Anda di halaman 1dari 4

Contoh :

ANALISIS JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal: Jurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran
2. Vol :1
3. No :1
4. Halaman : 15
5. Tahun Penerbit : 2012
6. Judul Jurnal : Hubungan Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
dalam Keluarga dengan Motivasi Belajar Anak di
Sekolah
7. Nama Penulis : Octo Jaya Abriyoso 1 , Kismiyati El Karimah 2 ,
Pramono Benyamin 3

B. ABSTRAK JURNAL
Penelitian pada jurnal ini bertujuan untuk mengetahui tentang
hubungan keterbukaan, sikap positif, kesetaraan, empati, dan sikap
mendukung dalam keluarga dengan motivasi yang berasal dari diri sendiri
maupun di sekitarnya. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMPN 14
Bandung dengan responden sebanyak 90 karena menggunakan rumus
Yamane data dikumpulkan dengan teknik wawancara, penyebaran angket,
dan studi pustaksebagai referensi hasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat komunikasi antarpribadi dikeluarga dengan motivasi belajar
di sekolah.

C. PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam
kehidupan. Manusia adalah makhluk sosial, jadi kita perlu berkomunikasi.
Karena kita membutuhkan orang lain. Komunikasi sangat penting bagi
keluarga karena dapat menentukan pernikahan dan keluarga kita.
Dalam komunikasi, kita dapat membangun hubungan dengan orang
lain dan membangun interaksi yang saling menguntungkan. Kita harus
memiliki kualitas komunikasi yang baik berdasarkan lingkungan terdekat
kita, yaitu berdiam diri di rumah bersama keluarga. Berkomunikasi tidak
hanya di rumah tetapi juga dengan teman-teman. Istilah "hubungan" dibuat
ketika Anda berbicara atau membuat lelucon. Hal ini sangat penting dalam
komunikasi interpersonal.
Pendidikan di Indonesia sedang mengalami pasang surut, karena dari
tahun ke tahun prestasi Indonesia di mancanegara menurun. Komunikasi
yang buruk antara orang-orang dapat menyebabkan konflik tanpa akhir.
Penyebab konflik bermacam- macam. Solusi untuk semua konflik ini adalah
komunikasi yang baik. Keluarga yang seimbang adalah keluarga yang
dicirikan oleh hubungan yang harmonis antara ayah, ibu, dan anak. (Satrio,
2010:3).
Sering atau tidaknya komunikasi tidak menentukan komunikasi itu
baik atau tidak, melakukan proses dan cara komunikasi tersebut yang dapat
menentukan apakah komunikasi tersebut baik atau tidak. Karakterisitik
komunikasi menekankan pada keterbukaan, empati, sikap mendukung,
kesetaraan, dan sikap positif seperti yang dikatakn oleh Joseph DeVito.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan pendorong. Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat digambarkan sebagai daya penggerak yang
ada pada diri siswa untuk menjamin kelangsungan belajar dan menjadi
tujuan yang diinginkan.

D. LANDASAN TEORI
Teori yang digunakan adalah teori atribusi yang memprediksi apa
yang menyebabkan orang lain berperilaku dengan cara tertentu. Tren
atribusi didorong oleh dorongan manusia untuk menjelaskan segalanya,
termasuk di balik perilaku orang lain.
Asumsi utama teori ini adalah bahwa orang mencari informasi untuk
menemukan jawaban ketika ragu dan mencoba untuk menentukan penyebab
perilaku mereka. Haider mencatat bahwa ada dua sumber atribusi perilaku.
(1) atribusi intrinsik atau temperamen, yaitu ketika perilaku seseorang
didorong oleh sifat atau temperamen. (2) Atribusi ekstrinsik, yaitu perilaku
seseorang disebabkan oleh keadaan orang atau lingkungannya.
Menurut Haider, setiap orang adalah quasi-scientist yang berusaha
memahami perilaku orang lain dengan mengumpulkan dan menggabungkan
informasi sampai penjelasan yang masuk akal untuk alasan perilaku tertentu
tercapai.
Ciri komunikasi antarpribadi yang efektif menurut Joseph DeVito :
keterbukaan, sikap positif, kesetaraan, empati, dan sikap mendukung.
Apabila antar individu melakukan komunikasi yang mengandung ciri-ciri di
atas maka individu tersebut sudah melakukan komunikasi yang efektif.

E. TUJUAN JURNAL
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubunganketerbukaan, sikap positif, kesetaraan, empati, dan sikap
mendukung dalam keluargadengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik anak
saat belajar di sekolah. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, saya ingin
menyelidiki dan menyelidiki.Apakah suasana rumah siswa memiliki
hubungan yang baik? Peneliti inginmengetahui apakah aspek minor
motivasi siswa muncul dalam suasana rumahnya.Dan ada hubungan antara
suasana rumah dengan situasi sekolah. Cari tahu apakahkohabitasi anak-
anak memengaruhi situasi mereka.

F. METODE
Seluruh partisipan dalam penelitian ini berasal dari sekolah
menengah pertamadi Kota Bandung, Jawa Barat. Populasi ini adalah objek
atau subjek dengan kualitasdan karakteristik tertentu yang ditentukan
oleh peneliti. Kemudian bagian yangdiamati adalah sampel yang
menggambarkan karakteristik populasi.Penelitian ini menggunakan teknik
sampling random klaster. Alasannya adalahkarena objek penelitian tidak
diketahui secara pasti berapa jumlahnya dan terletak dibeberapa daerah.
Digunakan rumus Yamane juga karena jumlah populasi penelitian diatas
500. Penelitian ini menggunakan metoda kuantitatif dengan
pendekatankorelasional. Lalu dilakukan pendekatan korelasional yang
tujuannya untukmengidentifikasikan hubungan prediktif dengan teknik
korelasi atau teknik statistikyang lebih canggih. Metode pengumpulan
data adalah survei, di mana daftar pertanyaan yangdisiapkan
dengan cara ini disediakan dan wawancara dilakukan langsung
denganresponden. Lakukan wawancara dan tanyakan langsung
kepada responden. Studiliteratur menggali teori, opini, dan ide-ide kunci
tentang media cetak yang konsistendengan isu-isu yang dibahas dalam
penelitian.

G. HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah dilakukan analisis, pembahasan data dan penyebaran angket
kepadaresponden yakni para siswa SMPN 14 Bandung, maka
didapatkan beberapa hasilterkait dengan hubungan komunikasi siswa
dengan motivasi belajar di sekolah :
1. Pada keluarga terdapat hubungan yang signifikan antara keterbukaan dan
interaksi. Orang tua mereka siap mendengar dan menerima keluhan anak
mereka, yang menunjukkan aspek dari subopsi X1, keterbukaan yang
dimotivasi secara intrinsik, dan kemudian bertanggung jawab atas kata-
kata anak mereka.
2. Keluarga memiliki hubungan yang serius dan sikap positif. Kemampuan
untuk mengenali pentingnya orang lain dalam keluarga merupakan
aspek sub pilihan X2, sikap positif dengan motivasi intrinsik.
3. Penting untuk saling pengertian dan penting untuk mendamaikan
perbedaan pendapat yang muncul dalam keluarga, dan untuk
mengurangi keunggulan pendapat adalah aspek dari suboption X3, yaitu
kesetaraan dengan motivasi intrinsik. Terdapat hubungan signifikan
tentang sikap orang tua yang tidak langsung menilai dan mengkritiik
anak, serta mampu melihat melalui sisi pandnag sang anak, merupakan
aspek dari subvariabel X4 yaitu empati, dengan motivasi intrinsik.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap deskriptif, spontanitas,
dan porvisional dalam keluarg, merupakan aspek dari subvariabel X5
yaitu sikap yang mendukung dengan motivasi intrinsik.
5. Terdapat hubungan yang singnifikan sikap saling terbuka dan interaksi di
dalam keluarga. Orang tua mereka mau untuk mendengarkan dan
menerima keluh kesah sang anak, lalu bertanggung jawab atas
ucapannya, merupakan aspek dari subvariabel X1 yaitu keterbukaan
dengan motivasi ekstrinsik.
6. Terdapat hubungan yang signifikan dan sikap positif dalam keluarga.
Mampu menghargai pentingnya orang lain dalam keluarga, merupakan
aspek dari subvariabel X2 yaitu sikap positif dengan motivasi ekstrinsik.
7. Terdapat hubungan signifikan dengan saling pengertian dan rekonsiliasi
perbedaan pendapat dalam keluarga , dan subopsi X3, yaitu kesetaraan
dengan motivasi ekstrinsik, untuk mengurangi superioritas pendapat.
8. Ada hubungan yang signifikan antara sikap orang tua yang secara tidak
langsung dapat mengevaluasi dan mengkritik anaknya dan melihat
anaknya, dan merupakan subvariat X4 dengan motivasi ekstrinsik yaitu
aspek empati. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap
deskriptif, spontanitas, dan porvisional dalam keluarg, merupakan aspek
dari subvariabel X5 yaitu sikap yang mendukung dengan motivasi
ekstrinsik.
Itu adalah hasil penelitian yang dilakukan. Hasilnya, ada hubungan
antara komunikasi siswa di rumah dengan motivasi dan kemampuan mereka
untuk belajar di sekolah.

H. KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan dari jurnal ini adalah komunikasi antarpribadi
dalam keluarga memiliki hubungan dengan motivasi belajar anak di
sekolah. Maksudnya adalah cara berkomunikasi, sikap orang tua, dan orang
rumah kepada anak dapat berdampak kepada motivasi dan sikap anak saat
belajar di sekolah. Maka dari itu, orang tua diharapkan lebih memperhatikan
anaknya lagi, lebih diperhatikan cara berkomunikasinya. Lebih efektif
dengan meningkatkan kualitas komunikasi dengan anak. Tidak peduli
berapa lama atau berapa banyak percakapan yang Anda lakukan. Tapi
dilihat dari topik dan diskusi yang kita miliki. Beri anak Anda arahan dan
motivasi untuk giat belajar.

Anda mungkin juga menyukai