INTERPERSONAL
PERAWAT-KLIEN
DI RUMAH SAKIT
Dosen Pengempu : I Made Rio Dwijayanto S.Kep.,Ns.,M.Kep &
I Ketut Andika Priastana S.Kep.,Ns.,M.Kep
BIOGRAFI
SEDIKIT TENTANG HILDEGARD E.PEPLAU
Hildegard Peplau atau yang sering dipanggil Peplau lahir di Reading Pensylvania ,1 September
1909.
Peplau lulus Diploma Keperawatan dari Pottstown,Pensylvania 1931 serta Lulus BA dari
Bennington College bidang interpersonal Psychology 1943 dan lulus MA bidang Keperawatan
Jiwa (Psychiatrict) 1947 dan dokter pendidikan bidang pengembangan kurikulum 1953.
Peplau memiliki pengalaman kerja dibidang keperawatan baik dirumah swasta maupun
pemerintah, 2 tahun di Kemiliteran US, Penelitian keperawatan, dan praktek paruh waktu di
keperawatan jiwa swasta.
Hildegard Peplau menerbitkan buku "hubungan interpersonal dalam keperawatan" 1952. Ia juga
menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah professional dgn topik mulai dari konsep
interpersonal sampai isu tentang bidang keperawatan.
KONSEP TEORI PEPLAU
ORIENTASI EKSPLOITASI
fase ini pasien mencari bantuan professional pasien akan mencoba mendapatkan manfaat yang
berdasarkan kebutuhan yang ia rasakan atau maksimum dari apa yang ditawarkan dalam
yang telah didiagnosis. Perawat mendukung hubungannya dengan perawat. Tujuannya bagi
pasien dalam upaya mencoba mengidentifikasi perawat dan pasien adalah mencoba mencapai
dan mengklarifikasi masalahnya tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
RESOURCE PERSON
.Perawat adalah orang yang dapat memberikan solusi
terhadap masalah tertentu dan yang dapat memberikan
layanan atau bertindak sebagai mediator.
TEACHER
Pada saat perawat melakukan tugas-tugasnya, terkadang ia
Peran
perlu melakukan peran seorang guru.Menurut Peplau
penyuluhan merupakan salah satu cara perawat
mengembangkan minat pasien pada apa yang harus ia
Perawat
ketahui dan bagaimana menghadapi informasi ini.
LEADER
perawat harus melatih kepemimpinannya dengan cara yang
demokratik, member informasi dan mendorong kerja sama
dalam rangka memastikan keterlibatan aktif pasien.
SURROGATE
Perawat memainkan peran seseorang yang berhubungan
dengan pasien. Sebagai contoh, perawat memainkan peran
ibu atau suami pasien, perawat dan pasien dapat
bekerjasama dalam hubungan ini dan menganalisis kaitannya
dgn diri dan penyakitnya
COUNSELOR
Dalam perannya sebagai konselor, perawat dapat
menerapkan berbagai teknik interpersonal untuk membantu
pasien menghadapi situasi yang ada dan menerimanya.
Tujannya untuk membantu pasien menerima kebutuhannya
untuk mengatasi masalah-masalahnya
Lanjutan...
GAMBARAN HUBUNGAN
INTERPERSONAL PERAWAT-KLIEN
BERDASARKAN APLIKASI TEORI
HILDEGARD PEPLAU DI RUMAH
SAKIT RAJAWALI BANDUNG
ARTIKEL
TAHUN 2020
Oleh :
Ida Lestari, Eny Kusmiran & Ahmad Arifin
Permasalahan yang dialami oleh pasien sebagian besar disebabkan oleh kesulitan dalam membangun atau
mempertahankan hubungan emosional interpersonal. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan
keterbukaan orang untuk mengungkapakan dirinya. Oleh karenanya, perawat dalam menjalin hubungan
interpersonal dengan klien perlu melakukan pendekatan agar terciptaanya keterbukaan antara perawat-klien.
TUJUAN
HASIL PENELITIAN
Hubungan interpersonal perawat-klien berdasarkan aplikasi teori Hildegard Peplau di rumah sakit Rajawali
Bandung pada tahun 2020 dalam kategori sangat baik sebanyak 73,6%. Perawat perlu mempertahankan
hubungan interpersonal yang baik dengan pasien, dengan begitu asuhan keperawatan dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Kepercayaan merupakan dasar utama dalam membangun hubungan interpersonal dan
komunikasi antara perawat-pasien menjadi kunci penting dalam membangun hubungan yang terapeutik.
Persamaan Teori dengan Jurnal
Berdasarkan Teori Hildegard Peplau dengan jurnal yang telah
dipaparkan , Rumah Sakit Rajawali sudah menerapkan Teori
Hildegard Peplau dalam hubungan interpersonal perwat dengan
KESIMPULAN
klien melalui empat fase yaitu fase orientasi, fase identifikasi,
fase eksploitasi dan fase resolusi.
Fase orientasi ditunjukkan pada saat kegiatan perawat mengkaji
masalah dan kebutuhan pasien. Fase identifikasi yaitu fase
dimana perawat mengidentifikasi pengetahuan dan kemampuan
pasien sehingga dapat membantu perawatan yang diberikan.
Fase eksploitasi merupakan fase pada saat pasien menggunakan
pelayanan keperawatan yang
tersedia. Fase resolusi merupakan fase akhir yaitu ketika pasien
tidak lagi membutuhkan pelayanan keperawatan
BUKTI HASIL PENELITIAN
FASE
fase identifikasi sesuai dengan tugasnya seperti menanyakan
perasaan klien terhadap masalah yang dihadapi,
IDENTIFIKASI memberikan peguatan positif, melibatkan pasien dalam
mengambil keputusan untuk rencana perawatan pasien, pasien
tidak lagi putus asa dengan kondisi yang dialami.
Hasil penelitian menunjukkan perawat telah
FASE melakukan fase eksploitasi sesuai dengan tugasnya
seperti memberi layanan sesuai dengan kebutuhan
EKSPLOITASI klien, menjelaskan perkembangan kondisi pasien
dengan bahasa sederhana.