id/OBJ/index
Article
Baby Blues Syndrome Trens In Post-Mother In The Work Area of The Benu-Benua
Community Health Center
1
Rahmawati*, 2Junuda, 3Rita Rukmiyanti
1
Department Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Kendari, Indonesia
2
Rumah Sakit Umum Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, Indonesia
3
Departemen Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kendari, Indonesia
SUBMISSION TRACK A B S T R A C T
sekitar dua hari hingga dua minggu Belanda tahun 2001 diperkirakan 2-10%
sejak kelahiran bayi atau biasa disebut ibu melahirkan mengidap gangguan ini.
dengan post-partum blues. Masyarakat Menurut (Bobak, Lowdermilk, 2005) di
umum menyebutnya dengan baby blues Indonesia kejadian postpartum blues
atau maternity blues (Dahro, 2012). yaitu 50-70% dan hal ini dapat berlanjut
Sindrom baby blues merupakan sindrom menjadi depresi postpartum blues
gangguan mood ringan yang sering tidak dengan jumlah bervariasi dari 5% hingga
dipedulikan oleh ibu pasca melahirkan, lebih dari 25% setelah ibu melahirkan.
keluarganya atau petugas kesehatan Dari kantor BKKBN Provinsi Aceh pada
yang pada akhirnya sindrom baby blues tahun 2012 mengalami depresi berat
dapat berkembang menjadi depresi setalah melahirkan, gejala depresi
psikopatologis yaitu ibu mengalami seperti tidak nafsu makan dan susah
masalah hubungan perkawinan bahkan tidur merupakan keluhan yang paling
dengan keluarga dan tumbuh kembang sering diutarakan pada ibu pasca
anaknya. Gambaran klinis sindrom baby melahirkan (Fitriana & Nurbaeti, 2015).
blues ditandai dengan episode Penelitian yang telah dilakukan
menangis, merasa depresi, ansietas, (Oktaputrining et al., 2018) menunjukkan
iritabilitas, merasa terpisah dan jauh dari 70% primipara yang kurang memiliki
bayinya, hipokondriasis ringan, sulit tidur dukungan sosial baik dalam bentuk
dan tidak dapat berkonsentrasi (Basant, dukungan emosional, informasi,
Paul J L, 2011). instrumental, penghargaan dari suami,
Suatu penelitian di negara yang pernah keluarga, tetangga maupun tenaga
dilakukan seperti di Swedia, Autralia, kesehatan akan mengalami post partum
Italia dan Indonesia dengan sindrom. Hal ini menunjukan betapa
menggunakan EPDS (Edinburg Post- pentingnya dukungan yang diberikan
natal Depression Scale) tahun 1993 kepada ibu primipara untuk mengurangi
menunjukkan 73% wanita mengalami dampak munculnya postpartun sindrom.
post-partum blues (Munawaroh, 2008). Tingginya penyakit gangguan emosional
Prevalensi kejadian postpartum blues yang terjadi di Tanah Air masih menjadi
dari berbagai negara, berkisar antara 10- masalah besar. Hasil Data Riset
34% dari seluruh persalinan. Angka Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
kejadian postpartum blues di luar negeri 2013, menyatakan bahwa prevalensi
(Jepang) cukup tinggi mencapai 26-85%. gangguan mental emosional yang
Secara global diperkirakan 20% wanita ditujukan dengan gejala-gejala depresi
melahirkan menderita postpartum blues dan kecemasan adalah sebesar 6% atau
(Munawaroh, 2008). sekitar 14 juta orang daru populasi
Penelitian di negara barat menunjukan penduduk Indonesia, dengan
kejadian lebih tinggi menunjukkan menunjukan ibu melahirkan paling tinggi
kejadian lebih tinggi dibandingkan di Indonesia adalah Jawa Tengah sekitar
dengan yang pernah dilaporkan dari 99,89% (Kemenkes, 2014), kecemasan
asia, pada penelitian yang dilakukan pada ibu postpartum yang tidak dapat
terhadap 154 wanita pasca melahirkan teratasi dapat menyebabkan depresi
di Malaysia pada tahun 2009 dilaporkan postpartum dan gangguan mental
angka kejadian 3,9%, terbanyak dari ras lainnya yang menggangu kesehatan.
India (8,9%), Melayu (3,0%), dan tidak Wanita 2 kali lebih banyak mengalami
adanya kasus pada ras Cina. Penelitian kecemasan dibanding pria (Hawari,
di Singapura dilaporkan angka kejadian 2006).
sebesar 1%. Sedangkan penelitian pada Berdasarkan uraian latar belakang
tahun 2010 didapatkan angka post- masalah maka peneliti tertarik untuk
partum blues sekitar 10%-20%. Di meneliti tentang hubungan dukungan
2
RAHMAWATI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)
II. METODE
Penelitian ini adalah penelitian analitik
observasional dengan menggunakan
pendekatan Cross Sectional. Sampel
penelitian adalah semua ibu yang
melahirkan dan terdata dalam rekam
medik di Puskesmas Benu-Benua dan
keluarga yang tinggal serumah yang
dipilih menggunakan metode accidental
sampling dengan jumlah 53 responden.
Kriteria inklusi sebagai berikut 1)
Masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Benu-Benua, 2) Ibu pasca
melahirkan ≤14 hari, 3) Bersedia
menjadi responden dalam penelitian dan
menandatangani surat persetujuan
setelah penjelasan (informed consent)
4) Keluarga (suami, orang tua,
mertua dan saudara) yang tinggal
serumah dengan ibu pasca melahirkan
sedangkan ibu pasca melahirkan
dengan penyakit kronis atau penyakit
gangguan psikotis dikeluarkan. Cara
pengumpulan data dengan mendatangi
responden untuk melakukan mengisi
kuisioner. Untuk kuesioner yang
digunakan pada penelitian ini yaitu
kuesioner dukungan suami. Alat ukur
yang digunakan untuk mengukur
sindrom baby blues (depresi pasca
melahirkan) adalah Edinburgh Postnatal
Depresion Scale (EPDS). Sedangkan
variable paritas ditanyatakan langsung
pada responden tentang frekuensi
melahirkan. Teknik analisis data yang
digunakan adalah uji statistik dengan
korelasi Spearman dengan tingkat
kepercayaan 95%.
III. HASIL
Hasil penelitian ini menyajikan beberapa
karakteristik responden yang disajikan
3
RAHMAWATI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)
Normal 43 81.1 0 0
Caesar 10 18.9 0 0
Hubungan Keluarga
Suami 0 0 24 45.3
Orang Tua Kandung 0 0 16 30.2
Mertua 0 0 10 18.9
Saudara Kandung 0 0 3 5.7
Orang yang tinggal Serumah
Kemungkinan Depresi
Rendah 16 30. 0 0
2
Mengalami Sindrom
37 69. 0 0
Baby Blues
8
4
RAHMAWATI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)
Dukungan Keluarga
Baik 0 0 12 22.6
Cukup Baik 0 0 18 34
Kurang Baik 0 0 23 43.4
Variabel
Dukungan
Keluarga Kemungkinan Mengalami
p value r
Depresi Sindrom Total
Rendah Baby Blues
Baik 9 17 3 5.7 12 22.7 0.000 0.525
Cukup 5 9.4 13 24.5 18 33.9
Kurang 2 3.8 21 39.6 23 43.9
Paritas
Multipara 9 17, 6 11,3 15 28,3 0.003 0.408
0
5
RAHMAWATI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)
6
RAHMAWATI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)
7
RAHMAWATI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)
8
RAHMAWATI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 2(2021)