Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

2.1 Pengertian pendidikan kesehatan

pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol


dan memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk
individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan
perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)
Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan
pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social, maka
masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya,
dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial,
budaya, dan sebagainya).
Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar
melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan
kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003).

2.2 Tujuan pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan antara lain pertama, tercapainya


perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya perilaku sehat
pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat
baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian. Ketiga, menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk
mengubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan
(Effendy, 1997).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga
produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program
kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi

masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak,


2009).
Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan dan
pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga produktif
secara ekonomi maupun sosial.

2.3 Metode pendidikan kesehatan

Penyampaian pendidikan kesehatan harus menggunakan cara tertentu, materi juga


harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan
disesuaikan agar dicapai suatu hasil yang optimal. Untuk sasaran kelompok,
metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk
sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya.
1. Metode pendidikan individual, digunakan untuk membina perilaku baru, atau
seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Bentuk pendekatan antara lain:
a.
Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), Dengan cara ini kontak
antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien
dapat dikorek, dan dibantu penyelesaiannya.
b.
Interview (wawancara), Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien
untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,
untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu
mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu
penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode pendidikan kelompok
Dalam memilih pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran
serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.
a.
Kelompok besar: penyuluhan lebih dari 15 orang, dengan metode antara lain
(a) Ceramah: metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. (b) Seminar : metode ini sangat cocok untuk sasaran kelompok besar
dengan pendidikan menengah keatas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)
dari satu ahli dari beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
biasanya dianggap hangat dmasyarakat.
b.
Kelompok kecil: apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang. Metodemetode yang cocok yaitu diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), bola

salju (snow balling), kelompok kecil-kecil (bruzz group), role play (memainkan
peranan) dan permainan simulasi (simulation game)

3.

Metode pendidikan massa (public)

Metode ini untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan


kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public, maka cara yang paling tepat
adalah pendekatan massa. Tanpa membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status social, tingkat pendidikan dan sebagainya. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode antara lain
ceramah umum (public spesking), pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui
media elektronik baik tv maupun radio, simulasi, tulisan-tulisan di majalah atau
Koran dan bill board yang di pasang di pnggir jalan, spanduk poster dan
sebagainya. (Notoatmodjo, 2005)

Penggunaan alat bantu atau media

Digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran.


Disebut media pendidikan kesehatan karena alat- alat tersebut merupakan saluran
(channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut
digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi
masyarakat dan klien (Notoatmodjo, 2003).
Salah satu tujuannya yaitu menimbulkan minat, mencapai sasaran yang banyak,
merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima
kepada orang lain, untuk mempermudah penyampaian, penerimaan informasi oleh
sasaran pendidikan, mendorong keinginan orang untuk mengetahui dan
menegakkan pengertian yang diperoleh (Notoatmodjo, 2003).
Menurut para ahli, indera indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke
dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia
diperoleh disalurkan melalui mata. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalur
melalui indera lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih
mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan
pendidikan (Notoatmodjo, 2003).

ada tiga macam alat bantu pendidikan (alat peraga), antara lain:

Alat bantu melihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi
indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk.
(1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan sebagainya. (2) Alatalat yang tidak diproyeksikan: (a) Dua dimensi, gambar peta, bagan dan
sebagainya. (b) Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka dan sebagainya.

Alat-alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat dapat membantu untuk
menstimulasikan indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan
pendidikan/pengajaran. Misalnya : piring hitam, radio, pita suara dan sebagainya.
Alat bantu lihat-dengar, seperti televise dan video cassette. Alat-alat bantu
pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA) (Notoatmodjo, 2003).
2.4 Peran dan fungsi bidan

Peran dan fungsi bidan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada


masyarakat. Bidan adalah suatu profesi yang dinamis. Berhubung perubahanperubahan terjadi begitu cepat, maka para bidan harus terus menerus
memperbaharui dan meningkatkan kemampuannya menjadikan bidan . praktek
seorang bidan harus kompeten dalam pengetahuan dan keterampilan melalui
berbagai macam pendidikan dan pelatihan. Peranan yang harus dilihat sebagai
main idea untuk membentuk sebuah peradaban dan tatanan pelayanan
kesehatan yang diseimbangkan dengan kesejahteraan bidan di daerah terpencil.
Bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya ibu hamil,
melahirkan, dan senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak kontak
pertama saat pemeriksaan ibu hamil dan penyuluhan manfaat pemberian ASI
secara berkesinambungan sehingga ibu hamil memahaminya dan siap menyusui
anaknya. Dalam upaya memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat,
peran dan fungsi bidan antara lain:
A. Peran sebagai Advokator
Sebagai pemberi pelayanan kebidanan pada wanita dalam siklus kehidupannya,
asuhan neonatus, bayi dan anak balita. Sebagai pelaksana, bidan mempunyai tiga
katagori tugas :
1. Tugas Mandiri
a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan
melibatkan klien.
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada Klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien/keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien / keluarga.
g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system reproduksi dan
wanita dalam masa klimakterium dan menopause
i.
2.

Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga :


Tugas Kolaborasi / Kerjasama :

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi


kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko
tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi
dan keadaan kegawatan darurat yang memerlukan pertolongan pertama dengan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dari keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan
yang mengalami komplikasi serta kegawatan darurat yang memerlukan penolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi serta kegawatan darurat yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
3.

Tugas Ketergantungan / Merujuk :

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai


dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil
dengan resiko tinggi dan kegawat darurat.
c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat darurat dengan melibatkan
klien dan keluarga.

B.

Peran sebagai Pengelola

Mengelola asuhan dan pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan


kesehatan di institusi dan komunitas.
1. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan
untuk individu. Keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan
melibatkan masyarakat / klien.
2. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sector
lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan duku bayi, kader
kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam
wilayah kerjanya.
C.

Peran sebagai Pendidik

Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan


kebidanan disetiap tatanan pelayanan kesehatan di insitusi dan komunitas,
menthorship dan preceptorship terhadap calon tenaga kesehatan dan bidan baru.
1.
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya
yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan KB.
2.
Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta
membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.

Contoh peran bidan pendidik dalam masa kehamilan :


a.memberikan pendidikan mengenai cara kebersihan diri
b.Memberikan pendidikan nutrisi yang baik bagi ibu hamil
c.Memberikan pendidikan tentang istirahat yang cukup pada ibu hamil
d.Memberikan pendidikan tentang tanda bahaya pada ibu hamil

Contoh peran bidan pendidik dalam masa bersalin


a.Memberikan pendidikan tentang cara mengejan yang baik
b.Memberikan pendidikan tentang fisiologi persalinan
c.Memberikan pendidikan tentang tanda tanda persalinan

Contoh peran bidan pendidik dalam masa nifas


a.Memberikan pendidikan tentang perawatan payudara
b.Memberikan pendidikan tentang kebersihan diri
c.Memberikan pendidikan tentang cara menyusui bayinya
d.Memberikan pendidikan tentang nutrisi yang baik
e.Memberikan pendidikan tentang tanda bahaya dalam masa nifas

D.

Peran sebagai Peneliti / Investigator

Melakukan investigasi atau peneliti terapan dalam bidang kesehatan baik


secara mandiri maupun secara kelompok.
1.

Mengindentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

2.

Menyusun rencana kerja pelatihan.

3.

Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.

4.

Mengolah dan menginterprestasikan data hasil invetigasi.

5.

Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut,

6.
Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai