapat 17 mencari karakteristik secara univariat support
ibu (54,48%) mengalami post partum blues system dan pengalaman yang menyebabkan
yang disebabkan oleh beberapa hal post partum blues.
diantaranya, pengalaman kehamilan dan
persalinan sebesar 38,71%, dukungan sosial II. LANDASAN TEORI
baik dari suami ataupun keluarga 19,53%, A. Support Sistem
keadaan bayi saat lahir 16,13%. Data yang Support system dapat diartikan juga sebagai
diperoleh peneliti pada tanggal 1sampai 28 dukungan. Dukungan merupakan fungsi dari
Februari 2013 didapatkan hasil dari 39 ibu hubungan yang berfungsi pada sifat interaksi
bersalin post SC, didapatkan 55% ibu yang berlangsung dalam berbagai hubungan
mengalami postpartum blues. Baby social sebagaimana yang di evaluasi oleh
bluesseharusnya segera ditangani. Jika tidak, individual. Dukungan dapat berarti bantuan
baby blues akan berujung pada gangguan atau sokongan yang diterima seseorang dari
mental yang memotivasi sang ibu untuk orang lain. Dukungan ini biasanya diperoleh
menyakiti dirinya sendiri. darilingkungan social yaitu orang-orang yang
dekat, termasuk didalamnya adalah anggota
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi di keluarga, orangtua, dan teman (Suyasa,2004).
Boyolali pada tahun 2008 dengan mengambil Dukungan social memasukan juga evaluasi
sampel sebanyak 30 responden tentang individu atau keluarga , apakah interaksi atau
dukungan sosial dengan kejadian depresi hubungan bermanfaat dan sejauh mana
postpartum didapatkan hasil bahwa semakin bermanfaat (Niven, 2000).
tinggi dukungan sosial yang diterima ibu maka Dukungan suami mengacu pada dukungan-
semakin menurun tingkat depresi (Dewi, 2008). dukungan social yang dipandang oleh anggota
46 | Noor Hidayah, Junita Era Dwi R., Noor Azizah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 44-52

keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses Persalinan adalah proses membuka dan
atau diadakan untuk keluarga (dukungan social menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
bisa atau tidak digunakan,tetapi angota jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
keluarga memandang bahwa orang bersifat adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
mendukung selalu siap memberikan pada kehamilan cukup bulan (367-42 minggu),
pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Baik lahir spontan dengan presentasi belakang
keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun
sebagai system pendukung bagi anggota- janin (Hidayat, 2010).
angotanya ( Handayani, 2011). Tidak semua persalinan berjalan secara
Fungsi Dukungan : (1) Dukungan normal. Hanifa (2005) mengelompokan
Informasional, Menjelaskan tentang pemberian persalinan kedalam 3 macam yaitu: persalinan
informasi, saran, sugesti, yang dapat spontan, persalinan buatan, persalinan anjuran.
digunakan untuk mengungkapkan suatu Persalinan spontan terjadi bila persalinan ini
masalah. Kegunaan dari dukungan ini adalah berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
untuk menekan munculnya suatu stressor melalui jalan lahir, sedangkan persalinan
karena informasi yang diberikan dapat buatan merupakan persalinan yang dibantu
berpengaruh terhadap aksi suggesti yang dengan menggunakan tenaga dari luar
khusus pada individu. Aspeknya meliputi misalkan ekstraksi dengan forceps atau
petunjuk, usulan, saran, nasehat dan pemberian dilakukan operasi dengan caesaria. Selain itu
informasi. (2) Dukungan Penilaian, Keluarga terdapat pula persalinan yang dilakukan karena
bertindak sebagai penengah dalam suatu anjuran artinya persalinan dengan pemecahan
masalah serta sebagai sumber validator ketuban atau pemberian prostaglandin
identitas keluarga diantaranya memberikan Adaptasi psikologis ibu selama persalinan
motivasi, penghargaan dan perhatian. (3) (1) Saat kala I (Pembukaan) persalinan, terjadi
Dukungan Instrumental, Merupakan sebuah kontraksi uterus dengan frekuensi dan
sumber pertolongan konkrit dan praktis intensitas lama sehingga terjadi penipisan
diantaranya: kesehatan anggota keluarga dan pembukaan dari serviks sampai
dalam hal kebutuhan makan, istirahat dan pembukaan lengkap 10 cm. Perubahan
terhindarnya penderita dari kelelahan. (4) psikologis pada ibu sewaktu fase laten, dimana
Dukungan Emosional, Dukungan ini meliputi ibu merasa khawatir, sedikit cemas, tetapi
pemberian rasa cinta, empati, kejujuran, serta masih bisa diajak komunikasi dan diberikan
memiliki kekuatan yang berhubungan arahan sebelum persalinan berlangsung. Pada
konsisten dengan status kesehatan. Aspeknya kala II persalinan, ibu sudah dapat
dari dukungan emosional diwujudkan dalam mengontrol dirinya kembali, merasakan
bentuk empati, adanya kepercayaan, perhatian, tekanan-tekanan nyeri selama kontraksi,
mau mendengarkan dan didengarkan. merasa lelah, dan gelisah. Pada kala III
Suami memiliki peran yang sangat besar persalinan, nyeri mulai berkurang dan saat
untuk memberikan dukungan kepada ibu pelepasan plasenta ibu merasa gelisah, lelah,
selama persalinan. Salah satu peran penting dan ingin segera melihat bayinya. Pada kala
adalah memastikan ibu sampai di rumah IV persalinan, setelah kelahiran bayi dan
sakit dan memberi semangat kepada istrinya, plasenta dengan segera ibu akan memiliki
menemani istri selama proses persalinan perasaan ingin melepaskan tekanan dan
secara tidak langsung mengajarkan suami ketegangan yang dirasakannya, dimana ibu
untuk bisa lebih menghargai dan perhatian mendapat tanggung jawab baru untuk
pada ibu nantinya karena suami adalah mengasuh dan merawat bayi yang telah
orang paling dekat dengan sang ibu (Curtis, dilahirkannya (Cunningham, 2005)
1999)
a. Pengalaman Persalinan b. Resiko Post Partum Blues
Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang Postpartum blues adalah keadaan
pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) dimana seorang ibu mengalami perasaan tidak
(KBBI, 2005). menyenangkan setelah persalinan, yang
berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi,
Noor Hidayah, Junita Era Dwi R., Noor Azizah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017 ) 44-52 | 47

atau pun dengan dirinya sendiri ( Sutiono pengalaman selama persalinan dengan
Agus, 2008 ). kejadian post partum blues.
Menurut Indarti (2004) postpartum blues Populasi ibu yang bersalin pada bulan
merupakan kesedihan atau kemurungan setelah Februari yaitu 30 orang. Berdasarkan Jumlah
melahirkan, biasanya hanya muncul sementara ibu postpartum di BPM Ny. Yayuk
waktu yakni sekitar 2 hari hingga 2 minggu Kalbariyanto pada tahun 2016 adalah 300.
sejak kelahiran bayi yang ditandai dengan Rata-rata persalinan tiap bulan yaitu 30
gejala-gejala sebagai berikut : Reaksi depresi/ persalinan. Apabila populasi kurang dari 100
sedih, Sering menangis, Mudah tersinggung, orang, maka diambil keseluruhannya
Cemas, Labilitas persaan, Cenderung (Arikunto, 2009) Maka besarnya sampel pada
menyalahkan diri sendiri, Gangguan tidur dan penelitian ini adalah sebanyak 30 responden.
gangguan nafsu makan, Kelelahan, Mudah Tempat penelitian di BPM Yayuk
sedih, Cepat marah, Mood mudah berubah, Kalbariyanto Kudus, waktu Penelitian bulan
Pelupa. Maret 2016. Kuesioner yang digunakan terdiri
Puncak dari post partum blues ini 3-5 hari dari 3 item yakni kuesioner tentang support
setelah melahirkan dan berlangsung dari system, pengalaman persalinan dan post
beberapa hari sampai 2 minggu. Oleh karena partum blues yang masing masing terdiri dari
begitu umum, maka diharapakan tidak 10 peryataan. Adapun tehnik analisis data
dianggap sebagai penyakit. Post partum blues menggunakan menggunakan univariat dan
tidak mengganggu kemampuan seorang wanita bivariat (Chi Square).
untuk merwat bayinya sehingga ibu dengan Metode penelitian berisi jenis penelitian,
post partum blues masih bisa merawat bayinya. pendekatan, populasi, sampel teknik sampling,
Kecenderungan untuk mengembangkan post waktu dan tempat penelitian, instrumen
partum blues tidak berhubungan dengan penelitian, teknik pengambilan data dan
penyakit mental sebelumnya dan tidak analisis data.
disebabkan oleh stress.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
III.METODE PENELITIAN B. Hasil Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian analitik korelasional, yaitu a. Univariat
penelitian atau penelaah hubungan antara 2 a) Support Sistem
variabel pada satu kesatuan atau sekelompok Distribusi Frekuensi Berdasarkan Support
subyek. Hal ini dilakukan untuk melihat Sistem di BPM Yayuk Kalbariyanto Kudus
hubungan antara gejala yang satu dengan Tahun 2016 (n=30)
gejala yang lain atau variabel yang satu Support Sistem Frekuensi Prosentase (%)
dengan variabel yang lain (Saryono. 2010).
Baik 22 73.3
Penelitian ini bertujuan untuk melihat Tidak Baik 8 26.7
hubungan antara variabel independen (support Total 30 100
system dan pengalaman selama persalinan)
dengan variabel dependen (kejadian post Sumber : Data Primer, 2016
partum blues). Table menunjukkan bahwa sebagian besar
Pendekatan waktu pengumpulan data dalam support sistem adalah baik dengan jumlah 22
penelitian ini adalah cross sectional yaitu responden(73.3%) dan sebagian kecil support
peneliti hanya melakukan pengukuran variabel sistem adalah tidak baik dengan jumlah 8
pada saat tertentu saja. Pengukuran tidak responden (26.7)
terbatas harus tepat pada satu waktu b) Pengalaman Selama Persalinan
bersamaan, namun mempunyai makna bahwa Distribusi Frekuensi Pengalaman Selama
setiap subyek hanya dikenai satu kali, tanpa Persalinan di BPM Yayuk Kalbariyanto Kudus
dilakukan tindak lanjut atau pengulangan Tahun 2016 (n=30)
pengukuran (Saryono. 2010). Penelitian ini
bertujuan menganalisis dan mengetahui ada Pglmn Persalinan Frekuensi Prosentase (%)
tidaknya hubungan antara support sistem dan Baik 18 60%
Kurang baik 12 40%
48 | Noor Hidayah, Junita Era Dwi R., Noor Azizah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 44-52

Total 30 100% Blues Di BPM Yayuk Kalbariyanto di Desa


Sumber : Data Primer, 2016. Mlati Lor Kudus Tahun 2016
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian
besar pengalaman selama persalinan adalah Pengalaman Persalinan Dengan Kejadian Post
kurang baik dengan jumlah 18 responden Partum Blues Di BPM Yayuk Kalbariyanto di
(60%). Desa Mlati Lor Kudus Tahun 2016 (n=30)
c) Postpartum Blues Postpartum Blues
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengalaman Ya Tidak
Persalinan Jumlah
Postpartum Blues di BPM Yayuk Kalbariyanto F % f % F % X2
Kudus Tahun 2016 (n=30) Baik 5 22,8% 13 77.2% 18 100% 1.531

Kurang 6 50% 6 50% 12 100%


Postpartum Blues Frekuensi Prosentase (%)
Total 11 36,7% 19 63,3% 30 100%
Ya 11 36.7%
Tidak 19 63.3% Value P : 0,266
Total 30 100%
Sumber : Data Primer, 2016.
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian
Tabel diatas, menyatakan responden yang
besar responden tidak mengalami postpartum
memiliki pengalaman persalinan baik yang
blues sebanyak 19 orang (63.7%) sedangkan
mengalami postpartum blues sebanyak 13
yamg mengalami postpartum blues sebanyak
(77,2%) lebih banyak dibanding yang tidak
11 orang (36,7%).
menglami postpartum blues sebanyak 5
b. Analisa Bivariat (22,8%) sedangkan responden dengan
pengalaman persalinan kurang baik mengalami
1. Hubungan Antara Support Sistem postpartum blues sebanyak 6 (50%) sama
Dengan Kejadian Post Partum Blues Di dengan yang tidak mengalami postpartum
BPM Yayuk Kalbariyanto di Desa Mlati blues.
Lor Kudus Tahun 2016 Pembahasan
1. Support Sistem
Support Sistem Dengan Kejadian Post Hasil penelitian di BPM Yayuk Kalbariyanto
Partum Blues Di BPM Yayuk di Desa Mlati Lor Kudus Desa Mlati Lor
Kalbariyanto di Desa Mlati Lor Kudus didapatkan support sistem responden paling
Tahun 2016 (n=30) banyak adalah dengan kategori baik sebanyak
22 orang (73,3%)
Postpartum blues Support sistem diantaranya meliputi dukungan
Suppor YA TIDAK
keluarga dan suami (Sylvia.2006). Dukungan
t suami merupakan faktor terbesar untuk
Sistem memicu terjadinya Postpartum Blues. Hal ini
F % F % F %
Baik 5 22,7 17 77,3 22 100% dikarenakan dukungan suami merupakan
Buruk 6 75% 2 25 8 100%
strategi koping penting pada saat mengalami
stress dan berfungsi sebagai strategi preventif
Total 11 36,7 19 63,3 30 100% untuk mengurangi stress.
X2 : 6.903 P VALUE : 0,28 Dukungan sosial (suami) merupakan salah
satu bentuk interaksi sosial yang di dalamnya
terdapat hubungan yang saling memberi dan
Tabel diatas menjelaskan bahwa responden menerima bantuan yang bersifat nyata,
dengan support system baik yang mengalami bantuan tersebut akan menempatkan individu-
postpartum blues sebanyak 5 orang (22.7%), individu yang terlibat dalam sistem sosial yang
dibanding yang tidak mengalami postpartum pada akhirnya akan dapat memberikan cinta,
blues sebanyak 17 orang (77.3%), perhatian. Dukungan suami terhadap istrinya
bisa di lakukan dengan membantu istri dalam
b. Hubungan Antara Pengalaman perawatan bayi misalnya ketika ibu menyusui
Persalinan Dengan Kejadian Post Partum bayinya, sang ayah tidak hanya tidur
Noor Hidayah, Junita Era Dwi R., Noor Azizah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017 ) 44-52 | 49

sepanjang malam (Ingela,1999). Ayah bisa Postpartum Blues (PPB) atau sering juga
menemani ibu dan bayi, mengangkat bayi dari disebut Maternity Blues atau Baby Blues
tempat tidurnya, mengganti popok bayi bila dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan
perlu, memberikan bayi pada ibu saat jam afek ringan yang sering tampak dalam minggu
menyusui, dan mengembalikan bayi ke tempat pertama setelah persalinan dan memuncak
tidurnya ketika bayi telah tertidur kembali. pada hari ke tiga sampai kelima dan
Dukungan suami sangat penting dan tidak bisa menyerang dalam rentang waktu 14 hari
diremehkan dan yang tak kalah penting terhitung setelah persalinan (Arfian, 2012).
membangun suasana positif, dimana istri Dalam penelitian ini didapatkan sedikit banyak
merasakan hari-harinya (Fatimah,2009). ibu yang mengalami postpartum blues
Dalam penelitian ini didapatkan support sistem mempunyai tanda dan gejala, gangguan tidur
pada responden masih kebanyakan suami tidak dan gangguan nafsu makan. Gejala-gejala ini
menemani responden saat melahirkan dan mulai muncul setelah persalinan dan pada akan
suami tidak ikut bangun saat malam hari menghilang dalam waktu antara beberapa jam
ketika bayi menangis. sampai beberapa hari.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
2. Pengalaman Selama Persalinan oleh Santi,2006 yang menjelaskan bahwa
Hasil penelitian di BPM Yayuk Kalbariyanto tanda-tanda postpartum blues diantaranya: rasa
di Desa Mlati Lor Kudus Desa Malti Lor sedih disertai rasa cemas, mudah marah
didapatkan pengalaman selama persalinan mendalam yang menetap berminggu-minggu,
pada responden paling banyak dalam kategori pola tidur kacau, nafsu makan terganggu dan
baik sebanyak 18 orang (60%) dan ketakutan (phobia) tanpa alasan. Hal ini dapat
pengalaman selama persalinan kurang diatasi dengan mencari seseorang yang bisa
sebanyak 12 orang (40%). diajak bicara segala hal.Cari sedikit waktu
Setyowati dan Uke Riska (2006) menjelaskan untuk melakukan kegiatan yang diinginkan,
bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya meski hamya 15 menit setiap harinya, atau
Post Partum Blues diantaranya pengalaman bisa dengan membaca buku, berolahraga,
kehamilan dan persalinan yang meliputi berendam, yoga atau meditasi (Mother And
komplikasi dan persalinan dengan tindakan, Baby Tue,2005).
dukungan sosial diantaranya dukungan Faktor faktor yang mempengaruhi postpartum
keluarga, keadaan bayi yang tidak sesuai blues adalah yang faktor psikologis yang
harapan. meliputi dukungan keluarga khususnya suami.
Pada penelitian ini didapatkan pengalaman Faktor demografi yang meliputi usia dan
selama persalinan pada responden yaitu masih paritas, faktor fisik yang disebabkan kelelahan
merasa cemas dan takut terjadi sesuatu saat fisik karena aktivitas mengasuh bayi, meyusui,
persalinan dan responden juga mengalami memandikan, mengganti popok, dan faktor
kebingungan ketika badannya terasa sakit sosial meliputi sosial ekonomi, tingkat
setelah persalinan. Pengalaman persalinan pendidikan, status perkawinan (Nirwana,
pada penelitian ini tidak mengalami 2011) .
pengalaman persalinan dengan komplikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi post partum
baik itu seksio saesarea ataupun persalinan blues biasanya tidak berdiri sendiri sehingga
lama. Responden dalam penelitian ini sebagian gejala dan tanda post partum blues sebenarnya
besar mengalami riwayat kehamilan dan adalah suatu mekanisme multifaktorial.
persalinan dalam kategori baik (normal). Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan
3. Postpartum Blues bahwa support sistem yang didapat pada
Penelitian yang dilakukan di BPM Yayuk responden melalui 10 pernyataan kuesioner
Kalbariyanto di Desa Mlati Lor Kudus Desa yang dibagikan kepada responden terbukti
Malti Lor didapatkan responden yang tidak dengan penyataan 30 respoden yaitu
mengalami postpartum blues sebanyak 19 didapatkan pernyataan yang menyatakan
orang (63,3%) dan yang mengalami responden hanya ditemani orang tuanya saat
postpartum blues sebanyak 11 orang (63,3%). proses persalinan, diantar oleh suami ke bidan
terdekat saat melahirkan dan suami tidak ikut
50 | Noor Hidayah, Junita Era Dwi R., Noor Azizah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 44-52

bangun saat malam hari ketika bayi menangis (2006) menjelaskan bahwa faktor yang
dengan memilih jawaban 0 ( ya) sebagian mempengaruhi terjadinya Post Partum Blues
besar sebanyak 70%. Untuk pernyataan diantaranya pengalaman kehamilan dan
pengalaman selama persalinan melalui 10 persalinan yang meliputi komplikasi dan
pernyataan kuesioner menyatakan responden persalinan dengan tindakan, dukungan sosial
yang sering merasakan nyeri perut dengan diantaranya dukungan kelurga, keadaan bayi
memilih jawaban 0 (ya) sebagian besar yang tidak sesuai harapan. Dari 31 ibu yang
sebanyak 63.3%. Sedangkan pernyataan melahirkan dan memenuhi kriteria, terdapat 17
postpartum blues melalui 9 pernyataan ibu (54,48%) mengalami post partum blues
kuesioner menyatakan responden merasa nafsu yang disebabkan oleh beberapa hal
makan berkurang dengan memilh jawaban 0 diantaranya, pengalaman kehamilan dan
(ya) sebagian besar sebanyak 66.7%. persalinan sebesar 38,71%, dukungan social
Menurut Murtiningsih (2012) postpartum 19,53%, keadaan bayi saat lahir 16,13%. Data
blues merupakan masalh yang wajar terjadi yang diperoleh peneliti pada tanggal 1 sampai
setelah melahirkan. Tapi ada wanita yang 28 Februari 2013 didapatkan hasil dari 39 ibu
mengalami baby blues dengan kondisi bersalin post SC, didapatkan 55% ibu
tingkatan yang berbeda, lebih lama dan mengalami postpartum blues. Jika tidak, baby
perubahan sikap serta perilaku yang lebih blues akan berujung pada gangguan mental
parah dan sering disebut dengan postpartum yang memotivasi sang ibu untuk menyakiti
blues. Oleh karena itu dari beberapa factor dirinya sendiri
yang ada wanita yang mengalami postpartum Riwayat kehamilan dan persalinan
blues, sangat membutuhakan perhatian (pengalaman selama persalinan) dengan
khususnya dari keluarga,serta kesiapan untuk komplikasi juga dapat menjadi faktor
menjadi orang tua baik secara fisik maupun pendukung terjadinya postpartum blues. Salah
materil. satu kasus persalinan dengan komplikasi
2. Hubungan Antara Pengalaman adalah persalinan lama. Persalinan lama dan
Persalinan Dengan Resiko Post Partum Blues persalinan dengan seksio caesarea mempunyai
Di Bpm Yayuk Kalbariyanto di Desa Mlati hubungan yang signifikan dengan
Lor Kudus Tahun 2016 kemungkinan terjadinya post partum blues
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa (Macmudah, 2010).
tidak ada hubungan antara pengalaman Persalinan dengan komplikasi merupakan
persalinan dengan Resiko post partum blues di suatu kondisi yang tak terduga sehingga dapat
BPM Yayuk Kalbariyanto di Desa Mlati Lor menyebabkan gangguan secara fisik, emosi
Kudus. dan kognitif bagi ibu dan keluarga. Ibu yang
Setelah dilakukan cross tabulating (tabel mengalami persalinan dengan komplikasi
silang) dengan menggunakan analisa uji Chi- beresiko mengalami gangguan pada status
Square ternyata hasil yang didapatkan tidak kesehatan, gangguan selama periode
memenuhi syarat karena sel yang nilai childbearing dan mempengaruhi kemampuan
expected-nya kurang dari lima ada 25%, ibu dalam menjalin ikatan dengan bayinya.
sehingga untuk memenuhi syarat uji Chi- Persalinan yang lama akan membuat ibu
Square digunakan uji alternatifnya yaitu uji memiliki pengalaman persalinan yang kurang
Fisher terlihat hasil Significancy pada kolom memuaskan, sehingga ibu menunjukkan citra
Asymp. Sig (2-tailed) menunjukkan angka diri yang negative dan dapat berlanjut menjadi
0,266 oleh karena P = 0,266 > 0,05.Sehingga P kemarahan yang dapat mempersulit proses
value tabel kurang dari P value hitung maka adaptasi ibu terhadap peran dan fungsi barunya.
Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat Proses persalinan yang berlangsung penuh
ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan tekanan akan membuat ibu lebih sulit
antara pengalaman selama persalinan dengan mengontrol dirinya sehingga membuat ibu
resiko post partum blues di BPM Yayuk lebih mudah marah serta dapat menurunkan
Kalbariyanto di Desa Mlati Lor Kudus. koping ibu yang efektif (Murray dan
Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang McKinney, 2001; Pilliteria, 2003).
dikemukakan oleh Setyowati dan Uke Riska
Noor Hidayah, Junita Era Dwi R., Noor Azizah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017 ) 44-52 | 51

Hasil harus jelas dan ringkas. Diskusi harus Saleha (2009) Asuhan Kebidanan Pada Masa
mengeksplorasi signifikansi dari hasil Nifas. Jakarta: Salemba Medika Suherni,
penelitian, tidak mengulanginya lagi. Hindari 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:
kutipan luas dan diskusi penelitian yang sudah Fitramaya. (hlm: 85-100).
pernah di terbitkan. The_wie (2009) Proses Adaptasi Psikologis
V. KESIMPULAN Ibu Dalam Masa Nifas
Sebagian besar support sistem pada Arikunto, Suharsini (2010) Prosedur Penelitian
responden adalah support sisem baik yaitu Suatu Pendekatan Praktek. Ed.IV. Jakarta:
sebesar 73,3% (22 responden). PT. Rineka Cipta
Sebagian besar pengalaman persalinan pada
Creasoft (2008) Dukungan Sosial.
responden adalah baik yaitu sejumlah 60% (18
Creasoft.wordpres.com
responden).
Sebagian besar responden pada penelitian Nurkholifani S, (2011) Faktor-faktor yang
ini tidak mengalami postpartum blues yaitu berhubungan dengan kejadian postpartum
sebesar 63,3%( 19 responden). blues di RSU Kabupaten Tangerang.
Ada hubungan yang signifikan antara Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Support Sistem Dengan Resiko Post Partum Bahiyatun. (2009) Asuhan Kebidanan Nifas
Blues Di Bpm Yayuk Kalbariyanto di Desa Normal. Jakarta: EGC
Mlati Lor Kudus diperoleh nilai p value 0,028
< 0,05. Fatimah, Siti (2009) Hubungan dukungan
Tidak ada hubungan yang signifikan antara suami dengan kejadian postpartum blues
pengalaman Persalinan Dengan Resiko Post pada ibu primipara di ruang Bugenvile
Partum Blues Di Bpm Yayuk Kalbariyanto di RSUD Tugurejo Semarang. Semarang:
Desa Mlati Lor Kudus Tahun 2016 diperoleh p Universitas Diponegoro.
value = 0,266 > 0,05. Forte, dkk (2010) Ilmu Kebidanan: Patologi
SARAN dan Fisiologi Persalinan: Human Labor
Suami diharapkan bisa berperan secara aktif and Brith.Yogyakarta: YEM
dan lebih memberikan dukungan yang lebih
besar baik itu berupa tenaga, pikiran, perhatian, Murtiningsih Afin (2012) Mengenal Baby
motivasi ataupun dalam bentuk komunikasi Blues dan Pencegahannnya. Jakarta:
yang hangat dan intim pada masa kehamilan Niaga Swadaya
sampai istri melahirkan seperti suami Haws,S (2007) Asuhan Neonatus: Rujukan
menemani istri saat melahirkan dan juga ikut Cepat. Jakarta: EGC
bangun saat malam hari ketika bayi menangis.
Bagi Profesi Kebidanan dan Perawat Mansur, H (2009) Psikologi Ibu dan Anak
Maternitas Lebih mengantisipasi kemungkinan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
terjadinya postpartum blues, dengan dilakukan
deteksi dini sejak awal kehamilan yaitu dengan Saryono (2010) Depresi Pasca Persalinan:
melakukan pendidikan kesehatan tentang Pedoman Lengkap Bagi Ibu yang akan
perubahan fisiologis dan psikologis pada atau Setelah Melahirkan. Bogor:
kehamilan, persalinan dan pada masa nifas. Rekatama
Bagi Institusi Pendidikan, sebagai sarana
Suherni, dkk (2009) Perawatan masa
untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman nifas.Yogyakarta: Fitramaya
serta pengetahuan bagi mahasiswa dengan
penyediaan literature yang berkaitan Suhita,R. (2005) Faktor-faktor yang
dengan sistem dukungan pada ibu postpartum mempengaruhi dukungan dukungan
blues. keluarga.Jakarta: EGC

DAFTAR PUSTAKA Sylvia, D (2006) Depresi Pasca Persalinan.


Jakarta: FKUI
Ambarwati (2008) Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Mitra Cendikia (hlm:87-96) Notoatmojo, S (2010) Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta Setiadi.
52 | Noor Hidayah, Junita Era Dwi R., Noor Azizah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 44-52

2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Sujiyatini (2010) Asuhan Ibu Nifas Askeb III.
Keluarga. Graha Ilmu:Yogyakarta Cyrilius Publiser: Yogyakarta
Machmudah (2010) Pengaruh Persalinan A.Aziz Alimul (2007) Metode Penelitian
Dengan Komplikasi Terhadap Kebidanan Dan Tekhnis Data Salemba
Kemungkinan Terjadinya Postpartum Medika: Jakarta
Blues diKota Semarang.Tesis.Depok :
FIK-UI

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai