Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

Tugas Ini Disusun Untuk Melengkapi Mata Kuliah Kesehatan Mental keluarga
Dosen Pengampu: Arcivid Chorynia Ruby, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Disusun oleh :

1. Fathul Faruq (201660057)


2. Rochim (201760058)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2020
Review Jurnal Nasional
Judul : HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
PENYESUAIAN DIRI PEREMPUAN PADA KEHAMILAN PERTAMA

Jurnal : Dukungan Keluarga,Penyesuaian Diri dan Kehamilan Pertama

No dan halaman : No.02, Hal 84-95

Tahun : 2000

Penulis : Arini Budi Astuti,Singgih Wibowo Santoso,Muhana Sofiati Utami

Tujuan Penelitian : Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana
Hubungan antara Dukungan keluarga dan Penyesuaian Diri pada
Kehamilan Pertama

Subjek Penelitian : Subjek penelitian ini adalah 56 perempuan hamil pertama dengan
status menikah, berusia antara 20 – 35 tahun, memiliki sumber
dukungan keluarga yang terdiri dari suami, ibu kandung dan ibu
mertua, serta tidak memiliki riwayat keguguran sebelumnya, yang
datang memeriksakan diri di Puskesmas Tegalrejo, Jetis, dan
Pakualaman.

Metode Penelitian : Skala

Definisi operasional:
Cara dan alat ukur variable:
1. Skala dukungan keluarga
Skala dukungan keluarga adalah alat ukur untuk mengungkap dukungan yang berupa
perhatian emosi, informasi, bantuan instrumental, maupun penilaian yang menurut
ibu hamil diberikan oleh sekelompok anggota keluarga yang terdiri dari suami, ibu
dan ibu mertua. Pembuatan skala tersebut berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Johnson dan Johnson (1991) serta Smet (1994). Skala tersebut memuat 45 aitem
yang terbagi dalam empat aspek. Masing-masing aspek terdiri dari tiga sumber
dukungan yaitu suami, ibu, dan ibu mertua. Korelasi aitem total berkisar antara
0,3172 sampai dengan 0,7308. Hasil analisis reliabilitas dengan teknik Cronbach
Alpha menunjukkan koefisisen reliabilitas sebesar 0,9314.
2. Skala Penyesuaian diri
Skala ini merupakan alat ukur untuk mengungkap penyesuaian diri perempuan pada
kehamilan pertama yang disusun berdasarkan rangkuman peneliti terhadap
karakteristik penyesuaian diri yang dikemukakan oleh Schneiders (1964) dan Tallent
(1978). Skala ini memuat 35 aitem yang terdiri dari empat aspek yaitu kontrol emosi,
kemampuan belajar, tindakan langsung dan hubungan interpersonal. Korelasi aitem
total berkisar antara 0,3127 sampai dengan 0,6309. Hasil analisis reliabilitas dengan
teknik Cronbach Alpha menunjukkan angka 0,909.
Hasil Penelitian : Penelitian ini membuktikan bahwa Analisis data dengan teknik
korelasi Product Moment menghasilkan korelasi (r) sebesar 0,7311 (p
< 0,01) yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara dukungan keluarga dan penyesuaian diri. Koefisien
determinasi (r2) sebesar 0,5346 memperlihatkan bahwa dukungan
keluarga memberikan sumbangan sebesar 53,46% terhadap
penyesuaian diri.

Kelebihan Penelitian : Menggunakan metode pengumpulan data lain, seperti dengan


wawancara untuk memperoleh data yang lebih dalam sekaligus
mengatasi calon res- ponden yang enggan apabila digunakan metode
pengumpulan data melalui angket.

Kekurangan : Peneliti selanjutnya di harapkan melakukan kajian yang lebih


mendalam dan Memperluas subjek penelitian, tidak hanya pada ibu-
ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas.
JURNAL INTERNATIONAL

Judul Pengaruh Struktur Keluarga di Kesehatan Mental Anak


Jurnal Artikel    di    India Journal of Psychological Medicine
Volume
Tahun 2017
Penulis Aniruddh Prakash Behere 1,2, Pravesh Basnet 3, pamela Campbell
Subjek Pasien anak ≤12 tahun, di unit rawat inap Lincoln Prairie Behavioral Health Center (LPBHC)
Penelitian yang diterima antara Juli dan Desember 2012, yang telah dilakukan assessment psikososial
dalam kurun waktu 24 jam
Tujuan Untuk menemukan hubungan antara struktur keluarga dan tingkat rawat inap sebagai indicator
untuk masalah perilaku pada anak-anak.
Metode review grafik retrospektif dari 154 pasien yang dirawat di unit pra-remaja di Lincoln Prairie
Behavioral Health Center antara Juli dan Desember 2012.
Hasil hasil: Kami menemukan bahwa hanya 11% dari anak-anak berasal dari keluarga utuh yang
tinggal dengan orang tua biologis sementara 89% memiliki beberapa jenis gangguan dalam
struktur keluarga mereka. Dua pertiga dari anak-anak dalam populasi penelitian telah terkena
trauma dengan kekerasan fisik terlihat pada 36% kasus. 71% telah melaporkan baik orang tua
atau saudara dengan gangguan kejiwaan.
Anak-anak yang berasal dari biologis keluarga kurang mungkin telah terkena trauma. Anak-
anak yang berasal dari single / keluarga bercerai kurang mungkin telah terkena pelecehan
seksual tetapi lebih mungkin untuk memiliki diagnosis gangguan attention deficit hyperactivity
disorder (ADHD) dibandingkan dengan jenis lain dari keluarga. Hubungan yang kuat
ditemukan antara paparan trauma dan diagnosa tertentu sehubungan dengan rawat inap
Kesimpula kesimpulan: perbedaan yang signifikan dalam struktur keluarga yang ditunjukkan dalam
n penelitian kami anak-anak yang dirawat di rumah sakit jiwa rawat inap.
Kehadiran trauma dan keluarga riwayat psikiatri diperkirakan lebih tinggi dari pendaftaran
kembali. Studi kami menyoroti peran factor psikososial, yaitu, struktur keluarga dan efek
samping pada mental kesejahteraan anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai