Anda di halaman 1dari 5

Jurnal 1 : Herdiana, I. (2018). Resiliensi Keluarga : Teori, Aplikasi dan Riset.

Proceeding
National Conference Psikologi UMG.

Metode Deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif menggunakan sumber sekunder yang


terdapat dalam artikel jurnal ilmiah.
Pencarian data dilakukan melalui Google, Google Scholar, Research Gate dan
web resmi APA.
Alat ukur -
Hasil Implikasi positif bagi pengembangan teori, aplikasi dan penelitian dalam kajian
tentang resiliensi keluarga. Pandangan negatif mengenai keluarga kita telah
berubah menjadi positif. Bahkan di saat keluarga mengalami krisis dan
permasalahan yang datang bertubi-tubi, masih ada keluarga yang tetap
berfungsi secara positif dan membawa keluarga pada kondisi yang resiliens.
Tidak ada keluarga yang bebas dari masalah. Konsep resiliensi keluarga ini
dapat menjelaskan bagaimana sebuah keluarga memahami dan memaksimalkan
potensinya untuk bangkit dalam mengadapi masalah dan tekanan.
Keterbatasa Resiliensi keluarga ini dapat diaplikasikan dalam penelitian dan implikasi klinis
n melalui konseling atau terapi keluarga.
Saran -

Jurnal 2 : Hendrayu, F., Kinanthi, M., & Brebahama, A. (2017). Resiliensi Keluarga pada
Keluarga yang Kedua Orang Tua Bekerja. SCHEMA (Journal of Psychological Research),
3(2).

Metode Deskriptif kuantitatif. Desain penelitian cross sectional.


Sampel Penelitian ini melibatkan 66 partisipan penelitian yang berada dalam tahap usia
remaja akhir (15-18 tahun), berasal dari dual career family, dan berdomisili di
Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi.
Alat ukur Instrumen penelitian yang berupa skala lapor diri, yakni Walsh Family Resilience
Questionnaire (WFRQ) yang dikembangkan oleh Walsh (2012). WFRQ dalam
penelitian ini terdiri dari 28 item yang terangkum dalam tiga dimensi, yakni
dimensi Sistem Keyakinan, dimensi Pola Organisasi, dan dimensi Proses
Komunikasi. Koefisien reliabilitas yang dihasilkan adaptasi WFRQ ini yang
melalui teknik Cronbach’s Alpha adalah sebesar α = 0,875.
Hasil Tidak terdapat perbedaan tingkat resiliensi keluarga ditinjau dari jenis kelamin
anak, pendidikan, status pernikahan dan usia pernikahan yang dimiliki oleh orang
tua, suku yang dimiliki oleh anggota keluarga (mayoritas merupakan suku Jawa,
Sunda, Betawi, Padang, Batak dan lain-lain).
Keterbatasa Pertama, peneliti tidak mengidentifikasikan faktor-faktor, selain faktor
n demografi, yang mungkin berkorelasi dengan resiliensi keluarga. Penelitian
selanjutnya dapat diarahkan untuk mengetahui faktorfaktor tersebut. Selanjutnya,
penelitian ini hanya melihat tingkat resiliensi keluarga berdasarkan uniperspektif.
Penelitian selanjutnya, dapat diarahkan untuk melihat resiliensi keluarga secara
multiperspektif agar didapat gambaran yang sedekat mungkin dengan kondisi
nyatanya. Terakhir, penelitian selanjutnya juga dapat melengkapi metode
pengumpulan data dengan wawancara sehingga data yang didapatkan dapat
menggambarkan dinamika resiliensi keluarga pada career family secara lebih
kaya.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikembangkan intervensi sesuai
karakteristik tipe keluarga, yang dapat membantu career family meningkatkan
resiliensi keluarganya. Kemudian, penelitian ini juga mengetengahkan gambaran
kondisi atau tantangan yang dihadapi career family. Dengan demikian, kiranya
pihak-pihak terkait seperti konselor keluarga, pihak perusahaan yang
mempekerjakan career family, dan instansi pemerintah terkait dapat
mengupayakan intervensi yang dapat meningkatkan kesejahteraan career family.

Jurnal 3 : Issabela, N., & Hendriani, W. (2010). Resiliensi pada Keluarga yang Tinggal di
Lingkungan Lokalisasi Dupak, Bangunsari.INSAN, 12(3).
Metode Studi kasus eksplanatoris. Teknik pengambilan data berupa wawancara
mendalam (depth interview). Analisis data menggunakan koding dan analisis
tematik.
Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam (depth interview).
Analisis data menggunakan koding dan analisis tematik.
Hasil Dalam upaya keluarga sebagai suatu kesatuan untuk membentengi diri dari
pengaruh negative lokalisasi, terkandung upaya – upaya untuk menjaga kelekatan
dan interaksi sehat antar anggota keluarga. Keluarga memiliki cara – cara dalam
mewujudkan hal ini. Menyediakan waktu khusus untuk keluarga merupakan
salah satu cara yang ditempuh keluarga untuk melekatkan anggota keluarganya
satu sama lain. Bagi keluarga yang tinggal di lingkungan lokalisasi, kebersamaan
merupakan hal yang penting untuk dijaga agar tidak ada anggota keluarga yang
terlepas dan terseret dalam pengaruh negatif lokalisasi.
Keterbatasa -
n
Saran -

Jurnal 4 : Rahayu., S. (2019). Resiliensi pada Keluarga yang Mempunyai Anak Disabilitas:
Review. Psikovidya, 23(1).

Metode Pencarian sistematik dilakukan dengan mencari tema yang relevan melalui
sistem elektronik mengidentifikasi beberapa penelitian tentang resiliensi keluarga
yang mempunyai anak disabilitas.
Menggunakan website wileyonlinelibrary.com,
googleschoolar.com, searchebscohost.com, www.gen.lib.rus.ec dan
researchgate.net.
Melalui abstrak dilakukan review, sehingga dapat teridentifikasi penelitian yang
sesuai.hanya jurnal berbahasa inggris yang digunakan. Sebanyak 11 jurnal hasil
penelitian didapatkan. Kriteria keluarga yang digunakan dalam penelitian ini,
ialah keluarga kandung maupun angkat, dan bukan pengasuh. Sedangkan pada
anak disabilitas, seluruh kriteria anak disabilitas digunakan untuk review.
Sampel Usia subjek pada penelitian ini berkisar antara 21 hingga 70 tahun yang
terdiri dari ayah, ibu, kakek, nenek dan bibi. Keluarga yang dikarakteristikkan
ialah keluarga yang memiliki pasangan, dan tidak memiliki pasangan (yang dapat
dicirikan sebagai single, cerai, dan pasangannya telah meninggal). Karakteristik
latar belakang pendidikan keluarga dalam artikel ini ialah, lulusan sarjana, dan
sekolah menengah, sedangkan pada sosio-ekonominya beberapa dari mereka
mempunyai pendapatan tinggi dan rendah. Mengambil subjek penelitian sekitar
9 hingga 47 orang tua.
Hasil Resiliensi pada keluarga sangat penting bagi kelangsungan hidup anak-anak
disabilitas. Beberapa faktor yang mempengaruhi resiliensi pada keluarga
berdasarkan penelitian yang elah dilakukan ialah keagamaan atau religiusitas,
locus of control, koping, keberfungsian keluarga, komunikasi antar anggota,
kesadaran diri, dukungan sosial
Saran Melakukan penelitian pada berbagai metode dengan menambahkan variabel
religiusitas dan budaya. Mengingat bahwa Indonesia memiliki beragam suku dan
budaya. Resiliensi sendiri terbentuk karena adanya adaptasi, pola perilaku dan
kognitif yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal pada sebuah keluarga

Jurnal 5 : Herdiana, I., Suryanto., Handoyo, S. (2017). Family Resilience: A Conceptual


Review. Advance In Social Science, Education and Humanities Research, 133.

Metode
Pencarian data dilakukan melalui Google, Google Scholar, Research Gate,
PROQUEST, SAGE publisher dan Blackwell publisher.
Alat ukur -
Hasil
Keterbatasa
n
Saran -

Jurnal 6 : Bzymek, A. (2020). Educational Challenges In Family Resilience. IJPINT


(International Journal Of Pedagogy Innovation And New Technologies), 7(1).

Metode
Sampel
Alat ukur
Hasil
Keterbatasa
n
Saran

Jurnal 7 : Lietz, C. A. (2011). Empathic Action and Family Resilience: A Narrative


Examination of the Benefits of Helping Others. Journal of Social Service Research, 37(3),

Metode

Alat ukur -
Hasil
Keterbatasa
n
Saran -

Anda mungkin juga menyukai