Anda di halaman 1dari 9

77

ISSN : 2656 - 9167

PENGARUH SENAM YOGA KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN BABY


BLUES SYNDROME

EFFECT OF GYMNASTICS YOGA PREGNANCY ON THE INCIDENCE OF


BABY BLUES SYNDROME

Rahmawati1, Ani T. Prianti2, Rika Handayani2


1
Prodi DIII Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Megarezky
2
Prodi S1 Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Megarezky
(Email: rahmawatynopar@gmail.com)

ABSTRAK
Baby blues Syndrome merupakan suatu sindroma gangguan efek ringan yang dialami oleh ibu setelah melahirkan.
Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa pemberian senam yoga kehamilan dapat berpengaruh terhadap
kejadian baby blues syndrome pada ibu postpartum. Penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen murni, yaitu
postest only control grup dengan jumlah sampel terdiri dari 40 responden dan dibagi 2 kelompok, kelompok
intervensi yaitu ibu hamil trimester III yang telah dilakukan latihan senam yoga sebanyak 20 responden, pemberian
setiap 2 kali seminggu dengan durasi 45-60 menit selama 8 kali pertemuan kemudian dibandingkan dengan
kelompok kontrol sebanyak 20 responden yang tidak mendapatkan metode latihan senam yoga, kedua kelompok
dilakukan observasi menggunakan skala EPDS. Analisis univariat menggunakan uji pearson chi square dan analisis
data bivariate menggunakan uji one sample t-test. Hasil Penelitian menunjukan bahwa senam yoga kehamilan senam
yoga berpengaruh terhadap sindrom baby blues (p = 0.001< 0.05) dengan nilai rerata 5.90 yang berarti setelah
diberikan senam yoga pada ibu hamil skor baby blues syndromenya menunjukkan tidak ada tanda resiko depresi
dengan nilai skor tertinggi 7.15 karena dikatakan memiliki risiko depresi jika skornya diatas 9.

Kata kunci : Senam Yoga, Baby Blues Syndrome

ABSTRACT
Baby blues syndrome is a syndrome that has a mild effect on the mother after giving birth. This study aims to prove
that giving yoga pregnancy exercises can affect the incidence of baby blues syndrome in postpartum mothers. This
research is a kind of pure experimental research, namely post-only control group with a sample consisting of 40
respondents and divided into 2 groups, intervention group namely trimester III pregnant women who have carried
out yoga exercises as much as 20 respondents, giving every 2 times a week with a duration of 45 -60 minutes for 8
meetings then compared with the control group as many as 20 respondents who did not get the yoga gymnastics
training method, the two groups were observed using the EPDS scale. Univariate analysis using Pearson chi square
test and bivariate data analysis using the one sample t-test. The results showed that yoga gymnastics pregnancy
yoga exercises affect baby blues syndrome (p = 0.001 <0.05) with an average value of 5.90 which means that after
being given yoga exercises to the baby blues score pregnant women the syndromenya showed no signs of depression
risk with the highest score of 7.15 because said to be at risk of depression if the score is above 9.

Keywords: Yoga Pregnancy Gymnastics, Baby Blues Syndrome

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 1 Januari - Maret Tahun 2020


78
ISSN : 2656 - 9167
PENDAHULUAN Penyebab pasti terjadinya
postpartum blues sampai saat ini belum di
Baby Blues Syndrome merupakan ketahui. Namun, banyak faktor yang
suatu sindroma gangguan efek ringan yang diduga berperan terhadap terjadinya
dialami oleh ibu setelah melahirkan. postpartum blues, antara lain faktor
Postpartum blues dapat terjadi sejak hari hormonal yang berhubungan dengan
pertama pasca persalinan atau pada saat fase perubahan kadar estrogen, progesterone,
taking in dan akan lebih buruk sekitar hari prolaktin, dan estradiol. Penurunan kadar
ketiga atau keempat setelah persalinan, dan estrogen setelah melahirkan sangat
berlangsung dalam rentang waktu 14 hari berpengaruh pada gangguan emosional
atau dua minggu pasca persalinan pascapartum karena estrogen memiliki efek
(Ningrum, 2018; Silvrida & Misrawati, supresi aktifitas enzim monoaminase
2014; Amalia oksidase yaitu suatu enzim otak yang
dkk., 2014). bekerja menginaktifasi noradrenalin dan
Pengalaman dalam proses kehamilan serotonin yang berperan dalam perubahan
dan persalinan juga dapat menjadi faktor mood dan kejadian depresi. Faktor
pendukung terjadinya postpartum blues. demografi yaitu umur dan paritas,
Lamanya proses persalinan akan membuat Pengalaman dalam proses kehamilan dan
ibu lelah, cemas, takut, dan stress . Apabila persalinan, latar belakang psikososial
rasa cemas berlebihan dapat menghambat ibu,takut kehilangan bayinya atau kecewa
dilatasi normal serviks sehingga terjadi dengan bayinya (Amalia dkk., 2014).
partus lama dan meningkatkan persepsi Tingkat stress ibu pasca melahirkan
nyeri (Amalia dkk., 2014). dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
Kesehatan Dunia (WHO) faktor internal dan eksternal. Faktor
mendifinisikan depresi sebagai gangguan internal antara lain, fluktuasi hormonal,
kesehatan mental yang umum dengan gejala faktor psikologis dan kepribadian, adanya
kesedihan, hilang ketertarikan pada hal-hal riwayat depresi sebelumnya, riwayat
yang menyenangkan. Dalam ilmu psikologi kehamilan dan persalinan dengan kompli-
depresi ini termasuk dalam golongan kasi, persalinan section caesarea, kesulitan
depresi ringan, akan tetapi baby blues menyusui, dan minimnya pengetahuan ibu
syndrome ini akan berbahaya apabila si akan perawatan bayi. Sedangkan faktor
penderita tidak mengetahui gejala dan juga eksternal meliputi dukungan sosial, kondisi
cara mengatasinya (Prabawati, 2018; Paulin dan kualitas bayi, dan status mental suami
& Swasty, 2017). (Ningrum, 2018).
Menurut WHO Angka baby blues Dalam mengatasi penyebab masalah
mencapai 50%-80% pada ibu baru syndrome Baby blues tersebut diperlukan
melahirkan Angka kejadian baby blues di pendekatan yang berkualitas di mulai sejak
Asia cukup tinggi dan bervariasi antara 26- perencanaan kehamilan dan selama masa
85%. Di Indonesia Sendiri angka baby kehamilan. dengan pendekatan dalam hal
blues yaitu 50-70% (Wulansari & Erdi, pencegahan stress. Dan Ada beberapa cara
2017). atau tindakan pencegahan selama kehamilan

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 1 Januari - Maret Tahun 2020


79
ISSN : 2656 - 9167
agar ibu dan janin berada dalam kondisi menenangkan pikiran terutama dalam
sehat dan nantinya terjadi proses persalinan trimester III. Sehingga intervensi latihan
normal yaitu olahraga jalan pagi, bersepeda fisik seperti yoga atau meditasi merupakan
statis, aerobic, senam air, menari, dan yoga. solusi self help karena unsur pada yoga
Senam hamil memiliki beberapa metode dapat membantu menurunkan kecemasan
latihan diantaranya yaitu yoga, pilates, dengan relaksasi dan meditasi Sehingga
kegel, hypnotherapy. Dan yoga adalah satu menunjang proses kehamilan, kelahiran dan
intervensi yang dapat dilakukan karena bahkan pengasuan anak (Rusmita, 2015;
mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk Jatnika dkk., 2016; Prabawati, 2018;
mengurangi kecemasan dan meningkatkan Priharyanti & Retnaningsih, 2018).
kepercayaan diri ibu (Rusmita, 2015; Berdasarkan hal tersebut maka
Rafika, 2018). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Yoga adalah sejenis olah tubuh, PENGARUH senam yoga kehamilan
pikirandan mental yang sangat membantu terhadap kejadian baby blues syndrome
ibu hamil melenturkan persendian dan pada Ibu Postpartum
.
METODE PENELITIAN penelitian adalah senam yoga sebagai
variabel Independen dengan variabel
Rancangan Penelitian
dependen Baby Blues Syndrome.
Penelitian ini adalah rancangan
penelitian kuantitatif dengan judul Populasi dan Sampel
“Pengaruh Senam yoga terhadap kejadian
Populasi dalam penelitian adalah
baby blues pada ibu postpartum. Penelitian
seluruh ibu post partum yang ada di
ini menggunakan desain True eksperimen
puskesmas mamajang makassar selama
design atau postest only control grup hanya
bulan januari sampai bulan april 2019
setelah dilakukan perlakuan. Dimana
sebanyak 184 orang dengan jumlah ibu Post
Kelompok Intervensi yaitu ibu hamil
Partum primigravida sebanyak 55 orang.
trimester III yang telah dilakukan latihan
Sedangkan jumlah Post Partum yang ada di
senam yoga Pemberian setiap 2 kali
puskesmas jumpandang baru selama bulan
seminggu dengan durasi 45-60 menit
januari sampai april 2019 sebanyak 283
selama 8 kali pertemuan kemudian
orang dengan jumlah ibu post partum
dilakukan observasi menggunakan skala
primigravida sebanyak 53 orang. Dan
EPDS Hasil observasi dibandingkan
Jumlah Post Partum yang ada di Puskesmas
dengan kelompok Kontrol yang tidak
Bara-baraya seklama Bulan januari-april
mendapatkan metode latihan senam yoga
2019 sebanyak 120 orang dengan dan
menggunakan skala EPDS. Lingkungan
Primigravida Sebanyak 27 orang.
sampel penelitian ini rencana akan
Sampel dalam penelitian ini adalah
dilakukan di Puskesmas Bara- Barayya,
pasien atau ibu Post Partum yang telah
Puskesmas Jumpandang baru Puskesmas
dilakukan latihan senam yoga saat
Mamajang Kota Makassar selama bulan
trimester III. Jadi, besar sampel adalah
Maret – Mei 2019 Adapun variabel
40 Tidak termasuk drop out. Berdasarkan
Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 1 Januari - Maret Tahun 2020
80
ISSN : 2656 - 9167
perhitungan analisis satistik maka jumlah langsung. Data sekunder adalah data yang
sampel diatas di kelompokkan menjadi 2 diperoleh dari tempat penelitian.
bagian, yaitu Kelompok intervensi senam
yoga sebanyak 20 responden dan Kelompok Analisis Data
kontrol (yang tidak senam yoga) sebanyak
Analisis univariat bertujuan untuk
20 responden.
mendeskripsikan karakteristik dari masing-
masing variable yang diteliti. Analisis
Metode Pengumpulan Data
Bivariat bertujuan untuk menguji
Data primer adalah data yang perbedaan dan menguji hubungan antar dua
diperoleh dari observasi dan wawancara variable penelitian (kasus dan control).

HASIL dengan usia kehamilan 32-34 minggu


cenderung tidak mengalami sindrom baby
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa
blues sedangkan pada kelompok kontrol
karakteritik responden relative beragam
yang mengalami sindrom baby blues adalah
atau berbeda antara kelompok intervensi
usia kehamilan 33-34 minggu.
dan kelompok kontrol (p<0.05).
Berdasarkan frekuensi senam yoga
Responden dengan rentang umur 20 - 25
terlihat bahwa pada kelompok kontrol yang
tahun pada kelompok intervensi cenderung
tidak pernah senam yoga 50% mengalami
tidak mengalami sindrom baby blues
sindrom baby blues dan 50% tidak
sedangkan pada kelompok kontrol yang
mengalami sindrom baby blues begitu pula
cenderung mengalami sindrom baby blues
dengan yang hanya 2 kali mengikuti senam
adalah responden dengan rentang umur 26
yoga. Pada kelompok intervensi yang senam
– 30 tahun. Berdasarkan pendidikan
yoga sebanyak 5 kali, 100% mengalami
terakhir terlihat bahwa responden yang
sindrom baby blues sedangkan yang
berpendidikan SD sampai S1 pada
mengikuti senam yoga 6-8 kali cenderung
kelompok intervensi cenderung tidak
tidak mengalami sindrom baby blues.
mengalami sindrom baby blues namun
Responden yang usia kehamilannya
pada kelompok kontrol cenderung
aterm menjelang persalinan, tidak
mengalami sindrom baby blues.
mengalami sindrom baby blues baik pada
Responden yang bekerja sebagai ibu
kelompok intervensi maupun kelompok
rumah tangga cenderung tidak mengalami
kontrol dan begitu pula dengan responden
sindrom baby blues baik pada kelompok
yang melalui proses persalinan normal.
intervensi maupun kelompok kontrol
Berdasarkan rupture perineum terlihat
sedangkan responden yang masih
bahwa responden pada kelompok intervensi
mahasiswa, semuanya mengalami sindrom
yang tidak rupture maupun yang rupture
baby blues pada kelompok kontrol.
derajat 1 dan 2 cenderung tidak mengalami
Berdasarkan usia kehamilan pengukuran I
sindrom baby blues.
terlihat bahwa pada kelompok intervensi

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 1 Januari - Maret Tahun 2020


81
ISSN : 2656 - 9167

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sindrom Baby Blues pada


Kelompok Intervensi dan Kontrol
Baby Blues Intervensi Kontrol
Karakteristik responden p value*
Syndrome N % n %
Tidak BBS 14 77.8 11 68.8
20 – 25 BBS 31.3
Umur (tahun) 4 22.2 5 0.091
Tidak BBS 2 100.0 0 0.0
26 - 30
BBS 0 0.0 4 100.0
Tidak BBS 2 100.0 3 60.0
SD
BBS 0 0.0 2 40.0
Tidak BBS 6 85.7 5 62.5
SMP
BBS 1 14.3 3 37.5
Tidak BBS 50.0
Pendidikan SMA 7 77.8 2 0.091
BBS 2 22.2 2 50.0
Tidak BBS 0 0.0 1 33.3
Diploma
BBS 1 100.0 2 66.7
Tidak BBS 1 100.0 0 0.0
S1
BBS 0 0.0 0 0.0
Tidak BBS 16 80.0 11 61.1
IRT BBS 38.9
Pekerjaan 4 20.0 7 0.091
Tidak BBS
Mahasiswa 0 0.0 0 0.0
BBS 0 0.0 2 100.0
Tidak BBS
Tidak pernah 0 0.0 8 50.0
BBS 0 0.0 8 50.0
Tidak BBS 0 0.0 2 100.0
1 kali
BBS 0 0.0 0 0.0
Tidak BBS 0 0.0 1 50.0
2 kali
BBS 0 0.0 1 50.0
Tidak BBS 0.0
Frekuensi senam yoga 5 kali 0 0.0 0 0.091
BBS 1 100.0 0 0.0
Tidak BBS 3 100.0 0 0.0
6 kali
BBS 0 0.0 0 0.0
Tidak BBS 3 75.0 0 0.0
7 kali
BBS 1 25.0 0 0.0
Tidak BBS 10 83.3 0 0.0
8 kali
BBS 2 16.7 0 0.0
55.0
Usia kehamilan Tidak BBS 16 80.0 11 0.091
Aterm
pengukuran 2 BBS 4 20.0 9 45.0
Tidak BBS 55.0
Proses bersalin Normal 14 80.0 11 0.091
BBS 4 20.0 9 45.0
Tidak BBS
Tidak Rupture 4 66.7 0 0.0
BBS 2 33.3 0 0.0
Tidak BBS
Rupture Perineum Derajat 1 8 88.9 0 0.0 0.091
BBS 1 11.1 0 0.0
Tidak BBS 4 80.0 11 50.0
Derajat 2
BBS 1 20.0 9 45.0
Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 1 Januari - Maret Tahun 2020
82
ISSN : 2656 - 9167

*uji pearson chi square


memiliki risiko depresi jika skornya diatas
9. Pada kelompok kontrol, senam yoga
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa berpengaruh signifikan terhadap sindrom
pada kelompok intervensi, senam yoga baby blues (p<α) dengan nilai rerata 9.00
berpengaruh signifikan terhadap sindrom yang berarti ibu hamil yang tidak diberikan
baby blues (p<α) dengan nilai rerata 5.90 senam yoga skor SBBnya menunjukkan
yang berarti setelah diberikan senam yoga adanya tanda resiko depresi dengan nilai
pada ibu hamil skor SBBnya menunjukkan skor tertinggi 10.17 karena dikatakan
tidak ada tanda resiko depresi dengan nilai memiliki risiko depresi sedang atau
skor tertinggi 7.15 karena dikatakan sindrom baby blues jika skornya 10-12.

Tabel 2. Pengaruh Senam Yoga Terhadap Sindrom Baby Blues pada Kelompok Intervensi
dan Kontrol

Kelompok Mean ± SD Lower Upper p Value*


Intervensi 5.90 ± 2.673 4.65 7.15 <0.001
Kontrol 9.00 ± 2.492 7.83 10.17 <0.001
*Uji one sample t-test

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa dibandingkan kelompok kontrol (15.69 vs


terdapat perbedaan sindrom baby blues 33.31) berarti bahwa ibu hamil yang
yang signifikan pada kelompok intervensi melakukan senam yoga cenderung tidak
dan kelompok kontrol dan terlihat rerata mengalami sindrom baby blues
peringkat nilai sindrom baby blues pada dibandingkan dengan ibu yang tidak
kelompok intervensi lebih kecil melakukan senam yoga.
Tabel 3. Perbandingan Sindrom Baby Blues pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol

Variabel Kelompok Mean rank p Value*


Intervensi 15.69
Sindrom baby blues <0.001
Kontrol 33.31
*Uji Independent sample t-test

PEMBAHASAN
Karakteristik responden berdasarkan

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 1 Januari - Maret Tahun 2020


83
ISSN : 2656 - 9167
umur pada kelompok intervensi perubahan pisikologis pada masa post
menunjukkan bahwa usia 20-25 tahun partum meliputi baby blues syndrome,
cenderung tidak mengalami sindrom baby depresi pasca post partum, psikosa pasca
blues. Usia ibu merupakan salah satu faktor post partum (Susanti et al., 2017; Krisdiana
risiko yang berhubungan dengan kualitas dkk., 2013).
kehamilan atau berkaitan dengan kesiapan Baby blues syndrome yaitu
ibu dalam reproduksi. Pada usia < 20 tahun perasaan sedih dan gelisah yang dialami
atau usia belum produktif, Umur yang oleh wanita setelah melahirkan dan lebih
terlalu muda dimungkinkan sang ibu akan buruk sekitar hari ketiga atau keempat
memiliki kesulitan dalam memikirkan setelah persalinan. Postpartum blues
tanggung jawabnya untuk mengurus merupakan suatu sindroma gangguan efek
kehidupan sang anak. Selain itu, ringan yang dialami oleh ibu setelah
menyatakan ibu yang hamil pada usia melahirkan, Namun jika tidak di tangani
kurang dari 20 tahun memiliki organ dengan tepat akan menjadi depresi post
reproduksi yang belum matang sempurna partum atau biasa disebut dengan Depresi
sehingga mengakibatkan ketakutan dalam pasca melahirkan adalah kondisi dimana
persalinan dan untuk ibu yang hamil pada seorang ibu yang baru saja melahirkan
usia lebih dari 35 tahun akan mengalami mengalami perubahan mood yang parah
kecemasan terhadap kehamilan dan dan persisten selama beberapa bulan atau
persalinan serta organ reproduksi yang atau bahkan setahu lebih (Ningrum, 2018;
terlalu tua untuk menerima kehamilan sang Silvrida & Misrawati, 2014; Risa &
ibu (Paramasatya, 2018). Meiyuntariningsih, 2016).
Karakteristik responden yang Baby blues dapat terjadi pada semua
berpendidikan SD sampai S1 pada ibu postpartum dari etnik dan ras manapun
kelompok intervensi cenderung tidak serta pada ibu primipara maupun multipara.
mengalami sindrom baby blues namun Namun Ibu primipara merupakan kelompok
pada kelompok kontrol cenderung yang paling rentan mengalami baby blues
mengalami sindrom baby blues. Tingkat karena dipicu oleh perasaan belum siap
pendidikan secara umum mempengaruhi menghadapi lahirnya bayi dan tanggung
kemampuan seseorag dalam menerima jawab atas peran baru sebagai ibu (
informasi dan memahami informasi, Wulansari & Erdi, 2017).
kondisi dan lingkungan disekitarnya, Syndrome Baby Blues dipicu oleh
sehingga mempengaruhi cara pandang dan perubahan fisik seperti payudara yang
pemilihan koping dalam menyelasaikan membengkak, rasa sakit di daerah sekitar
masalah (Krisdiana dkk., 2013). jalan lahir dan rahim, perubahan tonus otot
Baby Blues Syndrom atau serta kelelahan fisik maupun mental yang
Postpartum Blues merupakan kesedihan dirasakan ibu. duku- ngan sosial yang tidak
atau kemurungan setelah melahirkan, memadai Untuk itu perlu di lakukan
biasanya hanya muncul sementara waktu pencegahan dengan Latihan Yoga Prenatal
yaitu sekitar dua hari sampai tiga minggu sehingga membantu menurunkan
sejak kelahiran bayi. Terdapat tiga bentuk kecemasan terkait proses persalinan,

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 1 Januari - Maret Tahun 2020


84
ISSN : 2656 - 9167
menambah keyakinan akan kemampuan diri dan status mental.
untuk menghadapi persalinan, serta
mengurangi keluhan fisik. sehingga sangat KESIMPULAN DAN SARAN
diharapkan ibu-ibu dapat menjalani masa
Berdasarkan hasil penelitian yang
hamil, bersalin, dan nifas dalam keadaan
telah dilakukan, maka penulis
sehat dan bahagia (Prabawati, 2018; Lestari
menyimpulkan bahwa senam yoga
dkk., 2018; Wulansari & Erdi, 2017).
mempengaruhi Baby Blues Syndrome. Bagi
Jenis gangguan psikologis ibu post
setiap ibu hamil disarankan mengikuti
partum (1) Postpartum blues terjadi pada
senam yoga karena dengan mengikuti
hari pertama sampai sepuluh harui setelah
latihan senam yoga selama masa kehamilan
melahirkan dan hanya bersifat sementara,
memberikan kesiapan mental, membantu
dengan gejala gangguan mood, rasa marah,
memusatkan pikiran, memberi ketenangan
mudah menangis, sedih, nafsu makn
dan kenyaman sehingga menunjang proses
menurun, sulit tidur. Keadaan ini akan
kehamilan, persalinan, nifas dan bahkan
terjadi beberapa hari saja setelah
pengasuan anak.
melahirkan dan biasanya akan hilang
dalam bebrapa hari (Irawati & Yuliani,
REFERENSI
2014), (2) Depresi postpartum Gejala yang
timbul adalaah perasaan ssedih, tertekan, Amalia R.M., Nasrudin A. & Mappaware B.
sensitif, merasa bersalah, lelah, cemas, dan (2014). Hubungan Lama Persalinan
tidak mampu merawat dirinya dan bayinya. Dengan Kejadian Postpartum
Keadaan ini memerlukan psikoterapi dan Blues’, Jurnal Kebidanan, (14).
obat obatn disamping dukungan sosial Irawati D. & Yuliani F. (2014). Pengaruh
(Irawati & Yuliani, 2014), (3) Postpartum Faktor Psikososial dan Cara
psikosis Depresi berat yaitu dengan gejala Persalinan Terhadap Terjadinya Post
proses pikir yang dapat mengancam dan Partum Blues Pada Ibu Nifas (Studi
membahayakan keselamatan jiwa ibu dan di Ruang Nifas RSUD Bosoeni
bayinya sehingga memerlukan pertolongan Mojokerto)’, e-Proceeding of
dari tenaga profesional yaitu psikeater dan Management ISSN : 2355-9357, 6(1
pemberian obat (Irawati & Yuliani, 2014). April), pp. 1–14. doi:
Tingkat stress ibu pasca melahirkan 10.1037/cou0000103.
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu Jatnika G., Rudhiati F. & Nurwahidah A.
faktor internal dan eksternal. Faktor internal (2016). Pengaruh Prenatal Yoga
antara lain, fluktuasi hormonal, faktor Terhadap Tingkat Stres Pada Ibu
psikologis dan kepribadian, adanya riwayat Primigravida Trimester III
depresi sebelumnya, riwayat kehamilan dan peningkatan resiko kelainan bawaan
persalinan dengan kompli- kasi, persalinan berupa merupakan salah satu solusi
section caesarea, kesulitan menyusui, dan self help yang kesadaran nafas
minimnya pengetahuan ibu akan perawatan dalam yoga , pemanasan penuh
bayi. Sedangkan faktor eksternal meliputi secara teratur dari berbagai
dukungan sosial, kondisi dan kualitas bayi, penelitian yan’, KEDOKTERAN

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 1 Januari - Maret Tahun 2020


85
ISSN : 2656 - 9167
DAN KESEHATAN, 3(3), pp. 139– blues syndrome pada ibu muda
145. social’, in e-Proceeding of Art &
Krisdiana W., Wijayanti F. A. & Nuryanti Design, pp. 730–737.
E. (2013). Gambaran Faktor – Priharyanti W. & Retnaningsih D. E. A.
Faktor Risiko Postpartum Blues Di (2018). Pengaruh prenatal yoga
Wilayah Kerja Puskesmas Blora’, terhadap tingkat kecemasan pada ibu
Jurnal Kebidanan, 2(5), pp. 57–64. primigravida trimester ii dan iii di
doi: studio qita yoga kecamatan
10.1017/CBO9781107415324.004. semarang selatan indonesia’,
Lestari F.P., Purwono R. U. & Journal Keperawatan, 9(1), pp. 25–
Abdurachman M. (2018). 34.
Efektivitas latihan yoga prenatal Wulansari P.S. & Erdi I. M. R. (2017).
dalam menurunkan kecemasan pada Hubungan antara pengetahuan ibu
ibu primigravida trimester iii the tentang baby blues, proses
effectiveness of prenatal yoga persalinan, dan paritas dengan baby
exercise to alleviate the anxiety in blues di rsia srikandi ibi kabupaten
the third trimester primigravida’, jember The’, IKESMA, 13(2).
pp. 1–15. Rafika. (2018). Efektivitas Prenatal Yoga
Prabawati K.D.N.W.S (2018). terhadap Pengurangan Keluhan Fisik
Penyembuhan baby blues syndrome pada Ibu Hamil Trimester III’,
dan post- partum depression Kesehatan, 9(April), pp. 86–92.
melalui chandra namaskara dan Risa A.R. & Meiyuntariningsih T. W. E.
brahmari W. (2016). Perbedaan Depresi
pranayama’, Yoga dan Kesehatan, Pasca Melahirkan Pada Ibu
1(1), pp. 1–14. Primipara’, Insan, 13(01), pp. 21–
Ningrum S. P. (2018). Faktor-Faktor 31.
Psikologis yang Mempengaruhi Rusmita E. (2015). Pengaruh Senam Hamil
Postpartum Blues’, Psympathic : Yoga Terhadap Persalinan Di Rsia
Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(2), pp. Limijati Bandung’, Jurnal Ilmu
205–218.doi: Keperawatan, III(2), pp. 80–86.
10.15575/psy.v4i2.1589. Silvrida S. & Misrawati S. N. (2014).
Paramasatya I. (2018). Hubungan antara Mekanisme koping ibu yang
usia dan paritas dengan kejadian mengalami postpartum blues’, JOM
baby blues syndrome’. PSIK, 1(2).
Paulin J. & Swasty W. (2017). Perancangan Susanti L. W. et al. (2017). Baby blues
kampanye sosial mengenai syndrom pada ibu nifas’, 7(2), pp.
pengenalan dan cara mengatasi baby 12–20.

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 1 Januari - Maret Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai