Anda di halaman 1dari 8

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

ANALISIS JURNAL “ INTERVENSI ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY


(ACT) PADA CEMAS KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA SCHIZOFRENIA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI MODEL HILDEGARD PEPLAU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PRANGGANG”

KELOMPOK IV :
ANGGA SUPRAPTO ROMBOT (230119040133)
FINDRIYANI NENDER (230119040131)

DOSEN PENGAMPU:
Ns. IMELDA SIRAIT.,S.Kep., M.Kep
NIP. 199107052022032014

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
TAHUN 2023

1
KONSEP TEORI PEPLAU
A. BIOGRAFI
Hildegard E. Peplau lahir di Reading, Pennsylvania tahun 1909, Amerika Serikat.
Dikenal sebagai pionir keperawatan jiwa yang berkarir lebih dari 7 dekade. Dirinya
menyelesaikan pendidikan D3 keperawatan di Pottstown, Pennsylvania tahun 1931,
kemudian melanjutkan pendidikan S1 jurusan interpersonal psikologi tahun 1943 di
Bennington. Tahun 1947, Peplau menyelesaikan pendidikannya dengan jurusan
keperawatan jiwa di Universitas Colombia, New York dan mendapatkan gelar Profesor
dari Universitas Rutgers. Dirinya dikenal dengan “ibu keperawatan jiwa” karena teori
yang dikemukakannya dan latar belakang pekerjaannya sebagai perawat jiwa (Alligood,
2014 ; Smith & Parker, 2015).

B. TEORI PEPLAU
Didalam teori keperawatannya yang diberi nama Interpersonal Relations, Peplau
menjelaskan hubungan antara pasien dan perawat, dimana Peplau mendefinisikan
keperawatan sebagai suatu yang berkarakteristik signifikan, terapetik, memiliki proses
interpersonal. Peplau mengatakan bahwa keperawatan merupakan sesuatu yang tidak
dapat terlepas dari hubungan antara pasien dan perawat. Perawat merupakan seseorang
yang memiliki peran sebagai individu yang profesional yang memiliki pengetahuan
dalam sebuah hubungan keperawatan dan pasien. Peplau memiliki keyakinan proses
pengetahuan (intelektual, interpersonal dan keterampilan sosial) yang dimiliki perawat
tidak terlepas dari rutinitasnya dalam merawat dan menyelesaikan permasalahan yang
muncul selama interaksi antara perawat dan pasien. Perawat dituntut untuk memahami
dan mampu membantu menyelesaikan permasalahan kejiwaan pasien. (Rofli, 2021)
Peplau menjelaskan empat komponen utama dalam teori keperawatan Nurse-Patient
relationship yaitu individu, keperawatan, nilai-nilai keprofesionalan, dan kebutuhan
pasien. tujuan dari teori ini adalah menjelaskan hubungan perawat- pasien untuk
pengembangan kondisi personal pasien. Peplau mengkondisikan perawat dan pasien
merupakan dua orang asing yang saling berinteraksi dan menjadi sahabat. Pasien adalah
seorang yang membutuhkan bantuan dan tanggung jawab. Perawat berperan menerima
pasien seutuhnya dan berinteraksi dengannya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Konsep utama teori Peplau (1952) Proses interpersona dalam Metaparadigma
Keperawatan; Manusia, Lingkungan, Sehat/Sakit, Keperawatan;
1. Manusia : Mengembangkan organisme hidup di ekuilibrium yang stabil dan berjuang
untuk mengurangi kecemasan
2. Lingkungan : faktor eksternal dan lain-lain yang signifikan
3. Sehat/Sakit : Proses interpersonal yang memfasilitasi perubahan kepribadian ke depan
4. Keperawatan : Untuk mengembangka n interaksi antara perawat dan orang.
(Lestari & Ramadhaniyati, 2021)

1
ANALISIS JURNAL BERDASARKAN METAPARADIGMA TEORI
HILDEGARD PEPLAU

A. JUDUL JURNAL
“Intervensi Acceptance And Commitment Therapy (Act) Pada Cemas Keluarga
Dengan Anggota Keluarga Schizofrenia Menggunakan Pendekatan Teori Model
Hildegard Peplau Di Wilayah Kerja Puskesmas Pranggang.”
Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017

B. METODE PENCARIAN JURNAL


Pencarian Jurnal dilakukan di 1 database yaitu Google Scholer, dengan Metode
Pencarian;
PROBLEM INTERVENSION COMPARISON OUTCOME
Kecemasan Keluarga Acceptance And Fokus pada efek Kecemasan
Pasien dengan Anggota Commitment terapi tanpa berkurang
keluarga schizofrenia Therapy (ACT) perbandingan dengan sampai Hilang
kelompok kontrol.

C. RINGKASAN JURNAL
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intervensi Acceptance and
Commitment Therapy (ACT) terhadap kecemasan keluarga yang memiliki
anggota keluarga dengan gangguan schizofrenia. Dalam penelitian ini, cemas
dianggap sebagai reaksi emosional yang muncul karena penyebab yang tidak
spesifik, menyebabkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam. Cemas ini
tidak selalu dapat diidentifikasi oleh individu yang mengalaminya, dan berbeda
dari rasa takut, di mana orang yang cemas tidak selalu dapat mengidentifikasi
ancaman.
Intervensi ACT adalah terapi yang bertujuan untuk membantu individu
menerima pikiran yang mengganggu dan tidak menyenangkan, dengan fokus pada
nilai-nilai pribadi dan komitmen untuk mengatasi stres internal dalam jangka
panjang. Terapi ini dilakukan dengan pendekatan teori Model Keperawatan
Hildegard Peplau, yang menekankan hubungan interpersonal antara perawat dan
pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi ACT menggunakan
pendekatan teori Hildegard Peplau dapat mengurangi tingkat kecemasan keluarga
yang memiliki anggota keluarga schizofrenia. Perubahan skor rata-rata cemas
menurun dari 20 menjadi 17,4 setelah intervensi ACT. Faktor-faktor seperti
kerjasama klien, lingkungan, dan dukungan keluarga memainkan peran dalam
keberhasilan terapi ini.

2
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ACT efektif dalam mengurangi
kecemasan keluarga dengan anggota keluarga schizofrenia, dan pendekatan teori
Model Keperawatan Hildegard Peplau membantu memastikan proses perawatan
berjalan dengan baik.

D. HASIL ANALISIS JURNAL


Dalam pembahasan di atas, terdapat beberapa aspek yang dapat dikelompokkan
sesuai dengan Paradigma Keperawatan. Paradigma Keperawatan adalah kerangka
kerja yang digunakan dalam praktik keperawatan untuk memahami dan merawat
pasien secara holistik. Berikut adalah pengelompokan berdasarkan aspek
Lingkungan, Kesehatan, Manusia, dan Keperawatan:
1. MANUSIA:
a. Dalam penelitian ini, manusia yang menjadi fokus adalah keluarga dengan
anggota schizofrenia. Keluarga sebagai individu memiliki kebutuhan fisik,
emosional, sosial, dan spiritual. Perawat berperan sebagai fasilitator dalam
membantu keluarga mencapai kesehatan dan kesejahteraan. Dalam
penelitian ini, perawat menggunakan intervensi ACT untuk membantu
keluarga mengatasi kecemasan yang mereka alami.
b. Keluarga, Menurut (Safrudin, 2015:15) keluarga adalah suatu kelompok
sosial yang ditandai oleh tempat tinggal bersama, kerjasama ekonomi, dan
reproduksi yang dipersatukan oleh pertalian perkawinan atau adopsi yang
disetujui secara sosial, yang saling berinteraksi sesuai dengan peranan-
peranan sosialnya.

2. KEPERAWATAN
Penelitian ini melibatkan peran perawat sebagai penasihat, pendidik, dan
pendukung dalam membantu keluarga mencapai kesehatan optimal. Perawat
menggunakan pendekatan teori Peplau dalam memberikan intervensi ACT
kepada keluarga dengan anggota schizofrenia. Perawat berperan dalam
membangun hubungan interpersonal yang kuat dengan keluarga dan
membantu mereka dalam merawat diri sendiri.
a. Pengkajian
1) Identitas : Seluruh keluarga dengan anggota keluarga schizofrenia di di
Wilayah kerja Puskesmas Pranggang sejumlah 60.
2) Besar sampel yang diambil sejumlah 12 responden.
3) Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang terdiri dari 39 pertanyaan dan lembar observasi Skala
HARS yang telah dimodifikasi untuk mengetahui tingkat cemas
keluarga dengan anggota keluarga schizofrenia menggunakan
pendekatan teori model Hildegard Peplau.

3
4) Lokasi penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Pranggang selama kurang lebih 9 bulan, diamulai pada bulan Januari
sampai September 2015
5) Hasil Skala HARS yang didapat Skor pre-test berkisar antara 1 hingga
39, dengan skor rata-rata sebesar 20. Skor post-test berkisar antara 0
hingga 26, dengan skor rata-rata sebesar 17,4
6) Saat diwawancarai Keluar Pasien mengatakan beberapa keluhan antara
lain sakit perut, mengalami gangguan tidur, mudah lupa, gelisah, dan
nyeri otot.
7) tingkat pendidikan hampir setengah responden tingkat pendidikan
SMP dan dari usia sebagian besar responden di atas 41-60 tahun.
8) Analisi Data
a) data subjektif:
- Keluarga yang memiliki anggota schizofrenia merasa cemas
dan khawatir terhadap kondisi anggota keluarga mereka.
- Keluarga merasa terbebani dengan tanggung jawab merawat
anggota keluarga yang mengalami schizophrenia
- Kecemasan keluarga mempengaruhi kehidupan sehari-hari
mereka.
b) data objektif yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
- keluarga Pasien Tampak Gelisah
- Gangguan Pola Tidur
- Dilakukan pengukuran tingkat kecemasan keluarga
menggunakan skala HARS yang telah dimodifikasi sebelum
dan setelah intervensi ACT
- Dilakukan observasi terhadap perubahan perilaku keluarga
yang terkait dengan kecemasan.
- Dilakukan pengamatan terhadap dampak kecemasan terhadap
kesehatan fisik keluarga.
- tingkat kecemasan keluarga diukur menggunakan Skala
Penilaian Kecemasan Hamilton yang telah dimodifikasi. Skor
pre-test berkisar antara 1 hingga 39, dengan skor rata-rata
sebesar 20. Skor post-test berkisar antara 0 hingga 26, dengan
skor rata-rata sebesar 17,4. Analisis paired T-test menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test,
dengan nilai p-value sebesar 0,001

b. Diagnosa Keperawatan
Ansietas (D.0080) b/d Krisis Situasional dd Keluarga yang memiliki
anggota schizofrenia merasa cemas dan khawatir terhadap kondisi anggota

4
keluarga mereka (DS) , Keluarga Pasien Tampak Gelisah (DO), gangguan
Pola Tidur (DO)

c. Intervensi
DIAGNOSA LUARAN / OUTCOME INTERVENSI
Reduksi Ansietas (I.09134)
Terapi Relaksasi (I.09326)

Ansietas Tingkat Ansietas (L.09093) Terapi Kognitif Acceptance And


(D.0080) b/d Perilaku Gelisah (5: Menurun) Commitment Therapy (ACT),
Krisis Situasional Pola Tidur (5: Membaik) Intervensi ACT ini mengajak
klien untuk tidak menghindari
tujuan hidup, walaupun upaya-
upaya yang sudah dilakukan
dapat ditemukan pengalaman-
pengalaman yang tidak
menyengangkan.

d. Implementasi
pelaksanaan ACT pada sesi 2 dan 3 dalam satu kali pertemuan.Selain itu,
terdapat beberapa responden yang dalam pemberian terapi tertunda pada
sesi terahir. Meskipun secara teori tidak ditentukan jumlah hari dalam
pemberian terapi ACT, namun sangat mungkin adanya faktor lain yang
mempengaruhi kondisi psikologis responden.
e. Evaluasi
Perubahan score rata-rata cemas dari 20 menjadi 17,4 dilakukan dengan
menggunakan terapi ACT.

3. SEHAT/SAKIT
a. Dalam penelitian ini, sehat/sakit dipandang sebagai kondisi yang dinamis
dan multidimensional. Keluarga dengan anggota schizofrenia mengalami
kecemasan yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka secara fisik,
emosional, sosial, dan spiritual. Intervensi ACT dilakukan untuk
mengurangi kecemasan keluarga dan membantu mereka mencapai
kesehatan yang optimal.
b. Diagnosa Medis
Skizofrenia adalah gangguan mental yang menimbulkan keluhan
halusinasi, delusi, serta kekacauan berpikir dan berperilaku. Skizofrenia di
tandai dengan adanya halusinasi penglihatan, pendengaran, atau
merasakan sesuatu yang tidak ada. Gejala lain dari skizofrenia dapat
berupa delusi, dan juga perilaku abnormal seperti penampilan aneh, bicara

5
tidak koheren, berkeliaran, bergumam atau tertawa sendiri, pengabaian
diri
c. Kecemasan atau Ansietas
Pengertian Menurut Stuart dan Sundeen (2016) kecemasan adalah keadaan
emosi tanpa objek tertentu. Kecemasan dipicu oleh hal yang tidak
diketahui dan menyertai semua pengalaman baru, seperti masuk sekolah,
memulai pekerjaan baru atau melahirkan anak. Karakteristik kecemasan
ini yang membedakan dari rasa takut.
d. Dampak dari Kecemasan yang mempengaruhi kesehatan
Menurut Priest (1991) bahwa individu yang mengalami kecemasan akan
menunjukkan reaksi fisik berupa tanda tanda jantung berpacu lebih dan
lutut gemetar,ketegangan pada syaraf di belakang leher, gelisah atau sulit
tidur, banyak berkeringat, gatal gatal pad kulit serta selalu ingin buang air
kecil.

4. LINGKUNGAN
a. Lingkungan dalam penelitian ini mencakup faktor-faktor yang
mempengaruhi keluarga dengan anggota schizofrenia, baik secara fisik
maupun sosial. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan dan interaksi
interpersonal keluarga. Dalam penelitian ini, perawat memperhatikan
lingkungan keluarga.
b. Selain itu, faktor-faktor lingkungan yang mungkin memengaruhi
kesehatan Keluarga Pasien dengan Anggota Pasien Skizoferonia, menurut
Paradigma keperawatan Aspek Lingkungan;
1) Faktor Internal : Usia sebagian besar responden di atas 41-60 tahun
2) Faktor External : tingkat pendidikan hampir setengah responden
tingkat pendidikan SMP

E. KESIMPULAN
Melalui Intervensi ACT dengan menggunakan pendekatan teori model
keperawatan Hildegard Peplau yang menjelaskan tentang hubungan interpersonal
(nurse-patient relationship) maka proses keperawatan akan teraplikasikan secara
optimal. Sehinga dapat disimpulkan Acceptance and Commitment Theraphy
(ACT) dapat menurunkan kecemasan keluarga dengan anggota keluarga
schizofrenia menggunakan pendekatan teori Hildegard Peplau di Wilayah Kerja
Puskesmas Pranggang.

6
DAFTAR PUSTKA
Lestari, L., & Ramadhaniyati. (2021). Falsafah Dan Teori Keperawatan. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2013–2015.
Rofli, M. (2021). Teori dan Falsafah Keperawatan. Paper Knowledge . Toward a
Media History of Documents, 5(2), 40–51.

Anda mungkin juga menyukai